Вы находитесь на странице: 1из 35

DISUSUN OLEH :

Andik Subagiyo S.ked


111 2015 2215
PEMBIMBING
dr. H. Abdul Salam Sp.M, M.kes
 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 72 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis
Pekerjaan :-
Alamat : Desa Rante Mario Kampung Duri Kab
Enrekang
Tgl Pemeriksaan : 5 Februari 2018
 ANAMNESIS
 Keluhan Utama: Mata kiri merah
 Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan mengeluhkan mata merah dan merasa
kelilipan sejak 1 minggu yang lalu pada mata kiri. Keluhan
mata merah ini disertai dengan perih pada mata (+) terutama
saat di tekan, air mata berlebihan (+), silau bila terkena cahaya
(+), penglihatan kabur (+), rasa mengganjal (-), kotoran mata
berlebih (-). Terdapat riwayat telah di beri bawang merah
pada mata kiri, saat berobat ke dukun 4 hari yang lalu.
 Riwayat Penyakit Dahulu:
o Riwayat Batuk lama (+) sejak 3 bulan yang lalu, pemeriksaan
sputum BTA (-)
o Riwayat DM dan hipertensi (-)
o Riwayat menggunakan kacamata (-)

 Riwayat Penyakit Keluarga:


o Riwayat DM dan hipertensi (-)
 Status Present
o Keadaan Umum : Baik
o Kesadaran : Compos Menstis
o Tekanan Darah : 130/80 mmHg
o Nadi : 78 kali/menit
o Pernapasan : 21 kali/menit
o Suhu : 36,7ºC
 Status Generalis
o Kepala : Kesan dalam batas normal
o Leher : Kesan dalam batas normal
o Thorax : Kesan dalam batas normal
o Abdomen : Kesan dalam batas normal
o Genitalia : Kesan dalam batas normal
o Ekstremitas : Kesan dalam batas normal
 Status Oftalmologis
No. Pemeriksaan OD OS

1. Visus 20/60 1/60

2. Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

3. Palpebra Superior :

- Ptosis (-) (-)

- Hematom (-) (-)

- Vulnus Laserasi (-) (-)

- Edema (-) (-)

- Hiperemi (-) (-)

- Silia (-) (-)

- Entoprion (-) (-)


4. Palpebra Inferior :

- Edema (-) (+)

- Hiperemi (-) (-)

- Silia (-) (-)

- Entoprion (-) (-)

5. Konjungtiva :

- Injeksi konjungtival (-) (-)

- Injeksi siliar (-) (+)

6. Kornea :

- Kejernihan Jernih Jernih

- Infiltrat (-) (-)

- Sikatrik (-) (-)

- Keratik presipitat (-) (-)


7. COA :

- Kedalaman Cukup Cukup

- Hifema (-) (-)

- Hipopion (-) (-)

- Efek tyndal (-) (+ pada BMD)

8. Iris : Regular regular

- Sinekia (-) (-)

9. Pupil :

- Bentuk Bulat Bulat

- Diameter 2 mm 2 mm

- Reflek + cepat/+ cepat + lambat/+ cepat

- Isokori Isokor Isokor


10. Lensa : Jernih Jernih

Iris shadow (Tidak dilakukan) (Tidak dilakukan)

11. Korpus Vitreum : Jernih Jernih

12. Fundus refleks Cemerlang Cemerlang

13. Funduskopi (tidak dilakukan) (tidak dilakukan)

14. TIO Normal Normal


 RESUME
Seorang Perempuan umur 72 tahun, datang ke poliklinik
mata dengan keluhan mata merah dan merasa kelilipan sejak
1 minggu yang lalu pada mata kiri. Keluhan mata merah ini
disertai dengan perih pada mata (+) terutama saat di tekan, air
mata berlebihan (+), silau bila terkena cahaya (+), penglihatan
kabur (+), rasa mengganjal (-), kotoran mata berlebih (-
).Terdapat riwayat telah di beri bawang merah pada mata kiri,
saat berobat ke dukun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
visus OD 20/60 dan OS 1/60, OS Edema Palpebra inferior, OS
Injeksi Siliar, OS COA efek Tyndal (+).
 DIAGNOSIS KERJA
 OS Iridosiklitis

 DIAGNOSIS BANDING
o Panuveitis
o Endoftalmitis
PENATALAKSANAAN
 Medikamentosa
o Oral :
R/ Methyl prednisolon 4 mg no X 2 dd tab I
R/ Cefixime no X 2 dd tab I
o Topical

R/ Dibekacin ED No. I, 5 dd gtt 1 OS

 Non medikamentosa:
o Penggunaan kacamata hitam/pelindung
o Kompres hangat
o Menjaga kebersihan mata
 PROGNOSA
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : dubia ad bonam
o Quo ad sanationam : dubia ad bonam
 Uveitis adalah peradangan pada jaringan uvea akibat
infeksi, trauma, neoplasia, atau proses autoim
 Uveitis anterior atau iridosiklitis merupakan uveitis yang
paling sering terjadi di antara uveitis lainnya.
 Uveitis merupakan salah satu penyakit mata yang dapt
menyebabkan kebutaan.
 Uvea merupakan jaringan lunak, terdiri dari iris,
badan siliar dan koroid.
Definisi
 Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan bagian depan
badan siliar (pars plicata), kadang-kadang menyertai
peradangan bagian belakang bola mata, kornea dan sklera.

 Peradangan pada uvea :


• mengenai iris disebut iritis
• mengenai badan siliar di sebut siklitis.
• iritis + siklitis yang disebut iridosiklitis atau uveitis anterior.
 Berdasarkan spesifitas penyebab :
• Penyebab spesifik (infeksi) : virus, bakteri, fungi, ataupun
parasit yang spesifik.
• Penyebab non spesifik (non infeksi) atau reaksi
hipersensitivitas terhadap mikroorganisme atau antigen yang
masuk kedalam tubuh dan merangsang reaksi antigen antibodi
dengan predileksi pada traktus uvea.
 Berdasarkan asalnya:
• Eksogen : disebabkan karena trauma, operasi intraokuler,
ataupun iatrogenik.
• Endogen : disebabkan idiopatik, autoimun, keganasan,
mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh pasien
misalnya infeksi tuberkulosis, herpes simpleks.
inflamasi pada iris inflamasi pada pars inflamasi pada retina
dan korpus siliaris plana, retina perifer atau koroid
= iridosiklitis dan vitreous.
 Klasifikasi berdasarkan Klinis
o Uveitis akut
Uveitis yang berlangsung selama < 6 minggu, onsetnya cepat
dan bersifat simptomatik.

o Uveitis kronik
Uveitis yang berlangsung selama > 6 minggu, seringkali onset
tidak jelas dan bersifat asimtomatik.
 Klasifikasi berdasarkan Etiologis
o Uveitis infeksius
o Uveitis yang disebabkan oleh infeksi virus, parasit, dan bakteri
o Uveitis non-infeksius
o Uveitis yang disebabkan oleh kelainan imunologi atau autoimun.

 Klasifikasi berdasarkan patologis


o Uveitis non-granulomatosa
o Infiltrat dominan limfosit pada koroid.
o Uveitis granulomatosa
o Infiltrat dominan sel epiteloid dan sel-sel raksasa multinukleus
Patofisiologi

Radang pada dilatasi


uveitis anterior pembuluh darah
eksudasi ke dalam akuos
Akut menimbulkan humor

penumpukan sel-sel gejala hiperemia silier


radang di dalam BMD
yang disebut hipopion
peningkatan konsentrasi protein
dalam humor akuos.
Kronik
biomikroskop (slit lamp) hal ini tampak
sebagai akuos flare atau sel dengan gerak
sel-sel radang dapat melekat pada endotel Brown (efek Tyndal).
kornea, disebut sebagai keratic precipitate
(KP).
iris + kapsul lensa bagian anterior melekat = sinekia posterior

Iris +endotel kornea melekat = sinekia anterior


Tanpa pengobatan
Iris + tepi pupil melekat = seklusio pupil

seluruh pupil tertutup oleh sel-sel radang, disebut oklusio


pupil.
Radang pada tertutupnya trabekular aliran akuos humor dari BMB
uveitis anterior ke BMD terhambat

gangguan metabolisme lensa akan mendorong iris ke depan yang


tampak sebagai iris bombans.

katarak komplikata
tekanan dalam bola mata meningkat

glaukoma sekunder.
Gambaran Klinis

1. mata merah
2. fotofobia
3. nyeri
4. penurunan tajam penglihatan
5. hiperlakrimasi.
6. pada keadaan kronis gejala uveitis anterior yang ditemukan
dapat minimal sekali, meskipun proses radang yang hebat
sedang terjadi.
Diagnosis
Anamnesis
-riwayat kesehatan pasien : pernah menderita iritis atau penyakit mata
lainnya
-riwayat penyakit sistemik yang mungkin pernah diderita oleh pasien.

Keluhan yang dirasakan pasien biasanya antara lain:


- Nyeri dangkal (dull pain)
-Fotofobia atau fotosensitif terhadap cahaya,
-Pandangan kabur (blurring)
-Umumnya unilateral
Pemeriksaan Oftalmologi
- Visus : normal atau dapat sedikit menurun

- Tekanan intraokular (TIO) menurun, penurunan produksi


cairan akuos akibat radang pada korpus siliaris. TIO juga
dapat meningkat akibat perubahan aliran keluar (outflow)
cairan akuos.
- Konjungtiva : terlihat injeksi silier/ perilimbal
- Kornea : KP (+), udema stroma kornea
Pemeriksaan slit lamp :

1. Camera Oculi Anterior (COA) : sel-sel flare dan/atau hipopion.


Ditemukannya sel-sel pada cairan akuos merupakan tanda dari proses
inflamasi yang aktif.

 0 : tidak ditemukan sel

 +1 : 5-10 sel

 +2 : 11-20 sel

 +3 : 21-50 sel

 +4 : > 50 sel
Diagnosis Banding
Konjungtivitis.
Pada konjungtivitis penglihatan tidak kabur, respon pupil normal, ada kotoran
mata dan umumnya tidak ada rasa sakit, fotofobia atau injeksi siliaris.
Keratitis atau keratokonjungtivitis.
Pada keratitis atau keratokonjungtivitis, penglihatan dapat kabur dan ada rasa
sakit dan fotofobia.
Glaukoma akut.
Pada glaukoma akut pupil melebar, tidak ditemukan sinekia posterior
Penatalaksanaan
Terapi non spesifik
1. Penggunaan kacamata hitam : fotofobi
2. Kompres hangat : rasa nyeri akan berkurang
meningkatkan aliran darah sehingga resorbsi sel-sel radang dapat lebih
cepat.
3. Anti inflamasi
dewasa : Topikal dengan dexamethasone 0,1 % atau prednisolone 1 %
Anak : prednison 0,5 mg/kgbb sehari 3 kali.
4. Midritikum/ sikloplegik
agar otot-otot iris dan badan silier relaks, sehingga dapat mengurangi
nyeri dan mempercepat panyembuhan. mencegah terjadinya sinekia,
ataupun melepaskan sinekia yang telah ada. Midriatikum yang biasanya
digunakan adalah:
- Sulfas atropin 1% sehari 3 kali tetes
- Homatropin 2% sehari 3 kali tetes
- Scopolamin 0,2% sehari 3 kali tetes
Terapi spesifik
Kausa bakteri : Anti biotik + kortikosteroid
Chloramphenicol 3 kali sehari 2 kapsul.
Anak : Chloramphenicol 25 mg/kgbb sehari 3-4 kali.

Terapi bedah :
Dilakukan bila tanda-tanda radang telah hilang, tetapi TIO masih tetap tinggi.
Sudut tertutup : iridektomi perifer atau laser iridektomi, bila telah terjadi
perlekatan iris dengan trabekula (Peripheral Anterior Synechia atau PAS)
dilakukan bedah filtrasi.
•Komplikasi
1.Sinekia anterior perifer
2.Sinekia posterior
3.Gangguan metabolisme lensa dapat menimbulkan katarak
4.Edema kistoid makular dan degenerasi makula

•Prognosis
Kebanyakan kasus uveitis anterior berespon baik jika dapat didiagnosis
lebih awal dan diberi pengobatan.
 1. Apakah perlu dilakukan pem.penunjang
dalam menegakkan diagnosis?
 2. Cara pemeriksaan tyndal test? Mengapa di
berikan midriatik?
 3. Mekanisme fotophobia pada pasien ini?
 4. Mengapa di berikan kortikosteroid pada
pasien ini?

Вам также может понравиться