Вы находитесь на странице: 1из 63

KEJANG DEMAM

Iskandar Syarif
DEFINISI :
Kejang demam : bangkitan kejang yg terjadi
karena kenaikan suhu tubuh ( rektal > 38 0 C )
disebabkan karena proses ekstrakranium

Keterangan :
* Biasanya terjadi pada umur 6 bl – 5 thn.
* Anak yg pernah kejang tanpa demam, kmd kejang demam
kembali tdk termasuk kejang demam
• Kejang disertai demam pada bayi umur < 1 bln tdk
termasuk kejang demam
• Bila anak < 6bl atau > 5 th kejang didului demam, pikirkan
kemungkinan lain : infeksi SSP, epilepsi yg kebetulan terjadi
bersama demam
FAKTA MENGENAI KEJANG DEMAM

* Kejang demam tjd pd 2-4 % anak 6 bl-5 th.


* 80 % merupakan kejang demam sederhana,
sedangkan
20 % kasus adalah kejang demam kompleks
8 % berlangsung lama (lebih dari 15 menit )
16 % berulang dalam waktu 24 jam
* Kejang pertama terbanyak di antara umur 17-23
bulan
* Anak laki-laki lebih sering mengalami kejang
demam
FAKTOR GENETIK
 Insiden pada orang tua 17% dan 22% pada
saudara kandung
 Aicardi mendapatkan 31% pd first degree
 Varity mendapatkan 26% riwayat ke +
 Penurunan genetik dengan reduced penetrance
and variable expression
 Kromosom 8q(FEB 1), 19p3(FEB 2) 2q23-
24(FEB 3), dan 5q14-15(FEB 4)
 Gene-gene tsb diduga sebagai etio dari GEFS+
yang berbeda dari kejang demam biasa.
Bila kejang demam sederhana pertama
terjadi pada umur < 12 bulan, risiko kejang
demam kedua 50 % bila kejang demam
sederhana pertama terjadi umur > 12 bulan
menurun menjadi 30 %
Setelah kejang demam pertama, 2-4 % anak
akan berkembang menjadi epilepsi dan ini 4
kali risikonya dibandingkan populasi umum.
Klasifikasi
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure)
2. Kejang demam kompleks (Complex Febrile
Seizure)
Kejang Demam Sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang
dari 15 menit, umum, tonik dan atau klonik,
umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan
fokal atau berulang dalam waktu 24 jam

Kejang Demam Komplek


Kejang demam dengan ciri (salah satu dibawah ini):
1. Kejang Lama >15 menit
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Keterangan:
 Kejang lama: > 15 menit atau kejang lebih
2 kali dan tidak sadar diantara bangkitan
(8% kejang demam)
 Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau
kejang umum didahulu kejang parsial
 Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau
lebih dalam 1 hari, diantara 2 bangkitan
kejang anak sadar (16% kejang demam)
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan Laboratorium
*Pemeriksaan laboratorium rutin tidak
dianjurkan, dan dapat dikerjakan untuk
mengevaluasi sumber infeksi atau
mencari penyebab, seperti darah perifer,
elektrolit dan gula darah (level II-2 dan
level III rekomendasi D)
*Foto X-ray kepala, CT Scan, MRI jarang
dikerjakan, tidak rutin dan atas indikasi
PUNGSI LUMBAL
Untuk menegakan atau menyingkirkan
kemungkinan meningitis
Resiko terjadinya meningitis bakterialis 0,6-
6,7 %
Pada bayi manifestasi meningitis bakterialis
tdk jelas, krn itu LP dianjurkan pada :
1. Bayi < 12 bl : sangat dianjurkan
2. Bayi 12-18 bln : dianjurkan
3. Bayi > 18 bln : tidak rutin
Bila yakin bukan meningitis secara klinis
tidak perlu LP
ELEKTROENSEFALOGRAFI

EEG tidak dapat memprediksi berulangnya


kejang, atau memprediksi kemungkinan
kejadian epilepsi pada pasien kejang
demam, karena itu tidak direkomendasikan
EEG dpt dilakukan pada kejang demam
tidak khas : mis kejang demam kompleks pd
anak usia > 6 thn atau kejang demam fokal
PENCITRAAN
Foto X Ray kepala CT scan, MRI, jarang
dikerjakan, tidak rutin dan atas indikasi :

1. Kel neurologik fokal menetap ( hemiparesis )


2. Parese N VI
3. Papiledema
Faktor resiko berulangnya kejang demam
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 15 bulan
3. Temperatur rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam

Bila semua ada, kemungkinan berulang 80 %


Bila tdk terdpt faktor tsb : 10-15 %
Kemungkinan berulang terbesar pada tahun
pertama
Faktor resiko terjadinya epilepsi
1. Kelainan neurologis atau perkembangan yg
jelas sebelum kejang demam pertama
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada org tua atau saudara
kandung
Masing2 faktor resiko meningkatkan
kemungkinan epilepsi 4-6 %,
Kombinasi faktor tsb meningkatkan resiko
10-49 %
Kemungkinan menjadi epilepsi tdk bisa dicegah
dgn pemberian obat rumat pd kejang demam
Kemungkinan cacat atau kel. Neurologis karena
kejang demam tidak pernah dilaporkan
Kemungkinan mengalami kematian karena
kejang demam tidak pernah dilaporkan
PENATALAKSANAAN KEJANG
Datang dalam keadaan kejang berikan
diazepam iv 0,3-0,5 mg/kgbb pela
kecepatan 1-2 mg/mnt atau lebih 2 mnt
dosis maksmal 20 mg
Diazepam rektal 0,5 -0,75 mg/kgbb atau
5 mg bila BB < 10 kg
10 mg bila BB > 10 kg atau
5 mg bila umur < 3 thn
7,5 mg bila umur > 3 thn
Bila kejang tidak berhenti ulangi diazepam
dengan cara dan dosis yg sama interval 5 menit
Bila 2 x diazepam perektal masih kejang,
anjurkan ke RS,
bisa diberikan jalur IV 0,3-0,5 mg/kg
Bila kejang tidak berhenti beri fenitoin iv
dosis awal 10-20 mg/kgbb/kali
dg kecepatan 1 mg/kgbb/mnt atau < 50
mg/mnt
Bila kejang stop : dosis selanjutnya 4-8
mg/kg/hari yaitu 12 jam setelah dosis awal
Bila masih kejang, rawat diruang rawat intensif
PEMBERIAN OBAT PADA SAAT DEMAM

ANTIPIRETIK
Antipiretik dianjurkan saat demam
Asetaminofen 10-15 mg/kg/ kali 4-5 kali/hari
Ibuprofen 5-10 mg/kg / kali 3-4 kali/hari

Parasetamol 10 mg/kg sama efektifnya dengan


ibuprofen 5 mg/kg dalam menurunkan suhu
tubuh
ANTIKONVULSAN
Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg / 8 jam saat
demam menurunkan resiko berulangnya
kejang, juga diazepam rektal 0,5 mg/kg/ 8
jam pada saat demam

Fenobarbital, karbamazepin, fenitoin saat


demam tidak berguna untuk mencegah
kejang demam.
Pemberian obat rumat
Fenobarbital atau as. Valproat setiap hari efektif
menurunkan resiko berulangnya kejang.
Profilaksis terus menerus diberikan dalam jangka
pendek, kecuali pada kasus yang sangat
selektif.
Fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan prilaku dan kesulitan belajar (40-
50%).
Asam valproat dapat menyebabkan hepatitis
namun insidensnya kecil.
Dosis asam valproat 15-40 mg/kg per hari dalam
1-2 dosis.
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang
demam menunjukkan ciri sebagai berikut (salah
satu):
1.Kejang lama > 15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum
atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis,
paresis Todd, Cerebral Palsy, retardasi mental,
hidrosefalus
3.Kejang fokal
4.Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :
Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12
bulan
Kejang demam > 4 kali pertahun
Lama Pengobatan Rumat
Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas
kejang, kemudian dihentikan secara bertahap
selama 1-2 bulan
Edukasi Pada Orang Tua

Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan


Pada saat kejang orang tua beranggapan
anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus
dikurangi dengan cara:
1. Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya
ringan
2. Memberikan cara penanganan kejang
3. Memberikan informasi kemungkinan kejang
kembali
4. Terapi memang efektif mencegah rekurensi tetapi
mempunyai efek samping
5. Tidak ada bukti bahwa terapi akan mengurangi
kejadian epilepsi
Beberapa hal yang harus dikerjakan, bila kembali kejang
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar
leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang, dengan
kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di
mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah
tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk
kejang
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila
kejang telah berhenti
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang
berlangsung 5 menit atau lebih
Vaksinasi

 Tidak ada kontra indikasi dengan vaksinasi.


Kejang setelah demam karena vaksinasi sangat
jarang.
 Angka kejadian pasca DPT adalah 6-9 kasus
per 100000 anak yang divaksinasi
 MMR 25-34 per 100000.
 Dianjurkan memberi diazepam oral atau rektal
bila demam, setelah vaksinasi DPT atau MMR.
 Dokter anak merekomendasikan acetaminofen
pada saat vaksinasi hingga 3 hari kemudian.
BAGAN PENGHENTIAN KEJANG DEMAM
KEJANG 1. Diazepam rektal 0,5 mg/kgbb atau
BB < 10 kg : 5 mg
BB > 10 kg : 10 mg
Kejang 2. Diazepam iv 0,3-0,5 mg/kgbb pelan
5 menit
Diazepam rektal

Di RS

KEJANG Diazepam iv, kecepatan 0,5-1 mg/mnt ( 3-5 mnt)


Depresi nafas dapat terjadi
5 menit
KEJANG Fenitoin bolus iv 10-20 mg/kgbb
Kecepatan 0,5-1 mg/kg/mnt, pastikan ventilasi adekuat

KEJANG Transfer ke ICU


EPILEPSI
Iskandar Syarif
EPILEPSI
 Bangkitan Epilepsi: Manifestasi klinis
muatan listrik yang berlebihan di sel
neuron dapat berupa ganguan fisiologis,
biokimia, anatomis, atau gabungan

Pasien Epilepsi Ambang Kejang


Rendah
EPIDEMIOLOGI
• Insiden: 20 -70 per 100.000 per tahun
• Privalens sewaktu 4-10 per 1000 pada
populasi umum
• Laki-laki>perempuan
• Pada populasi anak: 0,3 – 0,4% kel
neorologis serius yang paling menonjol
ETIOLOGI
 Dapat dicetuskan oleh:
 Inaktifitas sinaps inhibisi atau stimulasi
berlebihan sinaps eksitasi (atau)
 Perubahan keseimbangan neurotransmiter
palsu yang memblokade aksi neurotransmiter
alamiah.

Etiologi pasti belum diketahui, dapat berperan:


• Gangguan pada membran sel neuron.

• Gangguan mekanisme inhibisi prasinaps dam

pasca sinaps
Gangguan pada membran sel neuron
• Banyak dianut
• Potensial membran sel neuron tergtg
permeabilitas sel thd ion Na dan K
• Membran sel lbh permeabel thd ion K  K
intra sel >
• Keseimbangan terganggu  sifat semi
permeabel berubah  potensial aksi
terbentuk dipermukaan sel  mjd stimulus
 menyebar sepanjang akson
• Semua konvulsi : ion Na intrasel > K
Gangguan mekanisme inhibisi prasinaps dan
pascasinaps:
 Sel neuron berhubungan melalui sinaps
 Potensial aksi satu sel neuron → mel neuroakson

→ membebaskan neurakson pada sinaps →


inhibisi atau eksitasi membran pasca sinaps.
* Transmiter inhibisi (GABA, glisin) →
repolarisai dan transmiter eksitasi (asetilkolin,
asam glutamat) → depolarisasi. Normal
seimbang.
* Gangguan keseimbangan → Kejang
KLASIFIKASI
 Dalam bidang epilepsi ada 2
klasifikasi:
 Klasifikasi bangkitan atau serangan
kejang
 Klasifikasi sindrom epilepsi
Klasifikasi bangkitan atau serangan
kejang
(International League Against Epilepsy, 1981)
I. Kejang Parsial (fokal, lokal.
a. Parsial Sederhana
b. Parsial Kompleks
c. Kejang Parsial menjadi tonik klonik
umum secara sekunder
II. Kejang Umum
A. 1. Absens
2. Absens atipik
B. Mioklonik
C. Klonik
D. Tonik
E. Tonik Klonik
F. Atonik/Astatik

III. Tidak dapat diklasifikasi


 Klasifikasi Sindrom Epilepsi ditinjau dari
faktor etiologi:
1. Epilepsi idiopatik (sebab tidak diketahui)
2. Epilepsi simtomatik (sebab diketahui,
seperti tumor otak, pasca trauma otak,
pascaensefalitis)
1. Epilepsi Idiopatik
 Sebagian besar
 Tidak ada klinis cacat otak atau bodoh
 Gangguan kesadaran singkat (absens
murni, petit mal) atau lebih lama dan disertai
kontraksi otot tonik klonik (tonik klonik
umum, grand mal)
 Faktor genetik >
2. Epilepsi Simtomatik
 Disebabkan fungsi otak terganggu (intra
atau ekstrakranial)
 Faktor pencetus: stress, demam, lapar,
hipoglikemia, kurang tidur, alkalosis atau
hiperventilasi, ggn emosinal.
 Resikoyang mungkin terjadi pada anak
kejang demam:
 30-40% berulang kejang demam
 Sebagian kecil mjd epilesi.
 Resikoepilepsi di kemudian hari
tergantung faktor:
 Riwayat epilepsi dalam keluarga
 Kelainan perkembangan atau saraf sebelum
menderita kejang demam.
 Kejang lama atau kejang fokal
• Terdapat 2 dari 3 faktor → 13%
• Terdapat 0 dari 1 faktor → 2-3%
 Resikoberulangnya kejang tanpa demam
setelah kejang tanpa demam pertama,
tergantung:
 Jenis kejang
 Ada tidaknya kelainan neurologis
 Gambaran EEG
 Kejang Parsial
 Sederhana dan kompleks → perbedaan pada
tingkat kesadaran.
 Kejang parsial sederhana : kejang dengan
onset lokal pada satu bagian tubuh tanpa
terganggunya kesadaran.
 Kejang parsial kompleks (epilepsi parsial
kompleks): epilepsi yang berasal dari satu
fokus dan disertai penurunan kesadaran.
 Kejang Umum
 Absens : durasi singkat, onset dan terminasi
mendadak. Frekuensi sangat sering,
gangguan kesadaran dengan atau tanpa
manifestasi lain.
EEG interiktal biasanya normal.
 Absens Atipik: disertai kehilangan tonus yang
sangat jelas, atau onset dan berhentinya
serangan tidak mendadak.
 Kejang umum tonik klonik: = Epilepsi grand
mal , ada manifestasi motor, autonomik dan
kehilangan kesadaran.
 Kejang mioklonik: kontraksi mendadak,
sebentar, dapat umum atau terbatas pada
wajah, batang tubuh atau satu atau lebih
ekstremitas, atau satu grup otot. Dapat berulang
atau tunggal.
 Kejang klonik: kadang kejang umum tonik klonik
hanya berupa sentakan klonik.
 Kejang tonik: kontraksi otot yang kaku,
menyebabkan ekstremitas menetap pada satu
posisi.
 Kejang atonik : kehilangan tonus, sehingga
pasien dapat terjatuh.
Kejang tidak dapat diklasifikasi : terutama pada
bayi baru lahir.

 PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Urin : protein fenolketonuria atau histidinuria
atas indikasi.
 Darah : anemia sikle cell, polisitemia,
leukemia. Gula darah, elektrolit dan
ureum, infeksi intrauterin seperti
toksoplasmosis kongenital atas indikasi.
 Cairan serebrospinal : biasanya normal.
EEG : Untuk menegakan diagnosis tapi tdk
mutlak, EEG abnormal bisa ditemukan pd
anak normal, 10 % epsi  EEG normal
Pencitraan : Foto polos kepala, CT Scan,
MRI, PET
PENGOBATAN EPILEPSI
Prinsip pengobatan
1. Diagnosis pasti, terapi setelah serangan kedua
2. Tentukan jenis serangan
3. Mulai dengan dosis kecil, naikan bertahap
4. Dosis OAE kedua dinaikan bertahap, dosis OAE
kedua diturunkan bertahap
5. Kegagalan karena tidak patuh, minum tidak sesuai
aturan
6. Hindari politerapi
Fenobarbital dan primidon

• Kejang tonik-klonik umum, parsial sederhana-


kompleks, status epsi, mencegah kejang
demam
• E S : idiosinkratik ruam kulit, diskrasia darah,
mengantuk, hiperaktivitas, perubahan prilaku,
perubahan perasaan, ggn intelektual, peny
tulang metabolik, ggn j. ikat
Karbamazepin

• Epsi parsial ( sederhana dan kompleks )


dan epsi umum tonik klonik
• E S : idiosinkratik tuam kulit, diskrasia
darah
• Intoksikasi : diplopia, vertigo, pusing,
inkoordinasi, distonik
• Mood elevation dan peningkatan
kesadaran
Etosuksimid

• Serangan absens ( Petit mal )


• E S : idiosinkratik ruam kulit, diskrasia
darah ( lekopeni, pansitopeni dan SLE )
• Intoksikasi : vertigo, sefalgia, ataksia,
nausea, letargi, anoreksia, ggn GIT
• Kronis : sefalgia, perubahan tingkah laku
Asam valproat

• Epsi mioklonik, absens, tonik klonik,


serangan parsial sederhana atau
kompleks
• E S : idiosinkratik ruam kulit, gagal hati
akut, pankreatitis akut, diskrasia darah
( trombositopeni-lekopeni-anemia )
• Intoksikasi : kantuk, vertigo, ggn perilaku,
tremor, hiperamonia, gemuk, rambut
rontok, peny perdarahan, ggn lambung
Benzodiazepin

• Serangan absens dan mioklonik


• Klonazepam, nitrazepam, clobazepam,
diazepam dan lorazepam
STATUS EPILEPTIKUS
Keadaan darurat
Serangan timbul sangat sering sehingga
pasien tidak pernah sadar, berlangsung
20-30 menit, dpt menimbulkan kerusakan
otak akibat hipoksia, bukan bagian dari
epilepsi
Penghentian obat anti epilepsi :
* 30-40 % sembuh
• Lama pengobatan tergantung jenis epsi dan
resiko kambuh
• Serangan ringan 2-3 tahun
• Serangan parsial, epsi simtomatis disertai
retardasi mental dan defisit neurologis : terapi
diteruskan selama EEG masih abnormal
• Penghentian bertahap selama 6 bulan

Вам также может понравиться

  • Kejang Demam Simpleks-Denny
    Kejang Demam Simpleks-Denny
    Документ29 страниц
    Kejang Demam Simpleks-Denny
    aghnia
    Оценок пока нет
  • Meningitis Kriptokokus
    Meningitis Kriptokokus
    Документ17 страниц
    Meningitis Kriptokokus
    Amanda Putra
    Оценок пока нет
  • Scba & SCBB
    Scba & SCBB
    Документ43 страницы
    Scba & SCBB
    Astri Kartika Sari
    0% (1)
  • Abses Serebri Pada HIV
    Abses Serebri Pada HIV
    Документ28 страниц
    Abses Serebri Pada HIV
    eky
    Оценок пока нет
  • PRESENTASI KASUS Labioskisis Ridham
    PRESENTASI KASUS Labioskisis Ridham
    Документ30 страниц
    PRESENTASI KASUS Labioskisis Ridham
    Idham Is P
    Оценок пока нет
  • Spasmofilia
    Spasmofilia
    Документ11 страниц
    Spasmofilia
    Nurul Hasanah
    Оценок пока нет
  • Referat Meningoensefalitis - ANGELA
    Referat Meningoensefalitis - ANGELA
    Документ25 страниц
    Referat Meningoensefalitis - ANGELA
    Angela Tiana
    Оценок пока нет
  • CESSS
    CESSS
    Документ9 страниц
    CESSS
    Tria
    Оценок пока нет
  • Cervico Vaginitis
    Cervico Vaginitis
    Документ14 страниц
    Cervico Vaginitis
    Dendy Arista
    Оценок пока нет
  • Status Venerologikus
    Status Venerologikus
    Документ12 страниц
    Status Venerologikus
    endriptw
    Оценок пока нет
  • Obat-Obat Psikiatri
    Obat-Obat Psikiatri
    Документ10 страниц
    Obat-Obat Psikiatri
    Chairunisa Anggraini
    100% (3)
  • Cek List IUD
    Cek List IUD
    Документ6 страниц
    Cek List IUD
    ZenyxtaYulian
    Оценок пока нет
  • Kista Tiroid 2
    Kista Tiroid 2
    Документ61 страница
    Kista Tiroid 2
    Desty
    Оценок пока нет
  • Referat Mata - Keratitis Marginalis
    Referat Mata - Keratitis Marginalis
    Документ28 страниц
    Referat Mata - Keratitis Marginalis
    HanaFadhilah
    Оценок пока нет
  • Referat Tetanus
    Referat Tetanus
    Документ26 страниц
    Referat Tetanus
    julia1511
    Оценок пока нет
  • Case Tetanus Albert
    Case Tetanus Albert
    Документ27 страниц
    Case Tetanus Albert
    Bryan Horiando
    Оценок пока нет
  • Lapsus Mata CSR
    Lapsus Mata CSR
    Документ28 страниц
    Lapsus Mata CSR
    inha
    Оценок пока нет
  • CASE REPORT Ods Hipermetropi Presbiopi
    CASE REPORT Ods Hipermetropi Presbiopi
    Документ23 страницы
    CASE REPORT Ods Hipermetropi Presbiopi
    Septi Aya
    Оценок пока нет
  • Bronkitis Asmatis
    Bronkitis Asmatis
    Документ51 страница
    Bronkitis Asmatis
    Hello Coass
    Оценок пока нет
  • LCS (Liquor Cerebrospinal)
    LCS (Liquor Cerebrospinal)
    Документ7 страниц
    LCS (Liquor Cerebrospinal)
    Rosdina Permata Kasih
    Оценок пока нет
  • Penyakit Perikard, Miokard, Dan Endokard Non-Infektif
    Penyakit Perikard, Miokard, Dan Endokard Non-Infektif
    Документ44 страницы
    Penyakit Perikard, Miokard, Dan Endokard Non-Infektif
    Pandu Akbar
    Оценок пока нет
  • Morbus Hansen
    Morbus Hansen
    Документ24 страницы
    Morbus Hansen
    Yunita Kencana Dewi
    Оценок пока нет
  • Lupus
    Lupus
    Документ14 страниц
    Lupus
    Mellinda
    Оценок пока нет
  • Abses Leher Dalam
    Abses Leher Dalam
    Документ33 страницы
    Abses Leher Dalam
    drpranandha
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi Meningitis TB
    Patofisiologi Meningitis TB
    Документ1 страница
    Patofisiologi Meningitis TB
    Merlyn Rumthe
    Оценок пока нет
  • Tugas Analisis Resep
    Tugas Analisis Resep
    Документ17 страниц
    Tugas Analisis Resep
    Ahmad Deni Handoko
    Оценок пока нет
  • Permintaan Pemeriksaan Gula Darah Serial
    Permintaan Pemeriksaan Gula Darah Serial
    Документ2 страницы
    Permintaan Pemeriksaan Gula Darah Serial
    titieksalma
    Оценок пока нет
  • General Anestesi SNNT Dengan ASA I
    General Anestesi SNNT Dengan ASA I
    Документ48 страниц
    General Anestesi SNNT Dengan ASA I
    Rizka Febriana
    Оценок пока нет
  • DDX Penyakit Kulit Rini
    DDX Penyakit Kulit Rini
    Документ7 страниц
    DDX Penyakit Kulit Rini
    Maretha Dyah Anggraini
    Оценок пока нет
  • Indikasi Rawat Inap Pada Pasien Kejang Demam
    Indikasi Rawat Inap Pada Pasien Kejang Demam
    Документ1 страница
    Indikasi Rawat Inap Pada Pasien Kejang Demam
    Wahyu Adi Kurniawan
    Оценок пока нет
  • LP Asuhan Keperawatan Tumor Cavum Nasi
    LP Asuhan Keperawatan Tumor Cavum Nasi
    Документ7 страниц
    LP Asuhan Keperawatan Tumor Cavum Nasi
    rosa yiw'wiyouf
    Оценок пока нет
  • Kelainan Mata
    Kelainan Mata
    Документ53 страницы
    Kelainan Mata
    Siti Zulfiana Anna
    Оценок пока нет
  • Sinusitis Frontalis
    Sinusitis Frontalis
    Документ21 страница
    Sinusitis Frontalis
    anugerah
    Оценок пока нет
  • Resep Stase Kulit
    Resep Stase Kulit
    Документ4 страницы
    Resep Stase Kulit
    Lucky Pratama
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Pemicu 1 FCP
    Kelompok 2 Pemicu 1 FCP
    Документ41 страница
    Kelompok 2 Pemicu 1 FCP
    destri
    Оценок пока нет
  • Tumor Rectum: Untad
    Tumor Rectum: Untad
    Документ43 страницы
    Tumor Rectum: Untad
    Nysa Prisca
    Оценок пока нет
  • Laporan Fimosis Dan Parafimosis
    Laporan Fimosis Dan Parafimosis
    Документ5 страниц
    Laporan Fimosis Dan Parafimosis
    nadhifa ak
    Оценок пока нет
  • Refarat Periapendikular Infiltrat
    Refarat Periapendikular Infiltrat
    Документ26 страниц
    Refarat Periapendikular Infiltrat
    Veranita
    Оценок пока нет
  • Patogenesis Dan Patofisiologi MENINGITIS
    Patogenesis Dan Patofisiologi MENINGITIS
    Документ4 страницы
    Patogenesis Dan Patofisiologi MENINGITIS
    Adelia Ghosali
    Оценок пока нет
  • 10 Kesalahan Dalam Pemasangan Infus
    10 Kesalahan Dalam Pemasangan Infus
    Документ3 страницы
    10 Kesalahan Dalam Pemasangan Infus
    Windi Audia Sari
    100% (1)
  • Program Pengawasan Dan Evaluasi
    Program Pengawasan Dan Evaluasi
    Документ12 страниц
    Program Pengawasan Dan Evaluasi
    Dora Madona
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Mata
    Laporan Kasus Mata
    Документ19 страниц
    Laporan Kasus Mata
    Nadia Anisa
    Оценок пока нет
  • Mati Otak Dan Mati Batang Otak
    Mati Otak Dan Mati Batang Otak
    Документ32 страницы
    Mati Otak Dan Mati Batang Otak
    muhammad gagas sasongko
    Оценок пока нет
  • Gonorea
    Gonorea
    Документ15 страниц
    Gonorea
    PooiMan Wong
    Оценок пока нет
  • Histologi Hidung
    Histologi Hidung
    Документ10 страниц
    Histologi Hidung
    Taufiq Ramadhan
    Оценок пока нет
  • DM & Coronary Disease Pada Jemaah Haji
    DM & Coronary Disease Pada Jemaah Haji
    Документ75 страниц
    DM & Coronary Disease Pada Jemaah Haji
    Ryelly 'irin' Polani
    Оценок пока нет
  • Fenomena Button Hole
    Fenomena Button Hole
    Документ3 страницы
    Fenomena Button Hole
    nurul
    Оценок пока нет
  • Fundus
    Fundus
    Документ24 страницы
    Fundus
    Riska Permata Sari
    Оценок пока нет
  • Penyakit Kelainan Jantung (Cor Pulmonale)
    Penyakit Kelainan Jantung (Cor Pulmonale)
    Документ45 страниц
    Penyakit Kelainan Jantung (Cor Pulmonale)
    drbot
    100% (1)
  • Case Report Sinusitis Maxilaris Odontogen
    Case Report Sinusitis Maxilaris Odontogen
    Документ35 страниц
    Case Report Sinusitis Maxilaris Odontogen
    Aguswan Furwendo
    Оценок пока нет
  • Jadwal Belajar
    Jadwal Belajar
    Документ3 страницы
    Jadwal Belajar
    iwana
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Antepartum Hemoragik
    Laporan Pendahuluan Antepartum Hemoragik
    Документ31 страница
    Laporan Pendahuluan Antepartum Hemoragik
    NissaKurnia
    Оценок пока нет
  • Slide Kista Mizah
    Slide Kista Mizah
    Документ44 страницы
    Slide Kista Mizah
    Nurul Safiah Suhaimi
    Оценок пока нет
  • Bagan Penyakit Kulit
    Bagan Penyakit Kulit
    Документ1 страница
    Bagan Penyakit Kulit
    Muhammad Fakhri Nur Fauzan
    Оценок пока нет
  • FIMOSIS
    FIMOSIS
    Документ12 страниц
    FIMOSIS
    dr.Bobi Ahmad Sahid, S.Kep
    Оценок пока нет
  • Croup
    Croup
    Документ22 страницы
    Croup
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Оценок пока нет
  • Referat Aion
    Referat Aion
    Документ17 страниц
    Referat Aion
    Teisha JV
    Оценок пока нет
  • Gejala Positif Dan Negatif
    Gejala Positif Dan Negatif
    Документ6 страниц
    Gejala Positif Dan Negatif
    M S Eby
    Оценок пока нет
  • Kejang Demam
    Kejang Demam
    Документ37 страниц
    Kejang Demam
    Michi Mich
    Оценок пока нет
  • Tatalaksana Kejang Demam
    Tatalaksana Kejang Demam
    Документ13 страниц
    Tatalaksana Kejang Demam
    Novia Sari Andriati Mertosono
    Оценок пока нет