Вы находитесь на странице: 1из 39

Disadur oleh :

1. A. Rahmi Wahyuni
2. Bagus Winantara
3. Siti Mustabsyirah
Pada umumnya pengetesan perangkat sistem
proteksi dapat dibagi atas empat tahap, yaitu :
1. Jenis (type test)
2. Rutin dalam proses produksi
3. Komisioning
4. Pemeliharaan berkala
Pengujian jenis diperlukan untuk
membuktikan bahwa rele memenuhi
spesifikasi yang dipublikasikan sesuai dengan
standar yang berlaku. Karena fungsi dasar rele
proteksi adalah untuk dapat beroperasi
menamankan sistem secara benar pada sistem
tenaga kshususnya terhadap gangguan
abnormal, maka penting untuk menguji kinerja
sistem dalam setiap kondisi gangguan yang
mungkin terjadi pada sistem tenaga listrik
tersebut.
Pengetesan rutin dalam proses produksi
dilakukan untuk menjaga kualitas hasil
produksi sehingga dapat dijamin bahwa
produk-produk yang dihasilkan selama proses
produksi bebas dari cacat dan kerusakan lain.
Selama proses pabrikasi, pengetesan harus
dilakukan atas beberapa tahap, sedemikian
rupa sehingga kesalahan dapat ditemukan
sedini dan secepat mungkin sehingga dapat
ditanggulangi sebelum terlambat menjadi
produk yang bisa dipasarkan.
 Pengetesan komisioning dilakukan
untuk membuktikan bahwa isntalasi peralatan
telah dilakukan dengan benar sesuai rencana
pekerjaan. Dalam pengetesan ini semua aspek
diteliti satu demi satu, yakni mulai dari sistem
instalasi sampai pengecekan wiring,
pengetesan operasi masing-masing perangkat
hingga pengetesan akhir untuk melihat apakah
sistem proteksi sudah bekerja dengan baik
sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam
kontrak.
Pengetesan berkala dilakukan dalam rangka
pemeliharaan, yaitu untuk mengidentifikasi
adanya peralatan yang rusak sehingga dapat
dilakukan koreksi seperlunya.
Terdapat beberapa pengetesan jenis yang
harus dilakukan yaitu :
a. Fungsi
b. Rating
 Pengetesan fungsionl dilakukan dengan
menerapkan beberapa masukan ke dalam rele
yang dites dan untuk setiap masukan
dilakukan pengamatan terhadap sistem
kerjanya apakah sudah memenuhi syarat
spesifikasi.
 Pengetesan jenis rating dilakukan untuk
memeriksa komponen yang digunakan ,
apakah rating masing-masing berada pada
batas yang dispesifikasikan dan agar tidak
terbakar atau tidak akan terjadi kejut listrik
 Tujuan komisioning :
 1. untuk memastikan bahwa barang tidak mengalami kerusakan
pada waktu transportasi
 2. untuk memastikan bahwa pekerjaan instalasi telah dilakukan
dengan benar
 3.untuk membuktikan kebenaran fungsi rele proteksi keseluruhan
sesuai dengan spesifikasi barang
Pengetesan yang dilakukan umumnya bervariasi, tergantung skema
proteksi yang digunakan dan juga kebijakan proteksi perusahaan
listrik yang menerapkan rele proteksi tersebut.
 1. pemeriksaan wiring diagram menggunakan
gambar
 2.pemeriksaan secara umum, meliputi
pemeriksaan koneksi,wire,terminal,label pada
panel
 3.tahanan isolasi
 4.rele,termasuk perangkat komunikasi rele
numerik
 5.trafo arus
 6. trafo tegangan
 7. setelan trip dan alarm rele
 8. fungsi-fungsi triping
 Sebelum melakukan tes tahanan isolasi, semua
hubungan grounding harus dilepas terlebih
dahulu. Contoh trafo tegangan, ground DC
supply. Dalam hal ini semua perangkat
elektronik harus dilepas sebelum melakukan
pengukuran tahanan isolasi kabel-kabel
penghubungnya.
 Rele digital mempunyai prosedure untuk
melakukan uji diri. Tes uji diri ini dilakukan
untuk memeriksa apakah rele tersebut bisa
beroperasi dengan normal.
 Sebelum mengoperasikan trafo arus biasanya
dilakukan pengetesan,sebagai berikut:
 A. Polaritas
 Masing-masin trafo arus harus diperiksa apakah tanda-tanda
yang terdapat pada trafo arus tersebut sudah benar.perhatikan
gambar berikut.
 B. Lengkung magnetisasi
 Lengkung atau kurva magnetisasi suatu trafo arus
perlu di cek secara terbatas dengan menginjeksi arus
pada kumparan sekunder, misalnya melalui autotrafo
dimana sirkuit dibiarkan terbuka. Perhatikan gambar
 Sama halnya trafo arus, trafo tegangan perlu
mengalami pengetesan polaritas dan
pemeriksaan fasa sebagai berikut:
 A. Polaritas
 Pengetesan polaritas trafo tegangan dapat
dilakukan dengan cara yang sama dengan
pengecekan trafo arus. Secara cermat baterai
dihubungkan pada sisi primer, sedang
amperemeter dihubungkan dengan sisi
sekunder.
 Urutan fasa
 Pengetesan urutan dan putaran fasa dilakukan dalam keadaan
bertegangan dengan menggunakan phase rotation meter yang
dihubungkan pada ketiga fasa rangkaian sekunder. Perhatikan
gambar
 Tes setelan rele
 Pada batas-batas tertentu selama komisioning,
nilai setelan alarm dan trip elemen rele yang
terpasang perlu dimasukan dan diperiksa
apakah sudah benar sesuai kebutuhan. Cara
memasukkan nilai setelan bervariasi,
tergantung teknologi rele yang digunakan.
 injeksi sekunder selalu dilakukan sebelum
melakukan injeksi primer. Tujuan dari injeksi
sekunder adalah untuk membuktikan
kebenaran rangkaian proteksi mulai dari sisi
primer sampai ke rele pengaman. Dalam
melakukan injeksi sekunder, diperlukan
perangkat tes untuk jenis rele proteksi utama
seperti:
 1. tes blok untuk injeksi sekuder
 2. perangkat tes injeksi sekunder
 Jenis perangkat injeksi arus dan tegangan yang diperlukan untuk
pengetesan tergantung dari rele yang akan di tes. Saat ini peralatan tes
modern terdiri dari perangkat injeksi sekunder berbasi komputer, terdiri
dari satu PC yang dilengkapi dengan software yang sesuai, power
amplifier yang mengambil input signal dari PC yang kemudian diperkuat
menjadi arus dan tegangan yang sesuai untuk digunakan menginjeksi
rele
 Tujuan pengetesan injeksi sekunder adalah
untuk memeriksa instalasi rele proteksi mulai
dari sumber arus dan tegangan sampai rele
telah dilaksanakan dengan benar sesuai
gambar dan spesifikasi. Hal ini digunakan
dengan menerapkan output perangkat test ke
input masukan rele dan kemudian diperiksa
apakah ada alarm atau trip pada panel alarm
dan rangkaian trip CB. Berikut beberapa rele
yang digunakan untuk test sederhana injeksi
sekurnder
 1. Rele numerik
 Kebijakan pengetesan injeksi sekunder
bervariasi secara luas,pada produk
tertentu,bila rele numerik sudah lulus
pengujian self test maka rele tersebut
sebenarnya sudah bisa dioperasikan. Dengan
demikian sebenarnya juga sudah bisa
dihubungkan pada bagian rangkaian diluar
rele proteksi
 2. Rele elektromagnetik
 Rele jenis elektromagnetik diperlukan untuk
memeriksa karakteristik rele pada cakupan yang
luas, yaitu untuk menentukan parameter rele arus
lebih maupun rele jarak, antara lain:
 A. arus minimum yg menyebabkan rele bekerja
 B. arus maksimum dimana penyetelan ulang
terjadi
 C. waktu operasi pada harga yang sesuai
 D. kurva waktu pada dua atau tiga titik
pengukuran
 E. waktu penyetelan ulang pada arus nol dengan
TMS 1
 Pengetesan ini dilakukan dengan melibatkan
semua komponen instalasi, yaitu sisi primer
dan sekunder trafo arus, kumparan rele, dan
rangkaian alarm mauupun rangkaian trip dan
semua wiring yang terkait dengan sistem
proteksi. Dalam pengetesan tidak perlu
mengutik-ngutik wiring yang sudah diperiksa
dengan teliti sebelum melakukan injeksi
primer.
 Dahulu sumber catu daya yang umum digunakan untuk
pengetesan adalah generator yang mampu membangkitkan arus
yang cukup untuk pengetesan injeksi primer. Namun saat ini
barang tersebut jarang digunkan. Karna itu injeksi primer yang
digunakan adalah injeksi primer jenis portabel seperti pada
gambar
 Pengetesan rasio CT dilakukan dengan melewatkan
arus pada sisi primer[A1] pada saat mana dilakukan
pengukuran arus pada sisi sekunder [A2] seperti pada
gambar
 Bila rele yang digunakan adalah rele arah,
diferensial atau rele gangguan tanah maka
polaritas trafo arus perlu diperiksa. Rangkaian
pengecekan polaritas dapat dilakukan seperti
gambar
 Point-point berikut adalah beberapa aspek yang
perlu diperhatikan dalam perancangan sistem
proteksi. Aspek-aspek rancangan tersebut antara
lain :
 1. sistem proteksi harus dilengkapi dengan test
blok standar yang baik dan benar
 2. rangkaian proteksi harus dipandang sebagai
rangkaian terpisah dan sejauh mungkin tidak
menggunakan pengawatan bersama
 3. masing-masing kelompok rangkaian yang
terpisah secara elektrik dari rangkaian lain harus
ditanahkan menggunakan bar penghubung
 4. dalam hal ada pemakaian trafo tegangan
yang sama yang digunakan secara general atau
sumber catu DC digunakan untuk memasok
daya beberapa rangkaian sekaligus
 5. catu daya rele harus terpisah dengan catu
daya yang lain dan benar-benar harus
mempunyai alat pengaman
 6. tidak boleh membuat alat pemisah tunggal
untuk beberapa rangkaian
 7. panel harus mempunyai ruang akses yang
baik
 8. peralatan outdoor harus dibuat tahan cuaca,
panas, hujan, dan sebagainya
 9. semua wiring harus diberi tanda secara
spesifik
 10. rele elektromekanis harus mempunyai torsi
operasi dan restrain yang tinggi
 11.rele statis atau rele numerik harus
mempunyai fasilitas test yang dapat diakses
dari depan untuk memudahkan penulusuran
gangguan

Вам также может понравиться