Вы находитесь на странице: 1из 24

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI

Dari DP3 menuju PPK


1. PENGERTIAN
Penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai adalah merupakan proses kegiatan
yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelaksanaan pekerjaan atau unjuk
kerja (perfomance appraisal) seorang pegawai. Dilingkungan PNS dikenal
dengan DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang diatur dalam PP 10
Tahun 1979. Saat ini DP3 sudah diganti dengan Penilaian Prestasi Kerja yang
diatur dalam PP 46 Tahun 2011 dan Perka BKN No. 1 Tahun 2013
2. MANFAAT
Untuk menetapkan pengembangan karier atau promosi
a. Untuk menentukan training
b. Untuk menentukan standar penggajian
c. Untuk menentukan mutasi atau perpindahan pegawai
d. Meningkatkan produktivitas & tanggung jawab karyawan
e. Meningkatkan motivasi pegawai
f. Menghindari pilih kasih
g. Mengukur keberhasilan kepemimpinan seseorang
3
3. BIAS DALAM PENGUKURAN KINERJA
a. Hallo effect yaitu pendapat pribadi penilai tentang karya-
wannya yang akan berpengaruh dalam pengukuran
prestasi kerja.
b. Central tendency yaitu penilaian prestasi kerja cenderung
dibuat rata-rata dan penilai menghindari penilaian yang
bersifat ekstrim;
c. Leniency bias, yaitu kecenderungan penilaian untuk
meberikan nilai yang murah dalam evaluasi pelaksanaan
kerja para karyawannya;
d. Strickness bias, yaitu kecenderungan penilai terlalu ketat
dan keras serta mahal dalam evaluasi pelaksanaan kerja
para karyawannya
e. Recency effect (kesan terakhir) yaitu kegiatan terakhir dari
karyawan yang terkesan baik atau buruk, cenderung
dijadikan dasar penilaian prestasi kerja oleh atasannya.

4
PPK tidak sama dengan DP3
Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin
objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan
berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang
dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.

Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan


berdasarkan prinsip :
a. Objektif;
b. Terukur;
c. Akuntabel;
d. Partisipatif; dan
e. Transparan.

Penilaian prestasi kerja PNS terdiri atas unsur :


a. SKP; dan
b. Perilaku kerja.
Coba lagi!
Ini gambar apa?
Penilaian Kinerja Yang Objective
STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
• JABATAN STRUKTURAL JABATAN FUNGSIONAL
TERTENTU
• JABATAN FUNGSIONAL UMUM 1. Perawat 82 orang
2. Perawat Gigi 4 org
• JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU 3. Bidan 48 org
4. Dokter Umum 6 org
5. Dokter Gigi 1 org
6. Apoteker
7. Asisten Apoteker 9
JABATAN STRUKTURAL
org
Dinas Kesehatan :
8. Nutrisionis 3 org
Eselon II 1 orang JABATAN 9. Sanitarian 1 org
Eselon III a 1 orang FUNGSIONAL UMUM 10. Pranata
Eselon III b 4 orang
Laboratorium
Eselon IV a 15 orang Dinas Kesehatan : Kesehatan 1 org
Puskesmas : 58 orang 11. Penyuluh Kesehatan
Eselon IV a 10 orang
Masyarakat 2 org
Eselon IV b 10 orang Puskesmas : 12. Administrasi
GFK : 2 orang Kesehatan 1 org
Eselon IV a 1 orang
Eselon IV b 1 orang
TOTAL : 158 ORANG
MONITORING
TIM VERIFIKASI DATA
AKP DI PUSKESMAS
Ketersediaan Buku Juknis AKP
di Puskesmas
17%
100

90

80

70

60

50

40

30

20
83%
10

Ada Tidak Ada


Surat Edaran PAK

100%
100
80
60
40
20
0 0

Ada
Tidak Ada
DUPAK
(Daftar Usul Penetapan Angka Kredit)

33%

67%

Ada
Tidak Ada
KETERSEDIAAN DOKUMEN

100% 100%
100 100%
90 100%
80
70
60
50
40
30
20
10
0

PAK
SKP dan PKP
SK Terakhir
STR
SIK

Tidak Ada 17%

Sebagian Ada 17%

Ada 66%

0 10 20 30 40 50 60 70
EVALUASI
MEKHANISME PENETAPAN ANGKA
KREDIT JABATAN FUNGSIONAL
SKP/PKP
VERSUS

AKP
BEBERAPA PERTANYAAN ???
• Apakah nilai SKP/PKP harus sesuai dengan AKP ?
• Kapan penetapan AKP dilakukan semester atau
tahunan ?
• Apa Implikasi penetapan AKP Semester dan
Tahunan ?
• Adakah contoh SKP/PKP dan AKP yang kurang
tepat/tidak sinkron dan diminta ulang
diperbaiki?
• Nilai PAK yang baru di tengah harus sama dengan
jumlah nilai realisasi di Angka Kredit di SKP/PKP
untuk kenaikan jabatan fungsional tertentu.
BEBERAPA PERMASALAHAN
• Dokumen tidak lengkap, kualitas data rendah, data salah, bukti-bukti
kegiatan kurang, perhitungan nilai salah, kurang pemahaman Ka.Pusk
dan staf ttg pembuatan AKP. Tidak pernah buat AKP,
• Tidak sesuai data register pasien dengan di AKP.
• Penyuluhan dilakukan kurang baik tidak ada materi penyuluhan, tidak
ada media penyuluhan, Surat tugas, Jadwal penyuluhan, foto-foto
penyuluhan, daftar hadir saat penyuluhan.
• Pensiun lewat waktu penilaian, awal tahun kapan perlu baru ngurus SKP,
PKP, Lupa membuat SKP awal tahun,
• Tidak ada pertinggal di puskesmas dan bahkan kpd ybs
• Kopi paste SKP PKP dan AKP persis sama
• Wajib menyerahkan SKP setiap Bulan Januari atau paling lama awal
bulan Pebruari.
• PKP dibuat akhir tahun SKP 2016 dan Penilaian Kinerjanya dan SKP
tahun 2017 batas tanggal 15 awal bulan Januari
BEBERAPA PERMASALAHAN
• Tidak ada lagi kenaikan pangkat 2 tahun minimal 3 tahun sekalian DUPAK dan PAK.
Tidak tepat waktu SKP, PKP, AKP baik Guru maupun Perawat.
• Bagi yang sakit stroke disarankan Pensiun Dini. Jangan dibiarkan. Tidak ada kinerja
• Hukuman berat bagi yang tidak membuat.
• Masalah SKP yg dibuat tidak sesuai dengan Tupoksinya. Diluar kewenangan dibuat
jadi tugas tambahan. Kopi paste yang membuat 1 orang
• Analisa jabatan diperintah atau tidak diperintah harus diperbaiki setiap 2 tahun.
Peta jabatan, untuk tahun 2017 dibuat analisa jabatan tenaga kesehatan. Tim dan
formurlir
• Tidak sesuai target tahun sebelumnya dengan tahun ke depan. Target terlalu
ekstrim .
• Judul SASARAN KERJA PEGAWAI. Kalau pejabat strutural harus ada hirearkhi
kepangkatan untuk menilai, Tapi jabatan fungsional boleh IV a dinilai oleh III c
atasannya.
• Tanggal di SKP harus di ketik langsung permintaan dari BKN.
• Yang menggunakan biaya hanya kepala Dinas sebagai pengguna anggaran yang
lain tidak menggunakan biaya,
• Disepakati supaya yang pertama membuat SKP Atasan dulu baru diuraikan oleh
eselon atau staf. Untuk struktural tapi fungsional tertentu mengikuti Permenpan.
USUL PENETAPAN DI TINGKAT PUSKESMAS
Proses di Sekretariat Tim Penilai
PROSES DI TIM PENILAI, SEKRETARIAT,
KETUA TIM PENILAI, KADINKES

Вам также может понравиться