Head To Toe. KELOMPOK 2 Anggota : -Shintia Gita R -Maharani -Adinda -Semester 2 Kelas A PENGKAJIAN Hari/tanggal : selasa 01.mei 2018 Jam : 07.00 WIB A. IDENTITAS PASIEN • Nama pasien : Nn.Lusiana • Jenis kelamin : Perempuan • Umur : 17 tahun • Alamat : Jalan pembangunan 3 Rt 01/04 • Pekerjaan : Pelajar B. RIWAYAT KESEHATAN • keluhan utama : klien mengatakan “ sakit perut dan nyeri “ • riwayat penyakit sekarang : sudah 2hari BAB lebih dari 3x/hari, BAB cair • riwayat penyakit dahulu : klien mengatakan sekitar 5bulan yg lalu pernah mengalami kondisi seperti ini juga. C. PEM. FISIK 1. Keadaan umum • tb : 133cm • bb : 54kg • tingkat kesadaran : composmetis • ttv : -td : 120/80 mmhg -suhu : 36 c -nadi : 72 x/menit -rr : 15x/menit 2. Pem. Fisik head to toe • Kepala : distribusi rambut merata, tidak rontok, tidak ada benjol, kulit kepala tidak ada lesi • Mata : ketajaman penglihatan dengan name tag jarak 30cm, mata simetris, sclera berwarna putih, kunjungtiva berwarna pink kemerahan, reflex cahaya: pupil mengecil • Telinga : daun telinga sama warna dengan kulit wajah, daun telinga tidak kaku, lentur, tidak ada serumen • Hidung : mukosa hidung merah muda, bersih, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan • Mulut : gusi merah muda, gigi bersih, lidah bisa bergerak secara terkordinir, palatum berwarna merah muda, mukosa bibir kering • Kulit dan otot wajah : pasien mampu mempresepsikan kasar dan halus, kulit tidak ada lesi, kulit kering, warna kulit merata • Leher : saat di inspeksi leher simetris, warna kulit merata, saat palpasi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening • Dada dan punggung 1. Inspeksi : Dada simetris, pergerakan dada simetris tidak ada hambatan tidak ada tambahan otot otot pernafasan, tidak ada jejas/kebiruan, tidak ada pembengkakan pada mamae, kondisi tulang belakang utuh tidak ada benjolan 2. Palpasi : Tidak ada nyeri, pengembangan paru kanan dan kiri maksimal • Abdomen : warna kulit merata, tidak ada bekas operasi, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran/ pergerakan abdomen simetris, bising usus 20x/menit, saat palpasi terasa nyeri pada kuadran kiri bawah. • Genitalia : kemampuan berkemih normal tanpa alat bantu • Rektum dan anus : terdapat lesi pada anus • ekstermitas atas : Tidak ada lesi pada kuku, tidak tremor, kuku bersih bila dipalpasi kembali berwarna pink <3detik, otot saat dipalpasi tidak bengkak, tidak lembek, tidak nyeri, skala kekuatan otot 5 • ekstermitas bawah : tidak ada lesi, tidak kaku, kuku bersih, bila dipalpasi kembali berwarna Pink <3 detik. Tidak ada edema. Skala kekuatan otot 5 Pola Gordon : • Pola kebutuhan dasar -pola eliminasi : BAB *sebelum sakit : BAB 1x / hari dengan konsistensi feses lunak *setelah sakit : BAB >3x / hari dengan konsistensi feses cair Respon Pasien Masalah Keperawatan Patoflow Ds : Kekurangan volume cairan Infeksi Makanan -Pasien mengatakan “sudah bab >3x dalam sehari” Nyeri Akut Berkembang di usus Toksik tidak dapat diserap -Pasien mengatakan “saat BAB feses nya cair dan perut Hipersekresi air&elektrolit Hiperperistaltik nya nyeri” Do : Diare Nyeri abdomen -Hiperperistaltik : 20×/menit -Pasien terlihat lemas Frekuensi BAB meningkat -Pasien menunjukan ekspresi nyeri skala 5 Hilang cairan&elektrolit DIAGNOSA : berlebih -Diare b/d Resiko kekurangan volume cairan Kekurangan volume cairan ditandai dengan BAB >3x dalam sehari konsistensi cair, pasien lemas. -Nyeri akut b/d nyeri akut ditandai dengan hiperperistaltik, ekspresi nyeri skala 5, perut nyeri • TUJUAN & KITERIA HASIL -Keseimbangan cairan -Kontrol nyeri • NOC Setelah dilakukan perawatan 3x/24jam klien diharapkan mampu : -menyeimbangkan volume cairan -mengontrol nyeri Indikator Saat ini Target
Nyeri menurun Nyeri yang dilaporkan Nyeri yang dilaporkan
cukup berat ringan NIC • Manajement cairan -menjaga intake/asupan yang akurat dan catat output pasien -mengukur ttv pasien -memberikan cairan dengan tepat -memberikan makanan ringan (minuman ringan dan buah buahan segar dan jus buah) NIC • Manajement nyeri -Lakukan pengkajian nyeri kompeherensif yang meliputi lokasi,karateristik,durasi,kualitas,intensitas atau berat nya nyeri dan faktor pencetus -Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (suhu ruangan,pencahayaan,suara bising) -Dukung istirahat yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri -Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri nya dengan tepat -Ajarkan prinsip-prinsip teknik relaksasi a.Menciptakan lingkungan yang tenang b.Dorong pasien untuk mengambil posisi nyaman c.Tunjukan dan praktikan teknik relaksasi saat nyeri muncul TERIMA KASIH.