Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
”CULTURE CARE“
Oleh Kelompok VI :
Ilham Hutama
Triyono
Dwi Hastuti
Fian Rizky Utama
Melita Anggraeni
Sri Endang S
Kriestanti widayat
Anggit Triatmojo
Sri susanti
Herlangga suhendra Murti
Dosen Pembimbing : Inez Karunia,M.kep
STIKes KUSUMA HUSADA SURAKARTA
PRODI S1 KEPERAWATAN
2017 / 2018
Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan
transkultural dan seorang pemimpin dalam
keperawatan transkultural serta teori asuhan
keperawatan yang berfokus pada manusia. Ia
adalah perawat professional pertama yang
meraih pendidikan doctor dalam ilmu
antropologi social dan budaya. Dia lahir di
Sutton, Nebraska, dan memulai karir
keperawatannya setelah tamat dari program
diploma di “St. Anthony’s School of Nursing” di
Denver.
Tahun 1950 ia meraih gelar sarjana dalam ilmu biologi dari
“Benedictine College, Atchison Kansas” pada studi filosofi dan
humanistik.Lalu dia bekerja sebagai direktur pelayanan keperawatan
pada St. Joseph’s Hospital di Omaha. Tahun 1954 Leininger meraih
gelar M.S.N. dalam keperawatan psikiatrik dari ” Chatolic University of
America” di Washington, D. C. Ia melanjutkan ke ”College of Health”
di Univercity of Cincinnati, dimana ia menjadi lulusan pertama (M. S.
N ) pada program spesialis keperawatan psikiatrik anak . Selama
bekerja pada unit perawatan anak di Cincinnati, Leininger
menemukan bahwa banyak staff yang kurang memahami mengenai
faktor-faktor budaya yang mempengaruhi perilaku anak-anak.
Dimana diantara anak-anak ini memiliki latar belakang kebudayaan
yang berbeda. . Terapi psikoanalisa dan terapi strategi lainnya
sepertinya tidak menyentuh anak-anak yang memiliki perbedaan latar
belakang budaya dan keutuhan. Lalu Leininger mempelajari
perbedaan antara kebudayaan masyarakat barat dan non barat terkait
dengan praktek dan asuhan keperawatan untuk mempertahankan
kesehatan. ia terus mengembangkan teori perawatan kulturalnya dan
metode ethno nursing. dia menunjukkan bahwa perawatan
transkultural dan anthropologi bersifat saling melengkapi satu sama
lain, kerangka konsepnya disebut Cultural care.
Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Menurut Leininger, manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun ia
berada.
2. Kesehatan
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang
didefinisikan secara kultural memiliki nilai dan praktek serta
merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk
menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan
dan pola hidup.
3. Lingkungan
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi,
atau pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi
perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam
lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan
kebudayaan.
4. Keperawatan
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik
dan profesi keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada
aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan untuk
membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau
memampukan individu maupun kelompok untuk memperoleh
kesehatan mereka dalam cara yang menguntungkan yang
berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang
agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.
Teori Keperawatan Leininger
C.
1. Care
2. Caring
3. Kebudayaan
4. Perawatan cultural
5. perbedaan perawatan kultural
6. Kesatuan perawatan kultural
7. Keperawatan
8. Pandangan dunia
9. Dimensi struktur sosial dan budaya
10. Lingkungan
11. Etnohistory
12. Sistem perawatan pada masyarakat tradisional
13. Sistem perawatan profesional
14. Kesehatan
15.Mempertahankan perawatan kultural
16.Negosiasi atau akomodasi perawatan kultural
17.Restrukturisasi perawatan transkultural
18.Perawatan kultural yang konggruen
The Sunrise Model ( Model matahari terbit )
Matahari terbit sebagai lambang/ symbol perawatan
B. Kelemahan :
1. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri
dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual
model lainnya.
2. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi
masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya