Pengertian Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-kanak menuju masa dewasa.Dengan demikian, pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa juga. Model komunikasi pada remaja 1. Luangkan waktu 2. Yakinkan 3. Izinkan remaja untuk berpartisipasi 4. Gunakan istilah anatomi yang benar mengenai kondisi dan pemeriksaan. 5. Hindari gaya otoriter, izinkan remaja berbicara. 6. Hargai privasi remaja, 7. Pandanglah setiap remaja sebagai individu yang unik tanpa memperhitungkan pakaian atau penampilannya. 8. Dukung 9. Evaluasi Komunikasi Terapeutik Pada Lansia
Menurut WHO batasan umur seorang yang tergolong
lanjut usia (lansia) adalah sebagai berikut: • Middle age : 45-59 tahun • Elderly (lansia) : 60-70 tahun • Old (lansia tua) : 75-90 tahun • Very old (lansia sangat tua) : >90 tahun Prinsip Komunikasi untuk Lansia 1. Menjaga agar tingkat kebisingan minimum. 2. Menjadi pendengar yang setia,. 3. Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik (periksa baterai). 4. Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas. 5. Jangan berbicara dengan keras atau berteriak. 6. Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana. 7. Beri kesempatan bagi klien untuk mengenang. 8. Mendorong keikut sertaan dalam aktivitas social. 9. Membuat rujukan pada terapi wicara dan kegiatan social sesuai kebutuhan. 10. Berbicara pada tingkat pemahaman klien. 11. Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian. Lansia dengan gangguan pendengaran 1. Berdiri dekat menghadap klien. 2. Bertanya diarahkan pada telinga yang lebih baik. 3. Berikan perhatian dan tunjukkan wajah saudara. 4. Tegurlah nama sebelum pembicaraan dimulai. 5. Gunakan pembicaraan yang keras, jelas, pelan, dan arahkan langsung pada klien. 6. Hindari pergerakan bibir yang berlebihan. 7. Hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan saat bicara. 8. Jika klien belum memahami, ulangi dengan menggunakan kata-kata yang berbeda. 9. Membatasi kegaduhan lingkungan. 10. Gunakan tekanan suara yang sesuai. 11. Berilah instruksi sederhana untuk mengevaluasi pembicaraan. 12. Hindari pertanyaan tertutup, gunakan kalimat pendek saat bertanya. 13. Gunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi. Lansia dengan tidak dapat mendengar Hampir sama dengan klien yang mengalami gangguan pendengaran, tetapi ditambah engan beberapa teknik, yaitu: 1. Menulis pesan jika klien bisa membaca. 2. Gunakan media (gambar) untuk berkomunikasi. 3. Pernyataan dan pertanyaan yang singkat. 4. Gunakan berbagai macam metode untuk menyampaikan pesan, contoh: body language. 5. Sempatkanlah waktu bersama klien. Lansia dengan gangguan pengelihatan 1. Perkenalan diri, dekati klien dari depan. 2. Jelaskan kondisi tempat dan orang yang ada. 3. Bicaralah pada saat saudara mau meninggalkan tempat. 4. Pada saat saudara berbicara pastikan klientahu tempat saudara. 5. Katakana pada klien apa yang dapat membantunya seperti lampu, membacakan. 6. Biarkan klien memegang tangan saudara sebagai petunjuk dan jelaskan apa yang sedang saudara kerjakan. 7. Jelaskan jalan-jalan yang biasa dilalui klien. 8. Sanjunglah kemampuan beradaptasi dan kemandirian klien. Lansia dengan afasia 1. Menghadap ke pasien dan membuat kontak mata. 2. Sabar dan meluangkan waktu. 3. Harus jujur, termasuk ketika kita belum memahami perkataannya. 4. Tanyakan teknikdan alat yang terbaik untuk berkomunikasi, gunakan sikap tubuh, gambar, dan objek atau media lain yang dapat membantu untuk menjawab keinginannya. 5. Dipersilahkan lansia menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. 6. Dorong lansia untuk menulis dan mengekspresikannya dan berikan kesempatan untuk membaca dengan keras. 7. Gunakan gerakan isyarat terhadap objek pembicaraan jika mampu meningkatkan pemahaman. Hambatan Komunikasi dengan Lansia 1. Internal distraksi 2. Sensory overload 3. Gangguan neurologi. 4. Deficit pengetahuan. 5. Hambatan verbal. 6. Setting yang tidak tepat. 7. Perbedaan budaya THANKYOU