Вы находитесь на странице: 1из 30

MENSTRUASI DAN POST PARTUM

KELOMPOK 5
RIQAH MAHADIKA PUTRI
SITI RABIATUL ADAWIYAH
SITI RAHMAH HAFSARI
SITTI FATIMA L. LASURADJI
SRI YULIANTI
ST. HADIJAH
TRIANA SULFITRI SYAH
ULFA JUMIATUN
MENSTRUASI
Menstruasi atau haid adalah perdarahan
secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium
(Sarwono, 2006).
Menstruasi merupakan pengeluaran darah
yang berlangsung antara 3-7 hari, dengan
jumlah darah yang hilang sekitar 50-60 cc tanpa
bekuan darah (Manuaba, 1999).
SIKLUS MENSTRUASI
Menurut Sarwono (2006, p.46-49) menerangkan bahwa pada tiap
siklus haid dikenal tiga masa utama, ialah sebagai berikut:

• Masa haid : selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas,
sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah
atau minimum.

• Masa proliferasi : terjadi sampai hari ke-14. Pada waktu itu


endometrium tumbuh kembali, disebut dengan endometrium
mengadakan proliferasi. Antara hari ke 12-14 dapat terjadi
pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

• Sesudahnya dinamakan masa sekresi. Pada akhir masa ini


endometrium berubah kearah sel-sel desidua, terutama yang berada
di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan
adanya nidasi.
MEKANISME MENSTRUASI
Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum
berdegenerasi dan ini mengakibatkan kadar
estrogen dan progesteron menurun.
Menurunnya kadar estrogen dan progesteron
menimbulkan efek pada arteri yang berkeluk-
keluk di endometrium. Tampak dilatasi dan
statis dengan hyperemia yang diikuti oleh
spasme dan iskemia. Sesudah itu terjadi
degenerasi serta perdarahan dan pelepasan
endomterium yang nekrotik. Proses ini disebut
haid / mensis.
DYSMENORRHEA
• Menurut Ramaiah (2006), dysmenorrhea adalah nyeri atau
kram yang amat sangat pada abdomen sebelum atau selama
menstruasi.

• Menurut Manuaba (1999), dysmenorrhea adalah rasa nyeri


saat menstruasi. Perasaan nyeri tersebut biasanya dapat
berupa kram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi
gangguan dalam tugas sehari-hari.

• Menurut Sarwono (2006), dysmenorrhea merupakan suatu


rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama
menstruasi dan sering kali disertai rasa mual.

• MIMS petunjuk Konsultasi (2007/2008), mengatakan bahwa


dysmenorrhea adalah rasa nyeri yang timbul menjelang dan
selama menstruasi, ditandai dengan gejala kram pada
abdomen bagian bawah. Gejala ini disebabkan karena
tingginya produksi hormon prostaglandin.
Klasifikasi Dysmenorrhea
A. Dysmenorrhea Primer
Nyeri pada dysmenorrhea primer di duga berasal dari
kontrkasi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin
(kelenjar kelamin) dan mencapai puncaknya pada umur 15
dan 25 tahun.
B. Dysmenorrhea sekunder,
Disebut juga sebagai dismenorea ekstrinsik adalah nyeri
menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik,
misalnya endometriosis, fibroids dan adenomyosis. Terjadi
pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami
dysmenorrhea (Proverawati&Misaroh, 2009).
Dysmenorrhea sekunder disebut juga dengan
dysmenorrhea ekstrinsik, adalah nyeri haid yang
disebabkan kelainan organ reproduksi. Biasanya terjadi
pada wanita yang berusia kurang dari 25 tahun dan dapat
terjadi pada 25% wanita yang mengalami dysmenorrhea.
Etiologi
Aktivitas otot uterus
Faktor psikogenik atau kejiwaan
Faktor konstitusi
Faktor obstruksi kanalis servikalis (leher rahim)
Faktor endokrin
Tanda dan Gejala Dysmenorrhea
• Rasa sakit yang dimulai pada hari pertama
menstruasi.
• Terasa lebih baik setelah pendarahan menstruasi
mulai.
• Terkadang nyerinya hilang setelah satu atau dua
hari
• Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar
ke punggung bagian bawah dan tungkai.
• Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul
atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus.
• Terkadang disertai rasa mual, muntah, pusing atau
pening.
POST PARTUM
Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,
sampai enam minggu berikutnya, disertai
dengan pulihnya kembali organ-organ yang
berkaitan dengan kandungan, yang mengalami
perubahan seperti perlukaan dan lain
sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni,
2009).
Perubahan Fisiologis Masa Postpartum
1. Perubahan Sistem Reproduksi Perubahan Uterus
Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah
bayi keluar. Hal ini menyebabkan iskemia pada
lokasi perlekatan plasenta (plasental site) sehingga
jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding
uterus, mengalami nekrosis dan lepas. Ukuran
uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca
persalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2
minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali
pada ukuran sebelum hamil).
Perubahan vagina dan perineum Pada minggu
ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan-
lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. Terjadi
robekan perineum pada hampir semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga pada persalinan
berikutnya.
Perubahan Fisiologis Masa Postpartum
2. Perubahan pada Sistem Pencernaan Sering terjadi
konstipasi pada ibu setelah melahirkan.Hal ini
umumnya karena makan padat dan kurangnya
berserat selama persalinan. Seorang wanita dapat
merasa lapar dan siap menyantap makanannya dua
jam setelah persalinan.
Kalsium sangat penting untuk gigi pada
kehamilan dan masa nifas, dimana pada masa ini
terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karena
meningkatnya kebutuhan kalsium pada ibu,
terutama pada bayi yang dikandungnya untuk
proses pertumbuhan juga pada ibu dalam masa
laktasi (Saleha, 2009).
Perubahan Fisiologis Masa Postpartum

3. Perubahan Perkemihan Saluran kencing


kembali normal dalam waktu 2-8 minggu,
tergantung pada :
• Keadaan/status sebelum persalinan
• Lamanya partus kala II dilalui
• besarnya tekanan kepala yang menekan pada
saat persalinan
Perubahan Fisiologis Masa Postpartum
4. Perubahan dalam Sistem Endokrin Selama
proses kehamilan dan persalinan terdapat
perubahan pada sistem endokrin, terutama pada
hormon-hormon yang berperan dalam proses
tersebut. Oksitosin diseklerasikan dari kelenjar
otak bagian belakang. Selama tahap ketiga
persalinan, hormon oksitosin berperan dalam
pelepasan plasenta dan mempertahankan
kontraksi, sehingga mencegah perdarahan.
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan
sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus
kembali ke bentuk normal.
Perubahan Fisiologis Masa Postpartum
5. Perubahan Tanda- tanda Vital Selama 24 jam pertama,
suhu mungkin meningkat menjadi 38ºC, sebagai akibat
meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan
hormonal jika terjadi peningkatan suhu 38ºC yang
menetap 2 hari setelah 24 jam melahirkan,
Dalam periode waktu 6-7 jam sesudah melahirkan,
sering ditemukan adanya bradikardia 50-70 kali
permenit (normalnya 80-100 kali permenit) dan dapat
berlangsung sampai 6-10 hari setelah melahirkan.
Takhikardia kurang sering terjadi, bila terjadi
berhubungan dengan peningkatan kehilangan darah dan
proses persalinan yang lama. Selama beberapa jam
setelah melahirkan, ibu dapat mengalami hipotensi
orthostatik (penurunan 20 mmHg) yang ditandai
dengan adanya pusing segera setelah berdiri, yang dapat
terjadi hingga 46 jam pertama.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA KASUS DYSMENORRHAE
A. Anamnesis Umum:
• Nama :Nn. W
• Umur: 23 th
• Pekerjaan : Mahasiswi
• Alamat : jl paccerakkang

B. Anamnesis Khusus
• Keluhan Utama : nyeri perut, pegal pada pinggang dan mual saat
menstruasi
• Lokasi keluhan: perut bagian bawah dan menjalar ke pinggang
belakang
• Sifat keluhan: nyeri tertusuk-tusuk, kram spasmodic atau menetap
dan intermitten terkadang pasien tidak dapat bangun dari tempat
tidur
• Lama keluhan: 2 tahun
• Riwayat perjalanan penyakit : pasien merasakan nyeri tertusuk dari
perut sampai pinggang. Pasien tidak dapat bangun dari tempat tidur
pada hari pertama dan kedua menstruasi.
• Siklus Menstruasi : 25-35 hari (masih dalam kategori normal )
• Lama Menstruasi : 3 sampai 7 hari
• Riwayat penyakit dahulu: tidak ada
C. Vital Sign
• Tekanan Darah :100/78 mmHg
• Denyut Nadi : 84 bpm
• Frekuensi Pernafasan : 14 rpm
• Suhu: 36,7°C

D. Inspeksi/Observasi
• Terasa nyeri pada saat istirahat
• Nyeri dan keram pada perut bagian bawah pada saat
berjalan atau melakukan aktivitas
• Nyeri pada saat membungkuk
• Palpasi: nyeri pada perut bagian bawah

E. Pengukuran Nyeri (VAS)


• Nyeri Tekan : 5cm
• Nyeri Gerak: 7cm
• Nyeri Diam :7cm
F. DIAGNOSA FISIOTERAPI
• Diagnose : Reffered Pain et cause Dysmenorrhae

• Problematik Fisioterapi:
Impairment
• Adanya Nyeri
• Kram spasmodic pada perut bagian bawah ke pinggang
belakang

Activity Limitation
• Sakit saat berjalan dan saat beraktivitas

Participation Restriction
• Hambatan dalam melakukan pekerjaan
G. Intervensi Fisioterapi Pada KasusDysmenorrhea
A. Latihan-latihan gerak aktif secara lembut dan pelan (relax
active movement) bermanfaat untuk menurunkan
ketegangan otot-otot perut bawah, punggung bawah, otot-
otot dasar panggul maupun otot-otot paha. Latihan ini
dilakukan di ruangan yang suasananya memungkinkan
timbulnya rasa nyaman.

B. Pemijatan yang lembut juga bermanfaat untuk menimbulkan


rasa nyaman dan menurunkan nyeri. Pijatan-pijatan ini
selain dilakukan oleh orang lain, juga bisa dilakukan sendiri.
Gunakan baby oil atau minyak zaitun yang ditetesi
wewangian yang disukai agar memancarkan aroma yang
menenangkan sebagai media memijat. Pijatan pada paha
dimulai dari lutut kemudian naik ke pangkal paha (ke arah
jantung), sedangkan pijatan perut dilakukan searah putaran
jarum jam. Pijatan pada punggung dilakukan ke arah
jantung.
c. Kompres hangat dilakukan dengan menggunakan
handuk yang sudah dicelupkan ke dalam air hangat,
kemudian diperas, dan ditempelkan pada perut bawah.
Rasa hangat yang meresap ke dalam otot-otot perut
sambil berbaring terlentang dan kedua tungkai diganjal
dengan guling. Apabila suhu handuk sudah tidak
memadai lagi, ulangi dengan mencelupkannya kembali
dalam air hangat.

d. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve


Stimulation) merupakan suatu cara penggunaan energi
listrik yang digunakan merangsang sistem syaraf melalui
permukaan kulit. Cara ini telah diteliti dan terbukti
efektif guna mengurangi berbagai tipe nyeri . TENS
bekerja dengan cara memblokir nyeri dengan stimulasi
listrik. Arus yang dihasilkannya menimbulkan
mekanisme “gerbang nyeri” untuk mengurangi nyeri.
Exercise Untuk Dysmenorrhae

Reclining twist adalah cara yang santai untuk


meningkatkan fleksibilitas tulang belakang sisi
ke sisi, yang dapat meringankan nyeri perut dan
punggung bawah.
Wide Child’s PosePose ini memanjangkan punggung bawah
dan membuka pinggul sementara kedua lutut terpisah lebar
dan perut rileks di antaranya. Peregangan ini akan
mengurangi nyeri pinggul apapun, serta membantu
meningkatkan atau mempertahankan kesehatan pinggul.
Pose inir akan memicu perasaan relaksasi dan ketenangan
Arching pigeon dijuluki sebagai “pembuka pinggul” karena
pose ini ampuh untuk mengurangi kram perut, dan
membantu Anda merasa lebih santai. Arching pigeon
merangsang organ-organ internal, membentang otot bokong
dalam, lipatan paha, dan psoas — otot panjang di sisi kolom
tulang belakang dan panggul. Melatih pose ini bisa membuat
pinggul lebih fleksibel, mengurangi sesak yang disebabkan
oleh stres dan ketegangan.
Camel pose Pose ini berfokus pada perut. Sikap unta meningkatkan
fleksibilitas dalam tulang belakang, merangsang sistem saraf,
membuka dada dan bahu, serta meningkatkan sirkulasi dan
pencernaan. Tulang belakang kita hampis sebagian besar waktu tersita
dalam posisi condong ke depan dari berjam-jam duduk di meja atau
mengendarai mobil. Karena tulang belakang juga dimaksudkan untuk
bergerak di kedua arah, sikap ini dapat membantu memulihkan
fleksibilitas alaminya karena berlatih pose ini akan memperpanjang
tulang belakang ke arah belakang dan atas. Pose unta ini juga akan
meregangkan dan menstimulasi perut, yang baik untuk mengatasi
keluhan perut kram.
Cat pose memungkinkan Anda untuk meregangkan
tubuh atas dan leher sambil memberikan pijatan
lembut pada tulang belakang dan organ-organ
perut. Aliran ini akan mengirimkan energi melalui
tulang belakang untuk melancarkan peredaran
darah dan mengurangi kecemasan. Posisi ini
membantu jika kram menstruasi yang disebabkan
oleh sembelit.
Tiger Pose. Pose harimau adalah cara yang
sangat efektif untuk mengurangi nyeri punggung
bawah. Gerakan yoga ini membentangkan tulang
belakang berikut saraf-sarafnya, juga melemaskan
saraf punggung bawah. Selain itu, pose harimau
juga membantu meregangkan otot-otot perut.
Half Bound Squat. Pose ini akan meregangkan pinggul,
penyebab utama kram perut.
Peran Fisioterapi pada post partum
1. Pain management
• Fisioterapi dapat menggunakan beberapa intervensi
untuk menangani nyeri post partum ini. Tujuan
utamanya adalah relaksasi dan kenyamanan bagi ibu.
Intervensi yang diberikan contohnya, support,
positioning, TENS, ice, pulsed electromagnetic energy
(PEME)
2. Exercise
• Kegel exercise
• Boat pose of yoga
• Abdominal breathing
• Pelvic tilt
• Modified hundread
• Squad

Вам также может понравиться