Вы находитесь на странице: 1из 12

Hubungan Struktur dan Aktifitas

Analgetik Non Narkotik


“ Diflunisal”

Dwi Alfian Junior H.


G 701 15 058
PENDAHULUAN
Analgetika
Analgestika adalah senyawa yang dapat menekan
fungsi system saraf pusat secara selektif, digunakan
untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi
kesadaran. Analgetika bekerja dengan meningkatkan
nilai ambang persepsi rasa sakit. Berdasarkan
mekanisme kerja tingkat molekul, analgetika dibagi
menpadajadi dua golongan yaitu analgetika narkotika
dan analgetika non narkotik (Siswandono dan
Soekardjo, 2008).
mekanisme kerja pada tingkat molekul

I. Analgetika non narkotik


Mekanisme Kerja
a. Analgesik
Analgetika non narkotik menimbulkan efek
analgesik dengan cara menghambat secara langsung dan
selektif enzim-enzim pada system saraf pusat yang
mengkatalis biosintesis prostaglandin, seperti
siklooksigenase, sehingga mencegah sensitisasi reseptor
rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit, seperti
baradikinin, histamin, serotonin, prostasiklin,
prostaglandin, ionion hidrogen dan kalium, yang dapat
merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi
(Siswandono dan Soekardjo, 2008).
mekanisme kerja pada tingkat molekul

I. Analgetika non narkotik


Mekanisme Kerja
b. Antipiretik
Analgetika non narkotik menimbulkan kerja
antipiretik dengan meningkatkan eliminasi panas, pada
penderita dengan suhu badan tinggi, dengan cara
menimbulkan dilatasi buluh darah perifer dan mobilisasi
air sehingga terjadi pengenceran darah dan pengeluaran
keringat (Siswandono dan Soekardjo, 2008).
mekanisme kerja pada tingkat molekul

I. Analgetika non narkotik


Mekanisme Kerja
c. Antiradang
Analgetika non narkotik menimbulkan efek antiradang
dengan menghambat biosintesis dan pengeluaran prostaglandin
dengan cara memblok secara terpulihkan enzim siklooksigenase
sehingga menurunkan gejala keradangan. Mekanisme lain
adalah menghambat enzim-enzim yang terlibat pada biosintesis
mukopolisakarida dan glikoprotein, meningkatkan pergantian
jaringa kolagen dengan memperbaiki jaringan penghubung dan
mencegah pengeluaran enzim-enzim lisosom melalui stabilisasi
membran yang terkena radang (Siswandono dan Soekardjo,
2008)
mekanisme kerja pada tingkat molekul

I. Analgetika non narkotik


Pendahuluan
Analgetika non narkotik digunakan untuk mengurangi
rasa sakit yang ringan sampai moderat sehingga sering
disebut analgetika ringan, juga menurunkan suhu badan
pada keadaan panas badan yang tinggi dan sebagai
antiradang untuk pengobatan rematik. Analgetika non
narkotik bekerja pada perifer dan sentral sistem saraf pusat.
Berdasarkan struktur kimianya analgetika non narkotik dibagi
menjadi dua kelompok yaitu analgetik-antipiretik dan obat
antiradang bukan steroid (Non Steroid antiinflamatory Drugs
= NSAID) (Siswandono dan Soekardjo, 2008)
Kelompok Analgetika Non Narkotik

I. Turunan Asam Salisilat


II. Turunan Anilin & para Aminofenol
III. Turunan 5-Pirazolon & Pirazolidindion
IV. Turunan Asam N-Arilantranilat
V. Turunan Asam Arilasetat & Heteroarilasetat
VI. Turunan Oksikam
VII. Turunan Lain-lain
Turunan Asam Salisilat
Hubungan struktur-aktivitas turunan asam salisilat

1. Senyawa yang aktif sebagai antiradang adalah anion salisilat. Gugus


karboksilat penting untuk aktivitas dan letak gugus hidroksil harus
berdekatan dengannya.
2. Turunan halogen, seperti asam 5-klorsalisilat, dapat meningkatkan
aktivitas tetapi menimbulkan toksisitas lebih besar
3. Adanya gugus amino pada posisi 4 akan menghilangkan aktivitas.
4. Pemasukan gugus metil pada posisi 3 menyebabkan metabolisme
atau hidrolisis gugus asetil menjadi lebih lambat sehingga masa kerja
obat menjadi lebih panjang.
Turunan Asam Salisilat
Hubungan struktur-aktivitas turunan asam salisilat

5. Adanya gugus aril yang bersifat hidrofob pada posisi 5 dapat


meningkatkan aktivitas.
6. Adanya gugus difluorofenil pada posisi meta dari gugus karboksilat
(diflunisal) dapat meningkatkan aktivitas analgesik, memperpanjang
masa kerja obat dan menghilangkan efek samping, seperti iritasi
saluran cerna dan peningkatan waktu pembekuan darah.
7. Efek iritasi dari aspirin dihubungkan dengan gugus karboksilat.
Esterifikasi gugus karboksil akan menurunkan efek iritasi tersebut.
Karbetil salisilat adalah ester karbonat dari etil salisilat, ester ini tidak
menimbulkan iritasi lambung dan tidak berasa.
Struktur turunan asam salisilat

(Siswandono dan Soekardjo, 2008)


10
Struktur aktifitas Diflunisal

Senyawa yang aktif


sebagai antiradang
Adanya gugus difluorofenil adalah anion salisilat.
pada posisi meta dari Gugus karboksilat
gugus karboksilat
(diflunisal) dapat penting untuk
meningkatkan aktivitas aktivitas dan letak
analgesik, memperpanjang gugus hidroksil harus
masa kerja obat dan
menghilangkan efek
berdekatan
samping, seperti iritasi dengannya.
saluran cerna dan
peningkatan waktu
pembekuan darah.
(Siswandono dan Soekardjo, 2008) 11
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Вам также может понравиться