Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Yolan Sentika N, S.Ked
Pembimbing:
dr. H. Aywar Zamri, Sp.PD,FINASIM
Pendahuluan
Waspadji S. Kaki Diabetes. Dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: FKUI,2014.
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Suwarti
Umur : 58 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat : Kec. Berbak, Muaro Sabak
Pekerjaan : Petani
MRS : 11 Januari 2018, Pukul 21.10
(Ruang ISO P)
Anamnesis
Keluhan Utama :
5 8
3 hari SMRS Raden
kata dokter ,pasien
Mattaher, pasien
pasien tidak menderita kencing
melakukan operasi
melakukan kontrol manis dan
pada kaki sebelah
selama 2 minggu. mendapatkan obat
kanan di RS
Glibenclamide.
Baiturrahim Jambi
2
4
4 tahun SMRS pasien
1 bulan SMRS 6 hari dirawat di RS mengeluh sering
Baiturrahim Jambi, MMC dan luka sudah merasa haus, banyak
pasien pernah dirawat sembuh, pasien minum, banyak
di RS MMC Jambi. pulang ke rumah kencing pasien
9
3 merasa berat
badannya menurun.
• Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat • Riwayat Penyakit Jantung (-)
Penyakit • Riwayat Penyakit Ginjal (-)
• Riwayat Penyakit kuning (-)
Dahulu • Riwayat Alergi (-)
Status Generalisata
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 120/70 HR : 121x/menit RR : 23x/menit
Suhu : 36,4 C
Status Gizi
BB : 50 Kg TB :152 cm
BBI : ( TB-100cm) kg ± 10%
: (152-100) kg ± 10%
: 47 kg – 57 kg
IMT : BB(kg)/TB2 (m)
: 50/(1,52)2 = 21,6 (BB normal)
Kulit
Warna : sawo matang
Efloresensi : (-)
Jaringan Parut : (-)
Pertumbuhan Rambut: normal
Pertumbuhan Darah: (-)
Suhu : 36,4 C
Turgor : normal, <2detik
Lainnya : (-)
Mata
Konjungtiva : Konjungtiva anemis (+/+)
Sklera : Sklera Ikterik (-/-)
Pupil : isokor
Lensa : normal
Gerakan : normal
Lapangan Pandang : normal
Hidung
Bentuk : Simetris
Sekret : (-)
Septum : deviasi (-)
Selaput Lendir : (-)
Sumbatan : (-)
Pendarahan : (-)
Mulut
Bibir : Kering (-), Sianosis (-)
Lidah : atrofi papila lidah (-)
Gusi : anemis (+)
Telinga
Bentuk : simetris
Sekret : (-)
Pendengaran : normal
Leher
JVP : 5+1 cmH2O
Kelenjar Tiroid : tidak teraba
Kelenjar Limfe : tidak teraba
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :Teraba ICS V linea midclavicula
sinistra
Perkusi :
Batas Atas : ICS II Linea parasternal sinistra
Batas Kiri : ICS V Linea midclavicula sinistra
Batas Kanan : ICS III Linea parasternal dextra
Auskultasi: BJ I/II Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, spider nervi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), Fremitus taktil kanan = kiri
Perkusi : Sonor kanan dan kiri
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, Rhonki (-), Wheezing
(-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, Simetris, venatasi (-).
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-) epigastrik
Perkusi : Timpani.
Auskultasi : Bising Usus (+), Normal
Ekstremitas
Superior:
Dextra : akral hangat, CRT <2 Detik, edem (-), luka (-)
Sinistra: akral hangat, CRT <2 Detik, edem (-), luka (-)
Inferior :
Dextra : akral hangat, CRT <2 Detik, edem (+), luka (+),
sensibilitas menurun.
Luka pada dorsum pedis dextra sampai ke cruris. Ukuran luka;
panjang 25 cm, lebar 10 cm dengan kedalaman ± 3 cm; berbau
busuk, dengan bentuk tidak beraturan. Warna kulit disekitar luka
hitam. Tepi luka merata, dasar luka tampak tendon dan otot
serta terdapat pus. Terdapat gangren pada digiti III pedis dextra.
Sinistra:
akral hangat, CRT <2 Detik, edem (-), luka (-)
Ekstremitas
Kriteria WAGNER : derajat 4 yaitu tukak dengan
gangren pada 1-2 jari kaki.
Kriteria PEDIS :
Perfusion : derajat 2
Extent : 25cm x 10cm x 1,5cm
Depth : derajat 3
Infection : derajat 4
Sensation : derajat 2
Pemeriksaan Laboratorium sederhana
16/01/2018
Darah Rutin
Leukosit : 16.700/ul
Hb Sahli : 7 g/dL Urin Rutin
GDS : 232 mg/dL Warna : Kuning keruh
Protein : (-)
Kesan : pH :6
Leukositosis Glukosa: (+++)
Anemia Berat BJ : 1,010
Hiperglikemia
Bakteri : (-)
Feses Rutin Leukosit: 0-1 /LPB
Warna : Kuning Ertrosit : 1-2 /LPB
Konsistensi : Lunak Epitel : 1-2 /LPB
Parasit : (-)
Lendir : (-) Kesan : Glukosuria
Telur cacing : (-)
Kesan : Normal
Pemeriksaan Ankle Brachial Index (30/01/2018)
lengan Tungkai
kanan : 120 kanan : 160
kiri : 110 kiri : 130
Farmakologis:
IVFD NaCl 0,9% 20 ttpm
Inj Ceftriaxone 1x2 gr
Inj Metronidazole 3x500 mg
Inj Omeprazole 2x1 (40 mg)
Inj Levemir 1 x 10 IU
Inj Novoravid 3 x 12 IU
Transfusi PRC sampai Hb ≥ 10 g/dL
Tatalaksana
Non Farmakologis:
Diet DM 1700 kkal
Kebutuhan kalori harian BBI x 25%
90% (TB-100) x kg x 25 kkal
90% (157-100) x kg x 25 kkal
50 kg x 25 kkal =1250 kkal
Stres metabolik ditambah 10-30 % =1250+375 =
1625, dibulatkan menjadi 1700 kkal
Tirah baring
Konsul Bedah
Perawatan Luka
Prognosis
14/01/2018
A x/i S : 38,6 RR : 26 x/I
TD : 110/70 N : 114
GDS : 235 mg/dL
+ paracetamol tablet 3x500 mg
Penemuan :
Cruris dextra : ulkus (+), pus (+), jaringan nekrotik
(+).
Pedis dextra : gangrene (+) Digiti III
Diagnosa : Ulkus cruris dextra + gangrene digiti III
pedis dextra
Nasehat : Rencana OP Debridement cruris dextra
+ amputasi digiti III pedis dextra
Cito. Besok pagi (25/01/2018) di OK pukul 08.00
WIB
Post operasi digiti III pada tanggal
25/1/2018
A
Tanggal Perkembangan
25/01/2018 TD : 100/70 N: 100 x/I S : 37,2 RR : 22 x/i
GDS : 182 mg/dL, 279 mg/dL, 198 mg/dL
• Conjungtiva Anemis
• Edem (+) pada kedua tungkai. Luka pada dorsum pedis dextra sampai ke
cruris. Ukuran luka; panjang 25 cm, lebar 10 cm dengan kedalaman ± 3 cm;
berbau busuk, dengan bentuk tidak beraturan. Warna kulit disekitar luka hitam.
Pemeriksaan Tepi luka merata, dasar luka tampak tendon dan otot serta terdapat pus.
Fisik Gangren pada digiti III pedis dextra
• Glukosuria
• Anemia
Pemeriksaan • Leukositosis
Laboratorium
Identifikasi Masalah
Anemia
Analisis Masalah
Nyeri pada luka di kaki sebelah kanan bekas
operasi
Ronald W. Kartika. Pengelolaan Gangren Kaki Diabetik. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia CDK-248/ vol. 44 no. 1 th. 2017
Analisis Masalah
Luka di kaki yang tidak kunjung
sembuh
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulsn Endokrinologi Indonesia; 2015. Diakses 1 Februari 2018.
Dari http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
Analisis Masalah
Luka di kaki yang tidak kunjung
sembuh
• Penyuluhan
Sekunder
• Edukasi
• Wound control
• Microbiological control-
infection control
• Mechanical control-
pressure control
• Educational control
Primer
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulsn Endokrinologi Indonesia; 2015. Diakses 1 Februari 2018.
Dari http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
Analisis masalah
Gula darah yang tidak terkontrol
Sasaran pengendalian DM
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulsn Endokrinologi Indonesia; 2015. Diakses 1 Februari 2018.
Dari http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
Analisis masalah
Gula darah yang tidak terkontrol
Akhir
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulsn Endokrinologi Indonesia; 2015. Diakses 1 Februari 2018.
Dari http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
Analisis Masalah
Gula darah yang tidak terkontrol
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulsn Endokrinologi Indonesia; 2015. Diakses 1 Februari 2018.
Dari http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
Analisis Masalah
Gula darah yang tidak terkontrol
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulsn Endokrinologi Indonesia; 2015. Diakses 1 Februari 2018.
Dari http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
Analisis Masalah
Sering merasa haus, banyak minum, sering kencing
terutama pada malam hari. Berat badan turun dan
mudah lelah saat bekerja.
Waspadji S. Kaki Diabetes. Dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: FKUI,2014.
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulsn Endokrinologi Indonesia; 2015. Diakses 1 Februari 2018.
Dari http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
Analisa Kasus
Sering merasa haus, banyak minum, sering kencing
terutama pada malam hari. Berat badan turun dan
mudah lelah saat bekerja.
Kriteria Diagnosis DM
• Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa > 126 mg/dL (7,0 mmol/L).
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8
2 jam.Atau
• Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (11,1 mmol/L). TTGO
dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang
3 setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
Purnamasari, D. Diagnosis dan klasifikasi Dibetes Melitus . Dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI.
Jakarta: FKUI,2014 Hlm.2323-2327
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulsn Endokrinologi Indonesia; 2015. Diakses 1 Februari 2018.
Dari http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
Analisis Masalah
Anemia
Pada pasien ini didapatkan Hb 7 g/dL
Anemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Bakta IM , Editor : Setiati siti, et al. Jakarta : InternaPublishing. 2014, hal 2575-2582.
Analisis Masalah
Anemia
Terapi
suportif
Terapi
Khas
Terapi
Kausal
Anemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Bakta IM , Editor : Setiati siti, et al. Jakarta : InternaPublishing. 2014, hal 2575-2582.