Вы находитесь на странице: 1из 27

OS KERATITIS

INDUCED STEROID
NURUL QALBI BACHTIAR – 1054 20 416 12

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Laporan Kasus

 Identitas pasien
Nama : Ny. DK
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Alamat : Gowa
No.RM : 11 42 76
Tgl.Pemeriksaan : Januari 2018
Tempat Pemeriksaan : BKMM
DPJP : dr. P, Sp. M
 Anamnesis
Keluhan Utama : Mata Merahl
Anamnesis Terpimpin : Pasien wanita usia 46 tahun datang ke BKMM degan
keluhan mata merah pada mata kiri ± 3 minggu terakhir yanga awalnya
pasien merasa seperti ada yang masuk. Pasien juga merasakan sakit, dan
pengelihatannya kabur. Awanya pasien merasakan sakit, gatal, dan banyak
kotoran pada matanya. Tiga hari pertama, pasien datang ke klinik untuk
berobat dan di berikan obat tetes mata C. Xytrol 3 x 3 tts/ hari yang
digunakan sampai botol pertama habis. kemudian, keluhan pasien
berkurang. Setelah obat habis, keluhan pada matanya kembali dirasakan.
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam anggota keluarga,
Riwayat Pemakaian Kacamata :
Kacamata baca
Riwayat Pengobatan :
Penggunaan obat tetes mata c. Xitrol
 Pemeriksaan Inpeksi

OD OS
Palpebra Edema () Edema (-)
Silia Sekret (-) Sekret (-)

Apparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (+)

Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)


Bola Mata Normal Normal

Mekanisme Muskular Normal ke segala arah Normal ke segala arah

Kornea Jernih Agak keruh


Bilik Mata Depan Kesan normal Kesan normal
Iris Cokelat, kripte (+) Cokelat, kripte (+)

Pupil Letak sentral, bulat Letak sentral, bulat

Lensa Jernih Jernih


 Pemeriksaan palpasi

Palpasi OD OS

TIO Tn Tn

Nyeri Tekan (-) (-)

Massa Tumor (-) (-)

Glandula pre-aurikuler Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

 Tonometri
TOD : 15
TOS : 16
 Visus
VOD : 20/20 (tidak dikoreksi)
VOS : 20/80 (tidak dikoreksi)
 Pemeriksaan slit lamp

Kornea : hiperemis (+),


injeksi di sentral dan parasentral kornea
bentuk pungtat dan plak.
BMD : flare (-)
Pupil : bulat
Lensa : jernih

 Pemeriksaan Funduskopi
Tidak dilakukan pemeriksaan funduskopi.
 Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada
Resume
 Pasien wanita usia 46 tahun datang ke BKMM degan keluhan mata
merah pada mata kiri ± 3 minggu terakhir yanga awalnya pasien
merasa seperti ada yang masuk. Pasien juga merasakan sakit, dan
pengelihatannya kabur. Awanya pasie merasakan sakit, gatal, dan
banyak kotoran pada matanya. Tiga hari pertama, pasien datang
ke klinik untuk berobat dan di berikan obat tetes mata C. Xytrol 3 x 3
tts/ hari yang digunakan sampai botol pertama habis. kemudian,
keluhan pasien berkurang. Setelah obat habis, keluhan pada
matanya kembali dirasakan. Pada pemeriksaan oftalmologi
ditemukan OS lakrimasi (+), hiperemis (+), kornea agak keruh.
Pemeriksaan slit lamp kornea; hiperemis (+), injeksi di sentral dan
parasentral kornea bentuk pungtat dan plak. BMD : flare (-), Pupil :
bulat Lensa : jernih dan lain-lain dalam batas normal.
 DIAGNOSIS KERJA
OS Suspect Keratitis Induced Steroid

 DIAGNOSIS BANDING
Keratitis bakter
Keratitis jamur
Keratitis Virus
Ulkus kornea
 TERAPI
 Medikamentosa
Doxycyclin 2 x 100 mg
C. Tobro 4 x 1 tets
C. Augentonic 4 x 1 tetes
Cetirizine tab 1 x 1
BC / vit C 1 x 1
C. midric
Perban mata

 PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia
Quo ad sanationam : dubia et bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad cosmeticum : dubia at bonam
Anatomi
Fisioogi

 Lapisan epitel merupakan sawar yang efisien terhadap


masuknya mikroorganisme ke dalam kornea
 Kortikosteroid lokal maupun sistemik akan mengubah
reaksi imun hospes dengan berbagai cara dan
memungkinkan terjadi infeksi oportunistik.
 Kornea memiliki banyak serabut nyeri sehingga lesi
kornea dapat menimbulkan rasa sakit dan fotofobia
Keratitis

 Keratitis adalah infeksi pada kornea, yang


merupakan lapisan paling luar utnuk menutup
pupil dan iris.
 Biasanya disebabkan oleh infeksi dan luka.
Infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.
 Etiologi keratitis paling sering terjadi oleh infeksi
bakteri.
Klasifikasi
 Keratitis bakteri
Patogen yangs sering pseduomonas aureginosa, staphylococcus
aureus, streptococci. Defek epitelial dengan infiltrat, dan injeksi
sircumcorneal.
 Keratitis jamur
• Nyeri yang dirasakan berangsur-angsur, gatal, fotofobia,
pengelihatan kabur, dan berair atau discharge yang
mukopurulent
• Infiltrate stroma berwarna abu-abu atau putih kekuningan
dengan batas halus yang tidak tegas. Pada infeksi jamur
terdapat infiltrat dengan batas yang halus, tepi yang
meninggi, tekstur tidak rata, pigmen abu-abu kecokletan, lesi
satelit, hypopion, dan plak endotelial
 Keratitis Virus
• Keratitis virus yang sering terjadi adala keratitis herpes
simplex
• Infeksi herpes primer mata secar tipikal adalah
blefarokonjungtivitits unilateral, dicirikan oleh vesikel
pada palperbra, conjungtivitis follcuar, adenopati
aurikuler dan kadang-kadang keratitis pungtata.
• Secara garis besar, terdapat 4 kategori besar bentuk
keratitis HSV yaitu keratitis epitelial infeksius, neurotrophic
keratopathy, stromal keratitis, dan endothelialitis
 Keratitis parasit
• Gejala klinik yang biaa dirasakan adalah nyeri hebat,
seperti ada benda asing, berair.
• Tanda kliniknya sering terlamabat muncul, infeksi dini
hanya hiperemi konjungtiva dengan gejala epitel
superfisial (mikroerosi, pseudommbran, opasifikasi,
edema mikrositik, granulasi yang difus)
Patofisiologi

 Terdapat empat faktor yang berperan dengan


terjadinya keratitis.
1. Akses organisme pada ocular surface
2. Perlekatan organisme pada ocular surface
3. Penetrasi melalui epitelium kornea.
4. Pertumbuhn orgaisme pada jaringan kornea
secara bertahap
Diagnosa
 Anamnesis
• Perjalanan penyakit, Rw penyakit mata, Rw trauma, Rw
penggunaan kontak lensa
• Gejala klinik pada keratitis meliputi mata merah, nyeri
pada mata, airmata atau discharge yang banyak pada
mata, blefarospasme, rasa terbakar, gatal , berpasir
pada mata, udeme sekitar mata, pengelihatan kabur,
dan fotofobia.
 Pemeriksaan oftalmoskopi
 Pemerksaan laboratorium
Diagnosa Banding
 Keratitis berdasarkan etiologinya
 Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah Ulkus kornea adalah keadaan
patologik dimana hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat kematian jaringan kornea.
Prognosis

 Virulensi organisme yang memnyebabkan keratitis


 Luas dan lokasi dari ulkus kornea
 Deposit vaskularisasi dan atau kolagen
 Satus imun pasien
Komplikasi

 Komplikasi yang paling menakutkan pada kondisi ini


adalah penipisn kornea, descematocele sekunder, dan
pada akhirnya perforasi pada kornea yang mungkin
dapat menyebabkan endoftalmitis dan hilangnya
pengelihatan
Pembahasan

 Keratitis adalah inflamasi pada kornea, merupakan lapisan paling


luar pada mata yang menutupi pupil dan iris. Penyebab yang
paling banyak pada keratitis adalah infeksi dan luka pada mata.
 Gejala klinik yang timbul akibat infeksi dari kornea adalah mata
merah, sensasi seperti ada pasir, nyeri, sensitiv terhadap cahaya,
mata berair, pengelihatan kabur, susah membuka mata.
 Jika ditelusuri riwayat penggunaan obat sebelumnya yaitu obat
tetes mata yang mengandung steroid serta antibiotik kemudian,
gejalanya hilang. Setelah obat habis gejalnya muncul kembali.
 Beberapa kepustakaan menuliskan penggunaan
steroid dikontraindikasikan untuk pasien dengan
infeksi pada mata. Steroid kontraindikasi pada
infeksi pada mata karena dapat menekan system
pertahanan imun. Sebagai tambahan,
penghambatan respon inflamasi mungkin
menutup gejala dari penyakit tersebut sehingga,
pengobatan infeksi pada mata tidak maksimal
dan menyebabkan kembalinya gejala setelah
pemkaian obat dihentikan.
 Penggunaan steroid topikal yang lama
dapat merusak epitel kornea. 1
 Ada kesepakatan umum bahwa
penggunaan steroid topical dapat
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
bakteri. Pengobatan pada luka mata yang
kecil dengan steroid atau kombinasi
steroid-antibiotik telah menyebabkan
keratitis jamur.

Вам также может понравиться