Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3 Daerah 1, 2 + badan 11
bagian bawah dan tungkai
4 Daerah 1, 2, 3 + lengan 12
dan kaki di bawah dengkul
5 Daerah 1, 2, 3, 4 + telapak 16
tangan dan kaki
Etiologi ikterus
• Produksi yang berlebihan. Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk
mengeluarkannya. Misalnya, hemolisis yang meningkat pada
inkompatibilitas darah Rh dan ABO, defisiensi enzim G6PD.
• Gangguan dalam ambilan dan konjugasi hati. Gangguan ini dapat
disebabkan oleh imaturitas hati, gangguan fungsi hati, hipoksia, dan
infeksi.
• Gangguan transportasi. Bilirubin dalam darah berikatan dengan
albumin menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek yang bebas
dalam darah yang mudah melekat pada sel otak.
• Gangguan ekskresi. Gangguan ekskresi dapat terjadi akibat
obstruksi hati, biasanya akibat infeksi atau kerusakan hati oleh
penyebab lain.
Penyebab ikterus usia ˂ 24 jam
• Hemolitik
• Resus
• Inkomtabilitas
• Defisiensi Glukosa-6-fosfat dehidrogenase
(G6PD)
• Infeksi kongenital
Penyabab ikterus pada usia diatas 3
minggu (ikterus berkepanjangan)
Ikterus takterkonjugasi
• Umum dijumpai, penyebabnya:
• Ikterus akibat ASI pada 15% bayi yang mendapatkan
ASI, berkurang secara bertahap selama beberapa
minggu.
• Hipotiroidisme seharusnya dapat diidentifikasi dari
skrining biokimiawi.
• Infeksi.
• Obstruksi gastrointestinal – stenosis pylorus.
• Gangguan enzim hati yang jarang terjadi, misalnya
sindrom Crigler-Najjar
Ikterus terkonjugasi (bilirubin total ˃ 20 mg%)
• Disebabkan oleh:
• Atresia biliaris, jarang namun penting untuk
diidentifikasi karena keterlambatan diagnosis
dapat berpengaruh buruk pada hasil akhir.
• Sindrom hepatitis neonatal, bayi akan
mengeluarkan tinja pucat (tidak mengandung
sterkobilinogen) dan urine gelap (akibat
bilirubin). Bayi-bayi ini memerlukan pemeriksaan
penunjang yang lebih detail.
Usia ˂24 jam Usia 24 jam sampai 2 Usia lebih dari 3
minggu minggu – ikterus
berkepanjang
Hemolitik Fisiologis Takterkonjugasi :
a. Penyakit Rhesus Ikterus akibat ASI a. ASI
b. Inkomotenbilitas Hemolitik b. Hipoterodisme
ABO Infeksi Terkonjugasi (˃ 20%):
c. Defisiensi G6PD Memar a. Sindrom hepatitis
d. Sferositosis Obstruksi neonatal
herediter gastrointestinal b. Atresia biliaris
Infeksi congenital Polisetemia
Gangguan
metaboliknya
Defek enzim hati
Sindrom – Najjar
Penyebab ikterus lainnya
Periode Antenatal
• Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native
American, Yunani).
• Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas
ABO dan Rh).
• Penggunaan infus oksitosin dalam larutan
hipotonik.
• ASI (Dokter anak. Net, diakses pada tanggal 05
Januari 2015).
Periode Natal
Hiperbilirubinemia akibat polisetemia
yang disebabkan oleh penundaan penjepitan
tali pusat. Ada keyakinan yang sudah dipegang
begitu lama, sampai baru-baru ini, bahwa
penundaan penjepitan tali pusat mencetuskan
polisetemia dan karenanya hiperbilirubinemia
(Mc Donald & Davies, 2012).
Periode perinatal
• Trauma lahir (cephal hematom, ekimosis).
• Infeksi (bakteri, virus, protozoa) .
Periode Neonatus
• Prematuritas.
• Faktor genetik.
• Polisitemia.
• Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol,
sulfisoxazol).
• Rendahnya asupan ASI.
• Hipoglikemia.
• Hipoalbuminemia (Dokter anak. Net, diakses
pada tanggal 05 Januari 2015).
Pencegahan Ikterus
• Pengawasan antenatal yang baik.
• Tindakan menghindari obat yang dapat
meningkatkan ikterus pada bayi selama masa
kehamilan dan kelahiran (misal : sulfafurazol dan
novobiosin).
• Penanganan asfiksia dan trauma persalinan yang
tepat.
• Pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi baru lahir dengan
ASI.
• Pencegahan infeksi.
Pemeriksaan penunjang
• golongan darah, kadar bilirubin total serta
direk, tes coombs, retikulosit, hitung darah
lengkap, kadar G6PD, hasil urinalisis dan
hematokrit.
COOMB TEST
terapi
• Foto terapi
• Tranfusi tukar
• Pemberian albumin