Вы находитесь на странице: 1из 14

KETRAMPILAN KLINIK DASAR

(KKD)

SAMUEL MARIPADANG BASO


KOORDINATOR KKD PPD UNCEN JAYAPURA
17 SEPTEMBER 2005
Pendahuluan
Tujuan KKD :
 Dapat berinteraksi antara Mahasiswa dengan Pasien secara dini
 Dapat menerapkan etika kedokteran dengan baik
 Dapat mengumpulkan data pasien sebanyak-banyaknya melalui
anamnesis (wawancara medis)
 Dapat melakuakn pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan
fisis umum dan khusus
 Dapat membuat catatan medik penderita (medical record)
 Dapat melakukan Penilaian (dignosis dan diagnosis banding)?
 Dapat menelusuri literatrur (Riview of the literature)
 Dapat berkonsultasi dengan pembimbing
 Dapat merencanakan pemeriksaan pendukung diagnosis
 Dapat merencanakan pengobatan ?
 Dapat melakukan evaluasai
Proses diagnosis
1. Hubungan dokter dan pasien
2. Mengambil riwayat penyakit
2.1. Keluhan utama
2.2. Riwayat penyakit sekarang
2.3. Riwayat penyakit dahulu
2.4. Riwayat penyakit keluarga
2.5. Riwayat sosial
2.6. Anamnesis sistem
3. Pemeriksaan tanda-tanda vital
4. Pemeriksaan fisis umum
5. Pemeriksaan fisis khusus
6. Analisis penyakit (Health Assessment)
7. Merencanakan pemeriksaan penunjang
8. Evaluasi
9. Pemeriksaan pasien kritis /emergensi
10. Membuat catatan medik penderita
KOMUNIKASI

Dokter = Pesan Pasien =


Penerima pesan Pemberi pesan
Hubungan dokter dan pasien
 Untuk mendapat data dari pasien dengan jalan Komunikasi
 Inti komuknikasi :
1. Pemberi pesan (verbal dan non verbal)
2. Penerima pesan ( mengerti pesan = dpt mengiterpretasi)
3. Pesan (mempunyai arti = meanings)

Pemberi pesan dipengaruhi oleh (internal) :


1. Sikap dan perilaku (menyenangkan dan optimistik ( = liking others))
2. Empati (emphaty): menyadari dan mengerti perasaan org lain,
tanpa ikut larut dgn perasaan org tsb)
3. Kemampuan utk mendengar (ability to listen)
Faktor eksternal :
1. Tempat wawancara (RS, klinik, praktek)
2. Jangan interupsi
3. Lingkungan pemeriksa
4. Pakaian
5. Catat wawancara
Anamnesis
 Autoanamnesis dan Aloanamnesis
 Memberikan salam pada pasien
 Pemeriksa tdk dalam kecemasan (masalah)
 Memperkenalkan diri
 Verbal dan non verbal
 Banyak menggunakan pertanyaan terbuka
 Kadang menggunakan pertanyaan tertutup
 Gunakan bhs sederhana/sesuai dgn pendidikan
kalau perlu penterjemah
 Ruangan /tempat yang memadai
Manfaat Komunikasi Dokter-Pasien

1. Menjaring informasi sebanyak mungkin dari pasien


2. Mempertahankan hub dokter-pasien dalan pengobatan
3. Menyampaikan saran (Profesional) kepada pasien
4. Mendapatkan keadaan kondusif untuk penyembuhan
5. Menumbuhkan kepuasan/kenyamanan dokter-pasien
6. Kepatuhan berobat
7. Keputusan medis yang tepat
8. Dana efisien dan efektif
Tahap/Langkah Komuniksai
Dokter-Pasien
I. Tahap persiapan
II. Tahap pembukaan komunikasi
III. Tahap penjaringan informasi :
- Mengapa mencari pertolongan / RS
- Keluhan Utama
- RPS, RPD, RP Keluarga, Riwayat sosial, sistim dll
IV. Tahap mendalami dan memakai pola pikir pasien
V. Tahap komunikasi selama pemeriksaan fisik /
prosedur lain
VI. Tahap penyuluhan pasien
VII. Tahap pembahasan dan kesepakatan pada rencana
VIII. Tahap penutup
Sistematika Anamnesis

 Identitas penderita : Nama,umur,jenis kelamin, suku, agama,


pekerjaan, alamat,status dll
 RPS (Riwayat penyakit sekarang didahului dgn
KU (keluhan utama)
 RPD (Riwayat penyakit dahulu)
 Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat sosial
 Riwayat kelahiran, masa bayi, anak sampai dewasa
 Riwayat imunisasi
 Riwayat alergi dgn obat
 Anamnesis sistim
Pemeriksaan Tanda-tanda vital

 Pemeriksaan Tekanan darah


 Pemeriksaan suhu
 Pemeriksaan nadi
 Pemeriksaan pernapasan
 Pemeriksaan pulse oksimetri
Pemeriksan Fisis (Umum)

 Inspeksi : dilihat dgn penuh perhatian


 Palpasi : Meraba dgn satu atau duan tangan
(ladies hand)
 Perkusi : Mengetuk dengan tangan atau alat
bantu
 Auskultasi : Mendengar bunyi dgn stetoskop
Tingkat kesadaran

 Kompos mentis = Sadar sepenuhnya


 Apatis = Segan berhubungan dgn sekitar/acu tak acuh
 Somnolent = Pasien selalu mau tidur
 Letargi = Tampak lesu dan mengantuk
 Delirium = Penurunan kesadaran disertai peningkatan
aktifitas psikomotor
 Sopor(Stupor) = Mirip koma, dpt bereaksi dgn rangsangan
nyeri
 Koma = refkleks negatif
Glagow coma scale (GCS)
Nilai
A. Membuka mata
- Spontan 4
- Terhadap bicara (perintah buka mata) 3
- Dgn rangsang nyeri 2
- Tdk bereaksi dgn rangsang nyeri 1
B. Respon verbal (bicara)
- Baik dan tdk ada disorientasi 5
- Kacau (confused); ada disorientasi waktu 4
- Dapat mengucapkan kata-kata, tapi tdk tepat 3
- Mengerang 2
- Tidak ada jawaban 1
C. Respon motorik (gerakan)
- Menurut perintah 6
- Mengetahui lokasi nyeri 5
- Reaksi menghindar 4
- Reaksi fleksi (dekortikasi) 3
- Reaksi ekstensi (deserebrasi) 2
- Tidak ada reaksi 1
Kekuatan Otot

Kekuatan otot dinyatakan dengan angka o – 5 :


0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot; lumpuh total
1 : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tdk dapt
menggerakan sendi
2 : Ada gerakan,tetapi tdk dapat melawan gaya berat
3 : dapat melawan gaya berat
4 : Selain dapat melawan gaya berat dapat pula menahan
sedikit tahanan yang diberikan
5 : Tidak kelumpuhan ; Normal

Вам также может понравиться