Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELOMPOK 3
DESSY ELSYANTI
EIS KUSMITA
KEZIA VISILIA
OKTOPIOLANDA
RADIATUL FITRI
RORO ASTIE RIZKY
ROSY SRYNIATY
WIDYA OKTAVIONA
YOGA GUMILANG
LATAR BELAKANG
Hiperbilirubinemia merupakan salah satu
fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada
bayi baru lahir. Sekitar 25 – 50% bayi baru lahir
menderita ikterus pada minggu pertama. Bilirubin
ada 2 jenis yaitu bilirubin direk dan bilirubin
indirek. Peningkatan bilirubin indirek terjadi akibat
produksi bilirubin yang berlebihan, gangguan
pengambilan bilirubin oleh hati, atau kelainan
konjugasi bilirubin.
KONSEP PENYAKIT
DEFINISI
Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal. Nilai
normal bilirubin indirek 0- 0,3 mg/dl, bilirubin direk 0– 0,2
mg/dl.
Hiperbilirubinemia (ikterus bayi baru lahir) adalah
meningginya kadar bilirubin di dalam jaringan
ekstravaskuler, sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan
alat tubuh lainnya berwarna kuning. Pada bayi prematur
kadar billirubin lebih dari 10 mg/dl dan bayi cukup bulan
kadar billirubin 12 mg/dl merupakan keadaan yang tidak
fisiologis.
Hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi
bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kern
ikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin
tidak dikendalikan(Mansjoer, 2008).
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Hepar adalah organ terbesar dalam tubuh
manusia, terletak di sebelah atas dalam
rongga abdomen, disebelah kanan bawah
diafragma. Berwarna merah kecoklatan lunak
dan mengandung amat banyak vaskularisasi.
Hepar terdiri dari lobus kanan yang besar dan
lobus kiri yang kecil. Hati mempunyai berat
sekitar 1.5 kg. Walaupun berat hati hanya 2-
3% dari berat tubuh, namun hati terlibat
dalam 25-30% pemakaian oksigen. (Koolman,
J & Rohm K.H, 2001)
FUNGSI HEPAR ADALAH
Metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
Sintesa kolesterol dan steroid, pembentukan protein plasma
(fibrinogen, protrombin dan globulin)
Penyimpanan glikogen, lemak, vitamin (A, B12, D dan K)
dan zat besi (Ferritin)
Detoksikasi menghancurkan hormon – hormon steroid dan
berbagai obat-obatan
Pembentukan dan penghancuran sel-sel darah merah,
pembentukan terjadi hanya pada 6 bulan masa kehidupan
awal fetus
Sekresi bilirubin (pigmen empedu) dari bilirubin
unconjugated menjadi conjugated
METABOLISME BILIRUBIN TERDIRI
DARI EMPAT TAHAP :
Produksi.
Transportasi
Konjugasi.
Ekskresi.
ETIOLOGI
a. Peningkatan produksi
b. Gangguan transportasi akibat penurunan
kapasitas pengangkutan
c. Gangguan fungsi Hati yang disebabkan oleh
beberapa mikroorganisme atau toksion yang
dapat langsung merusak sel hati dan darah
merah seperti Infeksi, Toksoplasmosis,
Siphilis.
d. Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau
ekstra Hepatik.
e. Peningkatan sirkulasi Enterohepatik
misalnya pada Ileus Obstruktif
KLASIFIKASI
Ikterus prehepatik
Disebabkan oleh produksi bilirubin yang
berlebihan akibat hemolysis sel darah merah.
Ikterus hepatic
Disebabkan karena adanya kerusakan sel
parenkim hati. Akibat kerusakan hati maka
terjadi gangguan bilirubin tidak terkonjugasi
masuk ke dalam hati
Ikterus kolestatik
Disebabkan oleh bendungan dalam saluran
empedu sehingga empedu dan bilirubin
terkonjugasi tidak dapat dialirkan ke dalam
usus halus.
Ikterus neonatus fisiologi
Terjadi pada 2-4 hari setelah bayi baru lahir
dan akan sembuh pada hari ke-7. penyebabnya
organ hati yang belum matang dalam memproses
bilirubin.
Ikterus neonatus patologis
Terjadi karena factor penyakit atau infeksi.
Biasanya disertai suhu badan yang tinggi dan
berat badan tidak bertambah.
Kern Ikterus
Suatu kerusakan otak akibat perlengketan
Bilirubin Indirek pada otak terutama pada Korpus
Striatum, Talamus, Nukleus Subtalamus,
Hipokampus, Nukleus merah , dan Nukleus pada
dasar Ventrikulus IV.
PATOFISIOLOGI
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada
beberapa keadaan. Keadaan yang sering ditemukan
adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin
pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat
ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran
eritrosit, polisitemia.
Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat
menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal
ini dapat terjadi apabila kadar protein Y dan Z
berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan
lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin
adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar
atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi
misalnya sumbatan saluran empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik
dan merusak jaringan tubuh. Toksisitas terutama
ditemukan ada bilirubin indirek yang bersifat sukar
larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat
ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel
otak apabila bilirubin tadi dapat menembus darah
otak.
Kelainan yang terjadi pada otak disebut Kernikterus.
Pada umumnya dianggap bahwa kelainan pada syaraf
pusat tersebut mungkin akan timbul apabila kadar
bilirubin indirek lebih dari 20 mg/dl. Mudah tidaknya
kadar bilirubin melewati darah otak ternyata tidak
hanya tergantung pada keadaan neonatus. Bilirubin
indirek akan mudah melewati darah otak apabila bayi
terdapat keadaan Berat Badan Lahir Rendah, dan
hipoksia
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS
Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan
membran mukosa.
Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama
disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi baru
lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik atau infeksi.
Jaundice yang tampak pada hari ke dua atau hari ke
tiga, dan mencapai puncak pada hari ke tiga sampai
hari ke empat dan menurun pada hari kelima sampai
hari ke tujuh yang biasanya merupakan jaundice
fisiologis.
Muntah, anoksia, fatigue, warna urin gelap dan
warna tinja pucat, seperti dempul.
Perut membuncit dan pembesaran pada hati.
Pada permulaan tidak jelas, yang tampak
mata berputar-putar
Letargik (lemas), kejang, tidak mau
menghisap
Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi
mental
Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut
dapat disertai spasme otot, epistotonus,
kejang, stenosis yang disertai ketegangan
otot.
KOMPLIKASI
31 1 1 0
1. Jenis Persalinan
Persalian spontan, tidak ada komplikasi
kehamilan serta tdak ada rupture plasenta,
preeklampsia, suspect sepsis, persalinan,
prematur/ postmatus.
2. Perawatan Antenatal : -
PENGKAJIAN NEONATUS
1. Reflek
Moro
Menghisap klien kuat dan Menggenggam klien lemah
2. Tonus/aktivitas
Tonus otot :aktif dan klien menagis keras
3. Kepala/leher
Inspeksi : Rambut hitam, distribusi rambut rata,
rambut bersih, sutura sagita tepat.
Palpasi : Tidak ada benjolan maupun luka, Fontanel
anterior lunak, gambaran wajah simetris
4.Mata
Inspeksi :Mata kanan dan kiri simetris, tidak ada
lingkar gelap pada daerah orbitapal pebra mata,
konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik, pupil isokor
pupil kanan 2 mm kiri 2 mm, lensa jernih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, teraba kenyal.
5.Hidung
Inspeksi :Lubang hidung kanan dan kiri simetris,
bersih, terdapat bulu-bulu halus di dalam lubang
hidung, tidak tampak napas cuping hidung dan
sinusitis.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
6.Telinga
Inspeksi :Daun telinga kanan dan kiri simetris,
lubang telinga baik kanan maupun kiri bersih, klien
mampu mendengar orang berbicara tanpa harus
7.Abdomen
Inspeksi :Tidak tampak pembesaran umbilikus,` tidak ada
hiper/hipopigmentasi, tidak ada distensi abdomen.
Auskultasi : Peristaltik usus kuadran kanan bawah
3x/menit, kuadran kanan atas 2x/menit, kuadran kiri atas
2x/menit, kuadran kiri bawah 1x/menit.
Perkusi : Timpani
Palpasi : lunak, live tidak teraba, tidak ada nyeri tekan,
lingkar perut 42 cm.
8.Toraks
Inspeksi :Dada kanan dan kiri simetris, tidak ada
hiper/ hipopigmentasi, konfigurasi 1: 2, tidak tampak
penggunaan otot bantu pernapasan, ekspansi dada
bebas, klavikula normal, retraksi derajat 0.
9.Paru-paru
Inspeksi : Respirasi spontan.
Auskultasi :Suara nafas vesikuler.
Palpasi : Taktil vemitus sama antara kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor pada lapang paru kiri, dan sedikit redup
pada lapang paru kanan.
10. Jantung
Inspeksi : Tidak tampak denyutan ictus cordis
Auskultasi :Terdengar bunyi jantung I lup dan bunyi
jantung II dup .
Palpasi :Ictus cordis tidak teraba.
Perkusi :Terdengar pekak sampai daerah mid axila
anterior sinistra.
11.Ekstremitas
Inspeksi :
Ekstremitas Atas : Tidak ada keterbatasan rentang
gerak sendi, capilary refill < 3 detik,
Ekstremitas Bawah : Tidak ada keterbatasan
rentang gerak sendi, tidak tampak edema, tidak
tampak ada luka.
12.Umbilikus
Inspeksi :Normal, kering, dan tidak ada
inflamasi.
13.Genital
Inspeksi : Laki-laki normal, penis berlubang,
testis turun.
14.Anus
Inspeksi : Paten , berlubang.
15.Kulit
Inspeksi : Warna kulit jaundice, turgor elastis dan
kulit teraba hangat.
16.Suhu
Lingkungan : Boks fototerapi
Suhu kulit : 3670 C
HASIL LABORATURIUM
Prosedur Tanggal Indikasi Hasil Nilai Analisa
Diagnostik/la Pemeriksa dan tujuan normal
boratorium an
Bilirubin total 9 Jan 2015 Untuk 17,14 mg/dl High
Bilirubin direk mengetahui 0,31 mg/dl 0-0,2
Bilirubin bilirubin 16,83 mg/dl 0-10
indirek