Вы находитесь на странице: 1из 24

Bendungan ASI

Pengertian
• Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan
duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan
sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Bendungan air
susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan
ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.
Etiologi
1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna
2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar
4. Puting susu terbenam
5. Puting susu terlalu panjang
Tanda dan Gejala Bendungan ASI
• Mamae panas serta keras pada saat perabaan dan nyeri.
• Puting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu.
• Pengeluaran air susu kadang terhalang oleh duktus laktifer
menyempit.
• Payudara bengkak, keras, panas.
• Nyeri bila ditekan.
• Warnanya kemerahan.
• Suhu tubuh sampai 38oc
Patofisiologi
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 2-3
hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi prolaktin waktu hamil, dan sangat di
pengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis.
Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi
untuk mengeluarkan dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel yang
mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut.
Refleks ini timbul bila bayi menyusui. Apabila bayi tidak menyusu dengan baik, atau jika
tidak dikosongkan dengan sempurna, maka terjadi bendungan air susu.
Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara penuh terasa panas,
berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan. ASI biasanya mengalir tidak lancar,
namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting susu
teregang menjadi rata.
ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu
kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam (Wiknjosastro,2005).
Diagnosis
• Cara Inspeksi
dilakukan pertama dengan tangan di samping dan sesudah itu dengan
tangan keatas,selagi pasien duduk kita akan melihat dilatasi pembuluh-
pembuluh balik di bawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas di
bawah kulit.perlu diperhatikan apakah kulit pada suatu tempat menjadi merah.
• Cara Palpasi.
Ibu harus tidur dan diperiksa secara sistematis bagian medial lebih
dahulu dengan jari-jari yang harus kebagian lateral.palpasi ini harus meliputi
seluruh payudara,dari parasternal kearah garis aksila belakang,dan dari
subklavikular kearah paling distal.untuk pemeriksaan orang sakit harus
duduk.tangan aksila yang akan diperiksa dipegang oleh pemeriksa dan dokter
pemeriksa mengadakan palpasi aksila dengan tangan yang kontralateral dari
tangan si penderita.misalnya kalau aksila kiri orang sakit yang akan
diperiksa,tangan kiri dokter mengadakan palpasi (Prawirohardjo,2005)
Pencegahan terjadinya bendungan ASI
• Gunakan teknik menyusui yang benar
• Puting susu dan areola mamae harus selalu kering setelah selesai menyusui
• Jangan pakai Bra yang tidak dapat menyerap keringat
• Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah
dilahirkan
• Susui bayi tanpa jadwal atau (on demand)
• Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi
kebutuhan bayi
• Perawatan payudara pasca (Obserti patologi 169)
• Menyusui yang sering
• Hindari tekanan local pada payudara
Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaa untuk bendungan ASI secara umum yaitu:
1. Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek
2. Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan dihisap
oleh bayi.
3. Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
4. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin
5. Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan
pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari puting kearah korpus
(Sastrawinata, 2004).
6. Sebaiknya selama hamil atau dua bulan terakhir dilakukan masase atau
perawatan puting susu dan areola mamae untuk mencegah terjadinya
puting susu kering dan mudah mencegah terjadinya payudara bengkak
B. Penatalaksanaan untuk ibu yang menyusui:
1. Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan
bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hati pada area yang mengeras
2. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan
payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh
semangat pada awal sesi menyususi, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif
3. Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi
belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut
4. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit
beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan
dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu
5. Dan secara perlahan-lahan turun kearah putting susu
6. Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
7. Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
8. Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
C. Penataksanaan bagi ibu yang tidak menyusui:
1. Sangga payudara
2. Kompres dingin payudara untuk mengurangi pembengkakan dan
rasa sakit
3. Bila di perlukan berikan PCT 500 mg per Oral setiap 4 jam
4. Jangan di pijat atau memakai kompres hangat payudara
5. Pompa dan kosongkan payudara
D. Terapi dan pengobatan menurut Prawirohardjo (2005) adalah:
1. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
2. Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care
3. Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan
kompres dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
4. Gunakan BH yang menopang
5. Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan panas
Infeksi Payudara
Pengertian
Infeksi Payudara (Mastitis) adalah suatu infeksi pada jaringan
payudara. Biasanya terjadi karena adanya bakteri jenis
staphylococcus aureus. Bakteri biasanya masuk melalui puting
susu yang pecah-pecah atau terluka.Pada infeksi yang berat atau
tidak diobati, dapat terbentuk abses payudara (penimbunan
nanah di dalam payudara). Mastitis adalah reaksi sistematik
seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai
komplikasi sumbatan saluran air susu.
Faktor Resiko

1. Umur
2. Serangan sebelumnya
3. Gizi
4. Faktor kekebalan dalam ASI
5. Pekerjaan di luar rumah
Tanda dan gejala
1. Payudara terasa nyeri
2. Teraba keras
3. Tampak kemerahan
4. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti
pecah–pecah, dan badan terasa demam seperti hendak flu,
Komplikasi
1. Abses payudara
2. Mastitis berulang/kronis
3. Infeksi jamur
Prinsip-prinsip utama penanganan mastitis

1. Konseling suportif
2. Pengeluaran ASI dengan efektif
3. Terapi antibiotik
4. Terapi simtomatik
Tindakan mencegah terjadinya mastitis

1. Perbaikan pemahaman penatalaksanaan menyusui


a. Menyusui sedini mungkin setelah melahirkan;
b. Menyusui dengan posisi yang benar;
c. Memberikan ASI On Demand dan memberikan ASI eklusif;
d. Makan dengan gizi yang seimbang;
2. Pemberian info tentang hal-hal yang mengganggu proses menyusui,
membatasi, mengurangi isapan proses menyusui dan meningkatkan
statis ASI
a. Penggunaan dot;
b. Pemberian minuman lain pada bayi pada bulan-bulan pertama;
c. Tindakan melepaskan mulut bayi dari payudara pertama sebelum bayi siap
untuk menghisap payudara yang lain;
d. Beban kerja yang berat atau penuh tekanan;
e. Kealpaan menyusui bila bayi mulai tidur sepanjang malam
f. Trauma payudara karena tindakan kekerasan atau penyebab lain.
3. Pemberian info tentang penatalaksaan yang efektif pada payudara
yang penuh dan kencang.
a. Ibu harus dibantu untuk memperbaiki kenyutan pada payudara oleh bayinya
untuk memperbaiki pengeluaran ASI serta mencegah luka pada punting susu.
b. Ibu harus didorong untuk menyusui sesering mungkin dan selama bayi
menghendaki tanpa batas.
c. Perawatan payudara dengan dikompres dengan air hangat dan pemerasan ASI
4. Pemberian informasi tentang perhatian dini terhadap semua tanda
statis ASI, Ibu harus memeriksa payudaranya untuk melihat adanya
benjolan, nyeri/panas/kemerahan
a. Bila ibu mempunyai satu dari tanda-tanda tersebut, maka ibu perlu
untuk:beristirahat di tempat tidur bila mungkin, sering menyusui pada payudara
yang terkena, mengompres panas pada payudara yang terkena, berendam
dengan air hangat/pancuran, memijat dengan lembut setiap daerah benjolan saat
bayi menyusui untuk membantu ASI mengalir dari daerah tersebut, mencari
pertolongan dari nakes bila ibu merasa lebih baik selanjutnya.
5. Pengendalian infeksi
a. Petugas kesehatan dan ibu perlu mencuci tangan secara menyeluruh dan sering
sebelum dan setelah kontak dengan bayi.

Вам также может понравиться