Вы находитесь на странице: 1из 26

PROSES PENYUSUNAN

PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN dan
Penyusunan Peraturan
Daerah (Perda) BERDASAR
UU 12 TAHUN 2011

1
 Wisnu Widi P. (P1337433115050)
 Sanisa Eka S. (P1337433115051)
 Anurdha Syaiful A. (P1337433115057)
 Resi Okta Fia R. (P1337433115062)
 Brian Suryo H. (P1337433115054)
 Hanifah Rizkila S. (P1337433115069)
 Nahareca P.W (P1337433115070)
 Adninda Huda N. (P1337433115052)
 Iqbal Nur P. (P1337433115058)
 Sharfina N. (P1337433115059)
 Ade Prastomo (P1337433115056)
 Mayliani Istiqomah (P1337433115066)

2
3

 AMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR 1945


- Negara hukum
- Pemegang kekuasaan pembentuk UU
Pasal 20 (1) --DPR memegang kekuasaan membentuk UU.
Pasal 20 (2) – Setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama.
- Pasal 22A
Ketentuan lebih lanjut ttg tata cara pembentukan UU diatur
dengan UU.
 Terdiri atas 13 Bab dan 104 Pasal
 Disahkan dan mulai belaku pada tanggal 12 Agustus 2011
 SISTEMATIKA :
Bab I : KETENTUAN UMUM
Bab II : ASAS PEMBENTUKAN PUU
Bab III : JENIS, HIERARKI DAN MATERI MUATAN PUU
Bab IV : PERENCANAAN PUU
Bab V : PENYUSUNAN PUU
Bab VI : TEKNIK PENYUSUNAN PUU
Bab VII : PEMBAHASAN DAN PENGESAHAN RUU
Bab VIII : PEMBAHASAN DAN PENETAPAN RAPERDA PROV,
KAB/KOTA
Bab IX : PENGUNDANGAN
Bab X : PENYEBARLUASAN
Bab XI : PARTISIPASI MASYARAKAT
Bab XII : KETENTUAN LAIN-LAIN
Bab XIII : KETENTUAN PENUTUP
4
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan


tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

5
kejelasan tujuan;
kelembagaan atau pejabat pembentuk yang
tepat;
kesesuaian antara jenis, hierarki dan materi
muatan;
dapat dilaksanakan;
kedayagunaan dan kehasilgunaan;
kejelasan rumusan; dan
keterbukaan.

6
pengayoman;
kemanusiaan;
kebangsaan;
kekeluargaan;
kenusantaraan;
bhinneka tunggal ika;
keadilan;
kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan;
ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan; dan
asas lain sesuai dengan bidang hukum PUU yang
bersangkutan.

7
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

8
Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh:
a. MPR;
b. DPR;
c. Dewan Perwakilan Daerah;
d. Mahkamah Agung;
e. Mahkamah Konstitusi;
f. Badan Pemeriksa Keuangan;
g. Komisi Yudisial;
h. Bank Indonesia;
i. Menteri;
j. badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau
Pemerintah atas perintah Undang-Undang;
k. DPRD Provinsi;
l. Gubernur;
m. DPRD Kabupaten/Kota;
n. Bupati/Walikota;
o. Kepala Desa atau yang setingkat;

9
Jenis Peraturan Perundang-undangan diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan
hukum mengikat sepanjang:
1. diperintahkan oleh Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi; atau
2. dibentuk berdasarkan kewenangan.

10
MATERI MUATAN UU:
a. pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. perintah suatu Undang-Undang untuk diatur
dengan Undang-Undang;
c. pengesahan perjanjian internasional tertentu;
d. tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi;
dan/atau
e. pemenuhan kebutuhan hukum dalam
masyarakat.

11
 Materi muatan PERPPU sama dengan materi
muatan UU.
 Materi muatan PP berisi materi untuk
menjalankan UU sebagaimana mestinya.
 Materi muatan PERPRES berisi materi yang
diperintahkan oleh UU, materi untuk
melaksanakan PP, atau materi untuk
melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan.

12
 Materi muatan PERDA Provinsi dan PERDA
Kabupaten/Kota berisi materi muatan:
a. dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah
dan tugas pembantuan, serta menampung
kondisi khusus daerah; dan/atau
b. penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi.

13
Perencanaan penyusunan UU dilakukan
dalam Prolegnas
a. Penyusunan Prolegnas di lingkungan DPR – Baleg;
b. Penyusunan Prolegnas di lingkungsn Pemerintah –
Menhukham;
c. Penyusunan Prolegnas antara DPR dan Pemerintah
dikoordinasikan oleh DPR (Baleg);
d. Tata cara penyusunan Prolegnas diatur oleh Peraturan DPR.

14
Perencanaan penyusunan PP dan PERPRES
dilakukan dalam suatu program penyusunan
PP dan PERPRES
Tata cara perencanaan penyusunan Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Presiden diatur dengan Peraturan Presiden

15
Perencanaan penyusunan PERDA dilakukan
dalam Prolegda
a. Penyusunan Prolegda di lingkungan DPRD – Balegda;
b. Penyusunan Prolegda di lingkungsn Pemerintah Daerah –
Biro Hukum pada Pemerintah Provinsi atau Bagian Hukum
pada Pemerintah Kabupaten/Kota;
c. Penyusunan Prolegda antara DPRD dan Pemerintah Daerah
dikoordinasikan oleh DPRD (Balegda);
d. Tata cara penyusunan Prolegda diatur oleh Peraturan DPRD.

16
Proses persiapan di lingkungan
Pemerintah/Pemerintah Daerah atau di
DPR/DPRD
Proses Pembahasan di DPR/DPRD
Proses Pengesahan oleh Presiden terhadap
UU, Penetapan PERDA Provinsi oleh
Gubernur dan Penetapan PERDA
Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota.
Proses Pengundangan

17
 Penyusunan rancangan PUU dilakukan
sesuai dengan teknik penyusunan
peraturan perundang-undangan, diatur
dalam Lampiran II UU Nomor 12 Tahun
2011.
 Ketentuan mengenai perubahan terhadap
teknik penyusunan PUU diatur dengan
Peraturan Presiden.

18
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, mencantumkan jenis dan hirarki peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945;
b. Ketetapan MPR;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota.
 Menurut Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang dimaksud
dengan Peraturan Daerah (Perda) adalah peraturan perundang-
undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dengan persetujuan bersama Kepala Daerah.
 Definisi lain adalah peraturan perundang- undangan yang dibentuk
bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan Kepala
Daerah baik di Propinsi maupun di Kabupaten/Kota
Jenis Perda yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Kota dan Propinsi antara lain:
a. Pajak Daerah;
b. Retribusi Daerah;
c. Tata Ruang Wilayah Daerah;
d. APBD;
e. Rencana Program Jangka
f. Menengah Daerah;
g. Perangkat Daerah;
h. Pemerintahan Desa;
i. Pengaturan umum lainnya.
 a. kejelasan tujuan, yaitu bahwa setiap pembentukan
peraturan perundang-undangan harus mempunyai tujuan
yang jelas yang hendak dicapai.
 b. Kelembagaan atauorgan pembentuk yang tepat, yaitu
setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat
oleh lembaga/pejabat pembentuk peraturan perundang-
undangan yang berwenang dan dapat dibatalkan atau batal
demi hukum bila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak
berwenang.
 c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan, yaitu dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-
benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan
jenis peraturan perundang-undangan.
 d. dapat dilaksanakan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan
perundang-undangan harus memperhatikan efektifitas peraturan
perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara
filosofis, yuridis maupun sosiologis.
 e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan, yaitu setiap peraturan
perundang-undangan dibuat karena memang benar- benar
dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan
bermasayarakat, berbangsa dan bernegara.
 f. kejelasan rumusan, yaitu setiap peraturan perundang-undangan
harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan, sistematika dan
pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan
mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam
interpretasi dalam pelaksanaannya.
 g. keterbukaan, yaitu dalam proses pembentukan peraturan
perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan,
penyusunan dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka.
Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai
kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam
proses pembuatan peraturan perundang-undangan.
 Dalam rangka tertib administrasi dan peningkatan kualitas produk
hukum daerah, diperlukan suatu proses atau prosedur penyusunan
Perda agar lebih terarah dan terkoordinasi. Hal ini disebabkan dalam
pembentukan Perda perlu adanya persiapan yang matang dan
mendalam, antara lain pengetahuan mengenai materi muatan yang
akan diatur dalam Perda, pengetahuan tentang bagaimana
menuangkan materi muatan tersebut ke dalam Perda secara singkat
tetapi jelas dengan bahasa yang baik serta mudah dipahami,
disusun secara sistematis tanpa meninggalkan tata cara yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimatnya.
 Prosedur penyusunan ini adalah rangkaian kegiatan penyusunan
produk hukum daerah sejak dari perencanaan sampai dengan
penetapannya. Proses pembentukan Perda terdiri dari 3 (tiga)
tahap, yaitu:

 1. Proses penyiapan rancangan Perda yang merupakan proses


penyusunan dan perancangan di lingkungan DPRD atau di
lingkungan Pemda (dalam hal ini Raperda usul inisiatif). Proses ini
termasuk penyusunan naskah inisiatif (initiatives draft), naskah
akademik (academic draft) dan naskah rancangan Perda (legal
draft).
 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan
di DPRD.
 3. Proses pengesahan oleh Kepala Daerah dan pengundangan oleh
Sekretaris Daerah.

Вам также может понравиться

  • Form Pe HFMD 2b
    Form Pe HFMD 2b
    Документ1 страница
    Form Pe HFMD 2b
    mutiarani pribadi
    Оценок пока нет
  • Form Pe Covid-19
    Form Pe Covid-19
    Документ4 страницы
    Form Pe Covid-19
    mutiarani pribadi
    Оценок пока нет
  • Presentasi Gis
    Presentasi Gis
    Документ64 страницы
    Presentasi Gis
    mutiarani pribadi
    Оценок пока нет
  • Form PE Chikungunya
    Form PE Chikungunya
    Документ1 страница
    Form PE Chikungunya
    mutiarani pribadi
    Оценок пока нет
  • XBB - Dr. Indah SP.P
    XBB - Dr. Indah SP.P
    Документ19 страниц
    XBB - Dr. Indah SP.P
    mutiarani pribadi
    Оценок пока нет
  • Dokter Kecil P2 2017
    Dokter Kecil P2 2017
    Документ18 страниц
    Dokter Kecil P2 2017
    mutiarani pribadi
    Оценок пока нет
  • RPK Kesling 2023
    RPK Kesling 2023
    Документ21 страница
    RPK Kesling 2023
    mutiarani pribadi
    Оценок пока нет
  • Penyelidikan-Epidemiologi
    Penyelidikan-Epidemiologi
    Документ36 страниц
    Penyelidikan-Epidemiologi
    mutiarani pribadi
    Оценок пока нет
  • Contoh Sop
    Contoh Sop
    Документ4 страницы
    Contoh Sop
    mutiarani pribadi
    Оценок пока нет
  • LKP Perpu Audiometri
    LKP Perpu Audiometri
    Документ8 страниц
    LKP Perpu Audiometri
    mutiarani pribadi
    Оценок пока нет