Вы находитесь на странице: 1из 144

KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

( Bd. 202)
3 sks ( T : 1 ; P : 2 )
PENGERTIAN KOMUNIKASI

 Dalam kehidupan sehari-hari, semua orang pasti


akan melakukannya. Mulai dari berbicara, menulis
surat, menelpon, komunikasi suami istri, itu semua
termasuk ke dalam komunikasi.

 Istilah komunikasi sendiri diambil dari bahasa


Inggris yaitu communication yang berarti sama.
 Komunikasi adalah proses pengiriman dan
penerimaan informasi atau pesan antara dua
individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa
dipahami dengan mudah.
 Sedangkan
 menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi
adalah pengiriman dan penerimaan berita atau
pesan dari dua orang atau lebih supaya pesan
yang dimaksud bisa dipahami.
Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa


latin “communico,communicatio atau
Communicare”, yg berarti membuat
kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau
lebih.
Secara Umum

Secara Terminologis

Komunikasi
Proses penyampaian Kata komunikasi
informasi (pesan, ide merujuk pada proses
dan gagasan) dari penyampaian suatu
seseorang atau
beberapa orang, pernyataan oleh pihak
kelompok, organisasi satu kepada pihak lain.
dan masyarakat agar
terhubung dengan
lingkungan dan orang
lain.
1

Supaya yang kita sampaikan itu Tujuan


dapat dimengerti sebagai Komunikasi
komunikator kita harus
menjelaskan kepada komunikan
1
(penerima) dengan sebaik-
baiknya dan tuntas sehingga
mereka dapat mengerti dan
mengikuti apa yang kita
maksudkan.
Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan
sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan
yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong,
namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik
untuk melakukannya. 2

Supaya gagasan dapat diterima


orang lain. Kita harus berusaha
agar gagasan kita dapat diterima
orang lain dengan pendekatan
yang persuasive bukan
memaksakan kehendak.

3
Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti
benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan
mereka menginginkan kemauanya.
4
 Fungsi Komunikasi
Sebagai Informasi
Komunikasi memberikan suatu informasi
yang diperlukan dari setiap individu
ataupun kelompok dalam mengambil
suatu keputusan dengan meneruskan data
untuk menilai beberapa pilihan yang akan
diputuskan.
 Sebagai Kendali

 Fungsi komunikasi sebagai kendali mempunyai


arti bahwa komunikasi berperan untuk
mengendalikan perilaku orang lain atau anggota
dalam beberapa cara yang harus dipatuhi oleh
semua pihak.
 Sebagai Motivasi
 Komunikasi memberikan dalam hal memotivasi
melalui penjelesan yang dilakukan oleh para
motivator.
Unsur Unsur Komunikasi
1.Komunikator.
Komunikator adalah pihak yang bertindak
sebagai pengirim pesan dalam proses
komunikasi.
Komunikator merupakan seseorang atau
sekelompok orang yang berinisiatif untuk
menjadi sumber dalam sebuah hubungan.
Komunikator tidak hanya berperan sebagai
pengirim pesan saja, namun juga memberikan
respons dan menjawab pertanyaan yang
disampaikan sebagai dampak dari proses
komunikasi yang berlangsung, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2.Pesan/informasi
Pesan merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambaran
atau perantara lain. Pesan ini memiliki inti, yakni mengarah pada
usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Inti
pesan akan selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu.
3.Saranakomunikasi/channel.
Sarana komunikasi/channel biasa disebut
media yang digunakan sebagai penyalur
pesan dalam proses komunikasi.
Pemilihan sarana/media dalam proses
komunikasi tergantung pada sifat berita
yang akan disampaikan.

4.Komunikan/penerima/receiver.
Komunikan merupakan penerima pesan atau berita
yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan bisa
terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok.
Dalam proses komunikasi, komunikan adalah elemen
penting karena dialah yang menjadi sasaran
komunikasi dan bertanggung jawab untuk dapat
mengerti pesan yang disampaikan dengan baik.
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus bertukar
peran.

6.Dampak/effect
Dampak merupakan efek perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum dan
sesudah menerima pesan. Bila sikap dan tingkah laku komunikan berubah sesuai
dengan isi pesan maka komunikasi telah berjalan dengan baik. Dampak/efek
sesungguhnya dapat dilihat dari personal opinion, public opinion maupun majority
opinion.
Namun semuanya mengarah kepada perubahan yang terjadi pada komunikan setelah
menerima pesan.
Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah


bagaimana komunikator
menyampaikan pesan
kepada komunikannya,
sehingga dapat
menciptakan suatu
persamaan makna antara
komunikan dengan
komunikatornya.
 Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan
komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi,
banyak melalui perkembangan.
 Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi
antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi.
 Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7.Penginterpretasian.
 Penginterprestasian
 Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi,
terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses
komunikasi tahap pertama bermula sejak motif
komunikasi muncul hingga akal budi komunikator
berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan
rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses
penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan
disebut interpreting.
 Penyandian
 Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan
yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal
budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap
ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi
sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan
abstrak menjadi konkret.
 Pengiriman
 Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan
tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi
dengan peralatan jasmaniah yang disebut
transmitter, alat pengirim pesan.
 Perjalanan
 Tahapan ini terjadi antara komunikator dan
komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan
diterima oleh komunikan.
 Penerimaan
 Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang
komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
 Proses komunikasi

 Unsur-unsur yang berkaitan dengan siapa


pengirimnya (komunikator), apa yang
dikatakan atau dikirimkan (pesan), saluran
komunikasi apa yang digunakan (media),
ditujukan untuk siapa (komunikan), dan apa
akibat yang akan ditimbulkannya (efek).
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Manusia
Manusia, baik sebagai komunikator maupun
komunikan dapat mempengaruhi proses komunikasi.
 Berikut ini faktor manusia yang dapat mempengaruhi
komunikasi adalah:

Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
mengirimkan pesan, misalnya untuk memilih kata-kata (diksi),
menentukan saat pesan harus disampaikan, serta
mengembangkan berbagai teknik komunikasi verbal dan non
verbal.
 Bagi seorang penerima informasi (komunikan),
pengetahuan penting untuk menginterpretasikan
pesan yang disampaikan oleh komunikator, sekaligus
untuk memberi umpan bailk kepada pemberi pesan.
 Perkembangan
– Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk
komunikasi dalam dua aspek, yaitu
a.Tingkat perkembangan tubuh mempengaruhi
kemampuan untuk menggunakan tehnik komunikasi
tertentu dan untuk mempersepsikan pesan yang
disampaikan.
b. Keterampilan penguasaan bahasa bergantung pada
perkembangan neurology dan kognitif. Bayi
berkomunikasi melalui tangisan. Kita tidak mungkin
menerangkan tentang penyakit secara kompleks dan
detil kepada anak, karena ia memang masih sulit
menangkap pesan dari situasi non verbal.
 Sosiokultural
a.Posisi individu secaara sosiokultural mempengaruhi
perilaku komunikasi antar individu karena status
sosiokultural membentuk tatacara komunikasi.
b.Pada budaya Jawa, dalam berkomunikasi dengan
orang yang dihormati atau yang lebih tua,
digunakan bahasa yang halus.
c.Komunikasi dengan seorang raja di keraton,
dilakukan dengan tata cara yang berbeda dengan
cara yang digunakan dalam komunikasi dengan
teman sejawat dan sebagainya.
 Jenis Kelamin
– Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya
komunikasi yang berbeda dan memiliki interpretasi
yang berbeda terhadap suatu percakapan.
– Tannen (1990) menyatakan bahwa kaum
perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk
mencari konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan
meningkatkan keintiman, sementara kaum laki-laki
lebih menunjukkan independensi dan status dalam
kelompoknya.
KONSELING
 Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematis dengan panduan komunikasi interpersonal,
teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk
membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang
dihadapi,dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah
tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).
 Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat
suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta, harapan,kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
 Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi,dalam
kondisi saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang
yang mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya
dengan cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru,
mamandang kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan
tidakterlalu cemas dan tegang.
Konseling Kebidanan
Adalah bantuan kepada org lain dlm bentuk
wawancara yg menuntut adanya komunikasi,
interaksi yg mendalam dan usaha bersama antara
konselor ( bidan )dengan konseli (klien) utk
mencapai tujuan konseling yg dpt berupa
pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan
ataupun perubahan masalah, pemenuhan kebutuhan
ataupun perubahan tingkah laku / sikap dalam ruang
lingkup pelayanan kebidanan
TUJUAN KONSELING
a. Pemecahan masalah, meningkatkan efektifitas
individu dalam pengambilan keputusan secara
tepat
b. Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan
yang menekan / menganggu
c. Perubahan sikap dan tingkah laku
Konseling Kebidanan
 Adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi,
interaksi yang mendalam dan usaha bersama
antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk
mencapai tujuan konseling yang dapat berupa
pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan
ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam
ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
KONSELING KEBIDANAN
 Asuhan Kebidanan adalah penggambaran
hubungan antara bidan dengan kliennya dalam
konteks pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan
klien
 Konseling kebidanan adalah pertolongan dalam
bentuk wawancara yang menuntut adanya
komunikasi, interaksi yang mendalam, dan usaha
bersama antara konselor (bidan) dengan konseli
(klien) untuk mencapai tujuan konseling.
Tujuan Konseling Kebidanan

 1.Membantu kx memecahkan mx, meningkatkan


keefektifan individu dalam pengambilan keputusan
secara tepat
 2. Membantu pemenuhan kebutuhan kx meliputi
menghilangkan perasaan yang menekan /
mengganggu & mencapai kesehatan mental yang
positif
 3. Mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif
menjadi positif dan yang merugikan kx menjadi
menguntungkan kx
Tujuan konseling
 Tujuan konseling adalah :
 Pemecahan masalah, meningkatkan
efektifitasindividu dalam pengambilan keputusan
secara tepat.
 Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan
yang menekan/ mengganggu.
 Perubahan sikap dan tingkah laku.
Langkah Konseling
 Ada 3 langkah pokok konseling yang harus
dilaksanakan yaitu :
 (a) Pendahuluan, menciptakan kontak
mengumpulkan data klien untuk mencari tahu
penyebabnya;
 (b) Bagian inti/ pokok , mencari jalan keluar dan
menentukan jalan keluar yang harus dipilih;
 (c) Bagian akhir, penyimpulan dari seluruh aspek
kegiatan dan merupakan tahap penutupan untuk
pertemuan berikutnya.
 Prinsip Dasar Konseling
 Kemampuan menolong orang lain digambarkan dalam
sejumlah keterampilan yang digunakan seseorang
sesuai dengan profesinya yang meliputi (HOPSAN,
1978) :
(1) Pengajaran;
(2) nasehat dan bimbingan ;
(3) pengambilan tindakan langsung;
(4) pengelolaan;
(5) konseling.
Fungsi Konseling Kebidanan

 Fungsi konseling adalah :


 Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
 Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan
biologis, psikologis, kultural dan lingkungan .
 Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan
perilaku klien
 Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan serta peningkatan derajat kesehatan.
Proses Konseling

 Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu :


1. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai
sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :
 Memberi salam pada awal setiap pertemuan.
 Memperkenalkan diri
 Menciptakan suasana nyaman dan aman.
 Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER). S : Face your clients squarely
(menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/ mengganggukkan kepala).
O : Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan
sikap terbuka dan tidak menilai). L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah
klien). E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap
mata sesuia dengan cara yang diterima budaya setempat). R : Relaxed and
Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).
 Bersabar.
 Tidak memotong pembicaraan klien
2.Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan
perencanaanSetelah mendapatkan dan memberikan
cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi
klien, konselor membantu klien memecahkan
masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan
untuk mengatasi masalah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan adalah
(1) fisik,
(2) emosional,
(3) rasional,
(4) praktikal,
(5) interpesonal,
(6) struktural.Menindaklanjuti pertemuan :
Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat
rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/
merujuk klien.
Faktor Penghambat Konseling

 antara lain :
1. Faktor individual Keterikatan budaya merupakan faktor
individual yang dibawa seseorang dalam melakukan
interaksi.
 Orientasi ini merupakan gabungan dari :

(a) faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan seks;
(b) sudut pandang terhadap nilai-nilai;
(c) faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi, jaringan
sosial, peran dalam masyarakat, status sosial;
(d) bahasa.
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi,
 (a) tujuan dan harapan terhadap komunikasi;

 (b) sikap terhadap interaksi;

 (c) pembawaan diri terhadap orang lain;

 (d) sejarah hubungan.


3. Faktor situasional

4. Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi


dikatakan efektif bila ada sikap perilaku kompeten
dari kedua belah pihak.
Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya
komunikasi adalah :
(a) kegagalan informasi penting
(b) perpindahan topik bicara
(c) tidak lancar
(d) salah pengertian.
Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Konseling

adalah :
1.Iklim psikologis, suasana percakapan : Iklim
psikologis, tindakan, perilaku, sikap dari orang lain
yang mempunyai dampak terhadap diri kita.
Contoh : bidan otoriter kepada klien -> feed back
negatif.
2.Sikap Konselor (Bidan) menurut “Rogers”, yaitu :
a. Acceptance(Menerima) : Konselor menunjukkan sikap
menerima, sehingga konseli merasa tidak ditolak,
diacuhkan, didikte, tapi melainkan konseli merasa
bahwa ia diterima sebagai dirinya sendiri.
Terima klien dengan sikap terbuka dan apa adanya.
Konselor memperhatikan tanpa pamrih, tanpa
menguasai klien.
Tulus dan ikhlas. Konselor harus menghargai konseli,
apapun yang dikatakan konseli. Beri kesempatan pada
klien untuk mengemukakan keluhan-keluhannya.
b. Sikap tidak menilai
c. Sikap percaya terhadap konselor
3. Alam pikiran dari konseli ?dilihat dari dalam diri
konseli sendiri
4. Situasi konseling, persamaan persepsi sampai
mendapat pengertian.
Teknik Konseling
 Teknik Konseling
 Pendekatan authoritatian atau directive, pusat dari
keberhasilan konseling adalah dari konselor.
 Pendekatan non-directive atau conselei centred,
konseli diberikan kesempatan untuk memimpin
proses konseling dan memecahkan masalah sendiri.
 Pendekatan edetic, konselor menggunakan cara
yang baik sesuai dengan masalah konseli.
Faktor Penghambat Konseling

Faktor penghambat dalam konseling antara lain :


1. Faktor individualKeterikatan budaya merupakan
faktor individual yang dibawa seseorang dalam
melakukan interaksi.
 Orientasi ini merupakan gabungan dari :
(a) faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia
dan seks
(b) sudut pandang terhadap nilai-nilai
(c) faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi,
jaringan sosial, peran dalam masyarakat, status
sosial
(d) bahasa.
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi,
(a) tujuan dan harapan terhadap komunikasi

(b) sikap terhadap interaksi

(c) pembawaan diri terhadap orang lain

(d) sejarah hubungan.


3. Faktor situasional
4.Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi
dikatakan efektif bila ada sikap perilaku kompeten
dari kedua belah pihak. Keadaan yang dapat
menyebabkan putusnya komunikasi adalah :
(a) kegagalan informasi penting
(b) perpindahan topik bicara
(c ) tidak lancar
(d ) salah pengertian.
 Hasil Pelayanan Konseling Kebidanan

 Harapan bidan setelah dilaksanakan konseling adalah


kemandirian klien dalam :
 Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah,
merumuskan pemecahan masalah, menilai hasil tindakan
dengan tepat.
 Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah
kesehatan.
 Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
 Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah
kesehatan.
BIDANG- BIDANG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

 Jenis kegiatan bimbingan dan konseling ini dapat dikelompokkan


yaitu :
1. Bidang Pribadi
Yang notabene harus tetap diberikan kepada seluruh siswa, baik
siswa yang bermasalah atau tidak.
2. Bidang Sosial
Bidang ini kerap diberikan pada iswa yang merasa kesulitan dalam
membina pergaulan karena beberapa hal, baik dari luar atau dalam.
3. Bidang Belajar
Yang harus diberikan secara kontinuitas selama kegiatan belajar
berlangsung, setiap guru pembimbing wajib memantau hasil kegiatan
belajar siswa asuhannya, tentu harus kerjasama dengan wali kelas.
4. Bidang Karir
Hendaknya dilakukan dengan obrolan dua arah antara konselor,
dalam hal ini guru pembimbing dengan siswa asuhannya seputar
masalah cita-cita berikut kendala yang dihadapinya.
Keterampilan Dasar Konseling

 Sebagai fasilitator penyelenggaraan konseling,


seorang konselor harus memiliki berbagai keterampilan
dasar konseling agar mencapai tujuan konseling yang
efektif.
 Ada berbagai jenis keterampilan dasar konseling
diantaranya yaitu
a. atending,
b. mengundang pembicaraan terbuka
c. paraphrase
d. refleksi perasaan dan konfrontasi.
a. Keterampilan Atending
 Keterampilan atending merupakan usaha pembinaan
untuk menghadirkan klien dalam proses konseling.
Keterampilan dasar ini harus dikuasai oleh konselor
karena keberhasilan membangun kondisi awal akan
menentukan proses dan hasil konseling yang
diselenggarakan.
 Penciptaan dan pengembangan atending dimulai dari
upaya konselor menunjukkan sikap empati, menghargai,
wajar dan mampu mengetahui atau paling tidak
mengantisipasi kebutuhan yang dirasa klien.
B. Keterampilan Mengundang Pembicaraan Terbuka

 Keterampilan ini digunakan ketika konselor


melakukan wawancara dengan klien.
 Ajakan terbuka untuk berbicara memberi
kesempatan klien agar mengeksplorasi dirinya
sendiri dengan dukungan pewawancara.
Pertanyaan terbuka membuka peluang klien untuk
mengemukakan ide perasaan dan arahnya tanpa
harus menyesuaikan dengan setiap kategori yang
telah ditentukan oleh pewawancara.
 Contoh-contoh pertanyaan yang disarankan adalah:
a. Membantu memulai wawancara
– “Apa yang akan Anda bicarakan hari ini?”
b. Membantu menguraikan masalah
– ”Cobalah Anda menceritakan lebih banyak lagi tentang
hal itu!”
– ”Bagaimana perasaan Anda pada saat kejadian itu?”
c. Membantu memunculkan contoh-contoh perilaku khusus
sehingga pewawancara dapat memahami dengan lebih
baik apa yang dijelaskan oleh klien.
– ”Apa yang Anda rasakan pada saat Anda menceritakan
hal ini kepada saya?”
– ”Bagaimana perasaan Anda selanjutnya pada saat itu?”
 Contoh-contoh pertanyaan yang tidak disarankan adalah:
a. Pemakaian pertanyaan tertutup yang terlalu sering.
– ”Apakah telah terjadi perbaikan sejak pertemuan kita
yang terakhir?”
b. Pengajuan pertanyaan lebih dari satu pada saat yang
sama.
– ”Apakah Anda harus memasuki pekerjaan itu?”
c. Pengajuan pertanyaan ”Mengapa”, karena pertanyaan
ini sering menyudutkan orang dan sukar dijawab.
– ”Mengapa Anda tidak bergaul dengan baik?”
d. Memasukkan jawaban dalam pertanyaan.
– ”Anda sebenarnya belum mengerti hal itu pada
saat Anda mengatakan tentang ayahnya, bukan?”
 Aspek-aspek keterampilan atending adalah:
a. Posisi badan(termasuk gerak isyarat dan ekspresi
muka)
– Duduk dengan badan menghadap klien
– Tangan kadang-kadang digunakan untuk
menunjukkan gerak isyarat yang sedang
dikomunikasikan secara verbal.
– Merespon dengan ekspresi wajah, seperti senyum
spontan atau anggukan kepala sebagai tanda setuju.
– Badan tegak lurus tetapi tidak kaku atau kalau perlu
bisa dicondongkan ke arah klien untuk menunjukkan
kebersamaan.
b. Kontak mata
– Melihat klien terutama pada waktu bicara.
– Menggunakan pandangan spontan yang
menunjukkan minat atau keinginan untuk merespon.
 Mendengarkan
– Memelihara perhatian penuh yang terpusat pada
klien.
– Mendengarkan apapun yang dikatakan klien.
– Mendengarkan keseluruhan pribadi klien (kata-
kata, perasaan dan perilakunya)
– Memahami keseluruhan pesannya.
C. Keterampilan Mengundang Pembicaraan Terbuka
 Keterampilan ini digunakan ketika konselor melakukan
wawancara dengan klien. Ajakan terbuka untuk
berbicara memberi kesempatan klien agar
mengeksplorasi dirinya sendiri dengan dukungan
pewawancara.
 Pertanyaan terbuka membuka peluang klien untuk

mengemukakan ide perasaan dan arahnya tanpa harus


menyesuaikan dengan setiap kategori yang telah
ditentukan oleh pewawancara.
D. Keterampilan Paraprase
 Paraprase adalah suatu keterampilan dasar dalam konseling yang
bertujuan untuk memperbaiki hubungan antar pribadi.
 Esensi dari keterampilan ini adalah pengulangan kata-kata atau
pemikiran-pemikiran kunci dari klien yang dirumuskan oleh konselor sendiri.
 Maksud dari kegiatan paraprase adalah:

(1) menyampaikan kepada klien bahwa konselor bersama klien, dan


konselor berusaha memahami apa yang dinyatakan klien
(2) mengkristalisasi komentar klien dengan lebih singkat sehingga
membantu mengarahkan wawancara
(3) memberi peluang untuk memeriksa kecermatan persepsi konselor.
Kegiatan paraprase bukan merupakan upaya untuk membaca apa yang
terlintas di benak, tetapi suatu bantuan untuk memperoleh klarifikasi
tambahan yang cermat.
E.Keterampilan Refleksi Perasaan
 Refleksi perasaan merupakan keterampilan konselor untuk merespon
keadaan perasaan klien terhadap situasi yang sedang dihadapi.
 Kemampuan ini akan mendorong dan merangsang klien untuk
mengemukakan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah
yang sedang dihadapinya.
 Merefleksi perasaan klien merupakan suatu teknik yang ampuh,
karena melalui tindakan keterampilan tersebut akan terwujud
suasana keakraban dan sekaligus pemberian empati dari konselor
kepada klien.
 Esensi dari keterampilan ini adalah untuk mendorong dan
merangsang klien agar dapat mengekspresikan bagaimana
perasaan tentang situasi yang sedang dialami.
F. Keterampilan Konfrontasi
 Konfrontasi dalam wawancara konseling dimaknai sebagai
pemberian tanggapan terhadap pengungkapan kontradiksi dari
klien.
 Konfrontasi yang efektif tidak menyerang klien, tetapi merupakan
tanggapan khusus dan terbatas tentang perilaku klien yang tidak
konsisten.
 Penggunaan keterampilan ini mensyaratkan beberapa tingkat
kepercayaan dalam hubungan konseling yang telah dikembangkan
melalui keterampilan-keterampilan lain.
 Nada suara, cara mengintroduksi konfrontasi, sikap badan dan
ekspresi wajah, serta tanda-tanda non verbal lainnya merupakan
faktor-faktor utama dalam menerapkan keterampilan ini.
Hubungan Antar Manusia
 Hubungan antar manusia mendasari interaksi dan
komunikasi antara bidan dengan pasien dalam
pelayanan kebidanan.
 Pengertian HAM Menurut Beberapa Pakar
 Cabot dan Kahl (1967): HAM adalah suatu sosiologi
yang konkret karena meneliti situasi kehidupan,
khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan
psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan
menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik
yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan
situasi baru.
Pengertian HAM Menurut Beberapa
Pakar
 H. Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara
dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu
yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki
perilaku individu lain atau sebaliknya.
 Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi
antara seseorang dengan orang lain dalam situasi
kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari
kepimpinannya, yang bertanggungj awab dalam suatu
kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju
situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara
produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi,
psikologis dan sosial.
Pengertian HAM Menurut Beberapa
Pakar
 Ferdinand Tonnies: menyatakan bahwa manusia dalam
bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu:
(1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain
dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya olek
karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya
statis, pribadi, tidak rasional;
(2) Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan
untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar
masuk dari kelompok tersebut.
HAM dalam arti luas :

 HAM dalam arti luas :


 Komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain secara tatap muka dalam segala
situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga
menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada
kedua belah pihak.
 Suksesnya seseorang dalam melaksanakan “Human
Relations” karena ia berkomunikasi secara etis, ramah,
sopan, menghargai, dan menghormati orang lain.
 Human Relations ini dilakukan dimana saja —> di
rumah, pasar, kampus, toko, dalam bis, kereta api, dan
sebagainya.
Tujuan HAM

 Tujuan dari HAM adalah:


 Memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis
dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan
keserasian, dengan konflik seminimal mungkin.
 Memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain.
 Memperoleh pengetahuan dan informasi baru.
 Menumbuhkan sikap kerjasama.
 Menghilangkan sikap egois/paling benar.
 Menghindari dari sikap stagnan karena “manusia adalah makhluk
homo socius”; mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan orang
lain serta memberikan bantuan.
Faktor-Faktor dalam HAM

 Faktor-faktor dalam hubungan antar manusia


adalah:

 Faktor yang mendasari interaksi sosial.


 Faktor yang menentukan interaksi sosial.
Faktor yang Mendasari Interaksi Sosial

 Interaksi sosial melibatkan individu secara fisik


maupun psikologis. Faktor utama dalam proses
internalisasi antara lain :
 Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti
sesuatu di luar dirinya/ meniru. Hal yang perlu
diperhatikan sebelum meniru adalah mempunyai
minat dan perhatian yang besar, sikap menjunjung
tinggi, pandangan meniru akan memperoleh
penghargaan sosial yang tinggi.
Sugesti
 Sugesti adalah proses individu menerima cara pandang orang lain
tanpa kritik lebih dulu. Syarat untuk mempermudah sugesti adalah:
(1) Hambatan berpikir, akibat rangsangan emosi proses sugesti
diterima secara langsung
(2) Pikiran terpecah-pecah/disasosiasi, mengalami pemikiran yang
terpecah-pecah
(3) Otoritas/prestise, menerima pandangan dari seseorang yang
memiliki prestise sosial tinggi
(4) mayoritas, menerima pandangan dari kelompok mayoritas
(5) Kepercayaan penuh, penerimaan pandangan tanpa
pertimbangan lebih lanjut.
Identifikasi
 Identifikasi adalah proses yangberlangsung secara
sadar, irasional, berdasar perasaan, dan
berkembang bahwa identifikasi berguna untuk
melengkapi sistem norma-norma yang ada.
Menurut Sigmund Freud “identifikasi” merupakan
cara belajar norma dari orang tuanya.
Simpati
 Simpati adalah perasaan tertarik individu
terhadap orang lain yang timbul atas dasar
penilaian perasaan.
Faktor yang Menentukan Interaksi Sosial

Faktor yang Menentukan Interaksi Sosial


 Cara seseorang melakukan interaksi sosial dengan
menggunakan komunikasi antar individu atau
komunikasi interpersonal.
 Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hubungan
personal yang baik antara lain:
 Rasa percaya.

 Sikap sportif.

 Sikap terbuka dan sikap tertutup.


Rasa Percaya

 Rasa Percaya
 Secara ilmiah “percaya” didefinisikan
mangandalkan perilaku orang untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya
tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko
Keuntungan rasa percaya
 Keuntungan rasa percaya kepada orang lain
adalah meningkatkan komunikasi interpersonal
(membuka saluran komunikasi, memperlancar
pengiriman informasi, memperluas peluang
mencapai tujuan); mengurangi hambatan
interpersonal.
 Faktor yang menumbuhkan rasa percaya adalah:
1. Menerima, kemampuan berhubungan dengan
orang lain tanpa menilai dan berusaha
mengendalikan.
2. Empati, paham dengan keadaan orang lain.
3. Kejujuran, menyebabkan perilaku dapat diduga.
Sikap Sportif

 Sikap Sportif
 Sikap yang mengurangi sikap melindungi diri
(defensif) dalam komunikasi yang terjadi dalam
interaksi sosial.
Sikap Terbuka dan Sikap Tertutup

 Perbedaan karakteristik orang yang terbuka dan


orang yang tertutup yaitu:
 Sikap terbuka: menilai pesan secara objektif dengan
menggunakan data dan keajegan logika; membedakan
dengan mudah, melihat suasana ; berorientasi pada isi
pesan; mencari informasi dari berbagai sumber; lebih
bersifat profesionalisme dan berusaha mengubah
kepercayaan; mencari pengertian pesan yang tidak
sesuai dengan rangkaian kepercayaan.
Sikap tertutup
 Sikap tertutup : menilai pesan berdasarkan motif;
berpikir simplisis tanpa suasana; bersandar pada
banyak sumber pesan daripada isi pesan; kaku
dan memegang teguh sistem kepercayaan; menolak
dan mengabaikan pesan yang tidak konsisten
dengan sistem kepercayaan.
Konsep Diri

a.Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting


dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi.
b. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri
positip.
c. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar
dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang,
karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai
suatu operating sistem yang menjalankan suatu
komputer.
 Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan
berpikir seseorang.
 Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa
tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal
baru, tidak berani mencoba hal yang menantang,
takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh,
rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa
tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak
perilaku inferior lainnya.
 Dua macam konsep diri adalah sebagai berikut :
1.Konsep diri negatif: peka pada kritik; responsif
sekali pada pujian; hiperkritis; cenderung merasa
tidak disenangi orang lain; bersikap pesimitis pada
kompetensi.
2.Konsep diri positif: yakin akan kemampuan
mengatasi masalah; merasa setara dengan orang
lain; menerima pujian tanpa rasa malu; sadar akan
keinginan dan perilaku tidak selalu disetujui oleh
orang lain; mampu memperbaiki diri.
Komponen konsep diri adalah :

 Komponen konsep diri adalah :


1. Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik
sadar maupun tidak sadar. Meliputi : performance, potensi tubuh,
persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.
2. Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilakunya yang
disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita.
3. Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai
dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut.
4. Peran diri adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang
diharapkan individu berdasarkan posisinya dimasyarakat.
5. Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber
dari pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua aspek
konsep diri sebagai sesuatu yang utuh.
Teori Johary Windows
 Teori Johary Windows
 Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan
dengan Johari Window.
 Penjelasan Johari Window tentang tingkat keterbukaan dan tingkat
kesadaran tentang diri kita.
 Joseph Luft dan Harrington Ingham, mengembangkan konsep Johari
Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan
dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela.
’‘Jendela’’ tersebut terdiri dari matrik empat sel, masing-masing sel
menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang
disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah
buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari.
Open area

 Open area adalah informasi tentang diri kita yang


diketahui oleh orang lain seperti nama, jabatan,
pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika
memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan
sesuatu yang ringan tentang diri kita.
 Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus
bertambah secara vertikal sehingga mengurangi
hidden area. Makin besar open area, makin produktif
dan menguntungkan hubungan interpersonal kita.
Hidden area
 Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang
diri kita tapi tertutup bagi orang lain.
 Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan,
pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan, dll.
 Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya
akan menjadi penghambat dalam berhubungan.
 Hal ini akan membuat orang lain miss komunikasi
tentang kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan
mengurangi tingkat kepercayaan orang.
Blind area
 Blind area yang menentukan bahwa orang lain
sadar akan sesuatu tapi kita tidak.
 Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi,
bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll.
Sehingga dengan mendapatkan masukan dari
orang lain, blind area akan berkurang.
 Makin kita memahami kekuatan dan kelemahan
diri kita yang diketahui orang lain, maka akan
bagus dalam bekerja tim.
Unknown area
 Unknown area adalah informasi yang tidak diketahui
oleh orang lain dan diri kita.
 Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal
atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita
bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan.
Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain
selain anggota keluarga kita.
 Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”.
Jendela ini akan mengecil sehubungan kita tumbuh
dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari
pengalaman.
Daerah publik
 Daerah publik adalah daerah yang memuat hal-
hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain.
Daerah buta adalah daerah yang memuat hal-hal
yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak
diketahui oleh dirinya.
Daerah tersembunyi
 Daerah tersembunyi adalah daerah yang memuat
hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak
diketahui oleh orang lain.
Pengenalan diri

 Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap


a. pengungkapan diri (self-disclosure)
b. menerima umpan balik (feedback).
Pengertian Komunikasi Efektif

 Apa itu komunikasi efektif?


Komunikasi efektif adalah tersampaikannya
gagasan, pesan dan perasaan dengan cara
yang baik dalam kontak sosial yang baik
pula.
Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah komunikasi yg pd


prosesnya dapat menghasilkan persepsi,
perilaku dan pemahaman yg berubah
menjadi sama antara komunikator dan
komunikan dapat diperoleh.
 Yaitu apa yg diyakini oleh si pemberi pesan dan yg
menerima pesan itu sesuai, maksudnya apa yg
diterima oleh si komunikan itu sama dg yg ingin
disampaikan oleh komunikator, dimana pesan itu
dpt merubah perilaku, sikap, dan pengetahuan si
penerima pesan sesuai harapan komunikator.
5 Prinsip dalam Komunikasi
5 komponen penting dalam komunikasi
Thomas Leech

 Pengirim pesan (sender)


 Pesan yang dikirimkan (message)
 Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery
channel atau media)
 Penerima pesan (receiver)
 Umpan balik (feedback)

+ empat keterampilan dasar dalam komunikasi :


(1) membaca, (2) menulis, (3) mendengar dan
(4) berbicara.
Stephen Covey

Komunikasi itu layaknya bernapas

Kita terkadang lebih banyak berbicara


dari pada mendengar.
Lima pondasi membangun komunikasi efektif

 Berusaha benar-benar mengerti orang lain


(emphatetic communication)
 Memenuhi komitmen atau janji
 Menjelaskan harapan
 Meminta maaf secara tulus ketika Anda membuat
kesalahan
 Memperlihatkan integritas pribadi.
Hukum Komunikasi “REACH”

 Respect (sikap menghargai)


 Empathy (kemampuan mendengar)

 Audible (dapat didengarkan atau

dimengerti dengan baik)


 Clarity (jelas)

 Humble (rendah hati)


Reach

 Berarti rasa hormat & saling menghargai orang lain. Pada


prinsipnya, manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika
kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, maka
lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan
kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi
dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati,
maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan
sinergi. Selanjutnya, hal ini akan meningkatkan efektifitas
kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan
sebagai sebuah tim.
Empathy
 Adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita
pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang
lain.
Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap
empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan
atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan
atau dimengerti oleh orang lain.
Audible
 Bermakna antara lain: dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita
harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu
menerima umpan balik dengan baik, maka audible
berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima
oleh penerima pesan. Dalam komunikasi personal, hal
ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara
atau sikap yang dapat diterima oleh penerima
pesan.
Care
 Berarti perhatian akan apa yang disampaikan oleh
pembicara sehingga membuat pembicara merasa
diperhatikan . Care berarti juga menyimak secara
seksama apa isi pembicaraan dari lawan bicara.
Humble
 Berarti rendah hati. Prinsip kelima dalam
membangun komunikasi yang efektif adalah sikap
rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait
dengan prinsip pertama. Untuk membangun rasa
menghargai orang lain biasanya didasari oleh
sikap rendah hati yang kita miliki.
Kiat sukses berkomunikasi

 Kenali dengan baik lawan bicara


 Jangan terlalu banyak bicara dan kurang
mendengar.
 Jangan merasa (dan memperlihatkan) bahwa kita
lebih tahu daripada lawan bicara kita.
 Kenali betul-betul diri sendiri dan kemampuan
diri sendiri.
Dinamika Tanya-Jawab
1 2

Penyelia Bertanya Mendengar Menanggapi

Petugas Mendengar Menanggapi


Alasan Untuk Bertanya
 Terbuka.
“Apa penyebab kematian balita di Indonesia?”

 Tertutup
‘Berapa angka kematian balita di Indonesia pada tahun
1996 ?
Pertanyaan berbentuk corong

TERBUKA

KURANG
TERBUKA

RELATIF
TERTUTUP

TERTUTUP
Teknik Bertanya

 gantung
 langsung

 kombinasi

 pantul

 retorik
Kapan kita bertanya ?
 Mengantar suatu topik bahasan
 Meningkatkan efektifitas presentasi interaktif
 Menimbulkan curah pendapat (brainstorming)
 Menunjang proses diskusi
Kunci Bertanya (Lakukan)

 Lemparkan pertanyaan secara merata


 Gunakan tehnik bertanya langsung pada orang yang kurang
perhatiannya dalam pertemuan.
 Gunakan pertanyaan yang mudah pada bagian awal,
kemudian naikkan tingkat kesulitan pertanyaan setelah
interaksi terjalin dengan baik .
 Tuliskan pertanyaan (tertulis lengkap) dalam rencana
kegiatan.
 Ulangi pertanyaan bila pertanyaan tidak mengerti. Pilihan
lain, penyelia dapat menggunakan teknik bertanya pantul.
Kunci Bertanya (Jangan Lakukan)

 Jangan bertanya secara berurutan (misal dari


kanan ke kiri secara berkeliling).
 Jangan menggunakan pertanyaan yang terlalu
panjang dan kompleks.
 Jangan menggunakan pertanyaan yang
memastikan jawaban.
 Jangan terlalu banyak menggunakan pertanyaan
dengan jawaban ya/tidak.
 Jangan menggunakan pertanyaan ambiguous.
Mendengar Aktif
3 Phase mendengar

 Atensi pada sumber suara secara fisik dan mental

 Paraphrasing dan Interpretasi

 Menanggapi dan Persuasi


Umpan Balik atau Tanggapan
 Tekankan sisi kebaikan dan redam kesan jawaban
salah.
 Analisa kebaikan jawaban untuk memberikan alasan
terhadap “kebaikan” tsb. dan tumbuhkan motivasi
positip peserta.
 Analisa kekurangan untuk memberikan alasan spesifik
terhadap kekurangan tsb.
 Berikan komentar yang berorientasi kepada
jawaban, bukan berorientasi kepada orangnya.
Umpan Balik atau Tanggapan
 Dalam menanggapi, berlakulah spesifik dan
obyektif dan cobalah untuk membuat tanggapan
anda diterima secara realistik dan obyektif.
 Ikuti pemberian umpan-balik dengan perilaku
mendengar yang efektif
 Sesuaikan tanggapan dengan situasi yang terjadi.
 Penghargaan
KOMUNIKASI
EFEKTIF

Mery Krista Simamora,SST.SKM.M.Kes.


I. KOMUNIKASI
124
*Komunikasi adalah proses
pemindahan pengertian dari
si pengirim ke si penerima.
* Suatu ide, tidak peduli
bagaimanapun cemerlangnya,
tidak ada manfaatnya sampai
ide tersebut disampaikan dan
dimengerti orang lain.
Sender Info Receiver
125
126 Basic Communication Process

Sender Feedback Understanding


Perception Perception
Idea Noise Receiver

Encode Medium Decode


TIGA HAMBATAN KOMUNIKASI
127

Pesan yang ingin disampaikan


dan bagaimana
menyampaikannya.
 Memikirkan apa yang ingin
di sampaikan; melatih apa
yang ingin di sampaikan, dan
belajar menyampaikannya
dengan baik.
TIGA HAMBATAN KOMUNIKASI(2)
128

 Pesan yang disampaikan


dan pesan yang diterima
1. Kata yang digunakan
2. Communication channel
3. Noise\
4. Nonverbal
5. Banyaknya Informasi
6. Communication overload
TIGA HAMBATAN KOMUNIKASI (2)
129

 Pesan yang diterima dan


diinterpretasi :
1. Listening skills
2. Styles of Listening
PRINSIP DASAR KOMUNIKASI
130

1. Komunikasi adalah sebuah


proses berkelanjutan dan
interaksi yang selalu
berubah
2. Seseorang terus menerus
berkomunikasi
3. Komunikasi membina
hubungan personal dan
profesional
PRINSIP DASAR KOMUNIKASI
131

4. Komunikasi adalah konteks-tual,


setiap komunikasi adalah unik
tergantung lingkungan, situasi,
suasana sosial, peran
seseorang, sikap dan suasana
hati
5. Komunikasi mempergunakan
simbol untuk menyatakan
perasaan dan pikiran
6. Gaya komunikasi seseorang
dipengaruhi budaya
7. Komunikasi sering bersifat
kolaboratif
Media Komunikasi (1)
132

Media Langsung
a. Berhadapan langsung (face to
face)
b. Menangkap seluruh ekspresi
c. Mendengar dan menanggapi
secara cepat
d. Kesalahan persepsi dapat
dihindari
e. Mempersingkat waktu
Media Komunikasi (2)
133

Media Tulisan
 Dilihat& dibaca berulang-ulang
 Menjangkau cakupan yang lebih luas
 Lebih tahan lama
 Mengurangi debat karena tidak berhadapan
 Membantu mereka yang tidak suka melihat perubahan
ekspresi.
II. KOMUNIKASI EFEKTIF
134
• Rumuskan masalah
• Sampaikan dengan jelas dan tepat
waktu
• Dengarkan pendapat
• Pahami kemungkinan dipandang
dari sudut lain
• Kendalikan perasaan
• Pastikan bahwa sipenerima paham
maksud anda
Hambatan Komunikasi Efektif
135
Terdesak waktu
Kerangka berpikir Mendengarkan
secara selektif

Bahasa kelompok Perbedaan Status

Perbedaan nilai Kredibilitas


sumber

Terlalu banyak
Persepsi informasi

Komunikasi efektif terwujudi bila terjadi kesamaan pemahaman antara pengirim dan penerima.
III. Kemampuan Mendengarkan (listening)
136 Kesediaan untuk sungguh-sungguh memberikan perhatian dan berkonsentrasi atas konteks
pembicaraan.
PERHATIAN
• Tunda evaluasi
• Hindari interupsi
• Terus memperhatikan

AKTIF
MENDENGARKAN

MENANGGAPI PENILAIAN
• Tunjukkan perhatian • Empati
• Perjelas pesan • Telaah informasi
MENDENGARKAN EFEKTIF
137
a. Tidak monopoli pembicaraan
b. Memberikan kesempatan pada
pembicara selesai berbicara
c. Fokus pada apa yang disampaikan
bukan pada bagaimana
menyampaikannya
d. Ajukan pertanyaan untuk
meyakinkan pesan yang kita terima
adalah sesuai dengan maksud
penyampai pesan
MENDENGARKAN EFEKTIF
138
a. Sabar dan open mind
b. Menyampaikan pesan non
verbal pada pembicara bahwa
kita sedang mendengarkan
c. Menghilangkan interupsi
d. saat mendengarkan
e. Diam sebentar sesaat
pembicara selesai
menyampaikan pesan
Hambatan Mendengarkan Efektif

Hambatan fisiologik
139
Asumsi keliru
• Gangguan pendengaran • Pendengar adalah pasif
• Berpikir cepat
Perbedaan Sosial budaya
Hambatan lingkungan
• Budaya
• Distraksi fisik
• Jenis kelamin
• Terlalu banyak pesan
Tidak adanya pelatihan

Hambatan sikap
• Prasangka
• Egosentris
KEMAMPUAN BERBICARA
140

Kemampuan berbicara
merupakan perpaduan
kecepatan berpikir
mengolah pesan menjadi
kalimat yang tepat,
sehingga pesan yang
disampaikan oleh sender
dipahami oleh receiver.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
141

a. Pemilihan kata / kalimat yang tepat, kata-kata bisa berbeda arti


bagi orang yang berbeda.
b. Penggunaan tekanan kata, volume, suara dan nada yang tepat.
c. Perhatikan tempo
d. Pesan disampaikan secara runtur
e. Pengucapan kata dengan artikulasi yang jelas
f. Berikan pengaruh dengan gerakan tangan dan ekspresi wajah yang
tepat.
g. Eye contact
h. Tata krama berbicara  kata-kata sopan
i. Gunakan euphemisme : penghalusan kata untuk mencegah
penolakan.
ETIKA BERKOMUNIKASI
142 Tindakan yang perlu dipertimbangkan

1. Tidak mengucapkan kata-kata


kasar / mencaci
2.Tidak menggunakan kata-kata yang
menyesatkan
3. Tidak memasuki daerah privat
orang lain
4. Membocorkan informasi yang
dipercayakan
5. Tidak menggunakan isyarat non
verbal yang tidak sesuai
dilingkungan setempat, sehingga
menyulut perselisihan.
IV. KOMUNIKASI NON VERBAL
143 Komunikasi tanpa kata, lebih mengutamakan
pesan mengenai tingkat perasaan atau emosi
dibanding pikiran.
Kadang-kadang disebut juga sebagai body
language.

Isyarat non verbal


1. Ekspresi wajah
2. Eye contact
3. Gerakan tubuh
4. Isyarat tangan
5. Penampilan phisik
6. Penggunaan sentuhan
7. Isyarat vokal : dehem, batuk-batuk, guman
KESIMPULAN
144
1. Komunikasi adalah proses sosial
transfer informasi dan pengertian.

2. Komunikasi informal kadang-kadang


mengganggu sistem komunikasi
formal.

3. Komunikasi non verbal gaungnya lebih


keras daripada komunikasi verbal.

4. Mendengarkan aktif amat disarankan

Вам также может понравиться