Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEDESAAN
Disusun oleh :
Hamdan Muhammad
Pembimbing :
Dr. Nasrudin, Sp.M
Oleh :
Dr. Anitha S Maiya, Dr. Sundip Shenoy
Dimuat di :
OSR Journal of Dental and Medical Sciences, Maret 2015, Volume 13 (3): 55-59
Diunduh di :
www.iosrjournals.org, pada tanggal 17 Februari 2018
ABSTRAK
Latar Belakang
Uveitis penyakit inflamasi intraokular kompleks yang dihasilkan dari
beberapa etiologi. Uveitis anterior adalah bentuk paling umum dari
uveitis dan umumnya terjadi pada dewasa muda. Penelitian ini
dilakukan untuk mengevaluasi berbagai gejala, etiologi dan komplikasi
dari uveitis anterior di penduduk pedesaan.
Metode
• Pemeriksaan pada semua pasien berusia antara 20-80 tahun
dengan uveitis anterior.
• Evaluasi mata yang komprehensif diikuti pemeriksaan laboratorium
yang relevan dilakukan untuk menentukan etiologinya. Pasien
diberikan pengobatan yang tidak spesifik dan spesifik yang sesuai
dan dilihat perkembangannya. Respon terhadap pengobatan dan
komplikasi yang berkembang selama penelitian dicatat.
Hasil
Anterior uveitis paling sering pada kelompok usia 30-40 tahun
(35%). Sebagian besar kasus mengalami radang nongranulomatosa
(95%) dan etiologi tetap tidak diketahui pada 40% kasus. Kebanyakan
penyebab umum adalah trauma tumpul (20%) diikuti oleh uveitis
pakolitk (15%). Kebanyakan kasus memberikan respon yang baik
dengan penangganan secara medis.
Kesimpulan
Etiologi uveitis anterior tetap belum ditentukan. Diperlukan
pemeriksaan yang baik berdasarkan usia, sejarah dan hasil
pemeriksaan fisik diperlukan untuk mendapatkan diagnosis akhir.
Pengobatan yang tepat dan lebih cepat memberikan hasil
penyembuhan visual yang baik. Pemantauan rutin diperlukan untuk
deteksi dini mata dan komplikasi sistemik yang mungkin terjadi karena
uveitis atau pengobatannya.
Definisi Operasional
METODE
Bentuk Penelitian
Sebuah studi klinis prospektif dilakukan di Departemen Ophthalmology,
Adichunchanagiri Institute of Medical Sciences
Prosedur Penelitian
Kriteria inklusi:
• Pasien berusia antara 20 sampai 80 tahun,
• Secara klinis didiagnosis dengan uveitis anterior setelah menyatakan
persetujuan dari informed consent.
Kriteria ekslusi:
• Uveitis anterior dengan luka tembus mata, ulkus kornea, luka operasi
intraokular baru dan yang berhubungan dengan intermediet, posterior atau
panuveitis merupakan tidak termasuk dalam subjek penelitian.
Pemeriksaan
• Sebuah proforma klinis standar yang digunakan dalam semua kasus,
termasuk rincian data mata dan sejarah sistemik.
• Penilaian ketajaman visual grafik Snellen
• Temuan klinis
• Pemeriksaan laboratorium dan diagnosis etiologi final.
• Pemeriksaan mata yang komprehensif yang meliputi penilaian ketajaman
visual, pemeriksaan secara rinci dengan slit lamp, pengukuran TIO (dengan
Goldmann Applanation Tonometer) dan pemeriksaan segmen posterior.
Diagnosis banding lain dibuat dalam setiap kasus dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai.
• Pemeriksaan total dan diferensial jumlah sel darah
• Sedimentasi eritrosit
• Kadar gula darah
• Tes urin dan pemeriksaan tinja
• Tes Mantoux dan serologi untuk Toxoplasmosis, Sifilis, HIV, faktor
rheumatoid dilakukan dalam semua kasus.
• X-ray dada, lutut dan sendi lumbosakral juga dilakukan.
• Investigasi lain seperti HLA-B27, ANA dan tingkat enzim angiotensin-
converting dilakukan bila diperlukan.
a. oftalmika
a. Siliaris a. Siliaris
anterior posterior
Iris &
Korpus Koroid
siliaris
FUNGSI UVEA
1. Regulasi sinar ke retina
2. Produksi akuos humor oleh korpus siliaris
(prosessus siliaris)
3. Nutrisi
4. Filtrasi
Uveitis Anterior
• Definisi
• Epidemiologi
Gambaran Klinik
Histopatologi
UVEITIS
Tipe Fokus Inflamasi Meliputi
Tipe Keterangan
Akut Onsetnya cepat, berlangsung selama < 6 minggu dan bersifat
simpomatik
Non-granulomatosa Granulomatosa
• Umumnya mengikuti invasi mikroba
• Umumnya tidak ditemukan aktif ke jaringan oleh organisme pe
organisme patogen. nyebab
• Diduga fenomena • Lebih sering pada uvea posterior
hipersensitivitas • Terdapat kelompok nodular sel-sel
• Terutama melibatkan bagian epithelial dan sel-sel raksasa yang
anterior traktus dikelilingi limfosit di daerah yang
• Terlihat reaksi radang (infiltrasi sel- terkena.
sel limfosit dan sel plasma dalam
jumlah cukup banyak dan sedikit sel • Deposit radang pada permukaan
mononuclear. posterior kornea terutama terdiri atas
• Kasus berat dapat terbentuk makrofag dan sel epiteloid.
bekuan fibrin besar atau hipopion • Diagnosis etiologi spesifik
didalam COA. dapat ditegakkan secara histologik
pada mata yang dikeluarkan
Non granulomatosa Granulomatosa
Onset Akut Tersembunyi
Sakit Nyata Tidak ada atau ringan
Fotofobia Nyata Ringan
Penglihatan kabur Sedang Nyata
Merah sirkumkorneal Nyata Ringan
Perisipitat keratik Putih halus Kelabu besar
Pupil Kecil dan tak teratur Kecil dan tak teratur
(bervariasi)
Synechia posterior Kadang-kadang Kadang-kadang
Nodul iris Kadang-kadang Kadang-kadang
Tempat Uvea anterior Uvea anterior dan
posterior
Perjalanan Akut Menahun
Rekurens Sering Kadang-kadang
ETIOLOGI
IMMUNODEFISIENSI • AIDS
IDIOPATIK
PATOFISIOLOGI
Radang iris & korpus Blood Aqueous Peningkatan protein, fibrin, sel-
siliaris Barrier rusak sel radang (SSR) dalam akuos
humor
Proses peradangan
akut limfosit, makrofag,
sel plasma Slitlamp : tampak
BMD sebagai flare yaitu
partikel-partikel kecil
Keratic Presipitate dengan gerak Brown
hipopion hifema (KP) (efek Tyndall)
Fase akut
gumpalan-
gumpalan pada Glaukoma TIO semakin
kasus berlansung sekunder meningkat.
sudut bilik mata
kronis depan
Fase lanjut
seklusio pupil
gangguan
produksi akuos
humor (hipofungsi penurunan TIO
korpus siliaris)
Uveitis Anterior
• Etiologi
Pada kebanyakan kasus tidak diketahui penyebabnya, diduga terjadi proses
inflamasi dan non infeksi.
Infeksi Sifilis, Tuberkulosis, Morbus Hensen, Herpes Zoster, Herpes simpleks, Onkoserkiasis,
Adenovirus
Lain-lain Idiopatik, Uveitis traumatic, Ablatio bretina, Iridosiklitis heterokromik funchs, krisis
glaukomatosiklitik.
GEJALA KLINIS
Gejala subjektif Gejala objektif
• Nyeri • Injeksi siliar
• Fotofobia dan lakrimasi • Perubahan kornea
• Penglihatan kabur • Kelainan kornea
• Bilik mata
• Iris
• Perubahan pada lensa
• Perubahan dalam badan
kaca
• Perubahan TIO
1. Injeksi siliar
Uveitis anterior akut Uveitis anterior hiperakut
• Pupil mengecil karena edema dan pembengkakan stroma iris karena iritasi akibat
peradangan langsung pada sfingter pupil.
Pupil • Reaksi pupil terhadap cahaya lambat disertai nyeri
• Lokalisasi pinggir pupil, banyak, menimbul, bundar, ukuran kecil, jernih, warna putih
Nodul keabuan.
Koeppe
• Merupakan agregasi sel yang terjadi pada stroma iris, terlihat sebagai benjolan putih
Nodul pada permukaan depan iris
Busacca
5. Iris
• merupakan kelainan spesifik pada peradangan granulomatosa seperti tuberculosis,
lepra dan lain-lain
Granuloma • Ukuran lebih besar. hanya tunggal, tebal padat, menimbul, warna merah kabur,
iris dengan vaskularisasi dan menetap.
• Sinekia posterior :Perlengketan dapat berbentuk benang /dengan dasar luas dan
tebal. Bila luas akan menutupi pupil, dengan pemberian midriatika akan berbentuk
bunga. Bila eksudasi fibrin membentuk sinekia seperti cincin, bila seklusio
sempurna akan memblokade pupil (iris bombe).
Sinekia iris • Sinekia anterior : anterior timbul karena pada permukaan blok pupil sehingga akar
iris maju ke depan menghalangi pengeluaran akuos, edema dan pembengkakan
pada dasar iris, sehingga setelah terjadi organisasi dan eksudasi pada sudut
iridokornea menarik iris ke arah sudut.
6. Perubahan pada lensa
Pengendapan sel Perubahan kejernihan
Pengendapan pigmen
radang lensa
• Akibat eksudasi ke • kelompok pigmen • disebabkan oleh
dalam akuos diatas yang besar pada toksik metabolik
kapsul lensa terjadi permukaan kapsul akibat peradangan
pengendapan pada depan lensa uvea dan proses
kapsul lensa. bekas sinekia degenerasi-
• slit lamp : posterior yang telah proliferatif karena
kekeruhan kecil lepas. pembentukan
putih keabuan, • Sinekia posterior sinekia posterior.
bulat, menimbul, yang menyerupai
tersendiri atau lubang pupil
berkelompok pada cincin dari Vossius.
permukaan lensa.
7. Perubahan dalam badan kaca
• Kekeruhan badan kaca timbul karena
pengelompokan sel, eksudat fibrin dan sisa
kolagen, didepan atau belakang, difus,
berbentuk debu, benang, menetap atau
bergerak.
8. Perubahan tekanan bola mata