Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sedangkan pada tahun 2014, terdapat total 36,9 juta orang hidup dengan
HIV yang terdiri dari 34,3 juta dewasa, 17,4 juta perempuan, dan 2,6 juta
anak berusia <15 tahun. Jumlah infeksi baru 2 juta orang yang terdiri dari
1,8 juta dewasa, dan 220.000 anak berusia <15 tahun dengan jumlah
kematian sebanyak 1,2 juta yang terdiri dari 1 juta dewasa dan 150.000
anak berusia <15 tahun (UNAIDS, 2015).
Prevalensi secara nasional kasus AIDS di Indonesia pada tahun 2014
sebesar 23,48 per 100.000 penduduk.Provinsi dengan prevalensi tertinggi
adalah Provinsi Papua (359,43), disusul Papua Barat (228,03), kemudian
Bali (109,52) (Kemenkes RI, 2014). Bali termasuk Provinsi yang memiliki
Penularan HIV/AIDS yang tinggi. Pada tahun 2014 menempati peringkat
ke-3 secara nasional (Ditjen PPM & Kemenkes RI, 2014).
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan
tindakan pencegahan penyebaran HIV/AIDS pada waria di
Kabupaten Buleleng.
Tujuan Khusus
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan tindakan
pencegahan penyebaran HIV/AIDS pada waria di Kabupaten
Buleleng.
Manfaat Aplikatif
Dapat menjadi masukan
untuk Dinas Kesehatan,
Manfaat Teoritis dalam pengambilan suatu
keputusan.
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat
memperbanyak informasi
di bidang Ilmu Kedokteran
Komunitas mengenai HIV/
AIDS pada kelompok risiko
tinggi yaitu kelompok
waria.
Kerangka Pikir
di Kabupaten Buleleng.
Buleleng.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross- sectional.
Subjek Penelitian
Populasi
Waria di wilayah Kabupaten Buleleng.
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Sampel (n = 52)
Informed Consent
Hasil Penelitian
Kesimpulan
Variabel Penelitian
Kuisioner
Sikap
No soal r Tabel r Hitung Keputusan
1 0,361 0,642 Valid
2 0,361 0,765 Valid
3 0,361 0,402 Valid
4 0,361 0,691 Valid
5 0,361 0,459 Valid
6 0,361 0,449 Valid
7 0,361 0,773 Valid
8 0,361 0,757 Valid
9 0,361 0,629 Valid
10 0,361 0,762 Valid
Pengetahuan Tindakan
Reliability Statistics Reliability Statistics
0,685 10 0,710 10
Sikap
Reliability Statistics
0,842 10
Cara Kerja
Peneliti ke Menjelaskan
Waria yang
Kesbangpol Provinsi tujuan,
memenuhi
dan Daerah untuk manfaat
perizinan kriteria inklusi
penelitian
Pengisian
Pengolahan
Kuisioner oleh Informed Consent
Data
sampel
Metode Penelitian
Analisis Data
• Analisis Univariat
• Analisis Uji Product Moment Pearson
Hasil Penelitian
Karakteristik
18-24 13 25,0
25-31 22 42,3
Umur
32-38 8 15,3
39-45 9 17,3
SMP 15 28,8
Pendidikan
SMA 27 51,9
D3 10 19,2
Total 52 100,0
Variabel Kolmogorov-Smirnov Z P
Kurang 1 1.90
Cukup 1 1.90
Baik 50 96.20
Total 52 100.0
120.00%
96.20%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
1.90% 1.90%
0.00%
Kurang Cukup Baik
2. Sikap
Sikap Frekuensi Persentase
Kurang baik 11 21,2
Cukup baik 17 32,7
Baik 24 46,2
Total 52 100.0
50.00% 46.20%
45.00%
40.00%
35.00% 32.70%
30.00%
25.00% 21.20%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Kurang Cukup Baik
3. Tindakan
Tindakan Frekuensi Persentase
Baik 40 76,9%
Total 52 100.0%
90.00%
80.00% 76.90%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00% 23.10%
20.00%
10.00%
0.00%
Kurang Baik
Uji Product Moment Pearson
Pengetahuan dengan
0,001 0,43 Positif
tindakan pencegahan
Pada penelitian ini memperlihatkan rata rata usia sebesar 29,69 tahun, dan
jumlah yang terbanyak terdapat pada rentang usia 25-31 tahun (42,3%).
Tingkat pendidikan responden yang mengikuti penelitian ini sebagian besar
dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 27 orang, berturut-turut diikuti
SMP sebesar 15 orang, dan pendidikan D3 sebanyak 10 orang
Hal ini sejalan dengan penelitian Devanter et al. (2011), yaitu perubahan
untuk menjadi waria terjadi di usia produktif disebabkan karena adanya
dorongan kuat untuk memenuhi tuntutan ekonomi, diskriminasi sosial, dan
kesulitan menemukan pekerjaan.
Continue
Niat atau kesadaran yang kurang, bisa berasal dari waria sendiri dan bisa juga
dipengaruhi oleh kemauan pelanggan atau keadaan lain di lapangan yang
mengakibatkan pemakaian kondom pada pada saat berhubungan seks sulit
untuk dilaksanakan secara konsisten (Rahmayani, et al., 2013)
Didapatkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan
dengan p<0,05 dan r = 0,43 yang menunjukkan kekuatan yang cukup kuat,
bahwa sebagian besar waria memiliki pengetahuan yang baik tentang
pencegahan penyebaran HIV/AIDS dengan arah hubungan yang positif .
Hasil ini sebanding dengan penelitian Aeree Sohn, Byonghee Cho (2012),
tentang Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Seksual pada HIV/AIDS dan Prediksi
Penggunaan Kondom antara Laki-laki yang Berhubungan Seks dengan Laki-laki
di Korea Selatan dimana pengetahuan dan sikap yang baik berhubungan dengan
tindakan pencegahan penyebaran HIV/AIDS yang baik.
Kesimpulan
Aeree Sohn, Byonghee Cho. (2012). Knowledges, Attitudes, and Sexual Behavior in HIV/AIDS and Predictors
Affecting Condom Use among Men Who Have Sex with Men In South Korea. Elsevier, 6-9.
Budiono, Irwan (2012). Konsistensi penggunaan kondom oleh wanita pekerja seks/pelanggannya.Jurnal Kesehatan
Masyarakat, :90
Depkes RI. (2010). Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Ditjen PP-PL.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2014). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2013. Bali: Dinas Kesehatan Provinsi
Bali.
Donel Suhaimi, Maya Savira, Sofie Krisnadi (2010). Pencegahan dan penalaksanaan infeksi HIV/AIDS pada keha
Durman, E. (2012). Diagnosis Serologis Infeksi Human Immunodeficiency Virus. Majalah Kedokteran FK UKI Vol
. XXVIII No 3, 126.
Faulian, R., Prabamurti, P. Nugraha. (2012). Perilaku seks waria di Kota Tarakan Privinsi Kalimantan Timur. Media
erilaku pencegahan HIV/AIDS pada komunitas GWL Jambi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.2:
2.
Hardisman. (2009). HIV/AIDS di Indonesia: Fenomena Gunung Es dan Peranan Pelayanan Kesehatan Primer.
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Pengurus Daerah Bali. Laporan Penelitian Pengembangan Pelayan
an Kesehatan Komprehensif Berbasis Primary Helath Care (PHC) Bagi Pekerja Seks Perempuan (PSP)
di Bali. 2010.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta: Kementrian
Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Hongkong SAR dan Macau SAR (2010). HIV/AIDS Kenali untuk
Dihindari. Hongkong: Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Hongkong SAR dan Macau SA.
Mahdiana, Ratna (2010). Panduan lengkap kesehatan, mengenal, mencegah, mengobati, penularan, penyakit
Murtiastutik, Dwi. (2008). Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Surabaya: Airlangga UniversityPress.
Notoadmojo, Soekidjo. ( 2005). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rabudiarti, Ratna. (2007). Perilaku Seks Waria dalam upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kota Pontianak
Samsul D, Razman MR, Ramli M, Mohd Aznan MA, Maliya S, Muhamad Shaiful Lizam MA, Muhammad Sal
man MH, Mohamad Faqihuddin H. (2016). Knowledge and attitude towards HIV/AIDS among transs
Simon, Viviana., Ho, David D., dan Karim, Quarraisha Abdool. (2006). HIV/AIDS epidemiology, pathogenesis,
STBP. (2007). Surveilans Terpadu Biologis Perilaku pada Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia tahun. Jakarta
.
STBP. (2011). Surveilans Terpadu Biologis Perilaku pada Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia tahun. Jakarta.
United Nation Acquired Immunodeficiency Syndrome (2014). Global Acquired Immunodeficiency Syndrome
United Nation Acquired Immunodeficiency Syndrome (2015). 2015 Progress Report On the Global Plan. http://
www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/JC2774_2015ProgressReport_GlobalPlan_en.pdf - diakses
24 Ferbruari 2016.
WHO. (2010). WHO Recommendations On The Diagnosis of HIV Infection In Infants and Children. HIV/AIDS
Programme , 3-43.
Yuly. (2011). Aspek Klinis HIV. Cermin Dunia Kedokteran. 182, pp: 21-24