Вы находитесь на странице: 1из 53

Patricia Hapsari J.

- 112014183
 Nama : An. TR
 Tanggal Lahir (Umur): 13 Juli 2015 (6 bulan)
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Cilincing
 Tanggal Masuk RS : 13 Jan.2016
 ORANG TUA/WALI
 Ayah
 Nama : Tn. M
 Tanggal lahir/umur: 35 tahun
 Pendidikan: SMA
 Pekerjaan: Karyawan
 Ibu
 Nama : Ny. H
 Tanggal lahir/umur: 30 tahun
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Hubungan dengan orang tua: Anak kandung
Keluhan utama
 Sesak nafas
Keluhan Tambahan
 Demam, batuk berdahak, dan pilek.
 Tiga hari SMRS, pasien demam secara perlahan
meningkat suhunya. Demam terus menerus
sepanjang hari mencapai 38,5°C. Turun setelah
diberikan obat penurun panas namun demam kembali
naik.
 Dua hari SMRS, pasien masih demam disertai batuk
kering. Batuk tidak dipengaruhi oleh perubahan
posisi. Pilek (+).
 Satu hari SMRS, pasien yang tampak sesak, namun
tidak terdengar bunyi grok-grok. Kebiruan pada bibir
dan ujung jari (-). Kemudian pasien dibawa ke
puskesmas lalu diberikan obat antibiotik, obat
penurun panas, obat batuk dan pilek.
 Karena kondisi belum membaik pasien dibawa
ke Rumah Sakit.

 Pasien masih menetek kuat selama 3 hari


terakhir. ASI eksklusif(+) selama 6 bulan.

 Riwayat tersedak (-). Di rumah, pasien tinggal


bersama kedua orang tua dan seorang kakak
laki-laki. Dua hari sebelum pasien demam, kakak
pasien batuk-batuk. Pasien belum pernah
dirawat di rumah sakit akibat penyakit tertentu.
 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Pasien sebelumnya belum pernah mengalami hal
seperti ini. Usia 4 bulan pernah batuk berdahak serta
pilek namun tidak tampak sesak dan berobat jalan
saja.
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 (-)
 Kehamilan
 Perawatan antenatal : Teratur ke puskesmas tiap bulan
 Penyakit kehamilan :-
 Kelahiran
 Tempat kelahiran : Rumah Sakit
 Penolong persalinan : Bidan
 Cara persalinan : Spontan
 Masa gestasi : Cukup bulan (38 minggu)
 Keadaan bayi :
 Berat badan lahir : 3000 gram
 Panjang badan lahir: 49 cm
 Lingkar kepala : Ibu pasien tidak ingat
 Nilai APGAR : ibu pasien tidak tahu, tetapi bayi
langsung menangis, gerak aktif, kulit kemerahan
 Kelainan bawaan : Tidak ada
Tumbuh Kembang
 Melawan tarikan mainan = 5 bulan
 Mengambil mainan = 5 bulan
 Sektor motor halus adaptif:
 Mencapai benda = 5 bulan
 Menggenggam kerincingan = 3 bulan
 Sektor bahasa:
 Beralih ke suara = 5 bulan
 Tertawa = 2 bulan
 Menjerit = 2 bulan
 Sektor motor kasar:
 Berdiri dengan berpegangan = 6 buan
 Duduk tanpa head lag = 4 bulan
 Berguling = 3 bulan
Kesan: Riwayat Imunisasi dasar lengkap
Imunisasi yang disarankan belum dilakukan

 RIWAYAT IMUNISASI
 Kesan: Riwayat Imunisasi dasar lengkap
 Imunisasi yang disarankan belum dilakukan
 Riwayat Sosial Personal
 Higienitas keluarga cukup baik. Menurut ibu
pasien, rumahnya memiliki ventilasi yang
kurang, rumah berada di permukiman padat
penduduk. Pasien tinggal bersama kedua orang
tuanya dan kakaknya. Ayah sering merokok di
rumah, sehari dapat menghabiskan ± 1 bungkus
rokok.
 II. PEMERIKSAAN FISIK
 Tanggal: 13 Januari 2016, pukul 14.30 WIB

 PEMERIKSAAN UMUM
 Keadaan umum: Tampak sakit sedang, irritable
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda-tanda vital :
 Frekuensi Nadi: 138 x / menit (teraba kuat)
 Suhu : 38,2o C
 Frekuensi Nafas: 56 x / menit
 Berat badan : 6 kg
 Panjang badan : 62 cm
 Lingkar Kepala : 43 cm
 Lingkar Dada : 45 cm
 Lingkar Lengan : 14 cm
 BMI : 6 / (0,62x0,62) = 15,61
 Status gizi :
 Length for Age: SD 0 s/d SD-1
 Weight for Age: SD -1 s/d SD -2
 Weight for length: SD 0 s/d SD -1
 Head Circumference for Age : SD 0 s/d SD +1
 Arm Circumference for Age: SD 0 s/d SD -1
 BMI for Age: SD 0 s/d SD -1
 Kesan: Gizi baik
 Kulit : Teraba hangat, sianosis (-).
 Kepala & Kulit Kepala: Normosefali, simetris. Rambut
hitam merata, tidak mudah dicabut
 Mata : Konjungtiva anemis(-), sklera ikterik(-), pupil
isokor Ø 2mm/2mm, refleks cahaya langsung +/+, reflex
cahaya tidak langsung +/+,
 Telinga : normotia +/+, nyeri tekan tragus (-),
serumen -/-, sekret -/-
 Hidung : cavum nasi lapang, sekret (+), septum deviasi
(-), mukosa hiperemis (-), napas cuping hidung (+)
 Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah
 Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
 Dinding toraks/paru
 Inspeksi : pergerakan dada simetris saat statis dan
dinamis, retraksi epigastrium (+)
 Palpasi : vocal fremitus simetris
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi: Suara napas vesikuler, ronki+/+, wheezing -/-,
stridor-/-
 Jantung :
 Inspeksi : Iktus tidak terlihat
 Palpasi : iktus tidak teraba
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi: Irama jantung teratur, bising tidak ada.
Murmur (-), gallop (-)
Perut :
 Inspeksi: Sedikit membuncit, tidak tampak
gambaran vena.
 Palpasi : Supel, turgor kulit kembali cepat,
nyeri tekan (-).
 Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
 Auskultasi : Bising usus (+)
 Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-),
gerak aktif, tonus otot baik, edema (-)
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 13 Januari 2016 (Darah Rutin)
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hb 12,5 10,5-14.0 g/dL
Leukosit 24,08 6,00-14,0 103/uL
Hematokrit 37,3 32,0-42,0 %
Trombosit 525 182-369 103/uL
 Pemeriksaan x foto toraks
 Cor : besar bentuk dalam batas normal
 Pulmo : deviasi trakea (-), tampak infiltrat
difus di parahiler-pericardial kanan dan kiri. Hilus tidak melebar,
sudut kostofrenikus tidak tumpul
 Kesan : Bronkopneumonia
 Bayi perempuan berusia 6 bulan dengan keluhan
sesak sejak 1 hari SMRS.
 Nafas berbunyi grok-grok, hidung tampak kembang
kempis, disertai keluhan demam yang mencapai
38,5°C, batuk yang awalnya kering menjadi berdahak,
pilek.
 Di rumah, pasien tinggal bersama kedua orang tua
dan seorang kakak laki-laki.
 Dua hari sebelum pasien demam, kakak pasien batuk-
batuk.
 Pasien masih menyusu kuat selama 3 hari terakhir. ASI
eksklusif(+) selama 6 bulan.
 Riwayat imunisasi dasar lengkap, sesuai jadwal dan
imunisasi yang disarankan belum dilakukan.
 Rumah memiliki ventilasi yang kurang, berada di
permukiman padat penduduk.
 Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan
kakaknya.
 Ayah pasien sering merokok dirumah, sehari dapat
menghabiskan ± 1 bungkus rokok.
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
tampak sakit sedang, irritable. Kesadaran compos mentis.
Frekuensi nadi 138 kali / menit (teraba kuat). Demam
(38,2oC). Frekuensi nafas meningkat: 56 kali / menit.
Tampak nafas cuping hidung. Pemeriksaan toraks tampak
retraksi epigastrium (+), terdengar suara napas tambahan
yaitu ronki +/+. Pemeriksaan darah rutin didapatkan
leukosit mencapai 24,08 x 103/uL. Pemeriksaan x foto
toraks terkesan bronkopneumonia.
 DIAGNOSIS KERJA
 Bronkopneumonia
 DIAGNOSIS BANDING
 Bronkiolitis
 Bronkitis akut
 ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Analisa Gas Darah
 CRP
 Pemeriksaan mikrobiologis
 PROGNOSIS
 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad functionam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
Medikamentosa:
 IVFD Asering 25 cc/jam
 Bactesyn (Ampicillin + Sulbactam) 3 x 60 mg (IV)
 Glybotic (Amikasin) 2 x 20 mg (IV)
 Salbutamol 3x1 pulv.
 PCT 3 x 1/2 cth
 Inhalasi Ventolin ½ amp + NaCl 2 cc, 2 x1
 O2 nasal 2L/min.

Non-medika mentosa :
 Menghindarkan anak dari paparan debu, paparan udara
dingin, polusi udara, asap rokok
 Apabila sesak napas berulang lagi segera dibawa ke pusat
kesehatan terdekat.
 Istirahat cukup, lanjutkan ASI dan makanan tambahan.
14 Januari 2016
S Batuk berdahak (+), pilek (+), demam (+), sesak napas (+),
nafsu makan baik, terdengar bunyi nafas “grok-grok” (+)
O HR : 130x/menit RR : 56x/menit, Suhu : 37,9ᵒC
Mata : CA (-), SI (-) AGD Nilai
Hidung: Nafas cuping hidung (+) rujukan
Pulmo: retraksi epigastrium(+), suara nafas vesikuler +/+, pH 7,452 7,350-
ronki +/+ pada basal paru, wheezing -/- 7,450
Cor : BJ I-II regular, M (-), G (-) pCO2 30,4 mmHg 32,0-45,0
Abd : Supel, BU (+)
Ekst: Akral hangat pO2 139,3 mmHg 95,0-

A Bronkopneumonia 100,0

P IVFD Asering 25 cc/jam HCO3 21,4 mEq/L 21.00-

Bactesyn (Ampicillin + Sulbactam) 3 x 60 mg (IV) 28.8

Glybotic (Amikasin) 2 x 20 mg (IV) Base Excess -2,7 mmol/L -2,5 -

Salbutamol 3x1 pulv. +2,5

PCT 3 x 1/2 cth O2 Saturation 98,9% 94.00-

Inhalasi Ventolin ½ amp + NaCl 2 cc, 2 x1 100.0

O2 nasal 2L/min.
15 Januari 2016
S Batuk berdahak (+), pilek (+), demam (+), sesak napas (+),
nafsu makan baik, terdengar bunyi nafas “grok-grok” (+)
O HR : 134x/menit RR : 54x/menit, Suhu : 37,6ᵒC
Mata : CA -/-, SI -/-
Hidung: Nafas cuping hidung (+)
Pulmo: retraksi epigastrium(+), suara nafas vesikuler +/+,
ronki +/+ pada basal paru, wheezing -/-
Cor : BJ I-II regular, M (-), G (-)
Abd : Supel, BU (+)
Ekst: Akral hangat
A Bronkopneumonia
P IVFD Asering 25 cc/jam
Bactesyn (Ampicillin + Sulbactam) 3 x 60 mg (IV)
Glybotic (Amikasin) 2 x 20 mg (IV)
Salbutamol 3x1 pulv.
Inhalasi Ventolin ½ amp + NaCl 2 cc, 2 x1
PCT 3 x 1/2 cth
17 Januari 2016
S Batuk berdahak (+) berkurang, pilek (+) berkurang, demam (-), sesak
napas (-), nafsu makan baik, nafas grok-grok (-)
O HR : 122x/menit RR : 38x/menit, Suhu : 36,4ᵒC
Mata : CA -/-, SI -/-
Hidung: Nafas cuping hidung (-)
Pulmo: retraksi epigastrium (-), suara nafas vesikuler +/+, ronki +/+
pada basal paru, wheezing -/-
Cor : BJ I-II regular, M (-), G (-)
Abd : Supel, BU (+)
Ekst: Akral hangat
A Bronkopneumonia
P IVFD Asering 25 cc/jam
Bactesyn (Ampicillin + Sulbactam) 3 x 60 mg (IV)
Glybotic (Amikasin) 2 x 20 mg (IV)
Salbutamol 3x1 pulv.
PCT 3 x 1/2 cth , bila perlu
Inhalasi NaCl 2cc & ventolin 1/2  2 kali/hari
18 Januari 2016
S Batuk berdahak (+) berkurang, pilek (+) berkurang, demam (-), sesak napas (-),
nafsu makan baik, nafas grok-grok (-)

O HR : 126x/menit RR : 36x/menit, Suhu : 36,6ᵒC


Mata : CA -/-, SI -/-
Hidung: Nafas cuping hidung (-)
Pulmo: retraksi epigastrium(-), suara nafas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Cor : BJ I-II regular, M (-), G (-)
Abd : Supel, BU (+)
Ekst: Akral hangat

A Bronkopneumonia
P Pasien diperbolehkan pulang
Amoksisilin tab 3x 30mg, selama 5 hari
PCT 3 x 1/2 cth bila perlu
 Pneumonia
 Pneumonia adalah peradangan alveoli atau
parenchim paru

 Bronkopneumonia adalah salah satu jenis


pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, di dalam bronchi dan
meluas ke parenkim paru yang berdekatan di
sekitarnya
 Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
 Community – acquired pneumonia
 Pneumonia nosokomial (hospital – acquired pneumonia)
 Pneumonia aspirasi
 Pneumonia pada penderita immunocompromised
 Berdasarkan mikoorganisme penyebab:
 Pneumonia bakterial / tipikal
 Pneumonia atipikal : E/ Mycoplasma, Legionella, dan Clamydia
 Pneumonia virus
 Pneumonia jamur
 Berdasarkan predileksi infeksi:
 Pneumonia lobaris
 Bronkopneumonia
 Pneumonia interstisial
 non infeksi
 aspirasi makanan dan/atau asam lambung,
 benda asing
 hidrokarbon
 bahan lipoid
 reaksi hipersensitivitas
 obat atau radiasi
 infeksi
 Virus: Respiratory Synctial Virus (RSV), Rhinovirus, dan virus
Parainfluenzae
 Bakteri : Streptococcus pneumonia, H.influenza, Staphylococcus
aureus
 Bakteri atipik: Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia spp,
Legionnela pneumofila, dan Ureaplasma urealyticum.
1. pneumonia yang terjadi pada masa bayi
2. berat badan lahir rendah ( BBLR )
3. tidak mendapat imunisasi
4. tidak mendapat ASI yang adekuat
5. malnutrisi
6. defisiensi vitamin A
7. tingginya prevalens kolonisasi bakteri patogen di nasofaring
8. tingginya pajanan terhadap polusi udara ( polusi industri atau asap rokok)
9. imunodefisiensi dan imunosupresi ( HIV, penggunaan obat imunisupresif )
10. terdapat penyakit lain yang mendahului, seperti campak
11. iatrogenik: intubasi, trakeostomi
 Penyebab utama morbiditas dan mortalitas
anak di bawah 5 tahun.
 Sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia
Tenggara.
 Lebih sering dijumpai di negara berkembang
 Menurut SKN 2001, 27,6% kematian bayi dan
22,8% kematian balita di Indonesia
disebabkan oleh penyakit sistem respiratori,
terutama pneumonia.
 Penyebaran: aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen,
inhalasi aerosol yang infeksius, dan hematogen dari bagian
ekstrapulomonal

mikroorganisme penyebab terhisap ke paru


yang berawal dari bagian perifer

Stadium prodromal

Stadium hepatisasi merah

Stadium hepatisasi kelabu

Stadium resolusi
 BP biasanya didahului o/ infeksi saluran nafas bagian atas

 Batuk mungkin tidak dijumpai pada anak – anak.

 Bila terdapat batuk, batuk kering→berdahak.

 Gambaran infeksi umum :

 demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan

gastrointestinal, seperti mual, muntah, atau diare, kadang – kadang ditemukan gejala

infeksi ekstrapulmoner

 Gambaran gangguan respiratori:

 batuk yang awalnya kering kemudian menjadi produktif, sesak napas, retraksi dada,

takipnea, napas cuping hidung, penggunaan otot pernafasan tambahan, air hunger,

merintih, sianosis
 Gambaran klinis tidak khas, mencakup serangan
apnea, sianosis, grunting, napas cuping hidung,
takipnea, letargi, muntah, tidak mau minum, takikardi
atau bradikardi, retraksi subkosta, dan demam.
 sulit dibedakan dengan sepsis yaitu sepsis muncul dalam
waktu sebelum 48 jam pertama.

 Batuk staccato : inspirasi diantara setiap satu kali


batuk
 ±30% infeksi C.trachomatis → pneumonia berat →
sindroma pneumonitis
 ronki atau mengi, takipnea, dan sianosis.
 neonatus dan bayi kecil → gejala lebih beragam, tidak selalu terlihat
jelas.
 Inspeksi:
 pernapasan cuping hidung

 takipnea dengan retraksi suprasternal, subcostal, dan suprasternal

 penggunaan otot pernapasan tambahan


 Palpasi:
 vokal fremitus yang meningkat pada daerah terkena
 Perkusi:
 pekak perkusi atau perkusi yang redup pada daerah yang terkena
 Auskultasi:
 suara napas melemah, suara napas bronkial, ronki
 2 bulan – 5 tahun
 tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun,
stridor, dan gizi buruk
 <2 bulan
 malas minum, kejang, kesadaran menurun,
stridor, mengi, dan demam/badan terasa dingin.
1. Darah Perifer Lengkap
 virus dan mikoplasma, umumnya ditemukan
leukosit normal /sedikit meningkat(<20.000 /μL).
 bakteri = leukositosis 15.000–40.000/mm3 dengan
predominan PMN.
2. CRP: lebih rendah pada infeksi virus
3. Uji Serologis
 diagnosis infeksi Streptococcus grup A
dikonfirmasi dengan peningkatan titer antibodi
seperti ASTO, streptozim atau antiDnase B.
4. Pemeriksaan Mikrobiologis
5. Analisa Gas Darah
6. Pemeriksaan Rontgen Toraks
 Foto rontgen toraks tidak rutin dilakukan pada
pneumonia ringan, hanya direkomendasikan
pada pneumonia berat yang dirawat.
 Rontgen perlu untuk mendiagnosis BP
 Pemeriksaan rontgen toraks posisi AP
diperlukan untuk menunjang diagnosa di IGD.
 Sementara posisi lateral dapat melihat adanya
tuberkulosis (ga ada hubungannya sih dg kasus
:p)
 gambaran difus merata, berupa bercak – bercak
infiltrat halus yang dapat meluas hingga daerah
perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan
peribronkial.
IDAI WHO
2 bulan – 5 tahun  Pneumonia ringan
 Pneumonia berat  batuk / sesak napas/ takipneu
▪ sesak napas (+)  2 bulan – 11 bulan : ≥ 50 kali / menit
 Pneumonia  1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali / menit
▪ sesak napas (-)
▪ takipneu  Pneumonia berat
▪ 2 bulan – 1 tahun → > 50 x/menit  Batuk & / sesak napas ditambah min.
▪ 1 – 5 tahun→ > 40 x/menit salah satu :
 Bukan pneumonia  kepala terangguk – angguk
 pernapasan cuping hidung
▪ napas cepat dan sesak napas (-)
 tarikan dinding dada bagian bawah ke
< 2 bulan dalam
 Pneumonia  foto dada menunjukkan gambaran
pneumonia ( infiltrat luas, konsolidasi, dll. )
▪ takipneu ( > 60 x/menit ) atau sesak napas
 Bukan pneumonia
▪ napas cepat dan sesak napas (-)
Pneumonia Lobaris Bronchopneumonia
1.Umumnya disebabkan oleh
1. Umumnya disebabkan oleh
Pneumococcus (90% kasus),
Staphylococci, Streptococci,
sebagian kecil kasus disebabkan
H. influenzae, Proteus and
oleh Klebsiella pneumonia dan
Pseudomonas
S.aureus
2. Banyak diderita oleh orang
dewasa tanpa penyakit lainnya 2. Banyak diderita oleh bayi, lansia
antara 30-50 tahun dan pasien dengan penyakit kronis
atau imunodefisiensi

3. Onset : terjadi tiba-tiba dengan


demam tinggi, menggigil, dan 3. Onset: Tersembunyi dengan
sputum yang darah (+) demam subfebris dan batuk
berdahak

4. X foto toraks: konsolidasi pada 4. X foto toraks: CP terjadi bercak-


seluruh lobus paru paru bercak konsolidasi
Sumber: http://www.medicotips.com/2011/08/difference-between-lobar-pneumonia-and.html
1. Bronkiolitis

 Sering terjadi pada bayi 2-24 bulan,


puncaknya pada usia di bawah 2 tahun
 demam diatas 38,5°C.
 batuk disertai dengan sesak napas,
wheezing, ekspirasi memanjang, sianosis
 Khas : hiperinflasi dinding dada
2. Bronkitis akut

 proses inflamasi selintas yang mengenai trakea, bronkus utama

dan menengah

 Self limiting, dalam 2 minggu

 Batuk biasanya muncul 3-4 hari setelah rhinitis.

 Batuk mulanya kering dan keras →batuk lepas yang ringan dan

produktif

 muntah pada saat batuk keras dan memuncak.

 Pada anak yang lebih tua→ batuk berdahak, dan nyeri dada
3. Tuberkulosis Paru
Kelompok umur Bayi Anak Remaja
Demam Sering Jarang Sering
Keringat Malam Sangat jarang Sangat jarang Jarang
Batuk Sering Sering Sering
Batuk produktif Sangat jarang Sangat jarang Sangat jarang
Hemoptisis Tidak pernah Sangat jarang Sangat jarang
Ronki basah Sering Jarang Sangat jarang
Mengi Sering Jarang Jarang
Perkusi pekak Sangat jarang Sangat jarang Jarang
Suara napas Sering Sangat jarang Jarang
berkurang
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga (BTA – BTA (+)
atau tidak jelas)
Uji Tuberkulin Negatif Positif
Keadaan Gizi BB/TB <90% atau Klinis gizi buruk /
BB/U <80% BB/TB <70% / BB/U<60%
Demam yg tidak ≥2 minggu
diketahui penyebabnya
Batuk kronik ≥3 minggu
Pembesaran KGB coli, ≥1 cm, jumlah >1,
axilla, inguinal tidak nyeri
Pembengkakan Ada
tulang/Sendi panggul,
lutut, falang
Foto toraks normal/ Gambaran
kelainan tidak sugestif TB
jelas
1. amoksisilin 25 mg/kgBB
2. kotrimoksazol 4 mg/kgBB TMP dan 20 mg/kgBB
sulfametoksazol dua kali sehari selama 3 hari.
3. Makrolid, dengan pertimbangan adanya aktivitas
ganda terhadap S. pneumoniae dan bakteri atipik
 Edukasi
 Nutrisi cukup
 /tidak dapat minum/menyusui: Nasihati ibu untuk
membawa kembali anaknya setelah 2 hari /<
 : lanjutkan pengobatan sampai selesai 3 hari
 Jika frekuensi pernapasan, demam, dan nafsu makan
tidak ada perubahan, ganti ke antibiotik lini kedua dan
nasihati ibu untuk kembali 2 hari lagi.
1. antibiotik
 neonatus dan bayi kecil → antibiotik IV segera.
 spektrum luas → betalaktam/klavulanat + aminoglikosid
/ sefalosporin gen.3 → stabil : antibiotik oral selama 10
hari.
 balita dan anak yang lebih besar
 antibiotik beta – laktam dengan/tanpa klavulanat
 kloramfenikol
 gentamisin, amikasin, sefalosporin
 kasus berat : beta–laktam/klavulanat + makrolid
baru intravena, atau sefalosporin gen.3
2. tindakan suportif
 cairan intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap
gangguan keseimbangan asam–basa dan elektrolit,
bronkodilator jika wheezing (+)
ampisilin/amoksisilin (25-50
mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam),
( dipantau dalam 24 jam selama 72
jam pertama)


 < 48 jam
diberikan selama 5 hari

amoksisilin oral (15 mg/kgBB/kali tiga tambahkan kloramfenikol (25


kali sehari) untuk 5 hari berikutnya. mg/kgBB/kali IM / IV setiap 8 jam).
ATAU seftriakson (80-100 mg/kgBB IM
/ IV sekali sehari).

Rontgen toraks
Curiga Pneumonia Stafilokokal JIKA:
 perburukan klinis secara cepat meski sudah diterapi
 pneumatokel atau pneumotoraks dengan efusi pleura
pada foto dada
 Adanya infeksi kulit yang disertai pus/pustula
mendukung diagnosis

1. gentamisin (7.5 mg/kgBB IM sekali sehari) +


kloksasilin (50 mg/kgBB IM atau IV setiap 6 jam)→
 :lanjutkan kloksasilin (atau dikloksasilin) secara
oral 4 kali sehari sampai secara keseluruhan
mencapai 3 minggu
2. klindamisin (15 mg/kgBB/hari –3 kali pemberian)→
: oral selama 2 minggu
 Diperiksa oleh perawat paling sedikit setiap 3
jam dan oleh dokter minimal 1 kali per hari
 Jika komplikasi (-) →  dalam 2 hari
 bernapas tidak cepat, tidak ada tarikan dinding
dada, bebas demam dan anak dapat makan dan
minum
 Jika tidak membaik/  setelah 2 hari
 curiga komplikasi / diagnosis lain
 Jika mungkin, lakukan foto dada ulang untuk
mencari komplikasi
1. Pneumonia Stafilokokus
2. Empiema
 demam persisten, pekak pada perkusi, foto dada
menunjukkan adanya cairan pada satu atau kedua
sisi dada
3. Miokarditis
4. Infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis
purulenta
1. menghindari kontak dengan penderita
2. meningkatkan imunitas: Makan makanan
bergizi dan teratur, menjaga kebersihan,
beristirahat yang cukup, ASI eksklusif 6 bulan
3. Vaksinasi : vaksinasi H. influenza, vaksinasi
Pneumokokus, pertusis dianjurkan terutama
pada anak dengan daya tahan tubuh rendah
4. Faktor lingkungan : ventilasi rumah yang baik,
menghindari polusi udara,hygiene yang baik
pada rumah yang padat penduduk.
 Bronkopneumonia masalah kesehatan utama pada anak-anak di
negara berkembang.
 Usia berperan penting dalam penentuan diagnosis serta
membedakan jenis-jenis pneumonia.
 Pada anamnesis, didapatkan kesan gambaran infeksi umum yang
sudah berlangsung selama 3 hari, meliputi demam dan iritabel,
serta gangguan respiratori yaitu rinitis, batuk produktif, sesak
napas, napas cuping hidung.
 Imunisasi yang disarankan tidak diberikan, contohnya vaksin HiB.
Pada teori, H.influenzae termasuk salah satu penyebab tersering
pneumonia pada bayi dan anak
 Faktor risiko : pajanan polusi asap rokok, rumah yang berada di
pemukiman padat penduduk dengan ventilasi rumah yang kurang.
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang,
irritable. Kesadaran compos mentis.
 Ditemukan peningkatan frekuensi nafas dan demam. Suhu 38,2oC.
Frekuensi nafas 56 kali / menit (frekuensi nafas meningkat).
 Tampak nafas cuping hidung.
 Pemeriksaan toraks tampak retraksi epigastrium (+), terdengar suara
napas tambahan yaitu ronki+/+.
 Pemeriksaan darah rutin didapatkan leukosit mencapai 24,08 x 103/uL,
menunjukkan kesan infeksi bakteri
 pemeriksaan x foto toraks terkesan bronkopneumoni
 Sesuai dengan teori, sekitar 2 hari pasien dengan bronkopneumonia jika
telah diterapi dengan benar dapat menunjukkan perbaikan klinis.
Sementara follow up menunjukkan perbaikan klinis setelah diterapi
selama 2 hari yaitu anak bebas demam, tidak sesak dan dapat makan
dan minum.

Вам также может понравиться

  • Daftar Isi Referat
    Daftar Isi Referat
    Документ1 страница
    Daftar Isi Referat
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Evaluasi Program
    Evaluasi Program
    Документ3 страницы
    Evaluasi Program
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Presentasi SSJ
    Presentasi SSJ
    Документ40 страниц
    Presentasi SSJ
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Liken Amiloidosis
    Liken Amiloidosis
    Документ11 страниц
    Liken Amiloidosis
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Liken Amiloidosis
    Laporan Kasus Liken Amiloidosis
    Документ33 страницы
    Laporan Kasus Liken Amiloidosis
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Case Besar Demam Tifoid
    Case Besar Demam Tifoid
    Документ70 страниц
    Case Besar Demam Tifoid
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Fixed Drug Eruption
    Fixed Drug Eruption
    Документ22 страницы
    Fixed Drug Eruption
    geralders
    67% (3)
  • Laporan Kasus 2
    Laporan Kasus 2
    Документ17 страниц
    Laporan Kasus 2
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • 10 Pertanyaan Tentang PHBS
    10 Pertanyaan Tentang PHBS
    Документ1 страница
    10 Pertanyaan Tentang PHBS
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Bronko Pneumonia
    Bronko Pneumonia
    Документ53 страницы
    Bronko Pneumonia
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Tinea Pedis
    Laporan Kasus Tinea Pedis
    Документ41 страница
    Laporan Kasus Tinea Pedis
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Kerangka Teori
    Kerangka Teori
    Документ1 страница
    Kerangka Teori
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Fixed Drug Eruption
    Fixed Drug Eruption
    Документ21 страница
    Fixed Drug Eruption
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Case Besar
    Case Besar
    Документ19 страниц
    Case Besar
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Breathing and Ventilation
    Breathing and Ventilation
    Документ13 страниц
    Breathing and Ventilation
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Referat Resusitasi Neonatus ANNE
    Referat Resusitasi Neonatus ANNE
    Документ32 страницы
    Referat Resusitasi Neonatus ANNE
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Referat Resusitasi Neonatus ANNE
    Referat Resusitasi Neonatus ANNE
    Документ32 страницы
    Referat Resusitasi Neonatus ANNE
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Anestesi Referat
    Anestesi Referat
    Документ33 страницы
    Anestesi Referat
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Case Limfadenitis Colli
    Case Limfadenitis Colli
    Документ9 страниц
    Case Limfadenitis Colli
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Referat
    Referat
    Документ52 страницы
    Referat
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Proposal Nyeri
    Proposal Nyeri
    Документ33 страницы
    Proposal Nyeri
    BerfikirPositive
    0% (2)
  • Hydrocephalus
    Hydrocephalus
    Документ23 страницы
    Hydrocephalus
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Resusitasi Neonatus
    Resusitasi Neonatus
    Документ18 страниц
    Resusitasi Neonatus
    nellanjel
    67% (3)
  • Retinopati Diabetikum Non Proliferatif
    Retinopati Diabetikum Non Proliferatif
    Документ32 страницы
    Retinopati Diabetikum Non Proliferatif
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Referat DM Pada Kehamilan
    Referat DM Pada Kehamilan
    Документ35 страниц
    Referat DM Pada Kehamilan
    Mariane Devi
    100% (1)
  • Kasus Diabetes Mellitus Pada Kehamilan 2
    Kasus Diabetes Mellitus Pada Kehamilan 2
    Документ52 страницы
    Kasus Diabetes Mellitus Pada Kehamilan 2
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Kasus Diabetes Mellitus Pada Kehamilan 3
    Kasus Diabetes Mellitus Pada Kehamilan 3
    Документ52 страницы
    Kasus Diabetes Mellitus Pada Kehamilan 3
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Referat Hemoroid
    Referat Hemoroid
    Документ20 страниц
    Referat Hemoroid
    Mariane Devi
    Оценок пока нет
  • Visum PD
    Visum PD
    Документ8 страниц
    Visum PD
    Mariane Devi
    Оценок пока нет