• U.U NO : 44 TAHUN 2009 TTG RUMAH SAKIT • PERMENKES NO ; HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TTG KEWAJIBAN MENGGUNAKAN OBAT GENERIK DI FASILITAS YANKES PEMERINTAH • KEPMENKES NO: HK.03.01/MENKES/159/I/2010 TTG PEDOMAN PEMBINAAN & PENGAWASAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK DI FASILITAS YANKES PEMERINTAH • KEPMENKES NO : 068/MENKES/SK/II/2006 TTG PEDOMAN PENCANTUMAN NAMA GENERIK PADA LABEL OBAT • KEPMENKES NO : 189/MENKES/SK/V/2006 TTG KEBIJAKAN OBAT NASIONAL 2006 • KEPMENKES NO : 791/MENKES/SK/VIII/2008 TTG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL (DOEN) 2008 Pendahuluan Penggunaan obat secara rasional mensyaratkan bahwa penderita menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinik dalam dosis yang memenuhi kebutuhan individual dengan berpedoman pada 5 tepat ( tepat jenis,tepat bentuk sediaan, tepat dosis,tepat cara & waktu pemberian dan tepat penderita ). Salah satu aspek penting dari pelayanan kefarmasian adalah memaksimalkan penggunaan obat rasional. Dalam hal ini Apoteker bersama dengan staf medik di Rumah sakit wajib mengembangkankan berbagai kebijakan obat di Rumah Sakit yang dilakukan dalam suatu tim yang disebut dengan Komite Farmasi DanTerapi. Tugas KFT
Merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan
penggunaan terapi obat. Memberi edukasi yang berkaitan dengan penggunaan obat rasional Fungsi KFT Menetapkan program terapi obat yang aman dan bermanfaat Mengevaluasi , edukasi dan penasehat bagi staf medik dan pimpinan rumah sakit dalam semua hal yang berkaitan dengan penggunaan obat. Menetapkan Formularium Rumah Sakit dan merevisi secara berkala Merencanakan program edukasi bagi staf professional rumah sakit Fungsi (lanjutan) Berpartisipasi dalam kegiatan jaminan mutu yang berkaitan dengan distribusi , pemberian dan penggunaan obat. Memantau dan mengevaluasi reaksi obat yang merugikan Memimpin program dan studi evaluasi penggunaan obat , pengkajian dan membuat rekomendasi. Mengevaluasi , menyetujui atau menolak obat yang diusulkan untuk dimasukkan dalam Formularium Rumah Sakit. Wewenang KFT Dalam menentukan standarisasi dan kebijakan penggunaan obat di rumah sakit
Dalam melaksanakan system Formularium ,
merumuskan dan mengendalikan pelaksanaan semua kegiatan yang berkaitan dengan kebijakan obat di Rumah Sakit Kebijakan KFT 1.Kerjasama dengan berbagai Komite lain di Rumah sakit 2. Kerjasama dengan Instalasi farmasi 3. Ketetapan dan Prosedur yang berkaitan dengan pelaksanaan system Formularium 4. Ketetapan dan prosedur yang berkaitan dengan penggunaan obat non Formularium 5. Ketetapan dan prosedur yang berkaitan dengan pelayanan obat setara generic dan setara terapi Kebijakan (lanjutan) 6. Ketatapan dan prosedur yang berkaitan dengan Pemantauan Terapi Obat 7. Ketetapan dan Prosedur yang berkaitan dengan pemantauan dan pelaporan reaksi obat yang merugikan. 8. Ketetapan an Prosedur yang berkaitan dengan pemantauan kesalahan obat (Medication errors) 9. Ketetapan tentang kegiatan perwakilan perusahaan farmasi di rumah sakit 10.Menyusun daftar Singkatan baku dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit Organisasi KFT
Di Rumah sakit organisasi KFT , keanggotaan harus
mencakup dari perwakilan tiap staf medik fungsional , staf bagian lainnya seperti Instalasi farmasi , Laboratorium , Keperawatan , Komite mutu & managemen resiko dan unsur pimpinan. • Keanggotaan Organisasi sangat tergantung terhadap kelas Rumah sakit seperti RS Kelas A staf medik fungsional dari spesialisasi yang lengkap Lanjutan Organisasi
Komite Farmasi dan Terapi secara organisasi dibawah
Pimpinan Rumah sakit namun masih ada yang dibawa Komite Medik dengan ketentuan : o Pimpinan Rumah sakit/Komite Medik menetapkan secara jelas dan tegas hak anggotanya dalam surat keputusan direktur. o Pimpinan / Komite Medik merumuskan criteria ketua , Sekretaris dan Anggota secara jelas berdasarkan kesediaan , komitmen , kompetensi , prestasi ilmiah , pengalaman dan sikap. Anggota KFT diangkat oleh Pimpinan rumah sakit atas Ketua KFT dipilih dari antara anggota (dokter) dengan ketentuan : Dokter praktisi senior yang dihormati dan disegani karena pengabdian,prestasi ilmiah,bersikap objektif dan berperilaku yang menjadi panutan. Seorang anggota staf medik yang memahami betul dan mendukung kemajuan pelayanan kefarmasian di rumah sakit Dokter yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang terapi obat , sebaiknya ahli Farmakologi Sekretaris KFT adalah Kepala IFRS atau Apoteker senior lain yang ditunjuk oleh Kepala IFRS dengan ketentuan : Apoteker Senior yang dihormati karena pengabdian , prestasi ilmiah , mempunyai sikap dan perilaku yang menjadi panutan. Apoteker yang dinamis , kreatif , kompeten , berintelektual tinggi , rajin bekerja dan belajar mandiri , mampu berkomunikasi . Apoteker yang memiliki pengabdian dan komitmen yang besar terhadap kemajuan pelayanan farmasi Rumah sakit. Kegiatan KFT
Rapat / pertemuan dengan jadwal yang teratur ,
sebaiknya dibuat jadwal untuk 1 tahun , rapat minimal 1 kali dalam sebulan. Agenda rapat , bahan rapat dan notulen rapat sebelumnya disiapkan oleh sekretaris dan disampaikan kepada semua anggota dalam waktu yang cukup sebelum jadwal pertemuan . Bahan rapat di agendakan agar memaksimalkan hal- hal yang memerlukan diskusi antar disiplin. Kegiatan (lanjutan) Notulen rapat harus dibuat dan dipelihara sebagai rekaman permanent rumah sakit Kegiatan panitia dalam bentuk kebijakan secara rutin dikomunikasikan ke berbagai pihak yang terkait,hubungan yang berkaitan dengan penggunaan obat rasional harus dipelihara. Pengkajian obat yang sedang dievaluasi untuk masuk ke atau dihapus dari formularium ,perubahan kebijakan , reaksi obat yang merugikan serta kegiatan lainnya harus di dokumentasikan dan disampaikan kepada semua anggota. Pentingnya KFT Komite Farmasi dan Terapi di sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia belum menunjukan unjuk kerja yang signifikan malahan banyak yang tidak berfungsi dan bahkan ada Rumah sakit yang belum punya KFT Dengan adanya KFT system Formularium dapat diterapkan dengan baik , diharapkan pengaturan dan pengendalian mutu , pengelolaan ,peredaran serta penggunaan obat di Rumah sakit dapat terlaksana dengan tertib yang akan memberikan keuntungan buat penderita , rumah sakit dan staf medik serta pihak lain yang terkait . Keuntungan :
Bagi Penderita , akan mendapat obat yang rasional
,bermanfaat , aman dengan harga yang terjangkau . Bagi Rumah sakit adalah semua obat yang digunakan dikendalikan oleh IFRS dan terjadi penghematan karena pengadaan yang teratur. Bagi Staf medik dengan keberadaan KFT adanya kegiatan program edukasi tentang obat bagi professional kesehatan. Bagi apoteker, dengan keberadaan KFT sebagai kegiatan dlm mengimplementasikan pelayanan farmasi klinik sebagai wujud dari Pharmaceutical Care Sistem Formularium Adalah suatu metode yang digunakan staf medik dari suatu rumah sakit yang bekerja melalui KFT untuk mengevaluasi , menilai dan memilih dari berbagai zat aktif obat dan produk obat yang tersedia yang dianggap paling bermanfaat bagi penderita. Hasil utama dari pelaksanaan system Formularium adalah Formularium Rumah Sakit. Formularium Formularium Rumah sakit adalah dokumen yang berisikan kumpulan produk obat yang dipilih KFT disertai informasi tambahan penting tentang penggunaan obat , kebijakan dan prosedur berkaitan obat yang relevan untuk rumah sakit. Formularium dapat direvisi secara berkala sesuai dengan kebijakan rumah sakit Upaya meningkatkan Kepatuhan Penggunaan Formularium RS
Jenis obat dalam Formularium benar-benar direncanakan
sesuai keperluan berdasarkan pola penyakit,populasi penderita , spesialisasi,fleksibel danrevisi tepat waktu. Larangan penggunaan sample obat non formularium Produk obat yang ada dalam Formularium selalu tersedia di rumah sakit Menerbitkan bulletin yang berisi informasi tentang formularium Operasionalisasi system Formularium terus menerus. Penutup
KFT sangat penting dalam menentukan
kebijakan obat di Rumah sakit Keterkaitan KFT dengan FRS merupakan bukti betapa pentingnya keberadaan seorang Apoteker di KFT Keberadaan Formularium sebagai salah satu upaya untuk pengendalian pengadaan obat di Rumah sakit.