Вы находитесь на странице: 1из 38

CLINICAL SCIENCE SESSION Alergi pada Anak

ANAFILAKSIS
DEFINISI
Anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas yang bersifat sistemik, berat,
serta mengancam jiwa. Reaksi ini berlangsung dalam beberapa menit
sesudah paparan, dapat bertahan hingga dua jam atau lebih.
ETIOLOGI
Penyebab paling umum anafilaksis anak berbeda pada seting
komunitas dan rumah sakit. Anafilaksis terjadi di rumah sakit
utamanya disebabkan karena reaksi alergi terhadap medikasi dan
latex. Alergi makanan merupakan penyebab tersering anafilaksis
terjadi di luar rumah sakit, berjumlah sekitar ½ ada total reaksi
anafilaksis yang dilaporkan.
EPIDEMIOLOGI
Keseluruhan insidensi tahunan anafilaksis di Amerika Serikat
diperkirakan mencapai 30 kasus/100.000 orang/tahun, dengan
jumlah 81.000 kasus/tahun. Survey di Australia memperlihatkan
0.59% anak usia 3-17 tahun mengalami setidaknya 1 kali kejadian
anafilaksis.
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA AWAL DAN KULIT
Sakit kepala
Pusing
Gatal
Rasa Panas

Pada Kulit :
Eritema Flushing,
maculopapular rash
Urticaria
Angioedema
ANGIOEDEMA
URTICARIA
Kardiovaskular
Tachycardia, hypotension,
syok, myocardial
ischaemia / infark,
cardiac arrest
Aritmia
RESPIRASI
Saluran Nafas Atas:
Kongesti nasal,
sneezing, hoarseness,
stridor, orofaring dan
laring edema, batuk
dan obstruksi
Saluran Nafas Bawah:
Dyspnea,
Bronchospasm,
tachypnea, acesory
muscle use, cyanosis,
respiratory arrest
GASTROINTESTINAL
Mual
Muntah
Abdominal cramp
Diare
Urogenital :
spasme, nyeri
Sendi: arthralgia
SISTEM
SARAF PUSAT
Parestesi
Kesadaran
menurun
Weakness
Konvulsi
Koma
Dizzines
Syncope
PREVENSI ANAFILAKSIS
RHINITIS ALERGI
DEFINISI
Kelainan pada hidung dengan gejala bersin, rinore, gatal,
tersumbat setelah mukosa terpapar alergen yang
diperantarai IgE (WHO-ARIA 2001)
ETIOLOGI
Alergen inlahan merupakan faktor utama yang menyebabkan rhinitis
alergi. Sekitar 20% kasus merupakan intermiten, 40% persisten, dan
40% campuran (persisten dengan eksaserbasi intermiten).
Rhinitis alergi intermiten paling banyak disebabkan karena serbuk
tanaman. Serbuk pohon biasanya muncul pada musim semi, serbuk
rumput muncul pada awal musim panas, dan serbuk semak-semak
muncul pada akhir musim panas. Spora jamur menetap selama musim
panas di wilayah dengan iklim sedang, sementara di wilayah dengan
iklim hangat menetap sepanjang tahun. Gejala alergi intermiten
biasanya menghilang seiring datangnya musim dingin.
Bertolak belakang dengan rhinitis alergi intermiten, rhinitis alergi
persisten paling sering dikaitkan dengan alergen dalam rumah: kulit
mati hewan peliharaan, tungau debu rumah, dan jamur.
EPIDEMIOLOGI
Rhinitis alergi mengenai sekitar 20-30% populasi dunia dan
prevalensinya masih meningkat hingga saat ini.
Prevalensi rhinitis alergi di negara Regio Asia Pasifik dengan
pendapatan menengah ke bawah diperkirakan sekitar 5-45%. Sekitar 1-
15% anak usia 6-7 tahun di dunia memiliki tanda rhinitis alergi,
sementara pada anak usia 13-14 tahun sebesar 2-40%. Rhinitis alergi
ditemukan pada 16% orang dewasa dengan kencenderungan memiliki
tipe persisten.
Faktor risiko termasuk riwayat atopi pada keluarga atau kadar IgE >
100 IU/mL sebelum usia 6 tahun. Risiko meningkat pada anak yang
diperkenalkan makanan atau susu formula lebih awal saat balita; anak
dengan riwayat ibu perokok berat, terutama sebelum anak tersebut
berusia 1 tahun; dan anak dengan paparan tinggi terhadap alergen
dalam rumah. Anak dengan riwayat alergi di usia 4 tahun memiliki
peningkatan risiko terhadap munculnya rhinitis alergi.
ALERGI SUSU SAPI
DEFINISI
Alergi susu sapi (ASS) merupakan reaksi simpang terhadap protein
susu sapi yang diperantarai reaksi imunologi. Mekanisme tersebut
bisa diperantarai oleh IgE (reaksi hipersensitivitas tipe I, reaksi cepat)
maupun non-IgE (reaksi hipersensitivitas tipe III atau IV, reaksi lambat).
Alergi susu sapi yang tidak diperantarai IgE dapat mengenai saluran
cerna, kulit, dan saluran napas dikemudian hari seperti asma dan
rhinitis alergi.
EPIDEMIOLOGI
Antara 2 sampai 3 persen anak berusia kurang dari 3 tahun memiliki
alergi terhadap susu sapi, dan merupakan penyebab alergi tersering
pada anak. Pada penelitian dilaporkan prevalensi alergi susu sapi
pada anak usia 1 tahun mencapai 2,2 sampai 2,8 persen dalam satu
tahun.
Pada anamnesis harus diketahui beberapa hal, yaitu:
Gejala yang ditimbul kan dapat sangat luas, baik pada saluran cerna,
saluran napas, maupun kulit. Luasnya gejala yang timbul dapat mempersulit
pengenalan, menyebabkan misdiagnosis atau kadang-kadang
overdiagnosis.
Awitan gejala ASS, waktu pemberian susu sapi dan timbulnya gejala dan
jumlah susu yang diminum hingga menimbulkan gejala.
Riwayat atopi pada orang tua dan saudara kandung perlu ditanyakan.
Risiko atopi meningkat jika ayah/ibu kandung atau saudara kandung
menderit atopi, dan bahkan risikonya lebih tinggi jika kedua orang tua
sama-sama penderita atopi.
Riwayat atau gejala alergi sebelumnya.
Pada saluran cerna dapat ditemukan beberapa gejala berikut, yaitu:
Edema dan gatau pada bibir, mukosa oral, dan faring terjadi jika makanan
yang mensensitisasi kontak dengan mukosa.
Muntah dan/atau diare, terutama pada bayi, bisa ringan, melanjut, atau
intractable dan dapat berupa muntah atau buang air besar berdarah.
Alergi susu sapi dapat menyebabkan kolik infantil. Jika hipersensitivitas
berat, dapat terjadi kerukana mukosa usus, dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, dan penurunan berat badan.
Konstipasi kronik yang tidak responsif terhadap laksatif.
Pada kulit dapat ditemukan gejala berikut:
Pada alergi susu sapi, dermatitis atopi merupakan gejala yang paling
sering ditemukan, menempati urutan kedua setelah gejala di saluran cerna.
Erupsi kemerahan pada umumnya terjadi setelah sensitisasi 1-2 minggu dan
sering mengalami eksaserbasi.
Urtrikasia dan angioedema.

Pada saluran napar gejala yang ditemukan berupa:


Rhinitis kronis atau berulang, otitis media, batuk kronis, dan mengi
merupakan manifestasi alergi susu sapi yang cukup sering.
Gejala hematologi:
Pucat akibat anemia defisiensi karena perdarahan mikro pada saluran
cerna.
TATALAKSANA
Prinsip utama dalam tata laksana ASS adalah menghindari susu sapi
dan makanan yang menandung susu sapi sambil mempertahankan
diet bergizi dan seimbang untuk bayi dan ibu yang menyusui. Pada
bayi yang diberikan ASI eksklusif, ibu perlu mendapat penjelasan
berbagai makanan yang mengandung protein susu sapi yang perlu
dihindari. Konsultasi dengan ahli gizi perlu dipertimbangkan. Pada
anak yang mendapat susu formula, diberikan susu pengganti berupa
susu terhidrolisis sempurna/ekstensif atau susu formula asam amino
pada kasus yang berta. Susu formula kedelai dapat dicoba untuk
diberikan pada anak berusia di atas 6 bulan apabila susu
terhidrolisis ekstensif tidak tersedia atau terdapat kendala biaya.
PROGNOSIS
Pada umumnya alergi susu sapi tidak menetap, sebagian besar
penderita akan menjadi toleran sesuai dengan bertambahnya usia.
Umumnya diketahui bahwa ASS akan membaik pada usia 3 tahun:
sekitar 50% toleran pada usia 1 tahun, 70% usia 2 tahun, dan 85%
usia 3 tahun. Pada anak dengan alergi yang tidak diperantarai IgE,
toleransi lebih cepat terjadi yaitu pada usia sekitar 1 tahun yang
dapat dibuktikan dengan memakai metode uji provokasi. Pada anak
dengan alergi yang diperantarai IgE sebaiknya pemberiannya
ditunda lebih lama lagi dan untuk menentukan waktu yang tepat,
dapat dibantu dengan panduan tes alergi.

Вам также может понравиться