Dyan Nitarahayu Rahel Kayang Teori Perkembangan Anak Menurut Erik H. Erikson
Dalam teori Erikson, 8 tahap
perkembangan berkembang sepanjang kehidupan. Tiap tahap terdiri dari tugas perkembangan yang unik yang menghadapkan seseorang pada suatu krisis yang harus dipecahkan Kepercayaan Versus Ketidakpercayaan (Masa bayi, tahun pertama) Otonomi Versus Rasa Malu dan Ragu-Ragu (Masa bayi, 1-3 tahun) Inisiatif Versus Rasa Bersalah (Masa kanak-kanak awal tahun prasekolah, 3-5 tahun) Kerja Keras Versus Rasa Inferior (Masa kanak-kanak tengah & akhir usia SD, 6th-remaja) Identitas Versus Kebingungan Identitas (Masa remaja 10-20 tahun) Keintiman Versus Isolasi (Masa sewasa awal, 20an-30an) Generativitas Versus Stagnasi (Masa dewasa tengah, 40an-50an) Integritas Versus Keputusasaan (Masa dewasa akhir, 60 tahun keatas)d Kepercayaan Versus Ketidakpercayaan (Masa bayi, tahun pertama)
• Kepercayaan versus ketidakpercayaan (trust versus
mistrust) adalah tahap psikososial Erikson yang pertama, yang dialami pada tahun pertama kehidupan. Rasa percaya melibatkan rasa nyaman secara fisik dan tidak ada rasa takut atau kecemasan akan masa depan Otonomi Versus Rasa Malu dan Ragu-Ragu (Masa bayi, 1-3 tahun)
Otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu (autonomy versus
doubt and shame) adalah tahap perkembangan Erikson yang kedua. Tahap ini terjadi pada masa bayi akhir dan masa kanak kanak awal (1-3 tahun). Setelah mendapatkan rasa percaya pengasuh, bayi mulai mengetahui bahwa perilaku mereka adalah milik mereka sendiri Inisiatif Versus Rasa Bersalah (Masa kanak-kanak awal tahun prasekolah, 3-5 tahun)
Inisiativ versus rasa bersalah (initiative versus
guilt), tahap perkembangan Erikson yang ketiga, terjadi selama tahun prasekolah. Begitu anak prasekolah memasuki dunia sosial yan glebih luas, mereka menghadapi lebih banyak tantangan ini. Anak diminta untuk memikirkan tanggung jawab terhadap tubuh, perilaku, mainan, dan hewan peliharaan mereka Kerja Keras Versus Rasa Inferior (Masa kanak-kanak tengah & akhir usia SD, 6th-remaja)
Kerja keras versus rasa inferior (industry versus
inferiority) adalah tahap perkembangan Erison yang keempat, terjadi di sekitar tahun sekolah dasar. Inisiatif anak membawa mereka berrhubungan dengan banyak pengalaman baru Identitas Versus Kebingungan Identitas (Masa remaja 10-20 tahun)
Identitas versus kebingungan identitas (identity versus
identity confusion) adalah tahap perkembengan Erikson yang kelima, yang dialami sesorang selama masa remaja. Pada masa ini, individu dihadapkan pada penemuan diri, tentang siapa diri mereka sebenarnya, dan kemana mereka akan melangkah dalam hidup ini Keintiman Versus Isolasi (Masa sewasa awal, 20an-30an)
Keintiman versus isolasi (intimacy versus isolation) merupakan
tahap perkembangan Erikson yang keenam, yang dialami seseorang selama masa dewasa awal. Pada masa ini, individu menghadapi tugas perkembangan yaitu membentuk hubungan akrab dengan orang lain Generativitas Versus Stagnasi (Masa dewasa tengah, 40an- 50an)
Generativitas versus stagnasi merupakan tahap
perkembangan Erikson yang ketujuh, yang dialami seseorang pada masa dewasa tengah. Pada tahap ini, kepedulian utamanya adalah membantu generasi yang lebih muda dalam mengembangkan dan mengarahkan kehidupanmenjadi berguna-ini yang disebut Erikson sebagai generativitas. Perasaan bahwa dirinya tidak berbuat apa-apa untuk membantu generasi mendatang disebut stagnasi Integritas Versus Keputusasaan (Masa dewasa akhir, 60 tahun keatas)
Integritas versus keputusasaan (integrity versus
despair) merupakan tahap perkembangan kedelapan dan terakhir dari Erikson, yang dialami seseorang pada masa dewasa akhir.dalam taha ini, seseorang bercermin pada masa lalu dan menyimpulkan ia telah menjalani hidup dengan baik. Kesimpulan
Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik H.
Erikson merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Dalam teori Erikson, terdapat 8 tahap perkembangan, yaitu: kepercayaan versus ketidakpercayaan, otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu, inisiatif versus rasa bersalah, kerja keras versus rasa inferior, identitas versus kebingungan identitas, keintiman versus isolasi, generativitas versus stagnasi, integritas versus keputusasaan