Вы находитесь на странице: 1из 34

ASUHAN PERSALINAN KALA

4/11/2018 wiek
1. PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN
PSIKOLOGIS PADA KALA I
Perubahan fisiologis
Beberapa perubahan terjadi pada masa persalinan yaitu ;
Tekanan darah
TD meningkat sistolik rata – rata naik 10 – 20 mm Hg, diastolik 5 - 10
mm Hg, antara kontraksi tekanan darah normal. Rasa sakit, cemas
dapat meningkatkan tekanan darah.

Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara
berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal.
Peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi,
kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang.

Suhu tubuh.
Suhu tubuh sedikit meningkat ( tidak lebih dari 0,5–1C ) karena
peningkatan metabolisme terutama selama dan segera setelah
persalinan.

4/11/2018 wiek
Detak jantung
Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi berkaitan
juga dengan peningkatan metabolisme. Sedangkan antara kontraksi
detak jantung mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum
persalinan.

Pernafasan
Terjadi sedikit peningkatan laju pernafasan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme. Hyperventilasi yang lama dapat
menyebabkan alkalosis.

Perubahan pada ginjal


Poliuri sering terjadi selama persalinan, disebabkan oleh peningkatan
kardiak out put, peningkatan filtrasi glumerolus dan peningkatan
aliran plasma ginjal. Proteinuria dianggap gejala normal selama
persalinan.

4/11/2018 wiek
Perubahan gastro intestinal
Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara
subtansial berkurang banyak selama persalinan. Pengeluaran
getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan
hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi lambat.
Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam
tempo yang biasa. Mual dan muntah sering terjadi sampai
akhir kala I.

Perubahan hematologi.
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram / 100 ml selama
persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum
persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali pada
perdarana post partum

4/11/2018 wiek
B. Perubahan psikologis
Perubahan psikologis pada kala I
dipengaruhi oleh:
– Pengalaman sebelumnya
– Kesiapan emosi
– Persiapan menghadapi persalinan (
fisik, mental, materi dsb )
– Support sistem
– Lingkungan
– Mekanisme koping
– Kultur
– Sikap terhadap kehamilan.
4/11/2018 wiek
Masalah psikologis yang mungkin terjadi:

– Kecemasan menghadapi persalinan, imtervensinya: kaji


penyebab kecemasan, orientasikan ibu terhadap lingkungan,
pantau tanda vital ( tekanan darah dan nadi ), ajarkan tehnik –
tehnik relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa
nyeri akibat kontraksi uterus.
– Kurang pengetahuan tentang proses persalinan, intervensinya:
kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses
persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukan,
informed consent
– Kemampuan mengontrol diri menurun ( pada kala I fase aktif ),
intervensinya : berikan support emosi dan fisik, libatkan kelurga
(suami) untuk selau mendampingi selama proses persalinan
berlangsung,

4/11/2018 wiek
PENGURANGAN RASA
SAKIT ( PAIN RELIEF )
Berdasarkan hasil penelitian pemberian dukungan fisik,
emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat
membantu mempercepat persalinan dan membantu ibu
memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
Metoda mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus
menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat
sederhana, efektif, biaya rendah, risiko rendah, membantu
kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan
bersifat sayang ibu.

4/11/2018 wiek
Menurut Varney’s Midwifery, pendekatan untuk
mengurangi rasa sakit dilakukan dengan cara :

– Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan


selama persalinan ( orang terdekat : suami, orang tua ).
– Pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, posisi
merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke
kiri
– Relaksasi dan pernafasan
– Istirahat dan privasi
– Penjelasan mengenai proses/ kemajuan/ prosedur yang akan
dilakukan
– Asuhan diri
– Sentuhan

4/11/2018 wiek
Beberapa teknik dukungan untuk
mengurangi rasa sakit adalah ;
– Kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan
yang nyaman, dan dorongan dari orang yang memberikan support
– Perubahan posisi dan pergerakan.
– Sentuhan dan massase
– Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligamen
sacroiliaca
– Pijatan ganda pada pinggul
– Penekanan pada lutut
– Kompres hangat dan kompres dingin
– Berendam
– Pengeluaran suara
– Visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdo’a)
– Musik yang lembut dan menyenangkan ibu

4/11/2018 wiek
PEMENUHAN KEBUTUHAN FISIK DAN
PSIKOLOGIS IBU DAN KELUARGA
a. Mengatur posisi
Anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan,
anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi.
Ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok ( membantu proses turunnya
bagian terendah janin ), berbaring miring ( memberi rasa santai,
memberi oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi ) atau
merangkak ( mempercepat rotasi kepela janin, peregangan minimal
pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung ). Posisi
terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya
sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya
hipoksia pada janin.

b. Pemberian cairan dan nutrisi


Berikan ibu asupan makanan ringan dan minum air sesering
mungkin agar tidak terjadi dehidrasi. Dehidrasi dapat
memperlambat kontraksi./ kontraksi menjadi kurang efektif

4/11/2018 wiek
Eliminasi
Buang air kecil
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutine, setiap 2
jam sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. Anjurkan ibu untuk
berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat
berkemih secara normal. Tindakan kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakit,
dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan pada kandung kemih.
Kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan :
– Memperlambat turunnya bagian terendah janin
– Menimbulkan rasa tidak nyaman
– Meningkatkan resiko perdarahan pasacapersalinan akibat atonia uteri
– Mengganggu penatalaksanaan distokia bahu
– Meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
Buang air besar
Anjurkan ibu untuk buang air besar jika perlu. Jika ibu
mersakan ingin buang air besar saat fase aktif harus
dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh
tekanan kepala pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan
diperbolehkan buang air besar di kamar mandi.
Tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin
karena dapat meningkatkan jumlah tinja yang keluar pada
kala II dan dapat meningkatkan
4/11/2018 wiek
resiko infeksi.
c. Mencegah infeksi

Menjaga lingkungan yang bersih sangat penting untuk


mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi.
Kepatuhan dalam menjalankan praktek – praktek pencegahan
infeksi yang baik juga akan melindungi penolong dan kelurga
dari resiko infeksi.
Anjurkan ibu untuk mandi dan mengenakan pakaian yang bersih
sebelum persalinan
Anjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan sesbelum dan
sesudahmelakukan kontak dengan ibu dan atau bayi baru lahir
Gunakan alat –alat steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan
sarung tangan pada saat diperlukan dalam melakukan
pertolongan persalinan

4/11/2018 wiek
TANDA BAHAYA KALA I
Parameter Temuan abnormal Tindakan

Tekanan > 140/90 dengan Rujuk dengan membaringkan ibu miring ke kiri sambil di infus
darah sedikitnya satu
tanda/gejala pre-
eklamsia
Temperatur > 38 C Kompres, hidrasi dan rujuk

Nadi > 100/ menit Hidrasi dan rujuk

Detak jantung < 100 atau > 180/ menit Hidrasi, ganti posisi ibu ke posisi tidak terlentang atau posisi
janin miring setelah I menit jika: DJJ normal, lanjutkan mengamati
dengan partograf, jika DJJ tidak normal rujuk dengan posisi ibu
miring ke kiri
Kontraksi < 3 dalam 10 menit, Ambulasi, perubahan posisi, kosongkan kandung kemih,
berlangsung < 40 detik, stimulasi putting, memberikan makan dan minum, jika partograf
ketukan dipalpasi melewati garis waspada, dirujuk
lemah.

Serviks Partograf melewati garis Hidrasi dan rujuk


waspada pada fase aktif
Cairan Mekonium Tetap monitor DJJ, antisipasi menghisap lendir saat lahir.
amnion Darah Hidrasi, rujuk dengan ibu berbaring posisi miring kiri
Bau Rujuk setelah memberikan antibiotik
Urine Volume sedikit dan Hidrasi, jika tidak ada kemajuan setelah 4 jam, perikasa dan
4/11/2018
pekat lakukanwiek
penatalaksanaan secara tepat ( hidrasi, kateterisasi)
Penggunaan Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan
selama fase aktif persalinan, untuk :
•Mencatat kemajuan persalinan.
•Mencatat kondisi ibu dan janin.
•Mencatat asuhan yang diberikan selama
persalinan dan kelahiran.
•Menggunakan informasi yang tercatat untuk
secara dini mengidentifikasi adanya penyulit.
•Menggunakan informasi yang ada untuk
membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat
waktu.
4/11/2018 wiek
Partograf harus digunakan :
•Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I
persalinan, baik tanpa ataupun adanya penyulit.
•Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat
(rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah
sakit,dll).
•Secara rutin oleh semua penolong persalinan
yang memberikan asuhan kepada ibu selama
persalinan dan kelahiran (Obgyn, bidan, dokter
umum, residen dan mahasiswa). Hal ini akan
memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan
asuhan yang aman dan tepat waktu.
4/11/2018 wiek
Pencatatan selama fase aktif persalinan, meliputi :
1.Informasi tentang ibu; nama, umur, gravida,
para , abortus, nomor catatan medis/no.
puskesmas, tanggal dan waktu mulai dirawat,
waktu pecahnya ketuban.
2.Kondisi janin ;
• Djj setiap 30 menit
• warna dan adanya air ketuban ( U:ketuban
utuh, J:ketuban sudah pecah dan jernih,
M:ketuban sudah pecah dan bercampur
mekonium, D:ketuban sudah pecah dan
bercampur darah, K:ketuban sudah pecah dan
kering/tidak air),
4/11/2018 wiek
• Penyusupan (molase) kepala janin meliputi;
0:tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura
dengan mudah dapat dipalpasi, 1:tulang-tulang
janin hanya saling bersentuhan, 2:tulang-tulang
kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih
dapat dipisahkan, 3: tulang-tulang kepala janin
saling tumpang tindih,tidak dapat dipisahkan. .
3. Kemajuan persalinan :
• Pembukaan serviks (dilatasi 0-10) diperiksa
setiap 4 jam (lebih sering jika ada tanda
penyulit),di tulis dengan tanda “X”, hubungkan
tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis
utuh.
4/11/2018 wiek
• Penurunan bagian terbawah / presentasi janin :
Dilakukan setiap kali pemeriksaan dalam
(4jam),biasanya penurunan / presentasi baru
terjadi setelah pembukaan serviks 7 cm. ditulis
dengan tanda “O” dan hubungkan dengan garis
utuh pada angka 0-5 (tertera disisi yang sama
dengan pembukaan sreviks).
• Garis waspada dan garis bertindak : garis
waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm
dan berakhir pada titik pembukaan lengkap 10
cm, Garis waspada dipisahkan oleh 8 kotak atah
4 jalur ke sisi kanan.Jika pembukaan berada
disebelah kanan garis bertindak, maka
persalinan harus segerawiek
4/11/2018 diselesaikan.
4. Jam dan waktu :
• Waktu mulainya fase aktif
• Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan

5. Kontraksi Uterus :
• Setiap 30 menit catat jumlah kontraksi dalam
10 menit dan lamanya dalam satuan detik.
• Beri titik-titik dikotak bila lamanya kontraksi
< 20 dtk, beri garis-garis dikotak bila lamanya
kontraksi 20-40 dtk, isi penug kotak bila
lamanya kontraksi > 40 dtk.

4/11/2018 wiek
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan :

Oksitosin (jika diberikan tetesan drip) catat setiap


30 menit, jumlah dosis dan obat-obatan lain dan
cairan iv yang diberikan.

7. Kondisi ibu :
• Nilai dan catat nadi setiap 30 menit dengan
tanda (•), tekanan darah setiap 4 jam dengan
tanda ( ), dan temperatur setiap 2 jam ditulis
dalam kotak.
• ukur dan catat urine setiap 2 jam (volume,
protein atau aseton).
4/11/2018 wiek
8. Asuhan, pengamatan dan keputusan
klinik,mencakup :
•Jumlah cairan per oral yang diberikan.
•Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur.
•Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya
(Obgyn,bidan,dokter umum).
•Persiapan sebelum melakukan rujukan
•Upaya rujukan.

Pencatatan pada Lembar belakang partograf :


Mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
persalinan ( Kala I - IV) termasuk BBL.
4/11/2018 wiek
Asuhan sayang ibu (memberikan dukungan
persalinan ), prinsipnya menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan ibu :
1. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan
perlakukan ibu sesuai martabatnya.
2. Jelaskan asuhan dan perawatan yang akan
diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan.
3. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan
keluarganya.
4. Anjurkan ibu untuk bertanya dan
membicarakan rasa takut atau khawatir.
5. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan
kekhawatiran ibu.
4/11/2018 wiek
6.Berikan dukungan emosional, besarkan hatinya
dan tenteramkan perasaan ibu beserta
angg.keluarga.
7. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan atau
angg. Keluarga.
8. Ajarkan suami dan angg. Keluarga mengenai
cara-cara memperhatikan dan mendukung ibu
selama persalinan.
9. Lakukan praktek-praktek PI secara konsisten.
10. Hargai privasi ibu.
11. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi.
12.Anjurkan ibu untuk minum dan makan
makanan ringan,serta kekamar mandi bila ia
4/11/2018 wiek
menginginkan.
13.Hargai dan perbolehkan praktek-praktek tradisional
yang tidak merugikan.
14.Hindari tindakan berlebihan dan mungkin
membahayakan (episiotomi,klisma).
15.Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera
setelah lahir.
16.Membantu memulai pemberian ASI segera setelah
lahir.
17.Siapkan rencana rujukan (bila diperlukan).
18.Mempersiapkan persalinan dan kelahiran
dengan baik dan bahan-bahan, perlengkapan
serta obat-obatan.
19. Persiapan untuk melakukan
4/11/2018 wiek
resusitasi.
Persiapan Persalinan :
•Menyiapkan ruangan
•Menyiapkan semua perlengkapan, bahan-bahan
dan obat-obatan esensial.
•Menyiapkan rujukan.
•Memberikan asuhan sayang ibu.
•Melakukan upaya PI

4/11/2018 wiek
MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU
INTRA NATAL
Defenisi :
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah pada ibu intra natal
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian
tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney,
1977).

TUJUAN :
Memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan terstandar pada
ibu intra natal dengan memperhatikan riwayat ibu selama kehamilan, kebutuhan
dan respon ibu serta mengantisipasi resiko-resiko yang terjadi selama proses
persalinan.

HASIL YANG DIHARAPKAN


Terlaksananya asuhan segera/rutin pada saat ibu intra natal (kala I s/d IV)
termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa kebidanan, mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan terhadap tindakan segera baik oleh bidan maupun dokter
atau melakukan kolaborasi dengan nakes lain serta menyusun rencana asuhan
dengan tepat dan rasional berdasarkan
4/11/2018 wiek
keputusan yang dibuat pada langkah
sebelumnya.
LANGKAH I : PENGUMPULAN DATA
Data diperoleh dari :
 Anamnese
 Pemeriksaan fisik dan TTV
 Pemerisaan khusus : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, perkusi, PD
 Pemeriksaan penunjang : Lab, USG, RO
 Catatan terbaru dan sebelumnya

LANGKAH II : INTERPRETASI DATA DASAR


Data diperoleh dari :
 Identifikasi masalah / Diagnosa
 Merumuskan diagnosa yang spesifik
 Masalah Psikososial
 Contoh : G 2 P1 A0 hamil 37 mgg, janin tunggal, hidup, pres kep
 Masalah : Ibu ini tidak menginginkan kehamilannya
Ibu ini takut menghadapi persalinan
 Kebutuhan
4/11/2018 : konseling /rujukan
wiekkonseling
LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU
MASALAH POTENSIAL
 Bidan mengidentifikasi masalah/diagnosa potensial  masalah yang sudah
 teridentifikasi
 Perlu antisipasi, waspada bila perlu lakukan pencegahan
 Siap bila diagnosa atau masalah potensial benar terjadi
Contoh : Ibu masuk KB dengan pemuaian uterus yang ber >>>  sebab ?
 hidramion ?, macrosomi ? Kehamilan ganda ? DM ?

LANGKAH IV : KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA,


MELAKUKAN KONSULTASI DAN KOLABORASI
 Beberapa kasus  Bidan harus segera bertindak untuk keselamatan ibu
dan bayi mis HAP, HPP, Distosia bahu, nilai APGAR rendah
 Beberapa kasus  tindakan segera sambil menunggu tindakan dokter
misalnya pada prolapsus tali pusat
 Kasusyang lain  konsul/kolaborasi dengan dokter  kasus PEB

4/11/2018 wiek
LANGKAH V: MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG
KOMPREHENSIF

 Direncanakan asuhan menyeluruh  dari kajian pada langkah


sebelumnya
 Kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang sudah
teridentifikasi atau sudah diantisipasi
 Informasi yang kurang lengkap  dilengkapi
 Dari kerangka pedoman antisipasi  penyuluhan konseling atau
rujukan
 Rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak  efektif

4/11/2018 wiek
RENCANA ASUHAN PADA KALA I
 Bantulah ibu dalam masa persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan
- Berikan dukungandan yakinkan dirinya
- Berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinannya
- Dengar keluhannya dan bidan hrs lebih sensitif terhadap perasaannya
 Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan/asuhan yang dapat diberikan
- Lakukan perubahan posisi
- Posisi sesuai dengan keinginan ibu
- Sarankan ibu untuk berjalan (suami atau ibunya) menemani
- Ajarkan teknik bernapas yang baik
 Menjaga privasi, kebersihan diri
 Mencegah dehidrasi
 Berkemih sesering mungkin
 Pemantauan T, S, N, DJJ, Kontraksi, PD
- Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada
persalinan, dan setelah selaput ketuban pecah, dan dokumentasikan hasil
temuan pada partogram

4/11/2018 wiek
LANGKAH VI : PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN
YANG EFISIEN DAN AMAN

♪ Melaksanakan asuhan yang menyeluruh yang sudah direncanakan


♪ Dilakukan sebagian oleh bidan, oleh klien sendiri atau nakes yang lain
♪ Bidan memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaan agar benar-benar
terlaksana
♪ Bila perlu berkolaborasi dengan dokter mis ada komplikasi
♪ Manajemen yang efisien  waktu, biaya serta peningkatan mutu pelayanan
♪ Kaji ulang apakah semua rencana telah dilaksanakan

LANGKAH VII : EVALUASI


♫ Evaluasi ke efektifan asuhan yang sudah diberikan
♫ Pelaksanaan asuhan efektif ? sebagian belum ?  mengulang kembali dari awal
bagian asuhan yang belum efektif  penyesuaian atau modifikasi kalau perlu

Langkah-langkah proses manejemen umumnya merupakan pengkajian yang


memperjelas proses berpikir, yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi
pada
4/11/2018 proses klinis, karena proses manajemen
wiek tersebut berlangsung diedalam
situasi klinik.
PENCATATAN/PENDOKUMENTASIAN
Manejemen kebidanan 7 langkah ini merupakan proses berpikir dalam mengambil
keputusan klinis, ketika memberikan asuhan Kebidanan yang dapat diaplikasikan /
diterapkan dalam setiap situasi. Untuk pendokumentasian/pencatatan asuhan dapat
diterapkan dalam bentuk “SOAP” yaitu :

☼ S : Subjektif data, menurut perspektif klien. Data ini diperoleh melalui anmnese
atau allo anamnese
☼ O : Objektif data yaitu hasil pemeriksaan fisik klien, serta pemeriksaan diagnostic
dan pendukung lain. Data ini termasuk catatan medik pasien yang lalu.
☼ A : Analisis / interpertasi berdasarkan data yang terkumpul, dibuat kesimpulan
berdasarkan segala sesuatu yang dapat diidentifikasi :
1. Diagnosa ? masalah ?
2. Antisipasi Diagnosa/masalah potensial
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi
dan rujukan (sebagai langkah 2,3 dan 4 dalam manejemen Varney)
☼ P : Planning/Perencanaan
Merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan (Implementasi) dan
evaluasi rencana (Evaluasi) berdasarkan pada langkah 5, 6 dan 7 pada
manejemen Varney. Ini termasuk hasil observasi dan evaluasi dari flowsheet.
4/11/2018 wiek
Planning termasuk :
☺ Asuhan mandiri oleh bidan
☺ Kolaborasi / konsultasi dengan dokter / nakes lain
☺ Tes diagnostic/laboratorium
☺ Konseling atau penyuluhan
☺ Follow Up termasuk keputusan klinis dalam prosedur tindakan,
aktifitas, diet, kebutuhan, hidrasi, pendampingan, dll

4/11/2018 wiek
DAFTAR PUSTAKA

 Varney, Midwifery, 1997


 Depkes RI, Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, 2004
 PPKC, Makalah Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan, 2003
 Bobac, Maternity Nursing

4/11/2018 wiek

Вам также может понравиться