Вы находитесь на странице: 1из 43

 penyakit menular yang akut

 Menyerang susunan saraf pusat


 menyerang hewan berdarah panas dan manusia
 Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk dalam familia
Rhabdoviridae, genus Lyssa.
 Virus peka terhadap
 sinar ultraviolet,
 zat pelarut lemak,
 alkohol 70 %,
 yodium,
 fenol dan
 klorofrom.
 Masa inkubasi pada manusia yang khas adalah 1-2 bulan
tetapi bisa 1 minggu atau selama beberapa tahun
(mungkin 6 tahun atau lebih). Biasanya lebih cepat pada
anak-anak dari pada dewasa.

 Masa inkubasi tergantung dari lamanya pergerakan virus


dari luka sampai ke otak :
 gigitan dikaki masa inkubasi kira-kira 60 hari,
 gigitan di tangan masa inkubasi 40 hari,
 gigitan di kepala masa inkubasi kira-kira 30 hari.
 Masa inkubasi tergantung pada :
 umur pasien,
 latar belakang genetik,
 status immun,
 strain virus yang terlibat,
 jarak yang harus ditempuh virus dari titik pintu
masuknya ke susunan saraf pusat.
Antigen rabies atau asam nukleat :
 Diagnosis patologis pasti dari rabies bisa berdasarkan pada
temuan badan negri (negri bodies) pada otak atau medula
spinalis.

 Berbatas tegas, kurang lebih bulat, berdiameter 2-10 µm


dan mempunyai struktur internal yg berbeda dengan
granula-granula basofilik dalam suatu matriks eosinofilik.
 Badan negri mengandung antigen virus rabies dan dapat
ditunjukan dengan immunofluoresen.
B. Isolasi Virus :
Suatu virus yang diisolasi, diidentifikasi
melalui tes antibodi fluoresen dgn antiserum
spesifik.

C. Serologi :
 Antibodi serum terhadap rabies dapat
terdeteksi dengan tes immunofluoresen
 Antibodi dlm cairan serebrospinal dihasilkan
dari individu yang terinfeksi rabies tapi tidak
dihasilkan pada respon terhadap vaksinasi.
Observasi binatang :
 Binatang yang disangka sebagai
gila/buas atau dicurigai gila sebaiknya
dikorbankan untuk pemeriksaan
laboratorium jaringan saraf.
 Binatang lain sebaiknya di observasi
selama 10 hari, dan di;aporkan ke dinas
kesehatan agar dapat bertindak untuk
mencegah penyebaran penyakit di
masyarakat
 Tetanus
 sindroma guillain barre
 transverse myelitis
 japanese ensefalitis
 herpes simpleks ensefalitis
 poliomielitis atau ensefalitis post vaksinasi.
 Berikut ini beberapa tips dan langkah-langkah
penanganan luka gigitan:
 Segera luka dibersihkan, bisa menggunakan
sabun/deterjen, dibilas dgn air bersihmengalir 5-10
menit. Lalu dikeringkan dgn kain/tissue bersih dan
dapat ditambahkan antiseptik betadin ataupun alkohol
70%.
 Lakukan eksplorasi pada luka. lakukan pembersihan
dgn NaCl 0,9%, atau dgn H2O2 3%.
 Luka yg ada jangan dijahit, kalau luka terlalu lebar bisa
dilakukan penjahitan secara longgar dgn menggunakan
benang non absorbable, dan dipasang drain.
 Dapat dikombinasikan dgn antibiotik, untuk mencegah
adanya infeksi kuman atau bakteri yg lain.
 Pencegahan primer
a. Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap
anjing, kucing dan kera
b. Anjing peliharaan, tidak boleh dibiarkan lepas
berkeliaran
c. Anjing harus diikat dengan rantai.
d. Menangkap dan melaksanakan observasi
hewan tersangka menderita rabies, selama 10
sampai 14 hari, terhadap hewan yang mati
selama observasi atau yang dibunuh, maka
harus diambil spesimen untuk dikirimkan ke
laboratorium terdekat untuk diagnosa.
 Pencegahan sekunder
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan
untuk meminimalkan resiko tertularnya
rabies adalah mencuci luka gigitan dengan
sabun atau dengan deterjen selama 5-10
menit dibawah air mengalir/diguyur.
Kemudian luka diberi alkohol 70% atau
Yodium tincture. Setelah itu pergi secepatnya
ke Puskesmas atau Dokter yang terdekat
untuk mendapatkan pengobatan.
 Penyakit rabies tidak dapat disembuhkan sehingga
prognosisnya jelek.
 Tanpa pencegahan, penderita hanya bertahan sekitar 8
hari, sedangkan dengan penangan suportif, penderita
dapat bertahan hingga beberapa bulan. Sebelum
ditemukan pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam
3-10 hari.
 Identitas :
Nama :R
No. MR :
Umur : 4,5 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat :

Seorang pasien perempuan berumur 4,5 tahun,


dengan berat badan 18 kg, datang ke IGD RSUD
Solok pada tanggal 9 Juni 2016.
Anamnesa Keluhan utama ( alloanamnesis
ibu pasien )
Di gigit anjing di betis kaki kanan sejak 30
menit sebelum datang ke Rumah Sakit
Setengah jam sebelum datang ke Rumah Sakit pasien
digigit anjing di betis kaki kanannya. Pasien sedang
bermain-main dihalaman rumahnya ketika tiba-tiba
datang anjing liar langsung menggigit betis sebalah
kanan pasien. Keluarga melihat bahwa anjing
langsung datang dan pasien sebelumnya sama sekali
tidak mengganggu anjing tersebut. Keluarga tidak
melihat detail ciri-ciri anjing yang menggigit pasien.
Keluarga langsung membantu dengan memukul
anjing yang lalu kabur dan tidak diketahui nasibnya.
Pasien Segera dibawa ke Rumah Sakit. Gejala demam,
sakit kepala, mual dan muntah pada pasien disangkal.
Riwayat penyakit dahulu :
 Riwayat digigit anjing sebelumnya tidak ada
 Pasien belum pernah mendapatkan VAR
(Vaksin Anti Rabies) sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga


 Riwayat serupa ( digigit anjing) dalam
keluarga disangkal
Riwayat Lingkungan
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya,
nenek dan satu kakak pasien. Keluarga pasien
mengaku dilingkungan tempat tingggalnya
sering melihat anjingnya berkeliaran, namun
keluarga tidak mengetahui apakah ada
tetangga di sekitar rumah yang pernah digigit
anjing atau tidak. Sepengetahuan keluarga,
tidak ada warga dilingkungan tempat tinggal
pasien yang memelihara anjing.
Riwayat kehamilan
 Pasien merupakan anak ke dua dari dua
bersaudara. Tidak ada keluhan atau sakit
selama kehamilan. Ibu pasien juga tidak
mengkonsumsi obat0obatan maupun jamu.
Ibu pasien rajin memriksakan kehamilannya
ke bidan sebulan sekali. Merokok dan minum
alkohol saat kehamilan disangkal.
Riwayat Kelahiran
Pasien lahir di bidan. Pasien lahir dengan
persalinan normal. Pasien lahir cukup bulan,
berat badan dan panajang badan ibu pasien
tidak ingat. Pasien langsung menangis, tidak
biru atau kuning.
Riwayat Nutrisi
 Pasien mendapat ASI eksklusif selama ± 6
bulan. Pasien mulai diberikan makanan lunak
pada usia 6 bulan. Sehari-hari pasien makan 3
kali/hari dengan selingan buah tidak rutin
terkadang 2 kali/minggu. Makanan pasien
sehari-hari adalah nasi ,sayur dan lauk. 1 porsi
makanan adalah 1 piring kecil. Pasien minum
susu juga tidak rutin hanya jika pasien mau
terkadang ± 3 kali/ minggu.
 Riwayat Tumbuh Kembang
Pasien tumbuh normal selayaknya anak
seumurannya.
 Riwayat Imunisasi
Berdasarkan keterangan ibu pasien, imunisasi
dasar pasien lengkap. Pasien imunisasi di
Puskesmas.
Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 Tekanan darah : 90/60 mmHg
 Nadi : 90 x/menit, teratur,
adekuat pada ke empat ekstremitas
 Nafas : 24 x/menit
 Suhu : 36,5oC
 BB : 18 kg
 TB : 106 cm bb ideal : 17 kg
 Status gizi : 18/17 x 100= 106 % ( gizi baik)
 Kebutuhan kalori = 1400 kkal/ hari
Kepala
 Ukuran : normocephal
 Mata : pupil isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
 Telinga : dalam batas normal
 Hidung : dalam batas normal
 Mulut : bibir dan mukosa lembab
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
Thorak
 Paru
 Inspeksi : simetris kiri dan kanan , tidak terdapat penggunaan
otot bantu nafas
 Palpasi : taktil fremitus sama kiri dan kanan
 Perkusi : sonor/sonor
 Auskultasi : vesikuler, rhonki -/- , wheezing -/-
Jantung
 Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : iktus kordis teraba di sejajar linea mid clavikularis sinistra RIC V,
thril tidak ada
 Perkusi : batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : reguler, bising tidak ada
Abdomen
 Inspeksi : datar, distensi (-), tidak ikterik
 Palpasi : hepar tidak teraba, lien tidak teraba, nyeri tekan pada
epigastrium (-)
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus ada 4 x/menit
Ekstremitas
 Atas : akral hangat , reflek fisiologis ++/++ , reflek patologis --/--
 Bawah : akral hangat, tidak tampak edema, reflek fisiologi ++/++ , reflek
patologis --/--
Genitalia : tidak terdapat kelainan
Status Lokalis
 Pada regio betis kaki kanan terdapat vulnus
laseratum berjumlah dua, masing-masing
berukuran ½ x ½ x ½ cm dan ½ x ½ x ½ cm,
dasar jaringan. Perdarahan (+), eritema (+),
edema (+), nyeri tekan (+), pus (-)
Pemeriksaan penunjang
 Tidak diperiksa pemeriksaan penunjang

Diagnosa kerja
 Vulnus laseratum regio tibia posterior dextra
Penatalaksanaan
 Segera luka dibersihkan, menggunakan sabun/deterjen,
dibilas dgn air bersih mengalir 5-10 menit. Lalu
dikeringkan dgn kain/tissue bersih dan dapat ditambahkan
antiseptik betadin ataupun alkohol 70%.
 eksplorasi pada luka. lakukan pembersihan dgn NaCl
0,9%, atau dgn H2O2 3%.
 Lakukan penjahitan secara longgar dgn menggunakan
benang non absorbable, dan dipasang drain.
 Pemberian vaksin rabies, 0,5 ml IM pada hari 0, 2, 7, 21
 dikombinasikan dgn antibiotik, untuk mencegah adanya
infeksi kuman atau bakteri yg lain.
- Pemberian VAS dan SAR
Jenis vaksin purified vero rabies vaccine
2 x suntikan pada deltoideus kanan dan kiri,
dengan dosis 0,5 ml
Diulang pada hari ke 2, 7, 21 setelah suntikan
hari pertama, dosis 0,5 ml (IM)

• Amoxicilin syrup 3 x cth 1


 Rabies adalah infeksi akut dari susunan syaraf
pusat yang disebabkan oleh virus rabies
termasuk famili rhabdovirus ditularkan
melalui gigitan hewan menular rabies,
terutama anjing, kucing dan kera.
 Penatalaksanaan awal apabila digigit oleh
hewan yang terinfeksi rabies adalah
pembersihan luka dari ludah yang
mengandung virus rabies.

Вам также может понравиться

  • Asfiksia
    Asfiksia
    Документ26 страниц
    Asfiksia
    introvertt
    100% (2)
  • CR Anak LeukemiA
    CR Anak LeukemiA
    Документ71 страница
    CR Anak LeukemiA
    NovianaHartikasari
    Оценок пока нет
  • Lla
    Lla
    Документ37 страниц
    Lla
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • BBRL PENDEK
    BBRL PENDEK
    Документ2 страницы
    BBRL PENDEK
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Meningitis Fix FIX FIX BGT
    Meningitis Fix FIX FIX BGT
    Документ53 страницы
    Meningitis Fix FIX FIX BGT
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Tuberculosis Anak
    Tuberculosis Anak
    Документ29 страниц
    Tuberculosis Anak
    Windy
    Оценок пока нет
  • Analisa Kasus Yogi (KDK)
    Analisa Kasus Yogi (KDK)
    Документ15 страниц
    Analisa Kasus Yogi (KDK)
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Referat Fix
    Referat Fix
    Документ51 страница
    Referat Fix
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Tuberculosis Anak
    Tuberculosis Anak
    Документ26 страниц
    Tuberculosis Anak
    Windy
    Оценок пока нет
  • Asma
    Asma
    Документ4 страницы
    Asma
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • CP Ikterik Neonatorum Ok
    CP Ikterik Neonatorum Ok
    Документ1 страница
    CP Ikterik Neonatorum Ok
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Makalah Maulidia Rahmah F
    Makalah Maulidia Rahmah F
    Документ18 страниц
    Makalah Maulidia Rahmah F
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Tuberculosis Anak
    Tuberculosis Anak
    Документ17 страниц
    Tuberculosis Anak
    Windy
    Оценок пока нет
  • ASMA
    ASMA
    Документ26 страниц
    ASMA
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • CP Sepsis Ok
    CP Sepsis Ok
    Документ2 страницы
    CP Sepsis Ok
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Morbili
    Morbili
    Документ23 страницы
    Morbili
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Analisa Kasus Kejang Demam Sederhana
    Analisa Kasus Kejang Demam Sederhana
    Документ23 страницы
    Analisa Kasus Kejang Demam Sederhana
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Makalah Maulidia Rahmah F
    Makalah Maulidia Rahmah F
    Документ18 страниц
    Makalah Maulidia Rahmah F
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • CP Sepsis Ok
    CP Sepsis Ok
    Документ2 страницы
    CP Sepsis Ok
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • KDK
    KDK
    Документ23 страницы
    KDK
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Anatomi Otak
    Anatomi Otak
    Документ24 страницы
    Anatomi Otak
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Analisa Kasus Nindy Fransiska
    Analisa Kasus Nindy Fransiska
    Документ23 страницы
    Analisa Kasus Nindy Fransiska
    anisharavitaputri
    Оценок пока нет
  • Analisis Kasus: Disusun Oleh: Nindy Fransiska (1210070100097)
    Analisis Kasus: Disusun Oleh: Nindy Fransiska (1210070100097)
    Документ18 страниц
    Analisis Kasus: Disusun Oleh: Nindy Fransiska (1210070100097)
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • DETEKSI DAN DIAGNOSA
    DETEKSI DAN DIAGNOSA
    Документ31 страница
    DETEKSI DAN DIAGNOSA
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Analisa Kasus Yogi (KDK)
    Analisa Kasus Yogi (KDK)
    Документ15 страниц
    Analisa Kasus Yogi (KDK)
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Lapsus Asfiksia Neonatorum Sindi
    Lapsus Asfiksia Neonatorum Sindi
    Документ18 страниц
    Lapsus Asfiksia Neonatorum Sindi
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • CSR Thalassemia
    CSR Thalassemia
    Документ42 страницы
    CSR Thalassemia
    Anonymous nCGt0xt
    Оценок пока нет
  • Pie Lo Nefritis
    Pie Lo Nefritis
    Документ20 страниц
    Pie Lo Nefritis
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • CSR Thalasemia
    CSR Thalasemia
    Документ41 страница
    CSR Thalasemia
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Presentation 2
    Presentation 2
    Документ45 страниц
    Presentation 2
    tri indriani
    Оценок пока нет