Вы находитесь на странице: 1из 38

“Hubungan Antara Pengetahuan dan

Sikap dengan Tindakan Pencegahan


Penyebaran HIV/AIDS pada Waria di
Kabupaten Buleleng”
Ade Cahyana Putra
G0013003

Presentasi Hasil Penelitian Skripsi


Latar Belakang

Bidang Ilmu Tingkat kematian yang tinggi


karena HIV/AIDS menjelaskan
krisis kesehatan global yang
IKM/KP terjadi beberapa tahun terakhir.
(Simon et al., 2006)
Pada tahun 2013, di dunia ada 35 juta orang hidup dengan HIV meliputi 16
juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia < 15 tahun. Jumlah infeksi baru
HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan
240.000 anak berusia <15 tahun. Jumlah kematian AIDS sebanyak 1,5 juta
yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak berusia <15 tahun.
(UNAIDS, 2014)

Sedangkan pada tahun 2014, terdapat total 36,9 juta orang hidup dengan
HIV yang terdiri dari 34,3 juta dewasa, 17,4 juta perempuan, dan 2,6 juta
anak berusia <15 tahun. Jumlah infeksi baru 2 juta orang yang terdiri dari
1,8 juta dewasa, dan 220.000 anak berusia <15 tahun dengan jumlah
kematian sebanyak 1,2 juta yang terdiri dari 1 juta dewasa dan 150.000
anak berusia <15 tahun (UNAIDS, 2015).
Prevalensi secara nasional kasus AIDS di Indonesia pada tahun 2014
sebesar 23,48 per 100.000 penduduk.Provinsi dengan prevalensi tertinggi
adalah Provinsi Papua (359,43), disusul Papua Barat (228,03), kemudian
Bali (109,52) (Kemenkes RI, 2014). Bali termasuk Provinsi yang memiliki
Penularan HIV/AIDS yang tinggi. Pada tahun 2014 menempati peringkat
ke-3 secara nasional (Ditjen PPM & Kemenkes RI, 2014).

waria ternyata memiliki risiko 19 kali lebih besar


tertular penyakit HIV dibanding masyarakat umum.
(Budiarti, 2007)
RUMUSAN MASALAH :
A. Apakah terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan
dan tindakan pencegahan penyebaran HIV/AIDS pada waria di
Kabupaten Buleleng?

B. Apakah terdapat hubungan yang positif antara sikap dan tinda-


kan pencegahan penyebaran HIV/AIDS pada waria di Kabupaten
Buleleng?
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan
tindakan pencegahan penyebaran HIV/AIDS pada waria di
Kabupaten Buleleng.

Tujuan Khusus
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan tindakan
pencegahan penyebaran HIV/AIDS pada waria di Kabupaten
Buleleng.

Mengetahui hubungan antara sikap dan tindakan pencegahan


penyebaran HIV/AIDS pada waria di Kabupaten Buleleng.
Manfaat Penelitian

Manfaat Aplikatif
Dapat menjadi masukan
untuk Dinas Kesehatan,
Manfaat Teoritis dalam pengambilan suatu
keputusan.
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat
memperbanyak informasi
di bidang Ilmu Kedokteran
Komunitas mengenai HIV/
AIDS pada kelompok risiko
tinggi yaitu kelompok
waria.
Kerangka Pikir

:Variabel yang diteliti :Variabel yang tidak diteliti


Hipotesis

1. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan

dengan tindakan pencegahan penyebaran HIV/AIDS pada waria

di Kabupaten Buleleng.

2. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan

pencegahan penyebaran HIV/AIDS pada waria di Kabupaten

Buleleng.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross- sectional.

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan Kabupaten Buleleng pada Oktober
2016 – November 2016.

Subjek Penelitian
 Populasi
Waria di wilayah Kabupaten Buleleng.
Kriteria Inklusi

Waria penjaja seks yang masih aktif, berdomisili di wilayah Kabupaten


Buleleng, dan bersedia untuk mengikuti jalan nya penelitian.

Kriteria Eksklusi

Waria yang mendadak tidak bisa mengikuti penelitian saat penelitian


berlangsung.
Teknik Pengambilan Sampel dan Besar Sampel

Metode simple random sampling.Perkiraan besar sampel minimal


pada penelitan dapat diambil dengan menggunakan rumus
Slovin yaitu : n =
N = Besar Populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan

Untuk menghindari lost follow up, maka sampel ditambah 10 %


sehingga sampel didapatkan sebesar 52.
Alur Penelitian
Populasi sasaran Waria di Kabupaten Buleleng (n = 90)

Simple Random Sampling

Sampel (n = 52)

Informed Consent

Mengukur Variabel (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan)

Uji Analisis Univariat, Uji Bivariat

Hasil Penelitian

Kesimpulan
Variabel Penelitian

Variabel bebas : Tingkat pengetahuan HIV/AIDS, Sikap terhadap


HIV/AIDS.
Variabel terikat : Tindakan pencegahan HIV/AIDS.
Definisi Operasional Variabel
a. Tingkat pengetahuan HIV/AIDS
Skala pengukuran: Numerik

b. Sikap terhadap HIV/AIDS

Skala pengukuran: Numerik

c. Tindakan Pencegahan HIV/AIDS


Skala pengukuran: Nominal
Dikotomik
Instrumen Penelitian

Kuisioner

Pengetahuan Sikap Tindakan


Pengetahuan Tindakan
No soal r Tabel r Hitung Keputusan No soal r Tabel r Hitung Keputusan
1 0,361 0,582 Valid 1 0,361 0,403 Valid
2 0,361 0,667 Valid 2 0,361 0,656 Valid
3 0,361 0,507 Valid 3 0,361 0,438 Valid
4 0,361 0,481 Valid 4 0,361 0,450 Valid
5 0,361 0,583 Valid 5 0,361 0,459 Valid
6 0,361 0,582 Valid 6 0,361 0,661 Valid
7 0,361 0,408 Valid 7 0,361 0,472 Valid
8 0,361 0,405 Valid 8 0,361 0,627 Valid
9 0,361 0,597 Valid 9 0,361 0,549 Valid
10 0,361 0,473 Valid 10 0,361 0,541 Valid

Sikap
No soal r Tabel r Hitung Keputusan
1 0,361 0,642 Valid
2 0,361 0,765 Valid
3 0,361 0,402 Valid
4 0,361 0,691 Valid
5 0,361 0,459 Valid
6 0,361 0,449 Valid
7 0,361 0,773 Valid
8 0,361 0,757 Valid
9 0,361 0,629 Valid
10 0,361 0,762 Valid
Pengetahuan Tindakan
Reliability Statistics Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items

0,685 10 0,710 10

Sikap

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,842 10
Cara Kerja

Peneliti ke Menjelaskan
Waria yang
Kesbangpol Provinsi tujuan,
memenuhi
dan Daerah untuk manfaat
perizinan kriteria inklusi
penelitian

Pengisian
Pengolahan
Kuisioner oleh Informed Consent
Data
sampel
Metode Penelitian

Analisis Data
• Analisis Univariat
• Analisis Uji Product Moment Pearson
Hasil Penelitian

Karakteristik

Karakteristik Frekuensi Persentase

18-24 13 25,0

25-31 22 42,3
Umur
32-38 8 15,3

39-45 9 17,3

Rerata (mean) 29,69

SMP 15 28,8
Pendidikan
SMA 27 51,9

D3 10 19,2

Total 52 100,0

Sumber : data primer, November 2016


Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-Smirnov Z P

Pengetahuan 1,356 0,051

Sikap 0,919 0,367

Pencegahan 0,982 0,289


Uji Univariat
1. Pengetahuan
Pengetahuan Frekuensi Persentasi

Kurang 1 1.90

Cukup 1 1.90
Baik 50 96.20
Total 52 100.0

120.00%

96.20%
100.00%

80.00%

60.00%

40.00%

20.00%
1.90% 1.90%
0.00%
Kurang Cukup Baik
2. Sikap
Sikap Frekuensi Persentase
Kurang baik 11 21,2
Cukup baik 17 32,7
Baik 24 46,2
Total 52 100.0

50.00% 46.20%
45.00%
40.00%
35.00% 32.70%

30.00%
25.00% 21.20%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Kurang Cukup Baik
3. Tindakan
Tindakan Frekuensi Persentase

Kurang Baik 12 23,1%

Baik 40 76,9%

Total 52 100.0%

90.00%

80.00% 76.90%

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00% 23.10%
20.00%

10.00%

0.00%
Kurang Baik
Uji Product Moment Pearson

a. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan


Variabel P r Arah hubungan

Pengetahuan dengan
0,001 0,43 Positif
tindakan pencegahan

b. Hubungan Sikap dengan Tindakan Pencegahan

Variabel P r Arah hubungan

Sikap dengan tindakan


0,001 0,46 Positif
pencegahan
Pembahasan

Pada penelitian ini memperlihatkan rata rata usia sebesar 29,69 tahun, dan
jumlah yang terbanyak terdapat pada rentang usia 25-31 tahun (42,3%).
Tingkat pendidikan responden yang mengikuti penelitian ini sebagian besar
dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 27 orang, berturut-turut diikuti
SMP sebesar 15 orang, dan pendidikan D3 sebanyak 10 orang

Hal ini sejalan dengan penelitian Devanter et al. (2011), yaitu perubahan
untuk menjadi waria terjadi di usia produktif disebabkan karena adanya
dorongan kuat untuk memenuhi tuntutan ekonomi, diskriminasi sosial, dan
kesulitan menemukan pekerjaan.
Continue

Uji statistik univariat, menunjukkan sebagian besar waria memiliki


pengetahuan yang baik (96,20%) dan tindakan pencegahan yang baik (76,20
%). Pengetahuan yang cukup tinggi pada responden kemungkinan dapat
di sebabkan oleh karena sebelumnya responden pernah mendapatkan
penyuluhan tentang HIV/AIDS dan bimbingan dalam pencegahan penularan
HIV/AIDS.
Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat
meningkatkan pengetahuan khususnya pengetahuan di bidang kesehatan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menyerap
informasi termasuk juga informasi kesehatan sehingga mereka tahu
bagaimana cara pencegahan dan penularan penyakit HIV-AIDS.
Sikap yang dimiliki waria masih dalam tingkat cukup sampai baik (46,20%).
Maksud dari sikap cukup baik adalah waria sudah mempunyai pengetahuan
yang cukup baik atau baik tentang HIV/AIDS, tapi masih mempunyai niat atau
kesadaran yang kurang untuk melakukan pencegahan HIV/AIDS.

Niat atau kesadaran yang kurang, bisa berasal dari waria sendiri dan bisa juga
dipengaruhi oleh kemauan pelanggan atau keadaan lain di lapangan yang
mengakibatkan pemakaian kondom pada pada saat berhubungan seks sulit
untuk dilaksanakan secara konsisten (Rahmayani, et al., 2013)
Didapatkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan
dengan p<0,05 dan r = 0,43 yang menunjukkan kekuatan yang cukup kuat,
bahwa sebagian besar waria memiliki pengetahuan yang baik tentang
pencegahan penyebaran HIV/AIDS dengan arah hubungan yang positif .

Sikap waria juga diketahui memiliki hubungan yang bermakna (p<0,05)


dengan tindakan pencegahan penyebaran HIV/AIDS,dimana arah hubungan
menunjukkan positif, dan koefisien relasi sebesar 0,46 yang dapat diartikan
memiliki kekuatan hubungan cukup kuat .

Hasil ini sebanding dengan penelitian Aeree Sohn, Byonghee Cho (2012),
tentang Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Seksual pada HIV/AIDS dan Prediksi
Penggunaan Kondom antara Laki-laki yang Berhubungan Seks dengan Laki-laki
di Korea Selatan dimana pengetahuan dan sikap yang baik berhubungan dengan
tindakan pencegahan penyebaran HIV/AIDS yang baik.
Kesimpulan

1. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan tindakan


pencegahan penyebaran HIV/AIDS dengan arah yang positif pada
waria di Kabupaten Buleleng (p = 0,001; r = 0,43).
2. Terdapat hubungan bermakna sikap dengan tindakan pencegahan
penyebaran HIV/AIDS dan arah hubungan positif pada waria di
Kabupaten Buleleng (p = 0,001; r = 0,46).
Saran

1.Penelitian ini dapat dijadikan bukti empiris tentang hubungan


pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada
waria di Kabupaten Buleleng.
2.Penelitian ini dapat menjadi referensi informasi bagi waria untuk
meningkatkan pengetahuan tentang penularan HIV/AIDS dan
melakukan pencegahan terhadap pularan virus HIV/AIDS.
3.Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang
variabel yang belum diteliti (budaya, pengalaman, sosial ekonomi,
pelayanan kesehatan).
4.Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan
dalam upaya tindakan pencegahan penyebaran HIV/AIDS pada
kelompok berisiko tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku. (2010). Sistem Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Aeree Sohn, Byonghee Cho. (2012). Knowledges, Attitudes, and Sexual Behavior in HIV/AIDS and Predictors

Affecting Condom Use among Men Who Have Sex with Men In South Korea. Elsevier, 6-9.

Budiono, Irwan (2012). Konsistensi penggunaan kondom oleh wanita pekerja seks/pelanggannya.Jurnal Kesehatan

Masyarakat, :90

Depkes RI. (2010). Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Ditjen PP-PL.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2014). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2013. Bali: Dinas Kesehatan Provinsi

Bali.

Donel Suhaimi, Maya Savira, Sofie Krisnadi (2010). Pencegahan dan penalaksanaan infeksi HIV/AIDS pada keha

milan. Majalah Kedokteran Bandung Vol. 42 No. 2.

Durman, E. (2012). Diagnosis Serologis Infeksi Human Immunodeficiency Virus. Majalah Kedokteran FK UKI Vol

. XXVIII No 3, 126.

Faulian, R., Prabamurti, P. Nugraha. (2012). Perilaku seks waria di Kota Tarakan Privinsi Kalimantan Timur. Media

Kesehatan Masyarakat, Vol. 11, No.1.


Haerana Bs. Titi, Muslimah (2015). Hubungan pengetahuan, sikap, motivasi dan peran petugas LSM terhadap p

erilaku pencegahan HIV/AIDS pada komunitas GWL Jambi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.2:

2.

Hardisman. (2009). HIV/AIDS di Indonesia: Fenomena Gunung Es dan Peranan Pelayanan Kesehatan Primer.

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3, No.5.

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Pengurus Daerah Bali. Laporan Penelitian Pengembangan Pelayan

an Kesehatan Komprehensif Berbasis Primary Helath Care (PHC) Bagi Pekerja Seks Perempuan (PSP)

di Bali. 2010.

Irianto, K. (2010). Memahami Seksologi. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta: Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Hongkong SAR dan Macau SAR (2010). HIV/AIDS Kenali untuk

Dihindari. Hongkong: Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Hongkong SAR dan Macau SA.

Mahdiana, Ratna (2010). Panduan lengkap kesehatan, mengenal, mencegah, mengobati, penularan, penyakit

dari infeksi. Jakarta: Penerbit Citra Pustaka.

Murtiastutik, Dwi. (2008). Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Surabaya: Airlangga UniversityPress.
Notoadmojo, Soekidjo. ( 2005). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmojo, S (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan. Jakarta.

Rabudiarti, Ratna. (2007). Perilaku Seks Waria dalam upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kota Pontianak

Kalimantan Barat. Tesis : Universitas Diponegoro Semarang

Russel M. D. (2011). Bebas dari 6 Penyakit Paling Mematikan. Yogyakarta: MedPress

Samsul D, Razman MR, Ramli M, Mohd Aznan MA, Maliya S, Muhamad Shaiful Lizam MA, Muhammad Sal

man MH, Mohamad Faqihuddin H. (2016). Knowledge and attitude towards HIV/AIDS among transs

exuals in Kuantan, Pahang.International Islamic University Malaysia.

Simon, Viviana., Ho, David D., dan Karim, Quarraisha Abdool. (2006). HIV/AIDS epidemiology, pathogenesis,

prevention, and treatment.NIH Public Acces Author Manuscript.

STBP. (2007). Surveilans Terpadu Biologis Perilaku pada Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia tahun. Jakarta

.
STBP. (2011). Surveilans Terpadu Biologis Perilaku pada Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia tahun. Jakarta.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

United Nation Acquired Immunodeficiency Syndrome (2014). Global Acquired Immunodeficiency Syndrome

Epidemic Facts and Figures. http://www.unaids.org/en/resources/documents/2014/20140716

FactSheet_en.pdf - diakses 24 Februari 2016.

United Nation Acquired Immunodeficiency Syndrome (2015). 2015 Progress Report On the Global Plan. http://

www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/JC2774_2015ProgressReport_GlobalPlan_en.pdf - diakses

24 Ferbruari 2016.

WHO. (2010). WHO Recommendations On The Diagnosis of HIV Infection In Infants and Children. HIV/AIDS

Programme , 3-43.

Yuly. (2011). Aspek Klinis HIV. Cermin Dunia Kedokteran. 182, pp: 21-24

Вам также может понравиться