Вы находитесь на странице: 1из 32

PELAKSANAAN MUTASI BAGI PEGAWAI ASN DI LINGKUNGAN PERANGKAT

DAERAH YANG MELAKSNAKAN PILKADA DALAM KERANGKA UNDANG-


UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
DAN UU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUS SIPIL NEGARA GUNA
PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH

Oleh:
Dr. NURDIN, S.Sos, MSI
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
Kementerian Dalam Negeri
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

OTONOMI DAERAH DAN REFORMASI

1 BIROKRASI DALAM KERANGKA UU NO. 5


TAHUN 2014, UU NO. 23 TAHUN 2014
DAN UU 10 TAHUN 2016
TUJUAN OTDA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH

• MEMPERPENDEK RENTANG PELAYANAN


PADA MASYARAKAT.
ADMINISTRASI
• MENGHADIRKAN PEMERINTAHAN YANG
LEBIH RESPONSIF DAN AKUNTABEL

TUJUAN
OTDA
• MENINGKATKAN KUALITAS DAN
MEMPERCEPAT DEMOKRATISASI DI DAERAH
POLITIK • MENINGKATKAN PERAN-SERTA DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
KEPEMERINTAHAN
a. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN
(UU 23 TAHUN 2014)

Pembagian urusan pemerintahan diatur dalam lampiran UU sehingga memberikan


status otonomi yang lebih kuat kepada daerah otonom;

Ditentukan suatu pola pembagian urusan pemerintahan antar tingkatan/susunan


pemerintahan sehingga terhindar dari tumpang tindih dan ketidakjelasan
kewenangan;

Terdapat keseimbangan beban urusan berdasarkan kriteria dan prinsip


pembagian urusan pemerintahan yang sudah ditentukan;

Urusan yang mempunyai dampak ekologis yang serius hanya diotonomikan sampai
ke daerah provinsi (kehutanan, kelautan dan pertambangan) sehingga relatif
mudah dikendalikan.

Memperkuat status urusan


otonomi daerah mencegah tumpang tindih
kewenangan
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Dibagi berdasarkan
URUSAN prinsip Eksternalitas,
ABSOLUT KONKUREN Akuntabilitas dan
PEM. UMUM
Efisiensi

1. PERTAHANAN WAJIB PILIHAN


2. KEAMANAN
3. AGAMA Kes, Pendidik, Pertambangan,
4. YUSTISI PU, dll. Perdagangan, dll.
5. POLITIK LUAR
NEGERI PELAYANAN NON PELAYANAYAN
6. MONETER & DASAR DASAR
FISKAL

SPM
Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran
Organisasi (right sizing)

Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif,


Tatalaksana efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip
good governance

H a s i l Ya n g I n g i n D i c a p a i
Sumber daya SDM apatur yang berintegritas, netral , kompeten,

Area Perubahan
manusia aparatur capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera

Peraturan
Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih
Perundang-
dan kondusif
undangan

Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang


Pengawasan
bersih dan bebas KKN

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja


Akuntabilitas
birokrasi

Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan


Pelayanan publik
masyarakat

Budaya Kerja
Aparatur (culture Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
set dan mind set)
7
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERCEPATAN PENERAPAN SISTEM MERIT

2 DALAM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
KRITERIA SISTEM MERIT
(Pasal 134 PP 11 Tahun 2017)
1. seluruh Jabatan sudah memiliki standar kompetensi Jabatan;
2. perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan beban kerja;
3. pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka;
4. memiliki manajemen karir yang terdiri dari perencanaan, pengembangan, pola karir, dan kelompok
rencana suksesi yang diperoleh dari manajemen talenta;
5. memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada penilaian kinerja yang objektif dan
transparan;
6. menerapkan kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;
7. merencanakan dan memberikan kesempatan pengembangan kompetensi sesuai hasil penilaian kinerja;
8. memberikan perlindungan kepada Pegawai ASN dari tindakan penyalahgunaan wewenang; dan
9. memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi dan dapat diakses oleh seluruh Pegawai
ASN.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

UPAYA MEWUJUDKAN NETRALITAS

3 BROKRASI DI DAERAH DALAM UU PEMILU


KADA
Isue Stategis Dalam UU Pemilu:
Mewujudkan Netralitas Birokrasi

Pasal 70:
① Dalam kampanye, pasangan calon dilarang melibatkan:
a. pejabat badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah;
b. aparatur sipil Negara, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan anggota Tentara Nasional
Indonesia; dan
c. Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah dan perangkat Desa atau sebutan lain/perangkat Kelurahan.

② Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota, pejabat negara
lainnya, serta pejabat daerah dapat ikut dalam kampanye dengan mengajukan izin kampanye

③ Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota, yang mencalonkan
kembali pada daerah yang sama, selama masa kampanye harus memenuhi ketentuan:
a. menjalani cuti di luar tanggungan negara; dan
b. dilarang menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatannya.

④ Cuti bagi Gubernur dan Wakil Gubernur diberikan oleh Mendagri atas nama Presiden, dan bagi Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota diberikan oleh Gubernur atas nama Menteri.

⑤ Cuti yang telah diberikan wajib diberitahukan kepada KPUD


Isue Stategis Dalam UU Pemilu:
Mewujudkan Netralitas Birokrasi

Pasal 71
①Pejabat negara, pejabat daerah, pejabat aparatur sipil negara, anggota TNI/POLRI, dan Kepala Desa
atau sebutan lain/Lurah dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon.
②Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, dan Walikota atau Wakil Walikota dilarang
melakukan penggantian pejabat 6 (enam) bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai
dengan akhir masa jabatan kecuali mendapat persetujuan tertulis dari Menteri.
③Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, dan Walikota atau Wakil Walikota dilarang
menggunakan kewenangan, program, dan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon baik di daerah sendiri maupun di daerah lain dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum
tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan penetapan pasangan calon terpilih.
④Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) berlaku juga untuk penjabat
Gubernur atau Penjabat Bupati/Walikota.
⑤Dalam hal Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, dan Walikota atau Wakil
Walikota selaku petahana melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3),
petahana tersebut dikenai sanksi pembatalan sebagai calon oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota.
⑥Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) yang bukan petahana diatur
Isue Stategis Dalam UU Pemilu:
Mewujudkan Netralitas Birokrasi

Pasal 162

①Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 161 ayat (1)
memegang jabatan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk 1 (satu) kali
masa jabatan.
②Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 161 ayat (3) memegang jabatan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal pelantikan dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama
hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
③Gubernur, Bupati, atau Walikota yang akan melakukan penggantian pejabat di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota, dalam jangka waktu 6
(enam) bulan terhitung sejak tanggal pelantikan harus mendapatkan persetujuan tertulis
dari Menteri.”
Isue Stategis UU 23 / 2014:
Membangun Sisnergitas Penyelenggaraan Pemda

1. Melalui Undang-Undang ini dilakukan pengaturan yang bersifat afirmatif yang dimulai dari
pemetaan Urusan Pemerintahan yang akan menjadi prioritas Daerah dalam pelaksanaan otonomi
yang seluas-luasnya.
2. Melalui pemetaan akan tercipta sinergi kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang
Urusan Pemerintahannya di desentralisasaikan ke Daerah.
3. Sinergi Urusan Pemerintahan akan melahirkan sinergi kelembagaan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah karena akan tahu siapa pemangku kepentingan (stakeholder)nya di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota secara nasional.
4. Sinergi Urusan Pemerintahan dan kelembagaan akan menciptakan sinergi dalam perencanaan
pembangunan antara kementerian/LPNK dengan Daerah untuk mencapai target nasional.
5. Manfaat lanjutannya adalah akan tercipta penyaluran bantuan yang terarah dari
kementerian/LPNK terhadap Daerah-Daerah yang menjadi stakeholder utamanya untuk akselerasi
realisasi target nasional tersebut.
6. Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan sulit tercapai tanpa adanya dukungan personel yang
memadai baik dalam jumlah maupun standar kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERSETUJUAN MENTERI DALAM NEGERI

4 UNTUK PENGGANTIAN PEJABAT DAERAH


YANG MELAKSANAKAN PILKADA
TUJUAN PERSETUJUAN MENTERI

① Pemberian persetujuan tertulis Menteri Dalam Negeri kepada Kepala Daerah yang mengajukan izin
penggantian pejabat di lingkungan pemerintah daerah dilaksanakan dalam rangka menjamin efektivitas
pemerintahan daerah dan penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat dalam masa transisi
kepemimpinan pemerintahan daerah.
② Persetujuan diberikan meliputi:
a. izin melaksanakan seleksi terbuka pejabat pimpinan tinggi yang menduduki jabatan Sekretaris Daerah
Provinsi dan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota.
b. izin melaksanakan pelantikan pejabat pimpinan tinggi yang menduduki jabatan Sekretaris Daerah
Provinsi dan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota.
c. izin melaksanakan Penggantian dan Pelantikan JPT yang lowong melalui mutasi dari satu JPT ke JPT
yang lain;
d. izin melaksanakan Penggantian dan Pelantikan JPT melalui mutasi dari satu JPT ke JPT yang lain;
e. izin melaksanakan Penggantian Pejabat Administrator;
f. izin melaksanakan Penggantian Pejabat Pengawas;
g. izin melaksanakan Penggantian Pejabat Fungsional yang diberi tugas tambahan sebagai Direktur
Rumah Sakit, Kepala Puskesmas dan Kepala Sekolah;
KRITERIA PERSETUJUAN MENTERI

① Usulan disampaikan oleh Bupati/Walikota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Selaku Wakil
Pemerintah Pusat;
② Persetujuan diberikan dengan ketentuan:
a. Tidak boleh mengakibatkan seorang pejabat struktural/fungsional kehilangan jabatannya (non job)
kecuali terkena kasus tindak pidana dan/atau dikenai sanksi disiplin berat;
b. Tidak boleh melakukan penurunan eselon (demosi);
c. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan PP 11 Tahun
2017.
d. Usul mutasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (eselonII.b) agar dilakukan job fit untuk menguji
kesesuaian kompetensi pejabat yang bersangkutan dengan jabatan yang akan diduduki;
e. untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama yang kosong agar dilakukan melalui seleksi terbuka.
③ Apabila ternyata pelaksanaan mutasi tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, maka
persetujuan Menteri Dalam Negeri akan dibatalkan dan segala kebijakan Kepala Daerah terkait
persetujuan Menteri Dalam Negeri tersebut tidak sah.
KRITERIA PERSETUJUAN MENTERI UNTUK
J P T S E K R E TA R I S D A E R A H

①izin melaksanakan seleksi terbuka pejabat pimpinan tinggi


yang menduduki jabatan Sekretaris Daerah Provinsi dan
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota apabila jabatan
tersebut lowong.

②izin melaksanakan pelantikan pejabat pimpinan tinggi


yang menduduki jabatan Sekretaris Daerah Provinsi dan
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota apabila telah melalui
seleksi terbuka dan mendapatkan rekomendasi KASN.
K R I T E R I A P E R S E T U J U A N M E N T E R I U N T U K J P T YA N G
L O W O N G M E L A L U I M U TA S I A N TA R J P T
① izin melaksanakan Penggantian dan Pelantikan JPT yang lowong melalui
mutasi dari satu JPT ke JPT yang lain, dapat diberikan apabila:
a. memenuhi standar kompetensi Jabatan yang dilihat dari latar belakang
pendidikan, pendidikan dan pelatihan atau sertifikasi kompetensi yang
dimiliki serta pengalaman jabatan;
b. telah menduduki Jabatan paling singkat 2 (dua) yang dibuktikan dengan
SK Jabatan dan Surat Pernyataan Pelantikan dari PPK;
c. Tidak memenuhi syarat kinerja yang dipersyaratkan kepada yang
bersangkutan yang disertai dengan dokumen pendukung serta
ditandatangani oleh PPK.
d. Berkoordinasi dengan KASN tentang rencana mutasi.
K R I T E R I A P E R S E T U J U A N M E N T E R I U N T U K M U TA S I
A N TA R J P T

①memenuhi standar kompetensi Jabatan yang dilihat dari


latar belakang pendidikan, pendidikan dan pelatihan atau
sertifikasi kompetensi yang dimiliki serta pengalaman
jabatan;
②telah menduduki Jabatan paling singkat 2 (dua) tahun dan
paling lama 5 (lima) tahun.
③Berkoordinasi dengan KASN tentang rencana mutasi.
④Jabatan yang kosong dilaksanakan melalui Seleksi Terbuka.
K R I T E R I A P E R S E T U J U A N M E N T E R I U N T U K M U TA S I
A D M I N I S T R ATO R
① memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sarjana atau diploma IV;
② memiliki integritas dan moralitas yang baik;
③ memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling singkat 3 (tiga) tahun atau JF yang
setingkat dengan Jabatan pengawas sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan
diduduki;
④ setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir;
⑤ memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural
sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi oleh tim penilai
kinerja PNS di instansinya; dan
⑥ sehat jasmani dan rohani.
K R I T E R I A P E R S E T U J U A N M E N T E R I U N T U K M U TA S I
P E N G AWA S
① memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah diploma III atau yang setara;
② memiliki integritas dan moralitas yang baik;
③ memiliki pengalaman dalam Jabatan pelaksana paling singkat 4 (empat) tahun atau JF
yang setingkat dengan Jabatan pelaksana sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan
diduduki;
④ setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir;
⑤ memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural
sesuai standar kompetensi yang dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi oleh tim penilai
kinerja PNS di instansinya; dan
⑥ sehat jasmani dan rohani.
K R I T E R I A P E R S E T U J U A N M E N T E R I U N T U K M U TA S I
P E N G AWA S

Dalam rangka meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan


kualitas pelayanan pemberian izin Menteri Dalam Negeri
untuk penggantian pejabat di lingkungan Pemerintah
Provinsi, Kabupaten dan Kota, maka usulan penggantian
pejabat tersebut dlaksanakan melalui menu Mutasi Pegawai
ASN yang terdapat dalam system informasi kelembagaan
(e-kelembagaan) melalui alamat otda.go.id atau
fasilitasi.otda.kemendagri. go.id.
K R I T E R I A P E R S E T U J U A N M E N T E R I U N T U K M U TA S I
P E N G AWA S

Formulir review mutasi ini dapat dipergunakan juga oleh


daerah yang tidak melaksanakan pemilihan kepala daerah
untuk melakukan evaluasi atas kesesuaian kualifikasi,
kompetensi dan kinerja pegawai dengan jabatan yang
diduduki, sehingga dapat menjadi instrument tim penilaian
kinerja pemerintah daerah dalam pembinaan pegawai ASN di
lingkungan masing-masing.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

5 PILKADA DAN NETRALITAS BIROKRASI


PEMILU KDH DAN NETRALITAS PNS
(PERMENDAGRI 74/2016)

Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,


Walikota dan Wakil Walikota, yang mencalonkan kembali pada
daerah yang sama, selama masa kampanye harus memenuhi
ketentuan:
a. Menjalani cuti di Luar Tanggungan Negara; dan
b. Dilarang menggunakan fasilitas yang terkait dengan
jabatannya.
Wewenang Pelaksana Tugas
(PERMENDAGRI 74/2016)
a. Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang
ditetapkan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
b. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat
c. Memfasilitasi penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota yang definitif serta menjaga netralitas
Pegawai Negeri Sipil;
d. Menandatangani Perda tentang APBD dan Perda tentang Organisasi Perangkat
Daerah setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri; dan
e. Melakukan pengisian dan penggantian pejabat berdasarkan Perda Perangkat Daerah
setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri.

Вам также может понравиться