Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MATERI DISKUSI
TABLE TOP EXERCISE
PENANGGULANGAN BENCANA DI
KOMUNITAS
May-18
PENGANTAR (TOR) TTE
Respon merupakan fase dari usaha penanggulangan bencana,
yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu
kejadian (event). Respon medis akut (medical emergency respon)
merupakan respon di sektor kesehatan yang dilakukan pada fase akut
yang secara umum diartikan sebagai masa pada minggu pertama setelah
terjadi bencana. Untuk dapat melakukan respon medis secara baik, maka
diperlukan modalitas tertentu, yaitu kemampuan untuk melakukan
tindakan emergensi (emergency medicine) yang diterapkan dalam situasi
bencana (disaster medicine). Agar modalitas yang dimiliki dapat
memberikan hasil yang optimal, maka diperlukan tindakan manajemen,
yang dikenal sebagai manajemen bencana (disaster management).
Sehubungan dengan fasenya, respon medis akut tersebut dapat
dilakukan di lapangan (pre hospital phase) atau di rumah sakit (hospital
phase). Kedua fase tersebut memiliki karakteristik masing-masing, dan
dalam suatu area aktifitas respon tersebut manajemen khusus untuk
koordinasi vertikal maupun horisontal (regional management of health
sector responses). Manajemen regional tersebut dalam struktur
organisasi penanggulangan bencana wilayah menjadi tugas dari
komandan sektor kesehatan, yang umumnya diperankan oleh kepala
dinas kesehatan wilayah. Dalam sistim desentralisasi, maka wilayah disini
dapat diartikan sebagai Daerah Tingkat II atau Kabupaten.
Dalam modul table top exercise respon medis akut ini akan disampaikan
pemahaman mengenai peran masing-masing unsur kesehatan dan
koordinasinya dalam suatu tugas operasional pada penanggulangan
bencana.
Tinjauan kasus
Akibat terjadinya Tsunami di Kabupaten X , jatuh korban manusia dalam
jumlah besar dan kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Pusat
pelayanan kesehatan, yaitu rumah sakit dan puskesmas, tidak dapat
beroperasi secara maksimal terutama karena kekurangan petugas yang
sebagian besar menjadi korban tidak langsung, sehingga tidak mampu
bekerja dengan baik. Dinas Kesehatan tidak bisa berfungsi karena sebab
yang sama. Bantuan medis mengalami kesulitan untuk mencapai daerah
tersebut karena minimnya komunikasi akibat rusaknya jaringan telpon,
terputusnya transportasi darat dan udara, rusaknya jembatan-jembatan,
tanah longsor, serta retaknya landasan pacu satu-satunya bandara di wilayah
tersebut. Situasi keamanan yang tidak kondusif menambah kendala bagi tim
bantuan medis yang bermaksud menuju daerah tersebut.
May-18
Jawaban
1. Koordinasi dengan pihak luar ( laiason ), keamanan ( safety ), media,
logistik, unit operasional, dana, dan perencanaan. Dalam
pelaksanaannya bisa dilakukan sendiri atau dengan dibantu oleh staf
yang ditunjuk sesuai keperluan.
2. Komandan: Menentukan tujuan / target operasi, memimpin
keseluruhan pelaksanaan operasi, serta merencanakan strateji dan
taktik pelaksanaannya.
1. Laiason: melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak luar, khususnya tim
bantuan medis.
2. Safety: menyusun suatu rencana pengamanan bagi satuan tugas yang akan
melakukan pertolongan pada korban, pengamanan pada lokasi pertolongan, serta
keamanan bagi korban.
3. Hubungan Masyarakat (Humas): melakukan manajemen media.
4. Dana: melakukan majamen keuangan untuk kelancaran operasional tim.
5. Logistik: Melakukan manajemen logistik medik meliputi penerimaan, penyimpanan,
evaluasi dan distribusi.
6. Unit operasional: melakukan tindakan pertolongan pada korban.
7. Perencanaan: melakukan perencanaan terhadap kelangsungan operasi sesuai situasi
yang dihadapi.
Jawaban
3. Seorang komandan sebaiknya mempunyai legitimasi yang jelas baik
secara formal maupun non formal / di masyarakat, mempunyai
kompetensi serta leadership yang kuat, serta memiliki akses untuk
mengontrol sumber daya yang diperlukan.
4. Di tingkat wilayah, komandan harus melakukan pemetaan terhadap
kerusakan yang terjadi / korban, sumber daya yang masih tersedia,
logistik medik yang diperlukan, serta tindakan yang akan dilakukan.
Prioritas operasi adalah koordinasi penanganan korban fase akut yang
sudah tertunda hampir sepekan. Hal yang sama harus dilakukan oleh
komandan di tingkat RS.
5. Komandan sektor kesehatan wilayah melakukan koordinasi dengan
komandan di RS untuk mendistribusikan serta mengoptimalkan
pemanfaatan bantuan medis yang tiba. Komandan kesehatan tingkat
wilayah bertanggung jawab kepada komandan wilayah secara
keseluruhan.
Tinjauan kasus
Setelah penanganan fase akut selesai dilakukan dalam waktu kurang lebih dua
minggu, maka keadaan di sektor kesehatan berangsur membaik dan memasuki
tahap pemulihan (recovery). Keadaan ini tercapai karena ditunjang keberadaan
tim bantuan medis yang ada. Personel lokal terlihat belum mampu untuk
mengambil alih tugas yang selama ini dilakukan oleh tim bantuan medis.
Masalah lain adalah bantuan logistik medik maupun non medik yang jumlahnya
melebihi kebutuhan, dimana sebagian tidak dapat dimanfaatkan karena tidak
sesuai dengan keperluan.
May-18
Jawaban
1. Perlu perencanaan yang meliputi fase transisi / jangka pendek, dan
fase definitif / jangka panjang. Pada fase transisi, keberadaan
personel bantuan tetap diperlukan tetapi secara bertahap dikurangi.
Sementara itu secara bertahap personel lokal harus aktif dilibatkan,
sehingga pada suatu saat dapat mengambil alih peran tim bantuan
medis. Untuk fase definitif, difikirkan untuk mulai menyiapkan personel
lokal melalui pendidikan formal untuk mencapai standar profesi yang
diperlukan. Bila para personel ini sudah, maka pelayanan kesehatan
akan dapat berlangsung padatingkat yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk menyusun perencanaan
untuk memasuki masa pemulihan.
3. Perlu dilakukan langkah-langkah untuk memanfaatkan logistik bantuan
semaksimal mungkin, tanpa melanggar prosedur birokrasi yang ada.
Misalnya memanfaatkan ambulan sebagai kendaraan operasional.
Untuk langkah yang lebih rinci dapat dilihat pada table top LOGISTIK.
May-18
KELOMPOK III
MATERI DISKUSI
TABLE TOP EXERCISE
PENANGGULANGAN BENCANA DI
KOMUNITAS
May-18
PENGANTAR (TOR) TTE
Respon merupakan fase dari usaha penanggulangan bencana,
yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu
kejadian (event). Respon medis akut (medical emergency respon)
merupakan respon di sektor kesehatan yang dilakukan pada fase akut
yang secara umum diartikan sebagai masa pada minggu pertama setelah
terjadi bencana. Untuk dapat melakukan respon medis secara baik, maka
diperlukan modalitas tertentu, yaitu kemampuan untuk melakukan
tindakan emergensi (emergency medicine) yang diterapkan dalam situasi
bencana (disaster medicine). Agar modalitas yang dimiliki dapat
memberikan hasil yang optimal, maka diperlukan tindakan manajemen,
yang dikenal sebagai manajemen bencana (disaster management).
Sehubungan dengan fasenya, respon medis akut tersebut dapat
dilakukan di lapangan (pre hospital phase) atau di rumah sakit (hospital
phase). Kedua fase tersebut memiliki karakteristik masing-masing, dan
dalam suatu area aktifitas respon tersebut manajemen khusus untuk
koordinasi vertikal maupun horisontal (regional management of health
sector responses). Manajemen regional tersebut dalam struktur
organisasi penanggulangan bencana wilayah menjadi tugas dari
komandan sektor kesehatan, yang umumnya diperankan oleh kepala
dinas kesehatan wilayah. Dalam sistim desentralisasi, maka wilayah disini
dapat diartikan sebagai Daerah Tingkat II atau Kabupaten.
Dalam modul table top exercise respon medis akut ini akan disampaikan
pemahaman mengenai peran masing-masing unsur kesehatan dan
koordinasinya dalam suatu tugas operasional pada penanggulangan
bencana.
Tinjauan kasus
Akibat terjadinya Tsunami di Kabupaten X , jatuh korban manusia dalam
jumlah besar dan kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Pusat
pelayanan kesehatan, yaitu rumah sakit dan puskesmas, tidak dapat
beroperasi secara maksimal terutama karena kekurangan petugas yang
sebagian besar menjadi korban tidak langsung, sehingga tidak mampu
bekerja dengan baik. Dinas Kesehatan tidak bisa berfungsi karena sebab
yang sama. Bantuan medis mengalami kesulitan untuk mencapai daerah
tersebut karena minimnya komunikasi akibat rusaknya jaringan telpon,
terputusnya transportasi darat dan udara, rusaknya jembatan-jembatan,
tanah longsor, serta retaknya landasan pacu satu-satunya bandara di wilayah
tersebut. Situasi keamanan yang tidak kondusif menambah kendala bagi tim
bantuan medis yang bermaksud menuju daerah tersebut.
May-18
Jawaban
9. Perlu perencanaan yang meliputi fase transisi / jangka pendek, dan
fase definitif / jangka panjang. Pada fase transisi, keberadaan
personel bantuan tetap diperlukan tetapi secara bertahap dikurangi.
Sementara itu secara bertahap personel lokal harus aktif dilibatkan,
sehingga pada suatu saat dapat mengambil alih peran tim bantuan
medis. Untuk fase definitif, difikirkan untuk mulai menyiapkan personel
lokal melalui pendidikan formal untuk mencapai standar profesi yang
diperlukan. Bila para personel ini sudah, maka pelayanan kesehatan
akan dapat berlangsung padatingkat yang lebih baik dari sebelumnya.
10. Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk menyusun perencanaan
untuk memasuki masa pemulihan.
11. Perlu dilakukan langkah-langkah untuk memanfaatkan logistik bantuan
semaksimal mungkin, tanpa melanggar prosedur birokrasi yang ada.
Misalnya memanfaatkan ambulan sebagai kendaraan operasional.
Untuk langkah yang lebih rinci dapat dilihat pada table top LOGISTIK.
May-18