Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Pendarahan Pada Vagina Pendarahan tidak normal dari vagina, termasuk flek adalah gejala yang sering terlihat dari kanker serviks. Pendarahan biasanya terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Cairan yang keluar tanpa berhenti dari vagina dengan bau yang aneh atau berbeda dari biasanya, berwarna merah muda, pucat, cokelat, atau mengandung darah. Rasa sakit tiap kali melakukan hubungan seksual. Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya. Terjadinya hematuia atau darah dalam urine. Bermasalah saat buang air kecil karena penyumbatan ginjal atau ureter. Perubahan pada kebiasaan buang air besar dan kecil. Penurunan berat badan. Pembengkakan pada salah satu kaki. Nyeri pada tulang. Kehilangan selera makan. Rasa sakit pada perut bagian bawah dan juga panggul. Rasa nyeri pada punggung atau pinggang, ini disebabkan karena terjadi pembengkakan pada ginjal. Kondisi ini disebut sebagai hidronefrosis. Ada sekitar 15 jenis HPV yang berpotensi menyebabkan kanker serviks. Dua jenis yang paling umum adalah HPV 16 dan HPV 18. Jenis ini menjadi penyebab kanker serviks pada 70 persen wanita. Aktivitas seksual terlalu dini Berganti-ganti pasangan seksual Merokok Sistem kekebalan tubuh yang lemah Melahirkan anak: Makin banyak anak yang dilahirkan seorang wanita, maka risiko mengidap kanker serviks semakin tinggi. Minum pil kontrasepsi atau KB lebih dari lima tahun Cara utama dalam mencegah kanker serviks adalah mencegah tertular virus HPV. Berhubungan seks dengan aman Setia pada pasangan Screening rutin pada leher rahim Vaksinasi Berhenti merokok. Screening atau pap smear untuk kanker serviks adalah metode untuk mendeteksi sel- sel yang berpotensi menjadi kanker. Pap smear leher rahim memeriksa kesehatan sel-sel pada leher rahim. Kebanyakan hasil tes pada wanita menunjukkan hasil normal. Wanita yang pernah berhubungan seks dan terutama sudah berusia 25-49 tahun, disarankan untuk melakukan tes tiap tiga tahun sekali. Untuk wanita usia 50-64 tahun, disarankan melakukan tes lima tahun sekali. Vaksinasi HPV atau human papilomavirus melindungi wanita dari infeksi jenis virus utama yang menyebabkan kanker serviks. Vaksin akan lebih efektif jika diberikan pada gadis sebelum aktif secara seksual. Tetap disarankan menjalani pap smear secara rutin meski sudah mendapatkan vaksinasi. TERIMAKASIH ATAS PERHATIAN ANDA