Вы находитесь на странице: 1из 127

ANALISIS KIMIA

PLTU
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
Analisis Kimia Air
Siklus hidrologi air

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Sifat Zat-Zat Yang Terkandung Dalam Air

Pada umumnya gangguan terhadap suatu


peralatan/sistem yang bermedia air adalah
disebabkan oleh zat-zat, yang umumnya
bersifat korosif dan pembentuk
deposit/kerak. Zat-zat tersebut dapat
berupa gas, zat padat, cair dan mikro
organisme

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Zat-zat terkandung dalam air berupa gas

Seperti carbon dioksida (CO2) sulfur dioksida (SO2) sulfur trioksida


(SO3) oksigen (O2) dan lain-lain. Air yang mengandung gas-gas
tersebut akan bersifat korosif, yaitu:
Fe: CO2 + H2O  H2CO3 FeCO3
SO2 + H2O  H2SO3  FeSO3 + H2
SO3 + H2O  H2SO4 FeSO4

Sedangkan gas oksigen tersebut bersifat oksidator


2Fe + 2H2O + O2  2Fe(OH)2
4Fe(OH) + 2H2O + O2  4Fe(OH)3

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Zat-zat terkandung dalam air berupa zat cair

Kandungan zat cair dalam air dapat berupa asam, seperti asam
khlorida (HCI), asam sulfat (H2SO4), atau basa amoniak cair
(NH4OH), juga minyak, yang umumnya berasal dari limbah
industri.

Asam-asam dalam air menimbulkan air bersifat korosif terhadap


peralatan dari logam, sedangkan amoniak cair korosif terhadap
peralatan yang terbuat dari tembaga (CU), kuningan (Cu – Zn),
alumunium brazz (Cu – Al) dan lain-lain.

2 CU + O2 + 8 NH4OH  2 CU (NH3)4(OH)2 + 6 H2O

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Zat-zat terkandung dalam air berupa zat padat

Air yang tidak murni selalu mengandung padatan yang dapat


dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan besarnya partikel.
• Padatan terlarut
• Padatan tersuspensi dan koloid
• Padatan sedimen

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Padatan terlarut

• Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang


larut dalam air, seperti kalsium khlorida (CaCl2), magnesium sulfat
(MgSO4), magnesium chlorida (MgCl2), natrium chlorida (NaCl), natrium
silikat (Na2SiO3). Garam-garam kalsium dan magnesium menjadikan air
bersifat sadah dapat menimbulkan gangguan terjadinya kerak (CaCO3,
CaSO4) dan lumpur (MgCO3, Mg(OH)2)

Ca(HCO3)2  CaCO3 + H2O + CO2


Ca Cl2 + SO4-2  CaSO4 + 2 Cl-
Ca Cl2 + CO3-2  CaCO3 + 2 Cl-
Kerak
Mg(HCO3)2  MgCO3 + H2O + CO2
Mg SO4 + CO3-2  MgCO3 + SO4-2
Mg Cl2 + CO3-2  MgCO3 + 2 Cl-
Lumpur

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Padatan tersuspensi dan koloid

• Padatan jenis ini menyebabkan air menjadi keruh, tidak larut, tidak
dapat mengendap langsung, seperti tanah liat, koloid, termasuk
koloid silikat.

• Tanah liat ini dalam bentuk suspensi dapat berbulan-bulan, kecuali


bila keseimbangannya terganggu oleh zat-zat lain, seperti tawas
(alum), sehingga terjadi penggumpalan dan mengendap

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Padatan terendap (Sedimen)

• Sedimen adalah yang padatan yang dapat langsung mengendap


jika air didiamkan.
• Padatan yang mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel
padat yang berukuran lebih besar dari padatan tersuspensi, relatif
besar dan berat, seperti pasir (SiO2) menimbulkan erosi pada material
dan penyumbatan aliran air.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Kandungan Micro Organisme
Micro organisme seperti ganggang dan bakteri akan dapat tumbuh dengan baik
pada sistem air pendingin open sirkit yang menggunakan air laut, maupun
dengan sistem menara pendingin (Cooling tower).
Jumlah partikel untuk mencapai volume Luas
Diameter Waktu
Macam zat yang sama dengan partikel berdiameter permukaan
partikel ... mm pengendapan
φ 10 mm cm 2
sedimen
10 batu kerikil 1 3,14 0,3 detik
1 pasir 10 3 31,42 3 detik
10 -1 pasir lembut 10 6 314,2 38 detik
10 -2 lumpur 10 9 3140 55 jam
10 -3 bakteri 10 12 31400 230 jam

partikel koloid partikel koloid


10 -4 10 15 311772 6,3 tahun
10 -5 10 13 2333 m2 63 tahun
10 -6 10 21 28329 m2

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pengaruh Zat-zat Terkandung Terhadap Sistem

• Zat-zat yang mempengaruhi sistem

Garam-garam yang dapat menimbulkan


deposit/kerak, seperti garam-garam kalsium
(Ca++), magnesium (Mg++) dan silikat (SiO3-2)

Akibat dari hal- hal diatas antara lain adalah:


• Silinder liner tersumbat, mesin dapat pecah (PLTD)
• Dapat menimbulkan exhaus valve dapat patah
karena termal stress .
• Pipa boiler dapat pecah (PLTU/PLTGU)
• Turbin deposit dan unbalance (PLTU/PLTGU)
• Sel-sel pada hypochlorite generator terbakar.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Zat-zat padat tersuspensi

• koloid silikat dan pasir. Kandungan air ini dapat langsung


menimbulkan kerak atau lumpur sehingga dapat menyebabkan
erosi pada sistem air pendingin, mengurangi pertukaran panas dan
penyumbatan-penyumbatan (PLTD /PLTU /PLTGU) .

Garam-garam chlorida

• (Cl) Oksigen terlarut (O2), Karbon dioksida (CO2), Sulfur dioksida (SO2)
dan asam-asam (H+) dan amoniak (NH4OH) dalam air pendingin dapat
menimbulkan korosi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gas-gas oksigen (O2), CO2 dan SO2

• Gas-gas ini dapat masuk ke dalam


sistem melalui kebocoran seal
pompa, gas buang masuk sistem
air pendingin PLTD melalui
kerusakan seal silinder head juga
melalui air make up atau cooling
tower.

• Gas oksigen terlarut dapat


menimbulkan korosi lubang
(pitting), sedangkan gas CO2 dan
SO2 dapat menimbulkan korosi
merata pada pipa sisi air.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Asam-asam HCI, H2SO4 dan NH4OH

• Asam-asam ini dapat menimbulkan


korosi merata pada sirkit air yang
dilaluinya. Terbentuknya asam ini dapat
berasal dari air buangan industri,
kebocoran gas buang pada PLTD atau
dari hidrolisa garam tidak stabil waktu
ada kebocoran kondensor di PLTU,
yang menyebabkan pH air < 7.

• Amoniak cair (NH4OH) akan dapat


melarutkan material sistim air
pendingin yang terbuat dari Cu,
seperti tube-tube intercooler, radiator,
heat exchanger, tube tube kondensor
dan lain lain.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Micro Organisme

• Micro organisme jenis


ganggang dapat
menyumbat saringan-
saringan air pendingin,
tube-tube kondensor,
pompa-pompa dan
mengurangi kecepatan
pertukaran panas.

• Bakteri merupakan salah


satu jenis micro organisme
yang dalam air merusak
bangunan-bangunan
cooling tower yang terbuat
dari beton

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Penanggulangan Terhadap Pengaruh Kandungan Air

Secara prinsip ada beberapa cara penanggulangan, yaitu :


• Mengolah fluida/media/lingkungan, menjadi media yang sesuai kriteria
yang dibutuhkan (pengolahan air).
• Membuat material yang tahan terhadap korosi atau stress.
• Membuat lapis lindung pada permukaan material.
• Menggunakan cathodic protection.

coating

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pengolahan Air

Eksternal Water Treatment


• Flokulasi dan koagulasi
• Proses pengendapan kimia
• Filtrasi
• Evaporasi/Desalinasi
• Pertukaran ion
• Reverse Osmosis (Osmosis Balik)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Flokulasi dan Koagulasi
• Flokulasi dan koagulasi merupakan proses penyatuan partikel- partikel
yang halus dan kotoran- kotoran koloid dalam air menjadi satu massa
yang segera dapat dipisahkan dan disaring.

• Partikel -partikel koloid mempunyai permukaan yang luas, sehingga


mereka tetap dalam keadaan suspensi dan partikel- partikel suspensi
mempunyai muatan listrik negatif yang menyebabkan saling tolak
menolak sehingga tidak dapat bersatu.

• Ada beberapa macam koagulasi yang dipakai, seperti garam


alumunium sulfat (AI2SO4), Fery sulfat Fe2 (SO4)3, Fery Chlorida
(FeCI3) dan lain-lain.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Proses Pengendapan Kimia

• Pada proses ini zat-zat kimia ditambahkan untuk bereaksi dengan mineral-
mineral yang terlarut dalam air, dan menghasilkan endapan. Cara ini dapat
mengurangi ion-ion kalsium dan magnesium terlarut dan CO2, seperti pada
proses kapur soda (lime soda softener) berikut ini:

Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2  2 CaCO3 + 2H2O


Mg(HCO3)2 + Ca(OH)2  2 CaCo3 + Mg(OH)2 + 2H2O
Sadah sementara kapur Lumpur yang dapat dipisahkan

MgCI2 + Ca(OH)2  Mg(OH)2 + CaCO3


MgCI2 + Ca(OH) 2  Mg(OH)2 + CaCI2
Sadah tetap lumpur sadah tetap
CO2 + Ca (OH)2  2 CaCO3 + H2O

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


• Dalam hal ini kapur hanya efektif untuk mengurangi kesadahan
sementara. Untuk mengendapkan kesadahan tetapnya, dipakai
soda abu (Na2CO3), dengan reaksi:

Ca CI2
CaSO4 + Na2CO3  CaCO3 + Na2SO4
MgSO4 MgCO3 2NaCl
MgCl2
Sadah tetap Lumpur Air lunak

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Kontruksi Sand Filter
Filtrasi (penyaringan)
• Ada beberapa macam
saringan untuk
menjernihkan air dari
partikel-partikel yang
tersuspensi dan terendap,
antara lain yang sering
terpakai adalah sand Filter
(saringan pasir) dan carbon
filter (saringan carbon).

• Kelebihan carbon filter


adalah dapat menyerap
warna, bau dan koloid

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


proses pengolahan air dengan sistem flokulasi, koagulasi, pengendapan
kimia, filtrasi/penyaringan (Instalasi Pengolahan air minum mini dengan
bahan baku air sungai)

Injeksi bahan kimia:


• Caustic soda.
• Alumunium sulphate(tawas/alum)
• Polyelectrolyte.
• Calsium hypoichlorite(kaporit)
(desinfektan).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Evaporasi

• Cara ini sama prinsipnya dengan distilasi, yaitu air yang diolah diuapkan
kemudian diembunkan menjadi air distilate (air tawar).

Diagram Evaporator

• Bila airnya sadah maka akan dapat menimbulkan kerak pada tangki
karenanya pula sebelum masuk ke tangki diberi bahan kimia anti scale,
seperti poli posphat, dan endapan yang terjadi diblowdown. Alat
evaporasi ini disebut evaporator

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
Desalinasi
• Alat untuk mengurangi kadar garam dengan cara evaporasi disebut juga desalination
plant. Ada beberapa sistem Desalination plant yang dipakai di PLTD/PLTGU, diantaranya
adalah one through multiple stage flash evaporator, dan circulating multiple stage flash
evaporator.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Brine Recirculation Multiple
Stage Flash ( MSF ) Evaporator

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pertukaran ion
• Reaksi kimia antara zat padat (penukar ion dan fluida yang mana
ion-ion ditukar dari satu zat ke zat yang lain.
• Ada 2 macam penukar ion, yaitu penukar kation dan penukar anion.
• Zeolit adalah penukar kation yang tersusun secara alamiah dari
Natrium, Alumunium dan pasir (Na2O, YAI2O3, 2SiO2.aH2O) berfungsi
mengadakan pertukaran kation antara yang terlarut dalam air
terutama ion calsium (Ca++) dan Magnesium (Mg++) dengan ion
Natrium (Na+) yang terdapat pada Zeolite.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Ca++Ci-2 + Ca++Ze- + 2 Na+CL- + Na+2Ze-  Mg++SO4-Mg++Ze- + Na+2SO4
Kandungan Zeolite Jenuh Air lunak Air aktif

Zeolite yang sudah jenuh dapat diaktifkan kembali dengan jalan dialiri larutan sodium
clorida (NaCI).

Ca++Ze- + 2Na+ CI  Na+2Ze- + CaCe-2


Mg++Ze- + 2Na+CI-  Na+Ze- + Mg++CI-2
Zeolite jenuh Zat yang Zeoliter aktif Air sadah dibuang
meregenerasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Penukar kation dan anion

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Hydrogen Ion Exchanger
• Bila dilewatkan melalui resin
kation (Hydrogen cation
exchanger), maka ion-ion
positif dalam air akan ditukar
dengan ion Hydrogen yang
terdapat dalam resin

Na+CL- + R-H+ H+Cl- + R-Na+


Resin Kation
Ca+2CI2 + 2 R-H+  R-2Ca+2 + 2H+CI-
Mg+2CI2 + 2 R-H+  R-2Mg+2 + 2H+CI-
Kandungan Resin Resin
air Kation non aktif
Ca+2(HCO3)2 + 2R-H+  R-2Ca+2 + H+2CO-23

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


• Bila resin kation telah jenuh, berarti tidak dapat lagi menukarkan ion
Hydrogennya, maka resin sudah diaktifkan kembali, dalam hal ini
melalui proses regenerasi. Zat yang dipakai untuk regenerasi adalah
asam, biasanya asam chlorida (HCI) atau asam sulfat H2SO4

R-2Ca+2 + H+2SO4-2  2R-H+ + Ca2+SO4-2


R-2Ca+2 + 2H+CI-  2R-H+ + Ca+2CI-2
Resin Zat yang Resin Kandungan
jenuh meregenerasi aktif sisa regenerasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Hydroxyl Ion Exchanger (Resin Anion)

• Pada umumnya air yang


melalui resin anion ini adalah
yang telah dilewatkan melalui
resin kation, jadi air yang
mengandung asam

H+2SO4-2 + 2R+OH  R+2SO4-2 + 2H+OH-


H+CI- + R+OH-  R+CI- + H+OH-

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Typical Spesifikasi Kwalitas Air Yang Dipakai
Untuk Pengisi Demineralising Plant

Constituent Limit Pretreatment


TSS Essentially zero Clarification / filtration polishing filter – 20 micron
Lime softening Chlorination/filtration Activated carbon
Organics Essentially zero
filtration

Chlorine < 0 . 1 mg/l Actived carbon filtration Dechlorination

Lime softening/filtration Filtration


Iron (ferric) < 0 .1 mg/l
Manganese greendsand - filtration

TDS Typically < 500 mg/l Desalination ( R O or other )

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Reverse Osmose

• RO (Reverse Osmosis) adalah suatu


metode pemurnian melalui membran
semi permeable di mana suatu tekanan
tinggi (50-60 psi) diberikan melampaui
tarikan osmosis sehingga akan memaksa
air melewati proses osmosis terbalik dari
bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke
bagian dengan kepekatan rendah.

• Selama proses ini terjadi, kotoran dan


bahan yang berbahaya akan dibuang
sebagai air tercemar.

• Molekul air dan bahan mikro yang lebih


kecil dari pori-pori RO akan melewati
pori-pori membran dan hasilnya adalah
air yang murni

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
• Cahaya infra merah jauh yang dipancarkan membran semipermiable dapat
mengaktifkan molekul air di mana air yang berenergi mempunyai fungsi-
fungsi sebagai berikut:

• Membuang racun
• Memusnahkan bakteri.
• Mempunyai daya kelarutan yang tinggi.
• Membuat seimbang pH air.

• Dewasa ini sistem Reverse Osmose semakin banyak diminati kalangan


industri water treatment maupun perumahan untuk mendapatkan air bersih
(pure water) karena faktor simple unuk prosesur pengoperasian maupun
pemeliharaannya.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Membran RO

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Internal Water Treatment

Chemical Treatment

a. Sistem air kondensat

Hydrazine (N2H4) diinjeksikan kedalam


dicharge pompa kondensat (Condensate
Pump Discharge) atau sesudah
Condensate Polisher agar dapat
mengikat oksigen terlarut dan mengatur
pH air condensate antara 9,2 – 9,4, juga
agar pada inlet deaerator kadar hydrazine
mencapai minimum 10 ug/l. Oksigen
terlarut didalam air kondensat harus dijaga
serendah mungkin jika lebih dari 20 ug/l,
maka harus diidentifikasi sumber
kebocoran dan ambil langkah pembetulan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Sistem Air Pengisi

• Tujuan Internal Treatment di Analisis Harga


daerah air pengisi ini adalah Total Fe 10 ug/I
untuk mengurangi kontaminasi Total Cu 10 ug/I
dan korosi, yang dapat
menjadikan air boiler dan pH 9,2 – 9,4
spray Desuperheater O2 di air kondensat 20 ug/I
terkontaminasi di deaerator 5 ug/I
N2H4 di air kondensat 20 ug/I
di deaerator outlet 10 ug/I
NH4OH < 1000 ug/I

Batasan untuk air pengisi dapat dilihat pada tabel diatas :

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


• pH air pengisi dikontrol antara 9,2 – 9,4 dengan penambahan amonia
sesudah condensat polisher.
• Dalam hal ini membutuhkan antara 0,5 – 1 ppm amonia.
• Pengaturan pH ini untuk mengurangi korosi pada baja dan tembaga di
high pressure feed heater.
• Hydrazine juga diinjeksikan secara kontinu di discharge condensate pump
atau sesudah condensate polisher dan pada deaerator outlet, agar kadar
N2H4 dijaga < 10 ug/I di economiser inlet

Kontaminasi pada air pengisi disebabkan :


• Kebocoran kondensor, sehingga Ca+2 , Mg+2 dan CI- dapat masuk ke
boiler.
• Kebocoran udara masuk ke kondensor atau daerah lain, sehingga
Oksida Fe dan Cu dari korosi tube condensor dan heater heater dapat
masuk ke boiler.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


• Hydrazine meskipun bereaksi lambat dengan oksigen, namun
dapat mereduksi oksida-oksida Fe2O3 pada sistem air
pengisi menjadi Fe3O4 (Magnetite Film).

Tabel Economiser Inlet

Discharge BFP Normal Level 1 Level 2 Level 3

> 50 < 10 ug/I > 10 < 20 ug/I > 20 ug/I Maksi 4 j/th
Disolved Oxygen < 5 ug/I
Maksimum 336 j/th Maksimum 48 jam/th Unit out of service

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Sistem Air Boiler
• Air boiler harus dijaga dalam kondisi normal , Internal boiler
water pada boiler tekanan rendah biasanya dengan injeksi
garam fosfat, untuk mengkontrol pH air boiler dan mencegah
terbentuknya kerak Ca dan Mg sulfat atau silkat.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Tabel Standard Air Kondensat Dan Air Penambah
(Untuk Ketel Bertekanan 170 /kg/cm2)

Item pH SC CC SiO2 DO2 Cu Fe


< 0,3 Μ
< 10 Μ
mho/cm
mho/Cm < 0,01
Cation < 0,02 ,0,015 < 0,02
Air Kondensat 9,2-9,5 (Specific ppm
Conductiv ppm ppm ppm
Conductivit
ity
y)

< 0,3 Μ
< 0,02
Air Penambah 7 mho/cm
ppm

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Air Pengisi Ketel

Item pH SC SiO2 DO2 N2H4


Air pengisi 9,2-9,5 < 10 μ mho/cm <0,02 0,007 < 0,03- 0,05
ketel (specific conductivity) ppm ppm ppm

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Standard Air Pengisi Ketel (untuk ketel bertekanan 170 kg/cm2)

Tekanan kerja (atm) 40 atm 60 atm 80 atm


Oksigen terlarut (ppm) < 0.02 < 0.02 < 0.02
< 0,05 < 0,001
Total besi (ppm) < 0,05
< 0,01 < 0,005
Total tembaga < 0,01
8-9 8-9
pH pada 25°C 8-9
<0,5 <0,3
Conductivity (μS/cm) < 1,0 - -
Chlorida - 0,01 - 0,03 0,01 - 0,03
Hydrazin (N2H4) 0,01 - 0,03 < 10 <4

Silika (ppm) - < 10 <3

Phosphat (ppm) <10

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
Analisis Kimia Bahan Bakar
Macam-macam bahan bakar

• Adalah suatu bahan yang apabila bereaksi dengan oxigen dapat


terbakar.
• Bahan bakar umumnya mengandung unsur-unsur kimia carbon (C),
Hidrogen (H), dan sulfur/belerang (S), yang akan menghasilkan
energi panas, karena unsur-unsur tersebut di ruang bakar akan
teroksidasi dan membentuk gas/asap
• Selain ketiga unsur tersebut diatas bahan bakar juga mengandung
air (H2O), nitrogen (N2), abu (A) dan Oksigen (O2)
• Pada bahan bakar berat (minyak residu/minyak bakar), masih ada
unsur-unsur terkandung lainnya yaitu: Vanadium (V),
Natrium/Sodium (Na) dan sediment

Padat : batu bara, arang, kayu, dll


Cair : minyak solar, minyak Diesel, minyak residu, dll
Gas : LPG, Gas alam, dll

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Bahan Bakar Padat - Batu Bara
• Adalah jenis arang yang terjadi secara alami selama bertahun-tahun
lalu. Berdasarkan perkiraan tahun terjadinya batu bara digolongkan
menjadi 4 bagian

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Bahan Bakar Cair

a . Minyak Solar
Minyak solar adalah bahan bakar minyak jenis distillate berwarna
kuning coklat dan jernih. Minyak solar ini pada umumnya dipergunakan
sebagai bahan bakar pada semua jenis mesin diesel.

b . Minyak diesel
Minyak diesel adalah bahan bakar minyak jenis distillate yang mengandung
fraksi-fraksi berat atau campuran dari jenis distillate dengan fraksi-fraksi
yang berat (residual fuel oil) berwarna hitam serta gelap, tetapi tetap
cair pada suhu yang rendah.

c . Minyak residu/bakar
Minyak bakar adalah bahan bakar minyak, jenis residu, yang lebih
kental dan mempunyai titik tuang (pour point) yang lebih tinggi dari
pada minyak diesel serta hitam gelap.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Bahan Bakar Gas.

a . LPG (Liquid Petrolium Gas)


Adalah jenis bahan bakar campuran
hidrocarbon yang berada dalam phasa gas
pada keadaan atmosfir normal dan dicairkan
dengan memberikan tekanan yang tidak terlalu
tinggi (kurang dari 13,6 atmosfir absolut).

b . Gas alam
Bahan bakar gas alam adalah hasil proses
secara alamiah yang sebagian besar terdiri dari
metana (CH4), sebagian kecil hidrokarbon
seperti etana (C3H8), butana (C4H10) dan
komponen bukan hidrokarbon seperti nitrogen
(N2), karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida
(H2S) helium (He ) dan uap air. Gas alam
dipergunakan baik sebagai bahan baku industri
sebagai bahan bakar.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Parameter Bahan Bakar.

Berat Jenis

• Adalah perbandingan berat bahan bakar minyak dengan berat dari air
pada jumlah dan temperatur yang sama (umumnya 60 OF). Bahan
bakar minyak umumnya mempunyai berat jenis antara 0,82 dan 0,96
atau dengan arti kata lain bahan bakar minyak adalah lebih ringan
dari pada air. Di Amerika untuk berat minyak ini umumnya
menggunakan satuan lain, yaitu: Derajat API (America Petrolume
Institute) dan dihitung sebagai berikut:

141,5
Derajat API = ----------------------- - 131,5
Berat jenis 60/60

• Sehingga air pada 60 OF mempunyai API Gravity lebih dari 10 OF .


Kegunaan berat jenis ini adalah untuk menghitung berat dari minyak
dimana besaran isinya telah diketahui.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Nilai Kalor
• Umunya bahan bakar minyak mempunyai nilai kalor antara
18.300 – 19.800 BTU/lb atau 10.160 – 11.000 kcal/kg.

• Nilai kalor ini adalah besarnya panas yang diperoleh dari


pembakaran suatu jumlah tertentu minyak didalam zat
asam. Makin tinggi berat jenis suatu minyak solar
mempunyai nilai kalor lebih besar dari pada minyak
diesel

• Untuk alasan-alasan praktis, sering juga digunakan


satuan lebih rendah dari pada nilai kalor dan rata-rata
besarnya perbedaan antara nilai kalor dengan nilai kalor
bersih adalah sebagai berikut :
• Untuk minyak solar 1.200 BTU/1b atau 667 kcal/kg
• Untuk minyak diesel 1.100 BTU/1b atau 612 kcal/kg
• Untuk minyak bakar 1.000 BTU/1b atau 556 kcal/kg

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Viskositas

• Viskositas adalah suatu ukuran dari


besarnya perlawanan suatu bahan cair
untuk mengalir atau ukuran dari
besarnya tahapan geser dalam dari suatu
bahan cair. Makin tinggi viskositas makin
besar tahan geser dalamnya. Viskositas
ini diukur dengan mengukur waktu dari
mengalirnya suatu minyak yang
banyaknya telah ditentukan melalui
lubang suatu viscometer.
• Sebagai standard viskositas digunakan:
• Redwood I diukur dalam detik
• Saybolt universal diukur dalam
detik
• Engler diukur dalam OE
• Kinematic diukur dalam centi-stoke

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Belerang

• Belerang terdapat dalam semua


bahan bakar minyak dalam jumlah
yang sangat sedikit. Tapi karena
belerang bersifat korosif, maka
pembatasan dari banyaknya belerang
adalah sangat penting didalam
spesifikasi bahan bakar minyak.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Arang

• Pemeriksaan karbon (conradson atau


rams bottom test) pada minyak solar
dan minyak diesel adalah diperlukan
untuk dapat menaksir kemungkinan
terbentuknya arang yang berasal dari
bahan bakar minyak tersebut, karena
hal ini akan menyebabkan adanya
kerak arang pada injektor.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Air dan Endapan

• Air dan endapan yang terdapat didalam bahan bakar minyak adalah
sangat sedikit, sekalipun pada minyak bakar.

• Air yang banyak didalam minyak bakar akan menyebabkan matinya


api di dapur. Juga karena air, lebih-lebih air asin (air laut) didalam
minyak akan menyebabkan rusaknya injektor-injektor dari mesin
yang bersangkutan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Titik tuang

• Titik tuang (pour point) suatu minyak


adalah suhu terendah, minyak dapat
mengalir karena beratnya sendiri. Titik
tuang ini diperlukan sehubungan
dengan kondisi penyimpanan dan
pemakaian dari bahan-bahan bakar
minyak tersebut

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Titik Nyala

• Titik nyala suatu bahan bakar minyak


adalah suhu terendah dari minyak
apabila pada permukaan minyak
tersebut didekatkan suatu api. itik nyala
ini diperlukan, sehubungan dengan
keamanan penyimpanan dan
pengangkutan bahan bakar minyak
terhadap bahaya kebakaran.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Kadar abu

• Kadar abu adalah sisa-sisa minyak


yang tertinggal, setelah semua
bagian yang dapat terbakar dalam
minyak, terbakar habis. Dari kadar
abu ini dapat diperkiraan banyaknya
logam-logam yang terdapat didalam
minyak residu seperti karat besi,
pasir dan lain-lain elemen logam.
Kadar abu ini dapat berasal dari
minyak bumi sendiri dan juga dapat
bertambah besar selama dalam
penyimpanan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Jumlah Cetan
• Jumlah cetan didalam bahan bakar minyak diperlukan untuk
mencegah adanya ”diesel knock” atau pukulan didalam ruang
pembakaran mesin diesel.
• Untuk mesin diesel yang berputar cepat diperlukan bahan bakar
minyak dengan jumlah cetan yang tinggi dan untuk mesin diesel
yang berputar lambat diperlukan bahan bakar minyak dengan
jumlah cetan yang rendah

Flame point
• Temperatur terendah, dimana bahan bakar dapat bereaksi dengan
oksigen.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Alkalinity (TBN/Total base number, ASTM 2996)

• Angka netralisasi, jumlah alkaline


yang digunakan untuk menetralisir
asam terlarut dalam bahan bakar.
Alkalinity/angka netralisasi/angka
asam ini diperlukan, karena
penunjukan adanya angka asam
adalah penyebab korosi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pengaruh Proses Kimia Pada Sistem Pembakaran

• Pembakaran adalah suatu proses kimia reaksi oksidasi antara bahan


bakar dengan oksigen di udara yang berlangsung sangat cepat

• Reaksi pembakaran yang baik adalah bila bahan bakar dapat terbakar
habis dengan jumlah udara yang diharapkan, apa yang dimaksudkan
jumlah udara yang diharapkan terkandung pada tujuan atau
penggunaan mesin tenaga yang bersangkutan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Sifat-sifat bahan bakar yang
mempengaruhi pembakaran
Arang/Karbon
• Banyaknya sisa karbon yang tidak terbakar membuktikan bahwa terjadi
pembakaran tidak sempurna, hal ini selain mempengaruhi besarnya
nilai kalor yang dihasilkan selama proses pembakaran juga
menyebabkan jelaga/endapan karbon diruang bakar.
C + O2  CO2
(12 gr) (32 gr) (44 gr) Carbon dioksida (pembakaran sempurna)

2 C + O2  CO Carbon Monoxida (pembakaran tidak sempurna)

CO2 + C  2 CO Carbon Monoxida

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Air
• Air dalam minyak bakar (residu) konsentrasinya lebih besar dari pada
dalam minyak solar.
• Air akan mempengaruhi warna minyak karena air mudah melarutkan zat
lain, sehingga minyak mudah kotor air menyebabkan korosi terutama
dibagian dasar tangki.
• Oleh sebab itu biasanya tangki disiapkan juga peralatan untuk
pembuangan air (drain).
• Air di dalam batubara dan gas alam mempengaruhi
kelembaban/moisture. Ada dua jenis moisture untuk batubara, yaitu
inherent moisture dan free moisture
• Inherent moisture adalah air yang terdapat ada pori batubara,
• free moisture adalah air yang terdapat pada permukaan batubara
termasuk free mempengaruhi pulverizer dan proses pembakaran, yang
menyebabkan hopper mampat dan menurunkan panas hasil
pembakaran. Biasanya boiler efisiensi akan turun 0,5 % dengan
kenaikan moisture content sebesar 5 %.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Sulfur (belerang)

Kandungan belerang dalam bahan bakar biasanya antara 0,2 – 5 %.


Kandungan belerang yang makin tinggi mempengaruhi:
• Kecepatan pembentukan kerak sulfat
• Kecepatan korosi
• Kecepatan pembentukan seludge dan sediment dalam
penumpangan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Abu

• Pada umunya abu dalam bahan bakar minyak (residu) sangat


rendah, tetapi unsur-unsur pembentuk abu seperti Natrium dan
Vanadium perlu mendapatkan perhatian, karena kedua unsur
tersebut menyebabkan korosi dan erosi diruang bakar.

• Abu Natrium dan Vanadium (Natrium Vanodat) mempunyai titik


leleh yang rendah (600 – 900 OC) sehingga biasanya kedua unsur
tersebut menyebabkan erosi dan korosi pada temperatur tinggi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Zat gabar (volatile matter)

• Zat gabar akan mempengaruhi


mudah tidaknya serbuk batu bara
terbakar.
• Batu bara dengan zat gabar tinggi
akan lebih mudah terbakar dari pada
batu bara dengan zat gabar rendah.
Dengan demikian batu bara dengan
zat gabar rendah akan memerlukan
waktu yang lebih lama untuk
pembakaran.
• Proses pembakaran batu bara
dengan zat gabar rendah
memerlukan serbuk yang labih
lembut, dan ini akan mempengaruhi
kapasitas pulverizer.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Ketergilingan (grindability)
• Ketergilingan batubara adalah faktor utama yang
mempengaruhi biaya dan kapasitas pulverizer. Makin tinggi
indeks gridability berarti batubara makin mudah dibuat serbuk
dengan demikian biayanya akan lebih rendah.

Butiran batubara (Coal size)

• Distribusi besarnya butiran (size distribution) batubara dan besarnya


butiran terbesar (top size) adalah penting ditinjau dari segi keausan dan
penyebab mampatnya peralatan untuk coal handling, dan juga penting
bagi gejala pembakaran spontan pada stock pile, masalah debu dan
output pulverizer. Pada umunya to size sampai 75 mm tidak
mempengaruhi kapasitas pulverizer, dan biasanya top size yang masuk
pulverizer adalah 9 -75 mm.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Viskositas

• Viskositas adalah sifat yang sangat


penting dalam bahan bakar, sebab akan
mempermudah lewatnya bahan bakar
melalui pipa-pipa.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Titik Nyala dan Titik Api

• titik nyala adalah temperatur


terendah, dimana uap minyak
mulai menyambar nyala api.
• titik api adalah temperatur
terendah, dimana minyak mulai
terbakar.
• sifat ini harus diperhatikan betul,
sebab apabila ada kebocoran
yang berarti ada hubungan
dengan udara luar, akan
menimbulkan kebakaran.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Cara Menanggulangi Pengaruh Proses
Kimia Pada Sistem

Bahan Bakar Batubara


• Unsur batubara biasanya
slagging dikendalikan
dengan sootblowers yang
menggunakan udara atau
uap sebagai medium

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Bahan Bakar Minyak

• Untuk bahan bakar minyak penanggulangan yang dilakukan adalah


untuk mengendalikan terjadi korosi temperatur tinggi yang
disebabkan oleh abu yang mencapai titik lelehnya dan korosi
temperatur rendah yang disebabkan oleh belerang.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


A. Mengurangi kadar oxigen dalam asam karena berarti akan
menurunkan terbentuknya SO3, NOx dan V2O5. (SO3 penyebab
korosi temperatur rendah V2O5 penyebab korosi temperatur tinggi),
dan menurunkan emisi cerobong dan SOx dan NOx yang merupakan
senyawa penyebab polusi.

B. Injeksi dolomic, garam rangkap calsium magnerium carbonat -


CaMg(CO3)2
Injeksi dolomic ini mempunyai fungsi ganda, selain memproteksi
super heater terhadap korosi temperatur tinggi juga memproteksi
korosi temperatur rendah, reaksi kimianya sebagai berikut.

CaMg(CO3)2 + H2SO4 ----> CaSO4 + Mg(OH)2 + 2 CO2

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


C. Injeksi gas amoniak (NH3) dalam ruang bakar untuk menetralisir asam sulfat
yang terbentuk.
NH3 + H2SO4 --------------> NH4HSO4 (Amonium sulfat asam)
2 NH3 + H2SO4 --------------> (NH4)2SO4 (amonium sulfat)

Penginjeksian akan efektif bila diinjeksikan pada temperatur < 300 OC, karena bila
diinjeksikan pada temperatur < 300 OC amoniak akan terurai sebagai berikut:
2 NH3 ---------------> N2 + 3 H2

D. Flushing tube air heater dengan alkaline sebagaimana dijelaskan diatas,


korosi temperatur rendah yang terbentuk ditube air heater dengan
membentuk Ferro sulfat dan ferri sulfat dapat ditanggulangi dengan
melakukan flushing alkaline, yaitu kapur – Ca(OH)2, coustic soda – NaOH dan
soda abu – Na2CO3. reaksinya sebagai berikut.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Teori dan Teknik Pembakaran

Analisis Bahan Bakar

Penggunaan bahan bakar pada dasarnya


ditentukan oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
• Ketersediaan bahan bakar.
• Biaya total yang termasuk biaya
transportasi dan biaya pembelian.
• Peraturan dan kebijaksanaan
pemerintah tentang bahan bakar.
• Pengaruh politik tingkat nasional dan
internasional.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Analisis bahan bakar biasanya
dilakukan untuk menentukan macam-
macam unsur dalam bahan bakar yang
tidak jarang memerlukan waktu. Bagi
keperluan rutin, testing batubara hanya
dilakukan untuk menentukan:
• Kandungan embun.
• Kandungan abu.
• Nilai kalor.
• Kandungan belerang.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Proximate Analysis
Merupakan suatu analisis yang dilakukan
terhadap sampel batubara untuk
• menentukan kandungan air (moisture),
• zat terbang (volatile matter),
• abu
• Carbon tetap (fixed Carbon).

Kandungan Air (Moisture Content).


• Free Moisture
• Inherent Moisture
• Air - Dry Moisture.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Ash Abu
Ada tiga tipe abu:
• Inherent ash (abu inherent) - kandungan abu yang tidak dapat dihilangkan
dengan metoda pembersihan apapun. Abu inherent boleh dianggap sama
seperti unsur-unsur pokok mineral dari bahan tumbuhan dari mana
batubara diperoleh, ditambah endapan (lumpur) dimana tumbuhan itu
tumbuh.
• Associated ash (abu campuran) - terdapat pada lapisan batubara sebagai
bercak-bercak. Diantaranya terdiri dari semacam zat mineral yang belum
terpisahkan dari bingkahan-bungkahan batubara selama penambangan.
• Adventitous ash - tidak terdapat pada lapisan, tetapi berasal dari lantai atau
atap tambang yang tergantung pada kondisi geologis setempat.
Adventitous ash mungkin berupa lempung (tanah liat) tahan api atau
serpihan Carbon dari tanah liat yang mengendap pada air dangkal dilokasi
tambang batubara.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Zat Terbang (Volatile).
• Zat terbang dipakai sebagai pedoman
dalam sistem klasifikasi batubara karena
zat terbang dapat mencerminkan tipe
batubara serta karakteristiknya dalam suatu
proses pembakaran.
• Pengukuran dilakukan dengan cara
memanaskan 1 gram sampel batubara
dalam wadah peleburan pada 900 OC
selama 7 menit tanpa kontak langsung
dengan udara. Dihitung berdasarkan
berkurangnya berat setelah dikurangi
dengan pengurangan berat karena
hilangnya uap air. Zat terbang terdiri dari
Hidrogen dan Nitrogen yang ada dalam
batubara dan campuran organik yang amat
kompleks dari unsur kimia

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Fixed Carbon (Karbon Tetap).

Karbon tetap adalah zat yang tidak menguap dan tersisa


setelah moisture, volatile matter (zat terbang) dan kadar
abu dihilangkan

Sulfur (belerang) dihitung terpisah,


kadang-kadang dihitung sekaliian pada
penentuan nilai kalor.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Nilai Kalor
Nilai kalor merupakan dasar dan standard bagi penilaian
bahan bakar. Nilai kalor adalah ukuran dari energi panas
dalam bahan bakar dan merupakan faktor utama dalam
penentuan harga batubara. Nilai kalor adalah banyaknya
panas yang dapat dilepaskan oleh setiap Kg bahan bakar jika
dibakar sempurna. Dalam sistem S.I, nilai kalor dinyatakan
dalam satuan kJ/kg. Ada 4 macam nilai kalor yang berbeda
yaitu :

• Nilai kalor kotor pada volume konstan (Gcv V).


• Nilai kalor bersih pada volume konstan (Ncv V).
• Nilai kalor kotor pada tekanan konstan (Gcv P)
• Nilai kalor bersih pada tekanan konstan (Ncv P)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Menentukan Nilai Kalor dengan Menggunakan Bomb Kalori Mater
• Sejumlah kecil sampel dibakar dalam
Oksigen yang ditempatkan didalam
cawan yang ditempatkan dalam bejana
kalorimeter. Selanjutnya bejana beserta
isinya ditempatkan di dalam bejana
berongga yang lebih besar dimana di
dalam rongga dinding bejana diisi
dengan air untuk membentuk “Jacket”.
Ini berfungsi memperkecil transfer
panas antara bejana kalorimeter dengan
lingkungan. Selanjutnya sampel dibakar
dengan bantuan penyala listrik. Panas
yang dilepaskan dari proses
pembakaran sampel tersebut kemudian
diukur dengan cara mengukur
temperatur air dalam kalorimeter
sebelum dan naiknya suhu dikalikan
dengan panas jenis air

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Sulfur

Penetuan sulfur adalah bagian dari analisis


ultimate batubara tetapi hal ini dibicarakan
secara terpisah karena sangat
menentukan harga. Sulfur dalam batubara
ditemukan dalam tiga macam bentuk.

• Sulfur Sulfat (tak berarti/bisa diabaikan).


• Sulfur Organik (rata - rata 0,8 %).
• Sulfur Pyritik (rata - rata 0,8 %).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Analisis Ultimat (Ultimate Analysis).
• Analisis ultimat adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk menentukan unsur-unsur yang
terkandung dalam bahan bakar termasuk Chlorine,
Phospor dan lain sebagainya. Untuk keperluan
yang berkaitan dengan teknologi bahan bakar,
analisis ultimat terhadap batubara terutama
dilakukan untuk mengetahui kandungan Carbon,
Hidrogen, Nitrogen dan Sulfur.

• Kandungan Oksigen biasanya ditentukan setelah


unsur-unsur tersebut diatas diketahui yaitu dengan
cara 100 dikurangi jumlah unsur-unsur tersebut
dinyatakan dalam persen. Analisis ultimat
merupakan sseuatu yang penting terutama dalam
aplikasinya untuk keperluan perhitungan dalam
bidang teori pembakaran serta neraca panas.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
Proses Pembakaran Bahan Bakar

Reaksi Kimia
Carbon (zat arang)
• Dalam pembakaran (yaitu penyalaan bahan bakar karena adanya Oksigen),
Carbon dan Oksigen bisa menghasilkan dua hasil akhir yang berbeda. Jika
tidak ada cukup Oksigen, maka Carbon tidak akan terbakar seluruhnya. Dua
macam persamaan rekasi pembakaran Carbon adalah sebagai berikut:

(untuk Carbon yang terbakar sempurna dan panas yang dihasilkan adalah
8100 kcal/kg).

(untuk pembakaran Carbon yang tidak sempurna dan panas yang


dihasilkan sebesar 2370 kcal/kg).
• Reaksi yang kedua menghasilkan produk “Carbon monoksida”.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Hidrogen

• Hidrogen dalam bahan bakar yang


dibakar akan menghasilkan uap air,
sesuai dengan reaksi berikut:

• Sulfur : Sulfur yang dibakar akan


menghasilkan gas Sulfurdioksida
dengan reaksi:

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Kebutuhan Udara Pembakaran

• Dalam praktek kita menggunakan Oksigen yang paling murah dan


cukup banyak tersedia yaitu udara. Jika kita mengabaikan kandungan
kecil dari gas-gas mulia yang ada dalam udara seperti: neon, xenon
dan lain sebagainya, maka kita bisa menganggap udara kering
sebagai campuran dari gas Nitrogen dan Oksigen.

• Kita bisa mengatur proporsi Oksigen dan Nitrogen dalam udara baik
dalam satuan volume maupun dalam satuan berat. Dalam bentuk
persentase, proporsinya adalah :
• Berdasarkan berat : Oksigen = 23,2 %; Nitrogen = 76,8 %.
• Berdasarkan volume : Oksigen = 21 % ; Nitrogen = 79 %.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Kebutuhan Udara Teoritis
Analisis pembakaran untuk menghitung kebutuhan udara
teoritis dapat dilakukan dengan dua cara :
• Berdasarkan pada satuan berat.
• Berdasarkan pada satuan volume.

Berat - Berat Atom dan Molekul

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Analis Pembakaran Berdasarkan Berat

• Untuk menghitung kebutuhan teoritis yang diperlukan untuk


membaka sempurna sejumlah bahan bakar tertentu, maka analisis
ultimat terhadap bahan bakar harus dilaksanakan. Persamaan
pembakaran untuk Carbon seperti sudah dijelaskan sebelumnya
adalah:

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
Hitung kebutuhan udara teroitis
• Oksigen Minimal yang diperlukan untuk Carbon
• Carbon yang ada dalam 1 kg bahan bakar = 0,568 kg. Jika 1 kg
Carbon memerlukan 2,66 kg Oksigen, maka 0,568 kg Carbon
memerlukan 2,66 x 0,568 = 1,515 kg

• Oksigen Minimal yang diperlukan untuk Hidrogen


• Hidrogen yang terdapat dalam 1 kg bahan bakar = 0,037 kg. Jika 1
kg Hidrogen memerlukan S kg Oksigen, maka 0,037 kg Hidrogen
memerlukan 8 x 0,037 = 0,296 kg.

• Okigen Minimal yang diperlukan untuk Sulfur


• Sulfur yang ada dalam 1 kg bahan bakar = 0,02 kg. Jika 1 kg
Sulfur memerlukan 1 kg Oksigen, maka 0,02 kg Sulfur memerlukan
1 x 0,02 = 0,02 kg.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


• Nitrogen dan abu bukan merupakan unsur-unsur yang tak dapat
terbakar sehingga tidak memerlukan Oksigen. Oksigen yang terdapat
dalam 1 kg bahan bakar adalah 0,07 kg.

• Karena itu, dari persamaan; Udara teoritis = 100/23,2 [O2 yang


diperlukan oleh C + O2 yang diperlukan oleh H2 + O2 yang diperlukan
oleh S - O2 dalam bahan bakar].sehingga :

• Udara teoritis : = 100/23,2 [1,515 + 0,296 + 0,02 - 0,07]


= 100/23,2 [1,831 - 0,07]
= 4,31 x 1,761
= 7,59 kg udara per 1 kg bahan bakar.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Analisis Pembakaran Berdasarkan
Volume

• Metode kedua untuk menghitung jumlah Oksigen yang diperlukan adalah


berdasar volume
• AVOGADRO
• ”Gas-gas dengan volume yang sama pada suhu dan tekanan standard (0
0C dan tekanan sebesar 1 bar) berisikan molekul-molekul dalam jumlah

yang sama”
• Jika kita menyatakan berat gas dengan “Gram Molekul”, yaitu berat molekul
gas tersebut dikalikan satu gram, maka akan kita temukan bahwa berat
gram molekul dari gas apa saja akan mengisi volume yang sama pada
suhu dan tekan yang standard. Volume ini adalah 22,4 liter.
• 2 gram Hidrogen akan mengisi 22,4 liter.
• 32 gram Oksigen akan mengisi 22,4 liter.
• 28 gram Nitrogen akan mengisi 22,4 liter, dan seterusnya untuk gas-
gas lain

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pembakaran Sempurna

• Dalam prakteknya, pembakaran sempurna dengan udara teoritis sangat


sulit dicapai karena ada kenyataannya, disebabkan oleh beberapa
faktor, tidak semua Oksigen dapat bertemu dan bereaksi dengan unsur-
unsur dalam bahan bakar.Karena itu, untukmenjamin terlaksananya
proses pembakaran sempurna, maka diberikan sejumlah udara lebih
(Excess air). Tapi mengingat udara lebih akan membawa panas keluar
cerobong

Hubungan Gas CO2 dan Udara Lebih

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Menentukan udara lebih dengan berdasarkan
jumlah gas O2 keluar cerobong.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Menentukan udara lebih dengan berdasarkan
jumlah gas CO2 keluar cerobong

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pengaruh Kelebihan Udara

• Seperti telah diuraikan diatas bahwa tanpa udara lebih sulit memperoleh
pembakaran yang sempurna. Karena itu, dalam proses pembakaran
selalu diperlukan udara lebih. Besarnya udara lebih yang diperlukan
untuk bahan bakar batubara tidak sama dengan yang diperlukan oleh
bahan bakar minyak.
• Besarnya udara lebih harus tepat karena sebenarnya udara lebih ini
akan membawa sejumlah panas keluar ke cerobong. Jadi sebenarnya
udara lebih ini merupakan suatu kerugian bila ditinjau dari segi efisiensi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pengaruh Kadar Sulfur

• Salah satu unsur yang terkandung dalam bahan bakar


adalah Sulfur. Sulfur bila dibakar akan menghasilkan
panas. Dengan dmikian Sulfur juga memberikan
kontribusi terhadap nilai kalor bahan bakar. Meskipun
demikian, adanya Sulfur didalam bahan bakar akan
meningkatkan potensi pembentukan Asam Sulfat yang
sangat korosif terhadap logam

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Korosi dan Deposit
• Bilamana temperatur gas buang pada cerobong lebih rendah dari titik
embun gas Asam Sulfat maka Asam Sulfat akan membentuk deposit dan
akan menempel pada logam-logam yang dilalui gas asap. Hal ini akan
mengakibatkan berlangsungnya proses korosi suhu rendah oleh Asam
Sulfat terhadap logam-logam tersebut.
• Komponen ketel yang paling sering terkena korosi Asam Sulfat adalah
elemen sisi dingin Pemanas Udara (Air Heater). Salah satu cara untuk
mengurangi resiko terhadap korosi Asam Sulfat adalah mencegah
pengembunan Asam Sulfat. Hal ini dapat dicapai dengan mengusahakan
agar temperatur didaerah elemen sisi dengan Air Heater selalu lebih tinggi
dari titik embunnya. Titik embun ini tergantung pada kandungan Sulfur
dalam bahan bakar serta % udara lebih

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


R
E
D
U
C
I CO2% CO2%
N
G
I

O2%
N
C SO2 PPM
R
E
A
S
I
-20 -10 0 -1 10 20
N EXCESS AIR %
G KORELASI EXCESS AIR DENGAN PEMBENTUKAN SO3

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pengaruh Kadar Abu Pada Proses Pembakaran
Bahan bakar yang banyak mengandung abu adalah batubara. Sedangkan
bahan bakar minyak sangat sedikit mengandung abu. Unsur-unsur dalam
abu yang menimbulkan masalah korosi dan penggerakan adalah Natrium,
Vanadium. Pengaruh unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
• Memakan permukaan batu tahan api, menyebabkan korosi dan erosi
sehingga bisa bersih.
• Mengurangi availability karena pembentukan kerak boiler tubes,
ekonomiser dan air heater.
• Menyebabkan korosi pada pipa superheater karena pemebntukan
kerak Natrium Vanodat yang mempunyai titik leleh yang rendah (600 -
900 0C).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


• Senyawa dalam abu umumnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu
senyawa asam terdiri dari Oksida silika (SiO2), Alumina (Al2O3) dan
Titanium (TiO2) dan yang kedua adalah senyawa bata yang terdiri
dari Oksida besi (Fe2O3), Kalsium (CaO), Magnesium (MgO),
Natrium (NaO) dan Kalium(K2O).
• Senyawa itu akan menentukan titik leleh abu yang selanjutnya akan
menentukan slagging potensial dan fouling potensial. Slagging
adalah penempelan abu pada daerah radiasi dab fouling adalah
penempelan abu pada daerah konveksi.
• Untuk mengendalikan slagging dan fouling pada boiler, biasanya
dibersihkan dengan menggunakan Sootblower yang menggunakan
udara atau uap sebagai medium.
• Slagging dan fouling adalah penting dalam operasi karena hal ini
akan menentukan availability. Bila slagging dan fouling terlalu berat
bukan tidak mungkin bahwa Unit Pembangkit harus dihentikan guna
pembakaran

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Gas Buang

Asap

Gas bekas adalah merupakan material tak terlihat yang disebarkan melalui
cerobong. Secara umum, gas asap berwarna hitam yang keluar dari
cerobong menunjukkan bahwa proses pembakaran didalam ketel yang
berlangsung secara kurang sempurna. Penyebab terbentuknya asap yang
berwarna hitam ada beberapa faktor seperti :
• Terbawanya debu dengan jumlah yang cukup banyak dalam gas asap.
• Terdapat Carbon yang tak terbakar pada gas asap dalam bentuk jelaga
(soot).
• Adanya gas-gas berwarna seperti SO2, Nox terutama pada saat
pembakaran minyak.
• Adanya uap volatile matter

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


FGD
PLANT

Reaksi yang terjadi sebagai berikut:


CaO + H2O → Ca(OH)2
Ca(OH)2 + SO2 → CaSO 3 + H2O
CaSO3 + ½ O2 → CaSO4 + GYPSUM

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Low NOx Burner

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Persentase CO2 dan O2
• Banyaknya persentase CO2 dan O2 dalam gas buang sangat
mempengaruhi efisiensi dari pembakaran. Dengan menggunakan segitiga
Ostwald, kita dapat menganalisis apakah pembakaran berlangsung secara
sempurna atau tidak.
• Selanjutnya ditunjukkan cara penggunaan segitiga Ostwald

Diagram Segitiga Ostwald

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


CO2 dan O2 prosen volume gas sisa
pembakaran
• Dari diagram dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Gas CO2 dan O2 diukur dalam gas sisa pembakaran dalam prosen volume
sisa pembakaran.
• CO2 max adalah angka teoritis maksimum yang dapat dicapai oleh jeni
bahan bakar yang dipakai dan ditentukan oleh komposisi bahan bakar.
Dari rumus didapat :

• Sumbu horizontal menunjukkan bahwa dalam udara pembakaran terdapat


21% volume gas Oksigen.
• Garis AB menunjukkan dimana terjadi pembakaran sempurna.
• Titik-titik dluar garis AB (disisi luar segitiga) adalah suatu hal yang tidak
mungkin didalam segitiga menunjukkan pembakaran tidak sempurna.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pengendalian Gas Buang

• Salah satu masalah dari suatu PLTU


berbahan bakar fosil adalah dispersi
(sebaran) sebagai sisa fosil
pembakaran yang berupa abu terbang
(debu), smoke (asap), SO2 dan Nox
yang keluar cerobong. Beberapa hasil
sisa pembakaran dianggap sebagai
pollutant (zat pencemar).

• Dispersi buangan sisa pembakaran ini


diusahakan kadarnya serendah
mungkin, dengan meninggikan
cerobong sehingga sampai
kepermukaan tanah pada batas kadar
yang dapat diterima (diijinkan).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Penangkap Abu
• Abu terbang (debu) yang terbawa oleh gas
sisa pembakaran merupakan salah satu zat
pencemar utama PLTU berbahan bakar
batubara. Seperti yang diketahui bahwa 80%
kandungan abu batubara, pada proses
pembakaran akan menjadi abu terbang dan
dibuang lewat cerobong. Untuk mengontrol
abu terbang dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
• Menggunakan penyaring kain (baghouse).
• Menggunakan pengendap abu elektrostatik
(Electrostatic Precipitator).
• Pengendapan abu elektrostatik dianggap
salah satu cara yang paling berhasil untuk
menurunkan kadar emisi abu terbang.
Efisiensi pengumpulam abu tergantung dari
daya hantar listrik abu terbang, sedang daya
hantar listrik abu terbang tergantung dari luas
permukaan penyerapan air, garam-garam
dan kadar asam belerang (H2SO4).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Desulfurisasi (De-SOx).

Belerang (S) yang terkandung dalam bahan bakar adalah salah


satu sumber pencemaran udara. Kadar total belerang dalam bahan
bakar dapat bervariasi antara: < 1 - 10%. Sebagian besar belerang
dioksida (SO2). Gas SO2 ini akan teremisikan ke atmosfir dan
merupakan salah satu penyebab timbulnya hujan asam. Beberapa
cara untuk mengontrol emisi SO2.

• Mempergunakan bahan bakar yang berkadar belerang rendah.


• Mempengaruhi alat gas Desulphurization Plant.
• Mempergunakan sistem pembakaran dengan metode Fluidized
bed untuk PLTU berbahan bakar batubara.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Denitrogenisasi (De-NOx).

Nitrogen oksida (NOx) terbentuk pada sistem suhu tinggi selama


pembakaran, dari oksidasi Nitrogen dalam bahan bakar dan bisa
juga dari Nitrogen yang berasal dari udara pembakaran. Emisi NOx
ini merupakan salah satu penyebab timbulnya hujan asam.
Terbentuknya emisi NOx tergantung pada:

• % N2 dalam bahan bakar.


• O2 dalam zona pembakaran.
• Reaktifitas berbagai macam senyawa N2 dalam bahan bakar.
• Terbentuknya N2 dari udara pembakaran semata-mata
tergantung pada suhu zona pembakaran apabila melebihi 1650
0C.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Beberapa metode untuk mengurangi emisi Nox :

• Suhu pembakaran tidak melebihi 1650 0C.


• Pembakaran 2 tingkat :
• Tingkat pertama dilingkungan yang kaya bahan bakar (fuch rich).
• Tingkat kedua sisa udara diteruskan lebih lanjut ketengah
sampai pembakaran sempurna.
• After burner disamping pembakar utama pada bagian atas furnance
ditambah dengan pembakar Light Oil, sehingga NOx yang terbentuk
dikonversikan kembali menjadi N2 . Dengan proses demikian, kadar
NOx dapat diturunkan sampai 50 %.
• Mengurangi kelebihan udara (Excess Air).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Analisis Minyak
Unsur-Unsur Yang Perlu Dianalisis Dalam
Minyak

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
Peralatan Analisis Minyak

• Breakdown Voltage Tester


• Extractor Sedimen APP
• Conradson Carbon Residu Tester
• Bomb Calorimeter
• Hidrometer
• Alat Uji Korosi Belerang (Copper Strips Corrosium App)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Uji/Analisis Minyak Trafo

Analisis minyak isolasi/trafo mencakup analisis kimia dan fisika dari


minyak isolasi untuk peralatan listrik. Untuk mengetahui kemampuan
isolasi, kadar campuranan yang mempunyai sifat merusak, yaitu:

- Tahanan isolasi
- Berat Jenis
- Titik nyala
- Titik tuang
- Kejernihan
- Kadar kotoran/sedimen
- Angka Kenetralan
- Viscositas
- Kadar air
- Tegangan permukaan
- Tegangan tembus
- Korosi belerang
- Uji oksidasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Uji/analisis BBM dan Pelumas

• Analisis Berat Jenis (Density)


• Analisis Kekentalan (Viscositas)
• Analisis Titik Nyala dan Titik Api (Flash Point Dan Fire Point)
• Analisis Kadar Air (Water Content)
• Analisis Kadar Belerang ( Sulfur Content )
• Analisis Sulfate.
• Analisis Chlorine.
• Analisis Kadar Carbon Tidak Terbakar (Conradson Carbon Residue).
• Analisis Nilai Kalor (Calorimetri).
• Analisis Angka Asam ( Acid Numbers)
• Analisis Tegangan (Dielectric Streng).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Hasil Analisis Minyak Residu
• Minyak berdasarkan ASTM diklasifikasikan berdasarkan peringkat
adalah sebagai berikut:
• ASTM peringkat no.1 sejenis Minyak Kerosen
• ASTM peringkat no.2 setara Minyak HSD (High Speed Diesel)
• ASTM peringkat no.3 sejenis HSD.
• ASTM peringkat no.4 setara dengan Minyak IDO (Inland Diesel Oil)
• ASTM peringkat no.5 Minyak jenis Berat (Heavy Fuel). Minyak ini
setara dengan minyak residu (Marine Fuel Oil) encer.
• ASTM peringkat no.6 Minyak Residu (Heavy Fuel) dan lebih berat
dari jenis minyak no.5.
• Di bawah ini ditunjukkan hasil analisis minyhak residu ( ASTM No.6 ):

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
Hasil Analisis Minyak Trafo
Minyak Trafo biasa juga disebut Minyak Isolasi. Dalam analisis minyak
trafo dilakukan analisis minyak Isolasi Baru dan minyak Isolasi Pakai

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Analisis Kimia Limbah
Undang-undang tentang
pengelolaan lingkungan
hidup dapat dilihat pada
undang-undang No. 4
tahun 1982, dan UU.23
th 1997 dan tentang
AMDAL pada PP No.
29 th. 1986 dan PP.
NO.27 th 1999.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Limbah Padat

• Limbah padat merupakan limbah yang


berasal dari sisa proses pembakaran,
yang berdasarkan lokasinya dapat
dibedakan jenis dan cara
pengendaliannya
Abu Dasar (Bottom Ash)
• Abu yang mempunyai diameter besar,
dan berada didasar ruang bakar, abu
dasar  30% dari jumlah batubara. Abu
dasar yang keluar dari ruang bakar
mempunyai suhu tinggi, untuk itu
sebelum dibuang kepenampungan
pembuangan akhir (ash valley) abu
yang jatuh dari ruang bakar perlu
disemprot menggunakan air laut.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Abu Terbang (Fly Ash)

• Abu yang halus keluar dari ruang bakar


bersama-sama aliran gas buang, abu
yang mengandung unsur-unsur natrium,
kalium, sulfur, magnesium akan
tertangkap dalam electrostic precipitator
sebesar 99,5% dari sisa abu cerobong.

• Abu terbang yang tertangkap EP


ditampung dalam EP hopper, kemudian
melalui buffer hopper abu ke dust
conditioner disemprot dengan air
supaya tidak berdebu, kemudian
dibuang kelembah abu dengan
menggunakan conveyor abu.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


a. Electrostatic Precipitator (EP) b. Bag Filler
PT PLN (PERSERO) UDIKLAT SURALAYA FLAY ASH 40,8 KG/HR

ASH CYCLE

170.000 Kg/Hr 80 %
6 % Ash
Coal
ELECTROSTATIC
PRECIPITATOR STACK
MFO
OIL
HSD

BOILER
EP EFFICIENCY = 99,50 %
FLY ASH = 8.119,2 Kg/ Hr.

BOTTOM ASH 20%


2.040 Kg/ Hr.
4

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Limbah Cair
a. Limbah Cair dari External Treatment
• Limbah buangan Water Treatment Plant
• Limbah buangan desalination plant
b. Limbah Cair dari Internal Water Treatment
• Limbah buangan dari Internal Water Treatment
• Limbah air pendingin Condensor dan Chlorination Plant

Limbah domestic (sewage treatment)


• Limbah dari proses Hydrogen Plant
• Limbah bahan bakar minyak dan pelumas

Limbah Gas
• Gas Karbon Monoksida (CO)
• Gas Karbon Dioksida (CO2)
• Gas Sulphur Dioksida (SO2)
• Gas Nitrogen Dioksida

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

Вам также может понравиться