Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELOMPOK 4
1. 1411012006 Fitria yeni
2. 1411012048 Rio Kirnanda
3. 1511011012 Miftahul Helina
4. 1511011028 Humairah Fantana
5. 1511011040 Yossy Pratiwi
6. 1511012009 Nadya Zahra Henni
7. 1511014005 Simon Harold Amadeo
8. 1511014019 Beba Shiami
Pengertian Komite Farmasi dan terapi (KFT)
› Komite Farmasi dan terapi adalah organisasi yang mewakili
hubungan komunikasi antara staf medik dan staf farmasi.
› Anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-
spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker yang
mewakili farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.
(Kepmenkes No.1197/Menkes/SK/X2004)
Tujuan Panitia Farmasi dan Terapi:
1. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan
obat, penggunaan obat serta evaluasinya.
2. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan
pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan
penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan. (merujuk pada SK
Dirjen Yanmed nomor YM.00.03.2.3.951)
Komite Medik
(KEPMENKES RI NO.1197,2004)
Untuk itu, para Apoteker harus secara mendasar
dan mendalam dibekali dengan ilmu-ilmu:
› farmakologi,
› farmakologi klinik,
› farmako epidemologi, dan
› farmako ekonomi,
– disamping ilmu-ilmu lain yang sangat dibutuhkan untuk
memperlancar hubungan profesionalnya dengan para petugas
kesehatan lain di rumah sakit.
(KEPMENKES RI NO.1197,2004)
Tugas Apoteker dalam Komite Farmasi dan Terapi:
1. Menjadi salah seorang anggota panitia (Wakil
Ketua/Sekretaris).
2. Menetapkan jadwal pertemuan.
3. Mengajukan acara yang akan dibahas dalam pertemuan.
4. Menyiapkan dan memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk pembahasan dalam pertemuan.
5. Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan
melaporkan pada pimpinan rumah sakit
(KEPMENKES RI NO.1197,2004)
Lanjutan…
6. Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui oleh
pimpinan kepada seluruh pihak yang terkait.
7. Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati
dalam pertemuan.
8. Menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi,
pedoman penggunaan antibiotika dan pedoman
penggunaan obat dalam kelas terapi lain.
9. Membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil
kesepakatan Panitia Farmasi dan Terapi
(KEPMENKES RI NO.1197,2004)
Lanjutan…
10. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan.
11. Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat.
12. Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan
dan penggunaan obat pada pihak terkait
(KEPMENKES RI NO.1197,2004)
AGENDA PFT
1. Notulen pertemuan terakhir.
2. Kajian Formularium utk pemutakhiran dan penghapusan
produk.
3. Obat baru yang diusulkan.
4. Pengkajian protokol obat investigasi.
5. Pengkajian reaksi obat merugikanPengkajian temuan Efek
samping dan tindakan perbaikan.
6. Keamanan obat di RS.
7. Kebijakan baru yang perlu disediakan.
(Permenkes No.72, 2016)
Daftar Pustaka
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.
1197 Th 2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah
Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72
Th 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah
Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
58 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di RS.
SK. Dirjen Yanmed Depkes Ri No. Ym.00.03.2.3.951