Dosen Dr.H.Ashar Kman.SpOG.

PIA
DEFENISI :

Keadaan bayi yang tidak dapat bernafas dg segera, secara spontan

& teratur setelah lahir
ETIOLOGI :
1. Faktor ibu : hipoventilasi ibu,gangguan aliran darah uterus
(hipertoni, hipotoni atau tetani uterus),hipotensi mendadak pada
ibu karena perdarahan, hipertensi.

2. Faktor plasenta : solutio plasenta, plasenta previa.

3. Faktor janin : kompresi umbilikus pada tali pusat yang melilit leher.

4. Faktor neonatus : trauma lahir, aspirasi cairan aminion, kelainan

kongenital
 EVALUASI NEONATUS :
Sekarang secara internasional dilakukan dengan menggunakan sekor APGAR

Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 3 Skor

1. 5.
Apperance Seluruh tubuh Badan merah Seluruh tubuh
(warna kulit) biru/ pucat ekstremitas kemerahan
biru
Pulse (nadi) Tidak ada Lebih 100x/
Kurang 100x menit
/menit
Grimace Tidak ada
(refleks) Perubahan Bersin/
Lumpuh mimik menangis
Aktifitas (tonus
otot) Ekstremitas Gerak aktif,
Tidak ada sedikit fleksi ekstremitas
Respirasi fleksi
(usaha Lambat/tangis
bernafas) lemah Menangis
keras/kuat

Jumlah
PENANGANAN:
A. Tindakan umum :
1. Segera tali pusat dipotong
2. Pengontrolan suhu :
 Dicegah kehilangan panas dari kulit misal : dengan pemakaian sinar lampu
yang cukup kuat dan pengeringan tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi
3. Membersihkan jalan nafas
4. Ransangan untuk menimbulkan pernafasan:
 Bila bayi tidak memperlihatkan usaha bernafas 20 detik setelah lahir dianggap
sedikit banyak telah menderita depresi pernafasan
 Perangsangan dapat dilakukan dengan pengisapan lendir melalui nasofaring
 Pengaliran oksigen yang cepat ke dalam mukosa hidung merangsang refleks
pernafasan
 Rangsangan nyeri dengan memukul kedua telapak kaki bayi, menekan tendon
archiles
 Atau memberi suntikan vitamin K terhadap bayi tertentu.
B. Tindakan Khusus :
1. Suplai Oksigen

 Bersihkan jalan nafas

Pembersihan jalan nafas pada trakea dengan intubasi dan pada bronkus dengan
laringoskop

 Suplai Oksisgen

Berikan oksigen dengan masker, intubasi dengan oksigen pada tekanan tidak
lebih dari 30 cm H2O, pernafasan buatan, dan respirator,

Pijitan jantung luar

2. Terapi asidosis

 Kateterisasi pembuluh umbilikalis

 Berikan larutan buffer melalui vena umbilikalis yaitu Bicarbonas natrikus 2 – 4

mEq/kg berat badan atau dengan larutan Bikarbonas natrikus 7% dengan dosis 1
ml/kg berat badan disertai dengan glukosa 40% 1 – 2 ml/kg berat badan secara IV
3. Terapi Renjatan

a. Infus glukosa 5 – 10 ml 15 – 20 ml dalam kateter kateter umbilikalis

atau Rheumocrodex 15 – 30 ml

b. Obat : Alupent (Orsiprenalin) 0,2 ml IM Complamin (xanthinol

niacinate ) 50 mg/kg BB IV

Cedilanid (deslanoside) 0,1 – 0,2 ml/IV mungkin prednisolon 25mg

IV

c. Kompresi jantung luar

Pendekatan terapeutik menurut keadaan bayi
Nilai Tindakan
SKOR APGAR 7 – 10 : -Pengontrolan suhu tubuh
Bayi normal -Pembersihan jalan nafas
-Rangsangan untuk menimbulkan pernafasan

SKOR APGAR 4 -6 -Semua di atas dilakukan di tambah

Asfiksia ringan – sedang - Stimulasi untuk menimbulkan refleks pernafasan
mungkin dilakukan lebih lama ( 30 – 60 detik), bila tidak
berhasil :
- Ventilasi mulut – mulut
- Terapi asidosis, terapi renjatan

SKOR APGAR 0 – 3 - Semua di atas disertai dengan intubasi dan pernafasan

Asfikasia berat buatan
- Kompresi jantung luar