Вы находитесь на странице: 1из 35

KOMUNIKASI

Bq. Endang Suprihartini, M.Si., Apt

1
Mengapa kita
berkomunikasi?
 Apa yang mendorong kita berkomunikasi?
 Sejauh mana komunikasi memberikan andil kepada
kepuasan kita?
 Bagaimana faktor-faktor seperti citra diri, pengalaman
kita, situasi komunikasi, dan orang yang menjadi mitra
komunikasi mempengaruhi kita?
 Kendala-kendala apa sajakah yang menghalangi kita
untuk berkomunikasi?

• Untuk Farmasis
o Apakah profesi farmasi perlu komunikasi?
o Pada pekerjaan yang mana diperlukan ilmu
komunikasi?
o Jenis komunikasi apa yang diperlukan? 2
Latar Belakang
Product Oriented

Patient Oriented

Pelayanan kefarmasian

Konseling

Kepatuhan Pasien dan Keberhasilan 3


Terapi
Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian
pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada
orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang
lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
menyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin,
1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz &
Weihrich, 1988).

4
Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar
komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell
komponen-komponen komunikasi adalah:
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang
mengirimkan pesan kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan
oleh satu pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran
dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima
pesan dari pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan
atas isi pesan yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol"). 5
Bagan Laswell

6
Tujuan Komunikasi
• untuk memahami dan menemukan diri sendiri
• menemukan dunia luar sehingga dapat dengan
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
• membentuk dan memelihara hubungan yang
bermakna dengan orang lain
• melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat
mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang
lain
• komunikasi antarpribadi merupakan proses belajar
• mempengaruhi orang lain
• mengubah pendapat orang lain
• membantu orang lain
7
Model–model Komunikasi
Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini
akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan
pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi
dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.
 Model Komunikasi Linear
 Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon
dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The
Mathematical of Communication.
 Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear
karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin
mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan
bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel).
 Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear
(linear communication model).
 Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber 8
(source), pesan (message) dan penerima (receiver).
 Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah
pengirim atau penerima.
 Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat
sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses
komunikasi.
 Suatu konsep penting dalam model ini adalah
gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan
dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu
kecermatan pesan yang disampaikan.
 Gangguan ini selalu ada dalam saluran bersama
sebuah pesan yang diterima oleh penerima.

 Model Interaksional

9
 Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur
Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada
proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator.
 Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah:
dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima
kepada pengirim.
 Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi
selalu berlangsung.
 Para peserta komunikasi menurut model interaksional
adalah orang-orang yang mengembangkan potensi
manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya
melalui pengambilan peran orang lain.
 Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber
dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat.
 Satu elemen yang penting bagi model interkasional
adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan
terhadap suatu pesan. 10
 Model Transaksional
 Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh
Barnlund pada tahun 1970.
 Model ini menggarisbawahi pengiriman dan
penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-
menerus dalam sebuah episode komunikasi.
 Komunikasi bersifat transaksional adalah proses
kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama
bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas
komunikasi yang terjadi.
 Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-
menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita
berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal.
 Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator)
melalukan proses negosiasi makna.

11
Bentuk Komunikasi
 Komunikasi Intrapersonal (Intrapersonal
communication)
 Komunikasi Antarpersonal (Interpersonal
communication)
 Komunikasi Kelompok (Group communication)
1. komunikasi kelompok kecil (small group
communication )
2. komunikasi kelompok besar (Large group
communication)
 Komunikasi Massa (Mass communication)
 Komunikasi Media (Medio communication)

12
Elemen komunikasi
 Source (sumber)
Source atau sumber adalah seseorang yang membuat
keputusan untuk berkomunikasi. Sering disebut juga
pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator,
pembicara (speaker).
 The message (pesan)
Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber
kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol
verbal maupun nonverbal yang berisi ide, sikap dan nilai
komunikator. Pesan mempunyai tiga komponen yaitu;
1) Makna
2) Simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna
3) Bentuk atau organisasi pesan 13
 The channel (saluran)
Saluran adalah alat atau wahana yang digunakan
sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.
 The receiver (penerima)
 The receiver atau penerima adalah orang yang
menerima pesan. Penerima sering juga disebut
sasaran/tujuan (destination), komunikate
(communicatee)
 Penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience)
 Pendengar (listener), atau penafsir (interpreter)
 Barriers (hambatan)
Hambatan adalah faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kesalahan pemaknaan pesan yang komunikator
sampaikan kepada penerima. Hambatan ini bisa berasal
dari pesan, saluran, dan pendengar. Beberapa buku
menggunakan istilah noise untuk menyebut elemen
pengganggu, yang diartikan sebagai gangguan
(disturbance/ interference) dalam proses komunikasi. 14
External noise meliputi latar belakang pembicaraan,
lingkungan, dan teknis saluran. Sedangkan internal noise
meliputi aspek psikologi peserta komunikasi maupun aspek
semantik. Misalnya sebuah kata yang mengandung arti
ambiguitas.
Hambatan komunikasi :
 Perbedaan Persepsi
 Permasalahan Bahasa
 Kurang mendengarkan
 Perbedaan Emosional
 Perbedaan latar belakang
 Feedback
Feedback adalah reaksi dan respons pendengar atas
komunikasi yang komunikator lakukan. Feedback bisa dalam
bentuk komentar langsung atau tertulis, surat, atau public
opinion polling. Feedback juga berperan sebagai pengatur
(regulator). Feedback mengontrol atau mengatur aksi
komunikasi kita. Feedback negatif misalnya berupa kritikan,
atau penolakan. Contohnya, ”Bisakah Anda diam?”. Feedback 15
positif misalnya berupa pujian.
 The situation (situasi)
Situasi adalah salah satu elemen paling penting
dalam proses komunikasi pidato (speech communication).
Situasi atau keadaan selama komunikasi berlangsung
berpengaruh terhadap mood pembicara maupun
pendengar, saluran/ media yang dipakai, dan feedback
audience.

16
Proses komunikasi
Proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
 Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi
dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang
dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam
bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti
kedua pihak.
 Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media
atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail atau
media lainnya.
 media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari
komunikator ke komunikan.
 Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan
menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang
dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
 Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau
tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia 17
mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Bagan Proses Komunikasi

Encoding

Source
(komunikat Message Channel
or)

Receiver
Response Decoding (Kominukan 18
)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi
 Latar belakang budaya.
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir
seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar
belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka
komunikasi semakin efektif.
 Ikatan kelompok atau group
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat
mempengaruhi cara mengamati pesan.
 Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat
menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
 Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut
pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
 Situasi 19
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.
Tingkatan komunikasi
1.Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri berusaha
mengenal diri sendiri, dan segala konsep diri yang melingkupinya,
menanyakan kepada diri sendiri entang seala hal yang ingin dia ketahui
terkait dengan keinginan, kebutuhan dan lain-lain.
Misal : Menanyakan pada diri sendiri apakah tujuan hidup sudah tercapai
atau belum, apakah hal yang direncanakan mampu dilaksanakan dengan
baik.
2.Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi dengan orang lain secara face
to face maupun dalam kelompok.
Syarat komunikasi interpersonal yang baik :
Good Listener (pendengar yang baik)
Intonasi
Empati : Memperhatikan respon emosi orang lain jangan terlalu banyak
humor, jika lawan bicara sedang sedih atau sebaliknya..
Humor : Menyegarkan hubungan dengan sebuah suasana yang fresh dan 20
tidak terkesan formal.
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang melibatkan lebih
dari tiga orang dan biasanya dalam bentuk diskusi dan saling
mengenal.
Komunikasi publik adalah proses komunikasi yang dilakukan
dihadapan orang banyak baik secara aktif maupun pasif.
4. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi didalam
organisasi maupun antar organisasi yang dapat bersifat formal
maupun nonformal.
5. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah menyampaikan informasi kepada
beberapa orang disebuah situasi yang sengaja diciptakan.
Syarat :
 Positioning : menguasai posisi dimana berdiri, kapan harus
mendekat, kapan harus membuat perubahan posisi di depan , di
tengah, maupun di belakang.
 Volume
 Bahasa tubuh
 Motivasi : gunakan kata-kata atau bahasa yang inspiratif 21
maupun yang membangkitkan motivasi.
Komunikasi dalam praktek
farmasi
Proses komunikasi antara farmasis dengan pasien
menjalankan dua fungsi utama 1) menetapkan hubungan
tentang farmasis dan pasien dan 2) memberikan pertukaran
informasi yang dibutuhkan untuk menilai kondisi kesehatan
pasien, mencapai keputusan dalam rencana pengobatan,
implementasi rencana pengobatan dan mengevaluasi
dampak pengobatan terhadap kualitas hidup pasien.
Komunikasi antar farmasis dan pasien berbeda dari
komunikasi dengan teman. Komunikasi profesional dengan
pasien adalah alat untuk menjamin hubungan pengobatan
agar farmasis efektif memberikan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan harus diatas segala-galanya.
Pengetahuan farmasis yang unik dan tanggung jawab
khusus pada masyarakat harus mampu menjamin efektifnya
komunikasi dengan pasien. 22
Konseling
Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya
seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang
memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa
sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam
pemecahan masalah.
Konseling obat ialah suatu proses untuk membantu pasien
memperbaiki masalah penggunaan, pemilihan obat dalam rangka
tujuan pengobatan optimal. Adapun tujuan konseling obat yaitu :
 Mewujudkan hubungan profesional antara apoteker dan pasien.
 Mengenal dan menyelesaikan masalah penggunaan obat.
 Mengumpulkan informasi tentang cara dan tindakan pengambilan
dan penggunaan obat (patient’s drug taking and drug use).
 Membimbing, mengarahkan dan memberikan pengetahuan
kepada pasien tentang penggunaan obat secara rasional
(promote rational drug use).
 Meningkatkan kualitas hidup pasien (patient quality of life). 23
Prinsip dasar konseling
Terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan
apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara
sukarela. Pendekatan Apoteker dalam pelayanan konseling
mengalami perubahan model pendekatan dari pendekatan
“Medical Model” menjadi Pendekatan “Helping model”.

 Medical Model
 Pasien passive
 Dasar dari kepercayaan ditunjukkan berdasarkan citra
profesi.
 Mengidentifikasi masalah dan menetapkan solusi.
 Pasien bergantung pada petugas kesehatan.
 Hubungan seperti ayah-anak. 24
 Helping Model
 Pasien terlibat secara aktif.
 Kepercayaan didasarkan dari hubungan pribadi yang
berkembang setiap saat.
 Menggali semua masalah dan memilih cara pemecahan
masalah.
 Pasien mengembangkan rasa percaya dirinya untuk
memecahkan masalah.
 Hubungan setara (seperti teman).

 Sasaran Konseling
 Konseling Pasien Rawat Jalan
 Konseling Pasien Rawat Inap
 Infastruktur Konseling
o Sumber Daya Manusia
o Sarana Penunjang 25
o Alat bantu Konseling
Kegiatan konseling
 Persiapan dalam melakukan konseling
 Tahapan konseling
 Pembukaan
 Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi
masalah
 Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah
dan mempelajarinya.
 Memastikan pasien telah memahami informasi yang
diperoleh.
 Menutup diskusi
 Follow-up diskusi

26
 Aspek Konseling yang harus disampaikan :
 Deskripsi dan kekuatan obat
 Jadwal dan cara penggunaan.
 Mekanisme kerja obat
 Dampak gaya hidup
 Penyimpanan
 Efek potensial yang tidak diinginkan
 Masalah dalam konseling :
 Faktor Penyakit
 Faktor Terapi
 Faktor Pasien
 Faktor Komunikasi
 Cara Pendekatan dalam Meningkatkan Kepatuhan :
 Berkomunikasi dengan pasien
 Informasi yang tepat
 Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan 27
28
Manfaat konseling bagi apoteker antara lain :
1. Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim
pelayanan kesehatan,
2. Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian
sebagai tanggung jawab profesi apoteker,
3. Menghindarkan apoteker dari tuntutan karena
kesalahan penggunaan obat (Medication error).
4. Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan
sehingga menjadi upaya dalam memasarkan jasa
pelayanan.

29
Pengaruh konseling terhadap tingkat
kepatuhan pasien dalam penggunaan obat
 Dalam penelitian Ramadona (2011), konseling dilakukan pada 50
pasien DM tipe 2 rawat jalan yang mendapatkan terapi Obat
Anti Diabetes (OAD) oral. Dengan melihat pengaruh konseling
dalam meningkatkan kepatuhan pasien melalui penilaian
pengetahuan dan sikap pasien berdasarkan kelompok usia
pasien, jenis kelamin, pendidikan dan lama menderita DM.
 Hubungan usia terhadap pengetahuan pasien yang berusia >70
tahun memiliki pengetahuan dan sikap yang baik yaitu sebesar
50%. Hal ini terjadi karena berdasarkan pengamatan, pasien
yang berusia ini lebih aktif dan terbuka menerima konseling dari
konselor mengenai informasi penyakit dan terapi yang diberikan.
 Hubungan jenis kelamin terhadap pengetahuan, menunjukkan
bahwa pasien laki-laki lebih tinggi pengetahuannya
dibandingkan dengan pasien perempuan. Hal ini disebabkan
karena pasien laki-laki dalam hal ini lebih terbuka menerima
konseling obat yang diberikan dibandingkan de 30
an pasien perempuan
Hubungan tingkat pendidikan terhadap pengetahuan
menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin tinggi peningkatan
pengetahuannnya.
Hubungan lama menderita DM dengan pengetahuan
menunjukkan bahwa pasien yang masih tergolong
baru didiagnosa DM pada umumnya mereka sangat
terbuka dan senang untuk diberikan konseling obat,
karena mereka masih belum paham mengenai
penyakit dan pengobatan yang dideritanya, sehingga
mereka mempunyai rasa ingin tahu yang besar
terhadap itu.
Hubungan tingkat pendidikan terhadap sikap
menunjukan bahwa pendidikan seseorang dapat
merubah sikap seseorang dengan baik. Hal ini
disebabkan karena peningkatan pengetahuan yang
mereka miliki selain untuk dipahami tetapi juga
mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 31
Hubungan lama menderita terhadap sikap
menunjukkan bahwa pasien yang baru didiagnosa
menderita DM atau lama menderita < 1 tahun meiliki
 Ada pengaruh positif konseling obat terhadap pengetahuan dan
sikap pasien DM, data menunjukkan konseling obat berpengaruh
terhadap pengetahuan pasien DM sebesar 83,4%, dan untuk sikap
sebesar 88,6%. Selain itu, terdapat perbedaan kadar glukosa darah
puasa yang bermakna pada pasien DM setelah dilakukan konseling
obat dalam interval waktu 3 x 2 minggu, yakni menunjukkan
adanya pengaruh positif konseling obat terhadap kadar glukosa
darah puasa pasien DM.

Gambaran pelaksanaan tugas Pengawas Minum Obat dan kepatuhan


pasien penderita TBC dalam mengkonsumsi OAT di Rumah Sakit
Umum Daerah Toto;
• Lebih dari 50% pasien penderita TBC paham tentang
penyakit TBC dan patuh dalam mengkonsumsi OAT yang
diberikan dokter. Kepatuhan ditinjau dari, ketepatan dosis
dan kesesuaian aturan minum, sehingga obat yang diberikan
habis sesuai waktunya.
• Lebih dari 50% PMO menunjukkan bahwa mereka peduli dan
ikut serta memotivasi pasien dalam mengkonsumsi OAT yang
diberikan dokter sesuai dengan aturan minum dan dosis
yang diberikan serta sangat berperan penting dalam 32
kesembuhan dan mendoakan pasien agar cepat sembuh.
• Berdasarkan dua penelitian diatas mengenai pengaruh
konseling obat terhadap tingkat kepatuhan pasien
diabetes melitus dan tuberkulosis, jelas bahwa
konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat
kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai
salah satu bentuk komunikasi dalam praktek
kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan
kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena
pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat
penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai
yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan
kualitas hidup pasien.

33
Kesimpulan
• Konseling yang merupakan salah satu bentuk
komunikasi dalam praktek kefarmasian memiliki
manfaat bagi pasien maupun apoteker seperti yang
dijabarkan pada pembahasan dalam penulisan
makalah ini.
• Penerapan konseling obat dapat meningkatkan
kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena
pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat
penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai
yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan
kualitas hidup pasien.

34
35

Вам также может понравиться