Вы находитесь на странице: 1из 18

Teknik Radiografi

Discography
NAMA KELOMPOK :
ERWIN PRASTYO AJI
CHAERUL UMAM
RULLY MARISKA
Pengertian Discography

pemeriksaan radiografi dari diskus intervertebralis dengan bantuan


sinar-x dan bahan media kontras positif yang diinjeksikan kedalam
pertengahan diskus dengan cara memasukkan jarum ganda untuk
menegakkan diagnosa
ANATOMI

Disccus adalah ruang persendian yang dibentuk antara dua vertebrae yang
dikuatkan oleh ligamentum yang berjalan didepan dan dibelakang corpus
Vertebrae sepanjang columna vertebralis. Discus pada masing-masing corpus
berbentuk pendek silindris .
INDIKASI KONTRA INDIKASI
•Ruptur Nukleus Pulposus •Alergi terhadap bahan kontras.
•Lesi internal discus, yang tidak •Pendarahan
dapat dilihat pada pemeriksaan •Multiple sclerosis
myelografi.
•Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
•Penyempitan saluran spinal
canal.
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Steril
•Needle dengan ukuran 20 dan 25
•Spuit 10 ml dan 2 ml
•Drawing-up canule
•Gallipot
•Kain kassa
•Kapas
•Media kontras yang digunakan 0,5 cc – 2 cc Angiografin atau Conray
280 atau garam meglumine dari iothalamate atau diatrizoate 0,5 cc – 2
cc.
Unsteril
•Pesawat sinar-x dan fluroskopi
•Kaset dan film
•Grid
•Marker
•Gonad shield
•Apron
•Botol obat antiseptik hibitane 0,5 %
•Botol anastesi lokal lignocaine 1 %
•Ampul media kontras
•Jarum disposable
•Peralatan dan obat-obat emergensi
PERSIAPAN PASIEN

Jika pasien wanita, tanyakan apakah pasien hamil.


Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya.
Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma.
Penandatanganan informed consent.
Melepaskan benda-benda logam pada daerah yang akan diperiksa.
Pasien puasa selama 5 jam sebelum pemeriksaan.
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan.
Dibuat plain foto posisi AP dan lateral pada daerah yang akan
diperiksa.
Premedikasi : diberikan obat sedatif, yaitu kombinasi dari 10 mg Drop
ridol & 0,15 mg phenoperidin (Park, 1973).
METODE PENYUNTIKKAN

Pada pemeriksaan discography, ada dua cara dalam penyuntikan media kontras yaitu :
1.Dengan 1 jarum (Standard Spinal Puncture Needle).
2.Dengan 2 jarum (The Double Needle Combination).
Double jarum terdiri dari :
 Jarum ukuran 20, yang akan digunakan untuk menyuntik spinal dan mencapai annulus
fibrosus.
 Jarum ukuran 25 (lebih panjang dari jarum ke-1),yang akan digunakan sebagai jarum
penunjuk untuk menembus celah sampai menemukan pusat dari nucleus pulposus.
 Jarum yang digunakan untuk daerah cervical biasanya digunakan dengan panjang 2 - 2,5
inchi, sedangkan untuk daerah lumbal 3,5 - 5 inchi. Penyuntikan dilakukan di bawah
kontrol fluoroskopi. Kombinasi dengan jarum double lebih baik daripada dengan satu jarum
PROSEDUR PEMERIKSAAN

 Pasien diposisikan lateral decubitus, dengan punggungnya dilengkungkan serta


lutut difleksikan.Bantalan busa hendaknya ditempatkan di suatu tempat yang
dianggap perlu agar tulang belakang itu menjadi paralel dengan meja pemeriksaan.
 Daerah yang akan dipunksi diberikan antiseptik.
 Kemudian dengan kontrol fluoroskopi, jarum dengan ukuran 20 ditusukkan
diantara ruas spinosus dan langsung ketulang cincin dari discus yang akan
diperiksa dan ujung jarum menembus annulus fibrosus.
 Kemudian masukkan jarum kedua,ke dlm jarum ke satu (jarum kedua lbh pjg
daripada jarum pertama),shg jarum tsbt terletak dlm nucleus pulposus.

 Kemudian dilakukan penyuntikan kontras media.


 Lalu dibuat proyeksi lateral dengan jarum tetap berada di dalamnya
Proyeksi Lateral
 Tujuan : untuk melihat kedalaman jarum yang menusuk ke dalam diskus
intervertebralis.
 Posisi Pasien : Pasien lateral recumbent, kepala di atas bantal, knee fleksi, di
bawah knee dan ankle diberi pengganjal.
 Posisi Obyek :
a) Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai buki).
b) Pelvis dan tarsal true lateral
c) Letakkan pengganjal yang radiolussent di bawah pinggang agar
vertebra lumbal sejajar pada meja (palpasi prosessus spinosus).
 CR : Tegak lurus kaset.
 CP : Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas crista iliaka)
FFD : 100 cm
 Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
 Kriteria :
a) Tampak gambaran jarum yang menusuk bagian diskus
intervertebralis yang telah terisi bahan contras di lempengan atau ruas
tulang belakang
b) Tampak foramen intervertebralis L1 – L4, Corpus vertebrae, space
intervertebrae, prosessus spinosus dan pa – S1.
c) Tidak ada rotasi.
Bila media kontras sudah cukup, jarum dicabut dan daerah penyuntikan
ditutup.
Kemudian pasien diposisikan supine,
PROYEKSI AP

1. Tujuan : Untuk melihat patologi lumbal, fraktur dan scoliosis.


2. Posisi Pasien : Pasien tidur supine, kepala di atas bantal, knee fleksi.
3. Posisi Obyek :
a. Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai buki).
b. Letakkan kedua tangan diatas dada.
c. Tidak ada rotasi tarsal / pelvis.
4. Sinar
 CR : Tegak lurus kaset
 CP :
a) Setinggi Krista iliaka (interspace L4-L5) untuk memperlihatkan
lumbal sacrum dan posterior Cocygeus.
b) Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas crista
iliaka) untuk memperlihatkan lumbal.
 FFD : 100 cm
 Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
 Kriteria : Tampak vertebra lumbal, space intervertebra, prosessus
spinosus dalam satu garis pada vertebra, prosessus transversus kanan
dan kiri berjarak sama
Video
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться