Вы находитесь на странице: 1из 19

METODE

KOMPLEKSOMETRI
Kelompok 2
1. Alfin dwiyanto
2. Della Rosa Famela
3. Eliza Ghifary
4. M. Natha Nazir Yusman
5. Mita Sari
6. Nadya Farisma
7. Sahna Shafira
8. Septiyana Adilla W.
9. Dwi Lestari
10. Tya Riski Melinda
KOMPLEKSOMETRI

Reaksi
Syarat Indikator

Pengertian
Macam Indikator

Cara Titrasi
Kompleksometri
Titrasi
Kompleksometri
adalah titrasi yang berdasarkan reaksi
pembentukan kompleks, misalnya
penetapan kadar Ca (ion logam)
dengan EDTA (garam natrium dari
asam etilendiaminatetra-asetat)
EDTA

merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA


sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan
suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya
atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom
koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat
(asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom
nitrogen - penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam
molekul.
Reaksi Kesetimbangan EDTA
H4Y = asam tetra protik dapat berdisosiasi 4 tahap seperti
berikut ini :
1. H4Y H+ + H3Y- ; Ka1 = 1x10-2

2. H3Y- H+ + H2Y2- ;Ka2 = 2,2X10-3

3. H2Y2- H+ + HY3- ; Ka3 =6,9X10-7

4. HY3- H+ + Y4- ; Ka4 = 5,5X10-11


• Ion-ion mana yang terdapat dalam larutan ( H3Y- ;
H2Y2-; HY3- atau Y4-) tergantung pada pH larutan
• Pada pH = 10 ion yang terbanyak adalah Y4-
• Oleh karena asam bebas adalah H4Y ,
• sementara garam NaH3Y kurang larut baik dalam air,
maka pada umumnya dipakai garam dinatriumnya
yaitu : Na2H2Y (dinatrium EDTA)
Contoh Reaksi :

1. Mg2+ + H2Y2- MgY2- + 2H+


2. Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+
3. Al3+ + H2Y2- AlY- + 2H+

Secara umum dapat ditulis:


Mn+ + H2Y2+ MY(n-m)+ 2H+

Oleh karena terbentuknya ion H+ selama titrasi,maka untuk


mencegah perubahan pH harus dipergunakan larutan
penyangga.
Indikator yang banyak digunakan
dalam titrasi kompleksometri
1. Eriochrom black T ( untuk p.k
Mg)
2. Calcein (untuk p.k Ca)
3. Xylenol orange (untuk p.k Bi)
4. Murexide (untuk pk Ca)
a. Eriochrom black T (Hitam eriokrom)
Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada pH
8 -10 senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur. Pada
pH 5 senyawa itu sendiri berwarna merah, sehingga titik akhir sukar diamati,
demikian juga pada pH 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada
pH 10.

Kelemahan Eriochrom black T :


Kurang baik untuk ino Ca2+ denga EDTA , karena kompleks Ca-
EBT >Ca –EDTA)
Titik ekivalen terjadi terlalu cepat
Agar penentuan Ca2+ dengan EDTA dapat menggunakan
indikator EBT, maka perlu ditambah sedikit Mg2+ ke dalam
EDTA sebelum dilakukan standarisasi
b. Xylenol orange (Jingga xilenol)

Indikator ini berwarna kuning sitrun


dalam suasana asam dan merah
dalam suasana alkali. Kompleks
logam-jingga xilenol berwarna merah,
karena itu digunakan pada titrasi
dalam suasana asam.
Syarat Indikator
• Kompleks logam-indikator harus cukup kuat agar perubahan
warnanya tajam, namun harus lebih lemah dari kompleks
logam-EDTA, sehingga perubahan warna dari kompleks
logam-indikator ke kompleks logam -EDTA cepat & tajam
• Reaksi perubahan warna sebelum titik akhir titrasi terjadi
bila hampir semua ion logam membentuk kompleks dengan
EDTAReaksi warna spesifik
• Beda warna indikator (bebas) & warna kompleksnya harus
jelas
• Sensitif terhadap ion lo gam (perubahan warna dekat
dengan titik ekivalen titrasi
• Berlaku pada pH batas titrasi
Cara Titrasi Kompleksometri
Menurut Basset (1994), bahwa ada prosedur-prosedur yang paling penting
untuk titrasi ion-ion logam dengan EDTA, yaitu:

1. TITRASI LANGSUNG
- Ion logam yang ditentukan diatur pHnya dengan bufer salmiak pH=10
- Ditambah indikator EBT & masking agent
- Dititrasi langsung dengan EDTA
- Perubahan warna pada titik akhir titrasi disebabkan karena indikator
terusir dari kompleks logam-indikator
-Titrasi dilakukan sampai perubahan warna sempurna
2. Titrasi Kembali (tidak Langsung)
- Pada larutan ion logam ditambah EDTA berlebih
- Diatur pH larutan dengan bufer
- Kelebihan EDTA ditetrasi kembali dengan larutan baku ion
logam
- Cara ini digunakan bila :
Dalam larutan terdapat ion lain selain ion logam yang
ditentukan, yang dapat mengendapkan ion logam yang
ditentukan misal: OH-, fosfat
- Tidak ada indikator yang cocok untuk logam yang ditentukan
- Reaksi ion logam- EDTA lambat
3. TITRASI SUBSTITUSI (pengusiras)
• Larutan ion logam yang ditentukan ditambah Mg atau Zn-EDTA
• Ion Mg2+ & Zn2+ yang dibebaskan dititrasi dengan EDTA pada dekat
perubahan warna indikator

• Untuk logam yang membentuk kompleks Logam


EDTA lebih stabil daripada ion logam lain

Mn+ + MgY2- MY(n-4)+ + Mg2+

• Mg yang dibebaskan ekivalen dengan Mn+ , kemudian


dititrasi dengan EDTA
4. TITRASI ASAM-BASA
 Prinsip reaksi:

 Mn+ + H2Y2- MY(n-4)+ + 2H+

 H+ yang dihasilkan ditetrasi dengan larutan baku NaOH


Pereaksi Yang Digunakan
1. Larutan baku: ZnSO4 ; MgSO4
2. Larutan bufer pH 10 (salmiak)
88 mL NH4OH 25% + 13,5 g NH4Cl diencerkan
dengan air sampai 250 mL
3. Larutan baku sekunder : Na2EDTA.2H2O (dinatrium
EDTA)
4. Indikator: EBT (pengenceran 1:100 dalam NaCl
kering)
Penggunaan Titrasi Kompleksometri

• P.k Ca dalam susu


• P.k Zn
• Kesadahan air
THANK YOU

Вам также может понравиться