Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mycobacterium tuberculosis
Paru
Jaringan ekstra paru
MTb
Gejala timbul beberapa saat setelah infeksi, umumnya setelah respons imun
terbentuk 2-10 minggu setelah infeksi.
Perawat
Dokter
Mahasiswa kedokteran
Petugas Laboratorium
Petugas lain yang kontak dengan pasien
Risiko Penularan Hospital-Care Associated
Infections (HAIs) TB pada petugas kesehatan
Survei pada tenaga kesehatan mendapatkan bahwa sebagian besar tidak mengetahui
adanya panduan pencegahan dan pengendalian infeksi di tempat kerja.
Patofisiologi
Inisiasi
Aerosol Basil berdiam di alveoli Makrofag pecah dan
sistem
yang dan diliputi oleh makrofag mengeluarkan
imuniti
terinfeksi alveolar bakteri
innate
Seiring dengan berlangsungnya infiltrasi seluler, bagian tengah dari sel atau granuloma akan
mengalami perkejuan dan nekrosis.
Pada banyak kasus, individu dengan daya tahan tubuh yang baik akan dapat menghentikan
pertumbuhan kuman berkisar di lokasi lesi primer dengan sedikit atau tanpa gejala penyakit.
Lesi awal ini yang nantinya mengalami resolusi atau menjadi kalsifikasi dan dapat saja masih
mengandung basil hidup dan individunya disebut menderita TB laten.
Patofisiologi
Lesi primer TB umumnya terdapat
di bagian tengah dan bawah lapangan
paru pada lokasi subpleura.
Lesi primer, saluran dan kelenjar limfa yang mengering akan membentuk kompleks Ghon
yang umumnya terdistribusi antara lobus atas dan lobus bawah namun agak lebih banyak
di paru kanan.
Meskipun demikian selama minggu awal atau beberapa bulan kemudian infeksi akan
menjadi penyakit pada 10% kasus dan pasien akan mengalami gejala yang khas seperti
batuk, deman, letargi dan penurunan berat badan
Patofisiologi
Secara umum TB paru pada individu dewasa dianggap terjadi karena reaktivasi.
Hipotesis ini didukung oleh kenyataan bahwa basil tuberkel berkembang pada
40% nodul subapikal dan 5% pada fokus Ghon.
Meskipun demikian reinfeksi masih bisa terjadi.
Patofisiologi
Kaviti dapat terbentuk dengan Ø 3-10 cm, biasanya di lobus
atas.
Dinding kaviti terdiri dari jaringan granulasi dilapisi di bagian
luar oleh jaringan fibrotik.
Pada bagian tranversal kaviti terdapat arteri aneurisma yang disebut arteri Rasmussen.
Perdarahan mungkin terjadi karena rembesan darah dari kapiler pada jaringan
granulasi yang banyak atau berasal dari pembuluh darah yang lebih besar yang terlibat
dalam proses nekrotik.
PATHWAY
KLASIFIKASI
• Demam
• Batuk
• Sesak Napas
• Nyeri Dada
• Malaise
EVALUASI DIAGNOSTIK
• Sputum
• Tes Kulit
• Foti Rontgen
• Histology atau kultur jaringan
• Biopsy
• Pemeriksaan Darah
• Tes Faal Paru
PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk
mengobati juga mencegah kematian, mencegah kekambuhan
atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata rantai
penularan.
Pengobatan terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan).
Paduan obat yg digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan
rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid,
Streptomisin, dan Etambutol.
KOMPLIKASI
• Malnutrisi
• Efek samping terapi obat-obatan :
hepatitis, perubahan neurologis
(ketulian atau neuritis), ruam
kulit, gangguan GI track.
• Resistensi banyak obat (MDR :
Multi Drug Resisten)
• Penyebaran infeksi TB (TB
miliaris)
TB MDR
Kekebalan kuman TB terhadap obat anti TB (OAT) mulai menjadi masalah seiring
dengan digunakannya Rifampisin secara luas semenjak tahun 1970-an.
Kekebalan ini dimulai dari yang sederhana yaitu mono resisten sampai dengan
MDR-TB dan XDR-TB.