Вы находитесь на странице: 1из 23

REHABILITASI

AMPUTASI AGA

Pembimbing: dr. I.P. Alit Pawana, Sp. KFR


Penyebab Amputasi
• Penyakit vaskuler
• Trauma
• Infeksi
• Keganasan
• Anomali kongenital
Indikasi amputasi

• Penyakit pembuluh darah →82%

• Trauma → 16%

• Tumor → 0,9%

• Congenital deformity → 0,8%


Regional risk factors Systemic risk factors

Neurologic Vascular Nutrition

•Decreased •Peripheral •Low serum


• Thermal • Poor foot sensation vascular albumin
injury hygiene •Loss of pain disease •Poor eating
• Chemical • Trimming •Motor •Microvascular habits
injury toenails weakness (DM)
•Altered •Post phlebetic
• Callous • Poor shoe fit sweating syndrome
• Foot • Dry, cracked
deformities feet

Reduced blood flow


Increase tissue pressure Ulcers
Failed healing
Chronic infection
Gangrene
Tissue breakdown Ischemic changes

Amputation
General Consideration
• Cardiopulmonary
• Musculoskeletal
• Neorologic system
 vision
 cognitive function
LEVELS OF AMPUTATION

Braddom,2011
PRE-AMPUTASI
• Rehabilitasi amputasi secara team jika
memungkinkan dimulai sejak fase
preamputasi
Team
bedah

Supporting Team
counselors rehabilitasi

Keluarga Pasien
• Diskusi ttg surgical outcome dan postsurgical
period:

Nyeri yg
muncul

Functional
Komplikasi
outcome yg
yg mungkin
dpt dicapai
Residual Limb Evaluation
Panjang residual limb
• Diukur dari bone end dan skin end
• Diukur dari fixed proximal skeletal landmark
Tingkat penyembuhan luka

Soft tissue coverage


• Soft tissue yg sedikit sebabkan penonjolan tulang  nyeri saat pakai
prosthesis
Skin integrity
• Prosthesis digunakan jika keadaan kulit intak
…residual limb evaluation
Sensation
• Gangguan sensibilitas dpt sbbkn skin irritation dan breakdown.

Overall shape
• Ideal: cylindrical, slightly conical.

ROM
• `aktif&pasif
• komplikasi yg sering: kontraktur

Joint ligament stability


• Prosthesis meningkatkan beban penekanan pd sendi proximal residual limb dan extremitas
kontralaeral  jada joint ligament laxity sebabkan instabilitas dan nyeri saat ambulasi

Strength
• Kelemahan pd sisi kontralateral sebabkan ambulasi tdk stabil
GOAL POST-AMPUTASI AKUT
• Penyembuhan luka

• Kontrol nyeri

• Kontrol edema

• Mencegah kontraktur

• Inisiasi remobilisasi dan training pre-prothesa

• Konseling suportive → managemen harapan px

• Edukasi tahap lanjut (orientasi komponen Protesa)


shrinker
IPORD Rigid dressing

elastic stockinet
Amputation is not a failure but rather
reconstructive surgery that creates
improved functional possibilities and
resumption of one’s life.

Braddom,2011
Modul: amputasi

amputasi ekstremitas bawah


Setiap tahun terdapat 159000 amputasi ekstremitas
bawah
67 % amputasi berkaitan dg penyakit diabetes
berkaitan dengan level amputasi ekstremitas bawah:
hip disarticulation (0,4%), transfemoral (25,8%), knee
disarticulation (0,4), transtibial (27,6%), ankle
disarticulation (0,8%), midfoot (10,5%), toes (31,5%)
Level Amputasi Ekstremitas Bawah

hemicorporectomy

Hindquarter / hemipelvectomy

Hip disarticulation

Transfemoral amputation

Knee disarticulation

Below-knee amputation

Syme’s procedure

Distal amputation
Hemicorporectomy/translumbar amputation

 radikal surgery, dimana anggota tubuh di bawah level L4-5


di amputasi , transeksi lumbal, menghilangkan tungkai, organ
genitalia (interna dan eksterna), sistem urinary, tulang pelvis,
anus dan rektum (termasuk kolostomi)

 biasanya karena penyakit yang fatal, misal osteomielitis,


keganasan, trauma berat
TEORI-TEORI PLP

• Saraf pada sisa limb masih menghasilkan impuls


yang mengalir melalui spinal cord dan thalamus ke
area somatosensori pada kortex
• Phantom timbul dari excesif, spontaneous firing dari
neuron pada spinal cord, yang kehilangan input
sensori normal dari bagian yang hilang.
• Disebabkab oleh perubahan aliran sinyal yang
melalui sirkuit somatosensorik pada otak.

Вам также может понравиться