Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kevin Rayadi
405130042
Learning Objectives
Gangguan Ginjal Akut Gangguan Ginjal
• Glomerulonefritis Kronik
akut • Sindroma nefrotik
• Pyelonefritis • Glomerulonefritis
kronik
• Acute kidney injury • Chronic Kidney
• Nekrosis tubuler Disease
• Sindrom nefritik
Pyelonefritis Akut
• Definisi : reaksi inflamasi akibat infeksi yg
terjadi pada pielum dan parenkim ginjal
• Etiologi : Escherechia coli, Proteus, Klebsiella
spp, kokus gram + (Streptokokkus faecalis dan
enterokokus)
• Tanda & gejala : demam tinggi disertai
menggigil, nyeri di daerah perut dan pinggang,
mual, dan muntah. Kadang-kadang disuri,
frekuensi, atau urgensi.
Pyelonefritis Akut
• PF : nyeri pd pinggang dan perut, suara usus
melemah (usus paralitik)
• Pemeriksaan darah : leukositosis, peningkatan
LED
• Urinalisis : piuria, bakteriuria, hematuria
• Foto polos abdomen : kekaburan dari
bayangan otot psoas, bayangan radioopak dari
batu saluran kemih
Pyelonefritis Akut
• PIV : bayagan ginjal membesar, keterlambatan
pada fase nefrogram
• DD : pankreatitis, appendisitis, kolesistitis,
diverkutilitis, pneumonitis, dan inflamasi pd
organ pelvis
• Terapi : AB (bakterisidal, spektrum luas, kadar di
urin cukup tinggi, mampu berpenetrasi ke
jaringan ginjal) aminoglikosida +
aminopenisilin (ampisilin/ amoksisilin),
aminopenisilin + as.klavulanat/sulbaktam,
karboksipenisilin, sefalosporin, fluorokuinolon
Pyelonefritis Akut
• Jika pemberian AB keadaan membaik
diteruskan parenteral sampai 1 minggu oral
selama 2 minggu
• Pemberian AB tidak membaik resisten
AB
GLOMERULONEFRITIS
Penyakit inflamasi dan proliferasi sel glomerulus
ginjal yang diperantarai oleh mekanisme
imunologik.
Epidemiologi
• AS penyebab terbanyak penyakit ginjal tahap akhir
• Sidabutar: yang menempati urutan pertama sebagai
penyebab PGTA di Indonesia adalah penyakit ginjal obstruksi
dan infeksi (1970an)
• Pada tahun 1980an glomerulonefritis menempati urutan
pertama sebagai penyebab PGTA
• Pada anak banyak ditemukan glomerulonefritis pasca infeksi
• Edema adalah gejala palimg sering (85,59%)
Etiologi
DEPOSISI ANTIGEN ANTIBODI yg
DEPOSISI
dgn FORMASI BERSIRKULASI
KOMPLEKS IMUN
KOMPLEKS IMUN IN (bereaksi pd komponen
yg BERSIRKULASI
SITU SEBELUMNYA instrinsik glomerulus)
FORMASI AKTIVASI
KOMPLEKS IMUN KOMPLEMEN, NETROFIL,
atau DEPOSISI SITOKIN,CHEMOKINE MONOSIT, &
KOMPLEKS IMUN GENERATION and LIMFOSIT
RELEASE
ETIOPATOGENESIS GLOMERULONEFRITIS
GLOMERULONEFRITIS
PATOGENESIS
MEKANISME 1: circulating imune complex
• Ag dr luar memicu terbentuknya Ab spesifik
kompleks imun aktivasi komplemen komplemen
berikatan dgn kompleks imun mengalir dlm sirkulasi
terjebak pd glomerulus dan mengendap di sub
endotel dan mesangium.
• Aktivasi komplemen terus tjd stlh tjdnya pengendapan
kompleks imun
MEKANISME 2 : deposit complex imun in situ
• Ab secara langsung berikatan dgn Ag (komponen
glomerulus) kompleks imun aktivasi komplemen
Patogenesis GN akut
Kompleks Antigen – Antibodi terperangkap di membran basalis
• Glomerulonefritis membranosa
– Suatu bentuk nefritis kompleks imun kronis, secara
morfologis adanya endapan berisi imunoglobulin di
subepitel sepanjang membran basal glomerulus
– Berkaitan dengan : Infeksi, tumor ganas, SLE & penyakit
autoimun, pajanan kegaram organik, obat
• Glomerulonefritis membranoproliperatif
– Secara histologis bermanifestasi sebagai perubahan
membran basal dan mesangium serta proliferasi sel
glomerulus.
– Tipe 1 : Endapan electron dense di subendotel.
– Tipe 2 : Lamina densa dan ruang subendotel GBM
mengalami transformasi menjadi struktur ireguler mirip
pita yang sangat electron dense,akibat pengendapan
bahan yang komposisinya tidak diketahui (dense deposit
disease).
• Glomerulonefritis proliperatif akut sering
– Disebabkan kompleks imun Ag pemicu berasal dari
eksogen atau endogen.
– Eksogen pasca infeksi, endogen nefritis lupus pd SLE.
– Timbul pd anak 1 - 4 minggu stlh sembuh dari infeksi
streptokokus grup A. Hanya strain nefritogenik (tipe 1, 3,
4, 12, 18, 25, 49) dr streptokokus beta hemolitikus
mampu memicu.
– Morfologi: peningkatan selularitas rumpun glomerulus
yang merata akibat proliferasi dan pembengkakan sel
endotel dan mesangium serta oleh sebukan neutrofil dan
monosit. Crescent di dlm kapsula bowman.
• Glomerulonefritis progresif cepat
– Morfologi: ginjal membesar dan pucat dgn perdarahan
petekie di permukaan korteksnya. Didominasi oleh
pembentukan struktur bulan sabit yang khas
– Tipe 1 : Penyakit anti GBM dgn endapan linier, IgG dan pd
byk kasus C3 di GBM
– Tipe 2 : Diperantarai oleh kompleks imun.
– Tipe 3 : Tipe pauseimun , tidak adanya Ab antiGBM atau
kompleks imun pd mikroskop elektron atau
imunofluoresens
Tanda dan Gejala
• Edema
• Hematuria
• Proteinuria
• Gangguan fungsi ginjal
• Urin mengandung sel darah putih dan cast (gumpalan-gumpalan
kecil).
• Gangguan pendengaran berupa ketidakmampuan untuk mendengar
suara dengan frekuensi yang lebih tinggi.
• Katarak (lenticonus anterior), meskipun lebih jarang dibandingkan
dengan gangguan pendengaran.
• Kelainan pada kornea (keratokonus), lensa atau retina kadang
menyebabkan kebutaan.
• Gangguan lainnya terjadi pada beberapa persarafan (polineuropati)
dan trombositopeni (jumlah trombosit yang sedikit di dalam darah).
• Hipertensi
LENTICONUS
ANTERIOR
Glomerulonefritis akut Glomerulonefritis kronis
• Hematuria • Dapat tanpa keluhan sampai
• Oliguria terjadi gagal ginjal
• Edema ringan terbatas di sekitar • Anak lemah, lesu, nyeri kepala,
mata atau seluruh tubuh gelisah, mual, koma, kejang pada
• Hipertensi std. akhir
• Dapat timbul gejala GIT: muntah, • Edema sedikit
tidak nafsu makan, konstipasi, • Suhu subfebril
diare • Fase nefrotik
• Bila terdapat ensefalopati
hipertensif dapat timbul sakit
kepala, kejang, dan kesadaran
menurun
Pemeriksaan laboratorium
• LED↑
• Hb↓
• Jumlah urine <<, berat jenis >>
• Albumin +
• Eritrosit ++
• Leukosit+
• Silinder leukosit
• Eritrosit dan hialin
• Albumin serum <<
• Ureum kreatinin >>
• Titer anti-streptococcus >>, kec infeksi yg mendahului hanya
mengenai kulit saja, ASTO >100 Kesatuan Todd
• Uji fungsi ginjal normal ( 50% penderita)
Penatalaksanaan
Glomerulonefritis akut Glomerulonefritis kronis
• Istirahat selama 1-2 minggu • Atasi gejala klinis dan gangguan
• Berikan penisilin pada fase akut elektrolit
• Makanan rendah protein dan • Lakukan aktifitas seperti biasa
rendah garam pada fase akut sesuai kemampuan
• Obati hipertensi • Lakukan pengawasan hipertensi
• Bila anuria berlangsung 5-7 hari dgn obat anti hipertensi
maka ureum harus dikeluarkan
dari dalam darah dgn dialisis • Koreksi anemia
peritonium atau hemodialisis • Obati infeksi dgn antibiotik
• Diuretik furosemid IV • Dialisis berulang
• Digitalis, sedativum, oksigen bila
timbul gagal jantung
Komplikasi
• Oliguria sampai anuria yang berlangsung 2-3 hari. Terjadi
sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerolus.
• Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala cerebrum
karena hipertensi, berupa gangguan penglihatan, pusing,
muntah dan kejang. Hal tersebut karena adanya spasme
pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak
• Gangguan sirkulasi dispnea, ortopne, ronki basah,
pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah,
pembesaran jantung dan gagal jantung akibat hipertensi yang
menetap
• Anemia karena hipervolemia disamping sintesis eritropoesis
yang <<
• Gagal ginjal
Prognosis
• Pada sebagian besar kasus akan sembuh
• Sebagian kecil akan menetap dengan proteinuria dan
hematuria
• Hanya sedikit sekali yang meninggal
• Pada glomerulonefritis progresif prognosisnya buruk
• 5-20 % mengalami kerusakan ginjal.
• Jika disertai oliguria,gagal jantung atau hypertensive
encephalophathy dapat menyebabkan kematian
karena serangan akut
GN kongenital : Sindroma alport
• Disebabkan mutasi koding gen tipe IV kolagen, yang pada
pembentukan renal adalah komponen penting pada membran
dasar glomerulus.
• Gejala proteinuria masif, sembab dan hipoalbuminemia
kadang kala baru terdeteksi beberapa minggu sampai
beberapa bulan kemudian.
• Proteinuria terdapat pada hampir semua bayi pada saat lahir,
juga sering dijumpai hematuria mikroskopis. Beberapa
kelainan laboratories sindrom nefrotik (hipoproteinemia,
hiperlipidemia) tampak sesuai dengan sembab dan tidak
berbeda dengan sindrom nefrotik jenis lainnya.
Sindrom Nefrotik
• Salah satu manisfestasi klinik glomerulonefritis (GN) ditandai
dengan :
– Proteinuria masif (3,5 gr/dl lebih)
• Disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler terhadap
protein akibat kerusakan glomerulus.
• Mekanisme penghalang : size barrier & charge barrier
• Pada SN, kedua mekanisme terganggu
• Proteinuria :
– Selektif : bila protein yang keluar bermolekul kecil ,
misalnya albumin
– Non-selektif : bila protein yang keluar bermolekul besar,
misalnya imunoglobulin
– Hipoalbuminea (plasma albumin <3,5gr/dL)
• Disebabkan oleh proteinuria masif penurunan
tekanan onkotik plasma
• Sebab lain: meningkatnya reabsorpsi dan katabolisme
albumin oleh tubulus proximal
– Hiperlipidemia, dan lipiduria
– Gangguan keseimbangan nitrogen
– Hiperkoagulabilitas
– Gangguan metabolisme kalsium dan hormon tiroid
– Edema
• Underfilling mechanism
– Hipoalbuminemia tek. Onkotik menurun cairan bergeser dr
intravaskuler ke jaringan interstisium hipovolemi
kompensasi ginjal melakukan retensi Na dan air
• Overfilling mechanism
– Retensi Na cairan ekstrasel meningkat edema
– Penurunan GFR karena kerusakan glomerulus memperburuk
retensi Na
Epidemiologi Sindrom Nefrotik
• Sindrom nefrotik ditemukan 2-7 kasus pada 100.000
anak
• Anak laki-laki : perempuan = 2:1
• Klasifikasi berdasarkan etiologi sindroma nefrotik
– Glomerulonefritis primer
• GN lesi minimal
• Glomerulosklerosis fokal
• GN Membranosa
• GN membranoproliferatif
• GN proliferatif
– Glomerulonefritis sekunder, akibat infeksi :
• HIV, HCV, HBV
• Sifilis, Malaria, sksitosoma
• TBC, Lepra
– Keganasan
adenokarsinoma paru, payudara, kolon, limfoma
hodgkin, mieloma multipel, dan karsinoma ginjal
– Penyakit jaringan penghubung
SLE, AR, mixed connective tissue disease
– Efek obat dan toksin
obat antinflamasi non-steroid, preparat emas,
probenesid, penisilinamin, air raksa, kaptopril,
heroin
– Lain-lain
DM, amiloidosis, pre-eklamsia, rejeksi alograf
kronik, refluks vesikoureter, sengatan lebah
Patofisiologi Sindrom Nefrotik
TANDA DAN GEJALA
• Edema: kedua kelopak mata, tungkai, asites
atau seluruh tubuh
• Penurunan jumlah urin
• Urin berwarna kemerahan
• Hipertensi
Pemeriksaan Penunjang
• Urinalisis
– Proteinuria masif (3+ sampai 4+)
– Hematuria
• Pemeriksaan Darah
– Hipoalbuminemia
– Hiperkolesterolemia
– LED meningkat
– Rasio albumin-globulin yang terbalik
– Ureum kreatinin umumnya normal kecuali ada
penurunan fungsi ginjal
Penatalaksanaan
• Spesifik mengobati penyakit yang mendasar
• Non-spesifik mengurangi gejala : proteinuria,
edema, dan mengobati komplikasi :
– Keseimbangan nitrogen terganggu
– Hiperlipidemia dan lipiduria
– Hiperkoagulasi
– Metabolisme kalsium dan tulang terganggu
– Gangguan fungsi ginjal
– Infeksi
Terapi SN
• Pengobatan imunosupresif
– Prednisone
– Bila tidak sensitif steroid atau toksik steroid imunosupresan lain :
siklofofamid
• Diuretik
– Furosemid
– Bila resisten dapat dikombinasikan dengan tiazid, metalazon, acetazolamid
• Antihipertensi
– ACEI
– A II Receptor antagonist
• Antikoagulan
• Anti hiperlipidemik
– Golongan Statin
KIE
• Tirah baring
• Diet rendah garam
• Pembatasan protein 0,8 – 1 g/KgBB/hari
Komplikasi SN
• Kelainan koagulasi dan timbulnya trombosis
• Perubahan hormon dan mineral
• Pertumbuhan abnormal dan nutrisi
• Infeksi sistemik
• Peritonitis
• Infeksi kulit
• Anemia
• Gangguan tubulus renal
Prognosis
• Prognosis umumnya baik, kecuali pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
– Menderita untuk pertama kalinya pada umur di bawah 2 tahun atau di
atas 6 tahun.
– Disertai oleh hipertensi.
– Disertai hematuria.
– Termasuk jenis sindrom nefrotik sekunder.
– Gambaran histopatologik bukan kelainan minimal.
Penyulit
• Shock akibat sepsis, emboli atau hipovolemia
• Thrombosis akibat hiperkoagulabilitas
• Infeksi
• Hambatan pertumbuhan
• Gagal ginjal akut atau kronik
• Efek samping steroid, misalnya sindrom Cushing, hipertensi,
osteoporosis, gangguan emosi dan perilaku.
GGA
• Penurunan fungsi ginjal yang mendadak dengan akibat
hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan
homeostasis tubuh
• Penurunan fungsi ginjal → peningkatan metabolik
persenyawaan seperti ureum dan kreatinin serta
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Klasifikasi GGA menurut The Acute Dialysis Quality Initiative Group
ke dlm 3 kategori berdasarkan beratnya (Risk Injury Failure) serta 2 kategori
akibat klinik (Loss dan End-stage renal disease)