Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
Kelompok 1 Offering G
Dies Naris Wari Pudjafinisya 160342606263
Krismonik Dwi Maulida 160342606270
Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
C. Variabel Penelitian
E. Instrumen Penelitian
Mengunakan buku jurnal untuk mencatat setiap
perkembangan dalam penelitian.
F. Prosedur Kerja
1. Pembuatan medium 2. Pengamatan fenotip parental
Disiapkan alat dan bahan (alat : panic, sendok Diambil 2 ekor (jantan dan betina) Drosophila
pengaduk, kompor, pisau, botol selai, sendok melanogaster dari setiap stok dengan
sayur dan nampan) (bahan : pisang raja mala, menggunakan sedotan.
tape, gula merah, air dan fermipan dengan Dimasukkan ke dalam plastik.
perbandingan 7 : 2 : 1). Direntangkan plastic sehingga Drosophila
Pisang dipotong kecil-kecil dan dicampur tape melanogaster tidak dapat bergerak.
singkong serta ditambahkan sedikit air dan Diamati fenotip Drosophila melanogaster
diblender sampai halus. mengunakan mikroskop stereo, (pengamatan
Dicairkan gula merah. meliputi: warna mata, faset mata, warna tubuh,
Semua bahan dicampur ke dalam panci dan bentuk sayap dan ciri yang membedakan antara
dimasak selama 45 menit dengan api sedang jantan dan betina).
sambil terus diaduk. Dicatat dan diambil gambar dari haisl
Medium yang telah jadi dimasukkan ke dalam pengamatan.
botol sampai 1/5 botol. Dilakuka langkah a-e pada setiap strain.
Botol yang berisi medium diletakkan diatas Tentukan strain pada Drosophila melanogaster
nampan yang berisi air sampai medium dingin. dan cocokkan dengan literatur.
Setelah medium dingin, ditambahkan 3-5 butir
fermipan ke dalam medium dibersihkan uap air
yang menempel pada botol.
Dimasukkan kertas pupasi ke dalam botol dan
segera ditutup spons.
3. Peremajaan dan pengampulan
a. Peremajaan stok
Disiapkan botol selai yang berisi medium.
4. Persilangan dan pengamatan jumlah telur
Dimasukkan minimal 3 pasang Drosophila
melanogaster (jantan dan betina).
menyiapkan irisan pisang raja mala yang
Diberikan label sesuai strain dan tanggal
dipotong melintang dengan lebar ± 1-2 cm.
peremajaannya.
memasukkan 3 pasang Drosophila melanogaster
Tunggu beberapa hari hingga menjadi larva dan
(jantan dan betina) sesuai tipe persilangan ♂ N
pupa yang menghitam.
>< ♀ N dan ♂ vg >< ♀ vg.
Memberikan label (sesuai persilangan, ulangan
b. Pengampulan dan lama waktu penyinaran UV) pada botol
Setelah muncul pupa yang menghitam, siap sesuai dengan persilangan yang dimasukkan.
dipindahkan ke selang ampul. perlakuan UV : 0 menit (kontrol)
Disiapkan selang ampul ukuran sedang 2 menit
sepanjang 6-7 cm.
4 menit
Pisang raja mala dimasukkan ke tengah dengan
6 menit
bantuan kuas.
8 menit
Pupa yang berwarna coklat kehitaman diambil
dengan menggunakan cutton bud. cara mencari ulangan :
Dimasukkan pupa ke dalam selang ampul dan (t-1) (r-1) ≥ 15
diletakkan pada masing-masing selang ampul. (10-1) (r-1) ≥ 15
Ujung selang ditutup menggunakan spons. 9 (r-1) ≥ 15
9r-9 ≥ 15
r =3
5. Pemberian perlakuan penyinaran UV
Dibuka tutup alat UV, kemudian dibersihkan dengan tisu supaya bersih
dari debu.
Lalu alat UV di bersihkan dengan alcohol 70%.
Tutup alat UV dengan kertas agar tidak berbahaya.
Disambungkan kabel ke stop kontak, kemudian tekan tombol ON.
Ditunggu pemanasan ala UV selama 1 jam.
Setelah 1 jam, ditekan tombol OFF.
Dimasukkan cawan petri yang berisi irisan pisang setiap perlakuan.
Tutup alat uV dengan kertas penutup kemudian tekan tombol ON.
Tunggu sesuai dengan lama waktu perlakuan yang dikenakan pada irisan
pisang (2 menit, 4 menit, 6 menit dan 8 menit).
Setelah selesai tekan tombol OFF, keluarkan cawan petri berisi pisang dan
sabut kabel dari stop kontak.
G. Teknik Pengampulan Data
Model teknik pengumpulan data : observasi untuk
mendapatkan data berupa jumlah telur awal dan
jumlah telur yang menetas dalam pengamatan.
Persilangan Perlakuan Ulangan Pengamatan hari ke-
1 2 3 4 5 6 7
♂ N >< ♀ N 0 menit U1
U2
U3
Etc. Etc.
♂ vg >< ♀ vg 0 menit U1
U2
U3
Etc. Etc.
H.
• Teknik Analisis Data
Melakukan perhitungan telur yang menetas dan
presentase
data dengan perhitungan rumus :
Persentase (%) = x 100%
Membuat grafik perkembangan telur pada setiap
penetasan telur.
uji statistika Rancangan Acak Kelompok (RAK) Anava
Ganda.
Data dan Analisis
1. Dari grafik strain N diatas dapat disimpulkan sementara bahwa lama penyinaran
memperngaruhi jumlah telur yang menetas
2. Dari kedua jenis strain, hasil penetasan strain N dan vg, strain vg lebih banyak yang menetas
jika dibandingkan dengan hasil penetasan strain N. Sehingga dapat disimpulkan sementara bahwa
jenis strain mempengaruhi persentase penetasan telur, dimana strain N lebih sensitif terhadap
penyinaran UV.
Setelah data ditransformasi, kemudian dihitung dengan menggunakan anava ganda,
karena dalam perlakuan terdapat dua variabel bebas. Kemudian dilanjutkan dengan
rancangan acah kelompok (RAK), karena waktu pelaksanaan percobaan tidak sama.
• Dari tabel diatas diketahui nilai F hitung strain (4.207741662)lebih kecil
dari F tabel (5.12), sehingga hipotesis penelitian ditolak, dan hipotesis nol
diterima. Tidak ada pengaruh perbedaan strain terhadap persentase
penetasan telur Drosophila melanogaster. F hitung lama penyinaran
(5.58807639) lebih besar dari F table (3.63), sehingga hipotesis penelitian
diterima. Ada pengaruh perbedaan lama penyinaran terhadap persentase
penetasan telur. F hitung interaksi jenis strain dan lama penyinaran
(0.337837742) lebih kecil dari F tabel (3.63), sehingga hipotesis penelitian
diolak. Tidak ada pengaruh interaksi jenis strain dan lama penyinaran
terhadap persentase penetasan telur
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh lama penyinaran terhadap persentase penetasan telur
hasil persilangan Drosophila melanogaster persilangan strain N♂x N♀ dan vg ♂x vg♀. Perlakuan dengan lama
penyinaran 0 menit memberikan rerata penetasan telur tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Penyinaran 2 menit juga memberikan rerata penetasan yang tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan
lainnya. Penyinaran 4 menit memberikan rerata paling rendah dan tidak berbeda nyata dengan penyinaran 6
menit dan 8 menit.
PEMBAHASAN
Pengaruh Macam Strain terhadap Persentase Penetasan Telur
H0 diterima bahwa tidak ada pengaruh macam strain terhadap persentase penetasan
telur.
telur Drosophila melanogaster strain N memiliki kemampuan menetas yang lebih
rendah dibanding telur Drosophila melanogaster strain vg.
Kenapa hipotesis peneliti tidak diterima bahwa ada pengaruh macam strain
terhadap persentase penetasan telur ?
Faktor :
telur mempunyai viabilitas cukup tinggi terhadap radiasi sinar ultraviolet sehingga
menghasilkan mutan yang dapat melakukan perbaikan DNA dengan cepat.
sensitivitas telur terhadap radiasi dan viabilitas telur Drosophila melanogaster
berkaitan dengan perubahan materi genetik yang menyebabkan mutasi akibat radiasi
UV.
Mekanisme perbaikan > telur memiliki kemampuan untuk melakukan mekanisme
perbaikan fotoreaktivasi, perbaikan excision repair pada sel telur (Gardner, 1991).
Pengaruh Lama Penyinaran Ultraviolet terhadap Persentase Penetasan Telur Drosophila
melanogaster.
H1 diterima yang menyatakan bahwa ada pengaruh lama radiasi ultraviolet terhadap
persentasi penetasan telur Drosophila melanogaster hasil persilangan ♂ N >< ♀ N dan
♂ vg >< ♀ vg.
Hipotesis sementara menyatakan bahwa semakin lama penyinaran UV pada telur maka
jumlah telur yang menetas semakin sedikit.
Kenapa hipotesis peneliti diterima bahwa ada pengaruh lama radiasi ultraviolet
terhadap persentasi penetasan telur Drosophila melanogaster?
Terdapat beberapa kemungkinan :
Sinar UV > memiliki reaktivitas yang tinggi dari atom-atom molekul DNA yang
merupakan dasar dari mutagenik (Gardner, 1991).
Sinar UV > menurut Barron (1992) menyatakan bahwa sinar UV dapat menembus
lapisan telur larva Drosophila melanogaster sehingga dapat menyebabkan mutasi.
(Hamid, 2009) radiasi sinar UV membentuk pirimidin dimer khususnya, timin dimer
yang dapat menganggu terjadinya replikasi DNA.
(M. Bownes dan K. Sander, 1976) Sinar UV juga menyebabkan ketidaknormalan pada
telur.
(Crawder, 1991) menyatakan bahwa embrio lebih sensitif terhadap perubahan kondisi
lingkungannya, sel aktif tumbuh dan membelah terhadap radiasi.
Interaksi Macam Strain dan Lama Penyinaran UV terhadap Persentase
Penetasan Telur
H1 ditolak, macam strain dan lama penyinaran ultraviolet pada telur
Drosophila melanogaster strain N dan vg tidak berpengaruh terhadap
persentase penetasan telur.
Kenapa hipotesis peneliti tidak diterima bahwa ada interaksi macam
strain terhadap persentase penetasan telur ?
Faktor :
menurunnya persentase penetasan telur Drosophila melanogaster strain N
dan vg serta lebih rendahnya persentase penetasan telur Drosophila
melanogaster strain N dibandingkan Drosophila melanogaster strain vg.
Pada penelitian (Sri Wahyuni, 2013) menyatakan bahwa Drosophila
melanogaster strain vestigial (vg) memiliki viabilitas lebih rendah daripada
Drosophila melanogaster strain normal (N).
Mekanisme perbaikan > telur memiliki kemampuan untuk melakukan
mekanisme perbaikan fotoreaktivasi, perbaikan excision repair pada sel
telur.
PENUTUP
Kesimpulan
Macam strain tidak berpengaruh terhadap persentase penetasan telur Drosophila
melanogaster disebabkan karena setiap strain N dan strain vg memiliki viabilitas telur yang
berbeda.
Lama penyinaran ultraviolet berpengaruh terhadap persentase penetasan telur Drosophila
melanogaster dengan nilai BNT terbesar pada lama penyinaran 0 menit (kontrol) dan tidak
berbeda nyata dengan lama penyinaran 2 menit dan 6 menit.
Interaksi macam strain dan lama penyinaran ultraviolet tidak berpengaruh terhadap
persentase penetasan telur Drosophila melanogaster disebabkan macam strain dan lama
penyinaran sinar ultraviolet menurunkan persentase penetasan telur dan terdapat perbedaan
yang signifikan pada jumlah telur yang menetas pada setiap lamanya penyinaran.
Saran
Penelitian harus dilakukan dengan teliti dan dilakukan kontrol yang baik terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Proses sterilisasi alat dan bahan dengan baik diperlukan untuk menghindari kendala jamur
(kapang).