Вы находитесь на странице: 1из 34

OSTEOMIELITIS MAXILA – MANDIBULA

(RAHANG)
&
OSTEONECROSIS MANDIBULA

Nama : Siti Aissah


NIM : 0120840254
Pembimbing : drg. Meiske E. Paoki, SpBM

SMF GIGI DAN MULUT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA
2018
Definisi

Osteomielitis dental atau disebut osteomielitis pada


tulang rahang adalah keadaan infeksi akut atau
kronis pada tulang rahang, yang biasanya
disebabkan oleh bakteri, yang menyebabkan
destruksi tulang

Osteomielitis rahang adalah suatu infeksi yang


sifatnya ekstensif pada tulang rahang, yang
mengenai spongiosa, sumsum tulang, korteks, dan
periosteum
OSTEOMIELITIS MAXILA-
MANDIBULA (RAHANG)
Frekuensi

Mandibula >> Maxila

Tulang konselus mandibula lebih mudah iskemik dan terinfeksi


(kepadatan dan suplai nutrisi tidak adekuat)

Penyakit ini jarang terjadi pada maxila karena maxila adalah


tulang kortikal yang tipis dan kaya akan suplai darah.
Etiologi

• Gingivitis
• Pyorrhea
Penyakit • Periodontitis
periodontal

• Terserang 
Staphylococcus aureus
Bakteri • Kuman lain → Streptococcus,
Pneumococcus, Klebsiela
penyebab spp, Bacteroides spp, dan
bakteri anaerob lainnya
Penyebab Lain Osteomielitis
1. Bakteri di dalam tulang rahang
setelah pencabutan gigi.
• Hal ini terjadi karena buruknya daerah operasi pada
daerah gigi yang diekstraksi dan tertinggalnya bakteri
di dalamnya.

2. Adanya gangren radiks.

• Tidak tuntasnya pencabutan gigi sehingga masih ada


sisa akar yang tertinggal di dalam tulang rahang,
selanjutnya akan memproduksi toksin yang akan
merusak tulang di sekitarnya sampai gigi dan tulang
nekrotik di sekitar hilang.
3. Akibat penggunaan antibiotik

• Osteomielitis dengan gejala adanya inflamasi akibat penggunaan antibiotik


untuk kemoterapi secara intens mengalami peningkatan.
• Diagnosis histopatologis osteomielitis diperoleh dari suatu osteomielitis yang
terinflamasi kronis aktif dan reabsorpsi tulang yang dikultur.

4. Pada pembedahan gigi, trauma wajah yang melibatkan


gigi, penggunaan kawat gigi, atau pemasangan gigi palsu
• Menyebabkan tekanan pada gigi atau menarik gigi dari soketnya, dapat
menjadi awal osteomielitis.

5. Adanya Trauma

• Infeksi berikut juga bisa disebabkan oleh trauma berupa patah tulang yang
terbuka, penyebaran dari stomatitis, tonsilitis, infeksi sinus, furunkolosis
maupun infeksi hematogen
Patogenesis
Tanda dan Gejala
• Rasa nyeri dan pembengkakan yang sifatnya bervariasi
• Adanya limpadenopati regional
• Rasa panas dan malaise

• Gigi goyang dan sensitif terhadap perkusi


• Adanya fistel

• Paraestesia n.mentale pada bibir bawah


• Trismus jika otot mastikasi terinfiltrasi, pembesaran
mandibula, dan rahang asimetris.
Gambaran Klinis

Gambar 1. Ekstra Oral tampak pembengkakan pada mandibula dextra

Gambar 2. Inisial presentasi intra oral dan fistula kutaneus ekstra


oral pada mandibula dextra
Pemeriksaan Radiografi
 Pada foto panoramik (Gambar 3), terdapat gambaran karies pada
gigi 47 pada bagian distal dengan kedalaman dentin, sedangkan
gigi 48 erupsi sebagian dan mengalami karies dalam dan
menembus pulpa disertai adanya area radiolusen terlokalisir pada
periapeks akar gigi mesial 48. Gigi 18, 28, dan 38 erupsi sebagian.

Gambar 3. Inisial panoramik tampak gigi 48 erupsi sebagian mengalami karies


profunda dan terbukanya pulpa disertai area radiolusen terlokalisir pada
periapeks akar mesial 48 gigi 47 mengalami karies profunda pada sisi distal
Klasifikasi (Topazian & Goldberg)
I. OSTEOMIELITIS SUPPURATIVE
1. Acute Suppurative Osteomyelitis
Gambaran Klinis :
 Demam tinggi.
 Demam terus-menerus.
 Parastesia atau anastesia bibir bawah.
 Terdapat gigi caries.
Gambaran Radiografis :
 Kerusakan tulang trabekular (+), Radiolusen, hilangnya
lamina dura, terdapat lesi yang berbatas jelas, adanya
sklerosis, sekuester.
 Perubahan yang paling sering terlihat pada akut
osteomielitis yaitu kerusakan tulang pada pemeriksaan
radiografis.
2. Chronic Suppurative Osteomyelitis
Gambaran Klinis :

 Muncul setelah stadium akut menjadi reda.

 Rasa tidak nyaman, Rasa sakit ↓↓, disertai


demam ringan (+/-) atau malaise.

 Parastesi bibir ↓↓ dan atau hilang.

 Trismus ↓↓, supurasi dan abses lokal tetap ada


membentuk fistel multipel pada mukosa dan kulit.
Gambaran Radiografis :

 Adanya sekuster (tulang nekrotik dengan ukuran


bervariasi dari yang sangat kecil 1 cm sampai yang
mengenai sebagian besar rahang), yang dikelilingi
daerah radiolusen.
II. OSEOMIELITIS NON SUPPURATIVE
1. Diffuse Sclerosing Osteomyelitis
Gambaran Klinis :

 Nyeri (+), terjadi inflamasi, adanya abses


berisi pus, fistula, sklerosis, keterbatasan
membuka mulut, jaringan lunak mengalami
pembengkakan, hyperplasia periosteal.
Gambaran Radiografis :

Terbentuk sekuester dan infeksi sudah


mengenai tulang kortikal dan korteks.
2. Focal Sclerosing Osteomyelitis
Insidiensi :

 Anak-anak & remaja >> orang tua.

Etiologi :

 Ekstrasi gigi pulpitis atau nekrosis pulpa.

Gambaran Radiografis :

 Adanya peningkatan radiolusensi yang


mengelilingi daerah apkes gigi.
3. Garre’s Osteomyelitis
Gambaran Umum :
 Merupakan tipe dari kronik osteomielitis.
 Lebih sering mengenai mandibula.
 Dapat mengenai anak-anak dan pada usia dewasa muda.
Etiologi :
 Biasanya karena inflamasi periapikal dan akut perikoronitis.
 Infeksi ini menyebar ke permukaan tulang.
Gambaran Radiografis :
 Tulang yang terkalsifikasi dengan baik mengalami proliferasi
sehingga terlihat halus dan ditutupi dengan onion skin
(tampilan kulit bawang).
4. Actinomycotic Osteomyelitis and Necrosis
 Merupakan infeksi kronik manifestasi granulomatis
dan suppuratif yang biasanya melibatkan tulang dan
jaringan ikat.
Etiologi :
 Kondisi ini selalu bersamaan dengan terapi radiasi
untuk karsinoma kepala dan leher, radiasi
menghancurkan sistem makrovaskular tulang.
Gambaran Radiografis :
 Area yang terkena identik dengan osteomielitis
suppuratif.
Diagnosa Banding

Fibrous dsyplasia

Paget’s
Osteoid disease
osteoma of bone

Osteosarkoma
Terapi
 Rawat inap di rumah sakit
 Menghilangkan faktor penyebabnya, yaitu gigi yang
terinfeksi segera diekstraksi, bila ada sekuester, tulang
matinya dibuang dengan sekuesterektomi, serta
pemberian antibiotik secara adekuat.
 Kombinasi dari insisi, drainase, ekstraksi gigi, dan
sekuesterektomi, dan perawatan secara medikamentosa
dengan antibiotik.
 Selama diruang perawatan, dilakukan pembersihan intra
oral setiap hari dengan larutan NaCl 0,9%. Pemberian
Obat injeksi yaitu antibiotik Ceftriaxon 2 x 1 gr, Ketorolac
2 x 30 mg, Ranitidin 2 x 50 mg selama dua hari.
 Antibiotik per oral yang dapat diberikan Cefadroxil kapsul
2 x 500 mg, analgetik ibuprofen 2 x 400 mg dan
Ranitidin 2 x 150 mg untuk 5 hari
Gambar 4. Foto durante operasi
Gambar 5. Keadaan pasien saat kontrol hari ke-7

 Kontrol satu minggu kemudian tanpa ada


keluhan dan tampak keadaan intra oral pada
mandibula tampak jaringan epitelisasi pada
daerah post penjahitan luka (Gambar 5).
 Clindamycin kapsul 3 x 300 mg selama 2
minggu
OSTENECROSIS MANDIBULA
Definisi
 Osteoradionecrosis (ORN) adalah kondisis
tulang nonvital di lokasi cedera radiasi.
 Terdapat 3 tingkatan ORN:
- Grade I (tulang alveolar diekspos diamati)
- Grade II (tidak merespon terapi oksigen
heperbarik dan memerlukan
sequestrectomy/saucerization)
- Grade III (keterlibatan keparahan/fraktur
patologis)
Epidemiologi & Etiologi
 Epidemiologi
Jarang terjadi pada pasien yang menerima
< 60 gray (Gy) terapi radiasi

 Etiologi
Dapat terjadi spontan.
Sering terjadi akibat cedera jaringan. Seperti;
pencabutaan gigi, iritasi gigi tiruan,, operasi kanker
terkait atau biopsi.
Patogenesis
 Rahang yang diradiasi => periosteum dan
jaringan lunak mengalami hiperemia,
peradangan, dan endarteritis => trombosis,
necrosis, hipovaskularitas progresif dan fibrosis.

 Radiasi menyebabkan hiposeluler, fibroblas,


osteoblas, dan sel osteokompeten tidak
terdiferensiasi.
Gambaran Klinis
 Rasa sakit
 Pembengkakan
 Trismus
 Tulang terbuka
 Fraktur patologis
 Maloklusi
 Pembentukan fistula kutan oral
Diagnosis
 Pemeriksaan Laboratorium
- Biopsi

 Radiografi polos
- Menggambarkan deklasifikasi lokal, osteolisis atau sklerosis.

 CT scan panoramik dan MRI


- CT scan untuk menetukan lokasi cedera tulang
- MRI untuk mengidentifikasi cedera yang signifikan pada
mandibula.
Tatalaksana
 Pembedahan
- Dilakukan untukmeningkatkan perfusi jaringan dan
menstimulasi proliferasi fibroblastik serta sintesis
kolagen. Hal ini memungkinkan angiogenesis di tempat
radiasi.

- Dapat dilakukan skuestrektomi, reseksi, pencakokak


tulang, dan rekontruksi mikrovaskuler.
THANK YOU

Вам также может понравиться