Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OBJECTIVE
SKENARIO 1 TID
ADITYA BUSTAMI
118011175
SKENARIO
BINTIK BINTIK KEMERAHAN
Seorang lelaki usia 21 tahun mendadak demam tinggi selama 3 hari di sertai
dengan nyeri kepala, mual, nafsu makan menurun dan badan terasa lemas. Pada
hari keempat saat bangun tidur pada lengannya terlihat bintik kemerahan.
Pasien tidakm batuk pilek. Sudah minum obat penurun panas tetapi demam
tetap tinggi sehingga ia memaksakan diri ke dokter.
Pada ensefalopati cenderung terjadi udem otak danalkalosis, maka bila syok telah teratasi cairan diganti
dengan cairan yang tidak mengandung HC03- danjumlah cairan harus segera dikurangi. Larutan laktat
ringer dektrosa segera ditukar dengan larutan NaCl (0,9%) : glukosa (5%) = 1:3. Untuk mengurangi udem
otak diberikan dexametason 0,5 mg/kg BB/kali tiap 8 jam, tetapi bila terdapat perdarahan saluran cerna
sebaiknya kortikosteroid tidak diberikan. Bila terdapat disfungsi hati, maka diberikan vitamin K intravena
3-10 mg selama 3 hari, kadar gula darah diusahakan > 80 mg. Mencegah terjadinya peningkatan tekanan
intrakranial dengan mengurangi jumlah cairan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi asidosis dan
elektrolit. Perawatan jalan nafas dengan pemberian oksigen yang adekuat. Untuk mengurangi produksi
amoniak dapat diberikan neomisin dan laktulosa. Usahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak
diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.
Transfusi darah segar atau komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu dilakukan
tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan dapat diberikan asam amino rantai pendek.
2. DIAGNOSIS BANDING
Belum / tanpa renjatan :
1. Campak
2. Infeksi bakteri / virus lain (tonsilo faringitis, demam dari kelompok pnyakit
exanthem, hepatitis, chikungunya)
Dengan renjatan:
1. Demam tipoid
2. Renjatan septik oleh kuman gram negatif lain
Dengan perdarahan:
1. Leukimia
2. Anemia aplastik
Dengan kejang:
1. Ensefalitis
2. Meningitis G
3. KLASIFIKASI
DBD
4. Pencegahan:
Pencegahan primer
• Surveilans vektor: survei
terhadap pasien DBD,
tempat terjangkit dan
penularannya
• Pengendalian vektor :
gerakan PSN 3 M
- Menguras bak mandi
- Menutup rapat tempat
penampungan air
- Mengubur barang bekas
atau juga dengan fogging
pada wilayah 50 m3
Pencegahan Sekunder
• dilakukan oleh tenaga kesehatan :
Penemuan : Apabila keluarga menunjukan gejala DBD
Pertolongan : Beri banyak minum, kompres dingin dan
beri obat penurun panas. Ex: paracetamol
Pelaporan : Lapor ke puskesmas agar dilakukannya tindak
lanjut pemberantasan virus dengue
Perbedaan DBD pada anak dan dewasa?
Pada kasus DBD yang lebih berat, anak dapat mengalami gejala yang umumnya berupa:
• Demam tinggi hingga mencapai 40 derajat celcius
• Nyeri di bagian belakang mata
• Nyeri pada tulang, otot, dan sendi
• Sakit kepala
• Mual dan muntah
• Pembengkakan pada kelenjar.
Selain itu, anak dapat mengalami bintik-bintik merah pada beberapa bagian tubuh. Gejala-gejala
umumnya akan berlangsung selama 7 hari..
Namun pada situasi tertentu, gejala dapat memburuk sehingga memicu sindrom syok dengue.
Kondisi ini dapat mengancam nyawa, karena terjadi kebocoran pembuluh darah dan penurunan
jumlah trombosit. Jika tidak segera diatasi, dapat menimbulkan perdarahan dari gusi dan hidung,
perdarahan di bawah kulit, sulit bernapas, lemah, muntah terus menerus, keringat dingin serta sakit
parah pada bagian perut.
TATALAKSANA
Segera bawa ke dokter jika anak Anda mengalami beberapa gejala DBD di atas. Dokter akan
melakukan pemeriksaan darah untuk memastikan diagnosis.
Sebenarnya tidak ada penanganan khusus untuk DBD, namun dokter dapat membantu mengurangi
tingkat keparahan gejala dan meningkatkan sistem imunitas untuk melawan virus tersebut, yaitu:
• Jika dokter memberi resep obat paracetamol untuk menurunkan demam, pastikan anak
mengonsumsinya. Selain itu, dapat menggunakan kompres pada dahi untuk menurunkan demam.
• Pastikan anak mendapat istirahat yang cukup.
• Berikan banyak cairan pada anak untuk mencegah dehidrasi.
• Berikan makanan yang kaya nutrisi.
• Hindari memberikan obat pereda rasa sakit seperti aspirin dan ibuprofen karena dapat
memengaruhi kadar trombosit dalam darah dan meningkatkan risiko perdarahan.
Tidak jarang anak yang terkena DBD harus dirawat di rumah sakit. Sebagai langkah menggantikan
cairan yang hilang karena diare, muntah atau kehilangan nafsu makan, dokter akan memberikan
cairan melalui infus. Pada kasus anak yang kehilangan banyak darah, perlu dilakukan transfusi darah.