Вы находитесь на странице: 1из 49

EARLY SCREENING

KANKER SERVIKS

ALIKA ANISA NISHIHARA


20174011146
APA ITU KANKER SERVIKS ?

Kanker primer yang terjadi pada jaringan leher rahim (serviks).


sementara lesi prakanker adalah kelainan pada epitel serviks
akibat terjadinya perubahan sel-sel epitel, namun kelainannya
belum menembus lapisan basal (membrane basalis) (Depkes,
2008).
90% dari kanker serviks 10% sisanya berasal dari sel
berasal dari sel kelenjar penghasil lendir
skuamosa yang melapisi pada saluran servikal yang
serviks menuju ke dalam rahim
LESI PRA KANKER
SERVIKS
• Merupakan suatu perjalanan sel mulut rahim sebelum menjadi
ganas (kanker serviks)
• Istilah lain : Displasia
• Biasanya tanpa keluhan
• Diagnosis dengan menggunakan pap smear
• Berbeda dengan kanker serviks
• Kesembuhan baik
 Wanita berusia 15-49
tahun
 Kanker serviks dapat
dicegah
 Prosesnya 3-20 tahun
 Tidak menimbulkan
gejala pada tahap
prakanker
FAKTOR RISIKO
1. Aktivitas seksual pada usia muda
2. Berhubungan seksual dengan multipartner
3. Merokok
4. Mempunyai anak banyak / persalinan terlampau dekat
5. Sosial ekonomi rendah
6. Pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif)
7. Penyakit menular seksual
8. Gangguan imunitas
ETIOLOGI
• Infeksi human papiloma virus (HPV)  DNA virus yang menimbulkan
proliferasi pada permukaan epidermal dan mukosa.
• HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56, dan 58 sering ditemukan pada
kanker dan lesi prakanker.

• Lebih dari 90% kanker serviks ini adalah jenis skuamosa


yang mengandung DNA virus Human Papiloma Virus

• 50% kanker serviks berhubungan dengan Human


Papiloma Virus tipe 16
GEJALA KANKER
SERVIKS
• Perdarahan vagina yang Gejala dari kanker
abnormal, terutama di antara
2 menstruasi, setelah
serviks stadium lanjut:
melakukan hubungan a) Nafsu makan
seksual dan setelah berkurang, penurunan
menopause. berat badan, kelelahan
• Menstruasi abnormal (lebih
lama dan lebih banyak). b) Nyeri panggul atau
• Keputihan yang menetap, tungkai
dengan cairan yang encer, c) Dari vagina keluar air
berwarna pink, mengandung kemih atau tinja
darah atau hitam serta
berbau busuk. d) Patah tulang (fraktur)
SERVIKS NORMAL

LESI PRA
KANKER
SERVIKS
DIAGNOSIS LESI PRAKANKER
(DETEKSI DINI)
• Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA)
 Pemeriksaan paling sederhana
 Dilakukan di daerah tanpa fasilitas pap smear
• Pap smear (Metode sitologi)
 Dilakukan pada setiap wanita yang sudah menikah (paling lambat 3 tahun)
 Dilakukan 1x/tahun atau sesuai hasil
• Tes DNA HPV (Hybrid Capture II)
 Bila hasil pap smear ASCUS (atypical squamous cells- undetermined
significance)
 atau bila px menghendaki
• Kolposkopi
 Semua pap smear abnormal harus dilakukan kolposkopi
Program Skrining Oleh WHO
1. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
2. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55
tahun
3. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55
tahun
4. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita
usia 25-60 tahun.
5. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur
hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.
6. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+)
adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
IVA (INSPEKSI VISUAL DENGAN
ASAM ASETAT)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter/bidan/paramedis dengan mengamati leher
rahim yang telah diberi asam asetat/asam cuka 3-5% secara inspekulo dan dilihat
dengan penglihatan mata telanjang.

Keuntungan :
• Aman, tidak mahal, dan mudah dilakukan • Memberikan hasil segera sehingga dapat segera
• Akurasi tes tersebut sama dengan tes-tes diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya
yang lain yang digunakan untuk penapisan (pengobatan atau rujukan)
kanker leher rahim • Suplai sebagian besar peralatan dan bahan untuk
• Dapat dipelajari dan dilakukan oleh hampir pelayanan ini mudah didapat dan tersedia
semua tenaga kesehatan di semua jenjang • Pengobatan langsung dengan krioterapi
sistem kesehatan
WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker
(high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96%
dan spesifitas 64-98%.

Syarat Pemeriksaan Tes IVA:

1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual


2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
Interpretasi:
 Positif
Jika terdapat warna putih karena terdapat white epithelium yang mencerminkan
adanya kondisi lesi pra kanker.
 Negatif
Jika tidak terdapat warna putih.
Cara pemeriksaan untuk Tes IVA :
• Pasien dalam posisi litotomi
• Spekulum dipasang
• Serviks ditampakkan dan dibersihkan dari lendir
• Serviks dibasahi permukaannya dengan asam asetat 5%, selanjutnya diamati dengan
penerangan lampu 100 watt
• Setelah 1-2 menit dilihat perubahan yang terjadi pada serviks
ALAT & BAHAN
a) Meja periksa
gynekologi dan
kursi
b) Sumber
cahaya yang
memadai agar
cukup
menyinari
vagina dan
leher rahim
c) Spekulum
graves
bivalved (cocor
bebek )
d) Nampan atau
wadah
e) Swab- lidi
kapas
f) Sarung tangan
g) Asam asetat HASIL
(3-5%) Negatif : gambaran putih –
Positif : gambaran putih +
Gambaran Visual dengan Aplikasi Asam Asetat pada Lesi Prakanker
Sebelum pemberian asam asetat Setelah pemberian asam asetat
INTERPRETASI IVA
Alur Penatalaksanaan Kasus Dengan Iva Positif
PAP SMEARS
Pap Smear : pengambilan sel dari serviks, diperiksa dengan
mikroskop untuk mengetahui adanya kelainan pada serviks
Pengambilan sel – sel serviks dengan spatula atau sitobrush,
kemudian dioleskan di objek glas. Setelah itu diperiksa dengan
mikroskop
Tingkat Keberhasilan Pap Smear

Menurunkan kejadian dan mortalitas karsinoma servik invasif sebesar 90%.


Sensitivitas 80%.
Spesifisitas 99%.

Indikasi Pap Smear :


• Pada usia > 18 tahun atau pernah melakukan aktivitas seksual → setiap
wanita harus melakukan pemeriksaan panggul dan pap smear setiap
tahun.
• Bila hasil pemeriksaan panggul dan pap smear tiga kali berturut selang
satu tahun hasilnya normal maka interval pemeriksaan dapat di
perpanjang.
• Jangan memperlama interval pemeriksaan bila pasien atau pasangan
seksual memiliki pasangan seksual multiple.
Tehnik :
- Spekulum dipasang → servik terpapar.
- Dilakukan pengambilan sediaan sel ektoservik dengan spatula Ayre dan dari kanalis
servikalis dengan ‘Endoservical Cytobrush’.
- Dilakukan hapusan sediaan pada gelas pemeriksaan → fiksasi dan diperiksa di
laboratorium
HASIL TEMUAN PAP SMEAR

The slide on the left shows normal cervical cells magnified


through a microscope. Normal cells are uniform in size and shape. By
comparison, the slide on the right shows irregular, disfigured cervical
cells — typical of cervical cancer.
BAGAIMANA
MENDIAGNOSISNYA?
Analisa mikroskopik Pap Smear:
Analisa sitologi sediaan sel yang diambil menunjukkan adanya
displasia servik bila :
- Penggumpalan atau pengelompokan kromatin.
- Menurunnya jumlah sitoplasma sehingga rasio inti : sitoplasma
meningkat.
Colposcopy: Jika papsmear abnormal, pasien akan disarankan
untuk dikolposkopi. Yaitu pemeriksaan pembesaran leher rahim
dengan alat dan lampu, dengan pewarnaan asam cuka dan pada
penemuan abnormal disarankan untuk biopsi.
KLASIFIKASI
PAPANICOLAOU
Kelas I : Tidak ditemukan sel atipik atau sel abnormal
Kelas II : Sitologi atipik tetapi tidak ditemukan keganasan
Kelas III : Sitologi sugestif tetapi tidak konklusif keganasan
Kelas IV : Sitologi sangat sugestif keganasan
Kelas V : Sitologi konklusif keganasan

INI SUDAH TIDAK TERPAKAI LAGI


KLASIFIKASI KELAINAN PAP SMEAR

Pap Smear memberi informasi mengenai sitologi servik.


Terdapat 2 sistem klasifikasi hasil Pap Smear:
1. Sistem Cervical Intraepithelial Neoplasia (Klasifikasi modern)
menggambarkan derajat abnormalitas sel
• NIS / CIN 1 sesuai displasia ringan
• NIS / CIN 2 sesuai displasia sedang
• NIS / CIN 3 sesuai displasia berat dan karsinoma insitu
2. Sistem Bethesda → SIL (squamous intraepithelial lesion) yang
menggambarkan 3 hal :
1) Adekwasi tes Pap yang dilakukan
2) Derajat abnormalitas
3) Deskripsi sel
LESI PRA-KANKER SERVIKS
(BACAAN SISTEM BETHESDA)
• Low grade squamous intraepithelial lesion (LSIL) :
- CIN I
- HPV Infection
• High grade squamous intraepithelial lesion (HSIL)
- CIN II
- CIN III
- Ca In situ
TEMUAN PAP SMEAR DAN
PENATALAKSANAAN :

ASCUS → ulang Pap Smear 4 – 6 bulan sampai hasil


pemeriksaan 3 kali berturut turut negatif.
AGCUS → ulang Pap Smear atau Biopsi.
LG (LOW GRADE)SIL → ulang Pap Smear 4 – 6 bulan atau
kolposkopi dan ECC.
HG(HIGH GRADE) SIL → Kolposkopi dan ECC
KOLPOSKOPI DAN BIOPSI
SERVIK SERTA ENDOSERVICAL
CURETTAGE
Kolposkop : alat untuk visualisasi berupa mikroskop pembesaran
rendah dengan filter sinar hijau untuk melihat keadaan servik –
vagina dan vulva

Indikasi

• Temuan Pap Smear


yang abnormal
• HGSIL dan kadang
kadang LGSIL.
• Semua lesi yang
mencurigakan.
Prosedur
• Spekulum vagina dipasang untuk visualisasi servik.
• Dibubuhkan asam asetat → dehidrasi sel dan presipitasi protein inti pada
bagian superfisial. Sel neoplastik nampak putih oleh karena rasio inti :
sitoplasma ↑
Kolposkop : mikroskop pembesaran rendah disertai filter cahaya hijau
digunakan untuk melihat displasia → warna putih dan vaskularisasi abnormal
(tanda displasia).
Biopsi servik : pada area yang neoplastik atau displastik dilakukan biopsi
dengan panduan kolposkop.
Kontraindikasi biopsi servik :
• Penyakit Radang Panggul akut
• Servisitis akut
• (kehamilan bukan kontraindikasi)
ECC
ECC : endocervical curettage untuk mengambil sediaan dari
kanalis sevikalis berupa sel endoservik untuk pemeriksaan
sitologi.

Positiff Epitel aceto white (terlihat keputihan dan vaskularisasi


abnormal →mozaic pattern )

Bila hasil biopsi atau ECC positif → lakukan “cone


Biopsi” atau prosedur LEEP – loop electrodiathermy
excision procedure.
“CONE BIOPSY”
“Cone Biopsy” → Pengambilan sampel serviks yang lebih besar
untuk pemeriksaan lebih lanjut sel – sel kanker .

Kegunaan
• Untuk menentuka sejauh mana, kedalaman dan tingkat
keparahan jaringan kanker  dapat menentuka keputusan
pengobatan
• Untuk diagnosa penyebab perubahan sel abnormal dan
menghapus jaringan abnormal pada waktu bersamaan
INDIKASI “CONE BIOPSY” :
• Visualisasi zona transformasi dengan kolposkop tidak
memuaskan.
• Hasil ECC positif CIN II dan CIN III
• Ketidaksesuaian antara biopsi dengan hasil Pap Smear.
• Terapi untuk HGSIL.
• Biopsi menunjukkan adanya mikroinvasi untuk
menyingkirkan carcinoma invasif

METODE “CONE BIOPSY”


1. Cold knife cone biopsy
2. Laser conization (CO2 laser)
3. LEEP (LLETZ) (Laser diathermy loop)
COLD KNIFE CONE BIOPSY
LASER CONIZATION

• Operasi menggunakan laser karbondioksida


menggunakan colposcopic manipulator

• Dibuat titik-titik sebagai penanda (margin 0,5-1


mm) di garis luar eksoserviks menggunakan
laser berkekuatan 20-50 W

• Insisi dengan menghubungkan titik-titik, dengan


kedalaman 3-5 mm
LEEP / LLETZ
LEEP (LOOP ELECTROSURGICAL EXCISION PROCEDURE) → Prosedur
poliklinis dimana dengan menggunakan kawat kecil yang dialiri listrik bertegangan
rendah untuk menghilangkan jaringan abnormal serviks, dilakukan kauterisasi
dan menjerat jaringan untuk pemeriksaan histologis (dalam hal ini bagian dari
kanalis endoservikalis juga ikut terangkat).

Large loop excision of the transformation zone (LLETZ):

• Murah dan sederhana


• Perdarahan minimal

• Menggunakan generator berfrekuensi tinggi (350-1200 kHz) low voltage (200-


500 V) yang dihubungkan dengan thin wire loop
PENGGUNAAN LEEP SEBAGAI TERAPI:
• Jangan gunakan saat kehamilan.
• Jangan lakukan sebelum menyingkirkan kemungkinan
karsinoma invasif.
• Lakukan ablasi seluruh zona transformasi.
• Lakukan eksisi pada lesi yang mengalami keratinisasi.
KRIOTERAPI
Prosedur poliklinis yang menggunakan “probe” yang
didinginkan dengan gas CO2 atau N2 guna
melakukan ablasi lesi. Prosedur ini bukan untuk
terapi kanker servix. Setelah melakukan krioterapi
harus dilakukan pap smear setiap 3-6 bulan untuk
memastikan krioterapi ini berhasil.

Indikasi :
Terapi LGSIL atau HGSIL hanya bila
semua lesi terlihat melalui pemeriksaan
kolposkopi.
Sensivitas : lebih dari 90%
Komplikasi : keputihan , terapi HGSIL gagal. Spesifitas : 40%
KESIMPULAN
Metode deteksi dini yang dapat digunakan, tergantung dari
ketersediaan sumber daya. Metode deteksi dini yang baik
memiliki beberapa persyaratan, yaitu :
1. Akurat
2. Dapat diulang kembali (reproducible)
3. Murah
4. Mudah dikerjakan dan ditindak-lanjuti
5. Akseptabel
6. Aman
TERIMAKASIH

Вам также может понравиться

  • Faktor
    Faktor
    Документ1 страница
    Faktor
    alikanisa
    Оценок пока нет
  • Soal Ukmppd Statistik
    Soal Ukmppd Statistik
    Документ3 страницы
    Soal Ukmppd Statistik
    alikanisa
    Оценок пока нет
  • MRSA
    MRSA
    Документ1 страница
    MRSA
    alikanisa
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka
    alikanisa
    Оценок пока нет
  • Technical Note Ss
    Technical Note Ss
    Документ5 страниц
    Technical Note Ss
    alikanisa
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kasus
    Presentasi Kasus
    Документ21 страница
    Presentasi Kasus
    alikanisa
    Оценок пока нет
  • Akhlaq Terhadap Allah SWT
    Akhlaq Terhadap Allah SWT
    Документ3 страницы
    Akhlaq Terhadap Allah SWT
    alikanisa
    Оценок пока нет
  • Refkas Anestesi Alika
    Refkas Anestesi Alika
    Документ33 страницы
    Refkas Anestesi Alika
    alikanisa
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kasus BCC
    Presentasi Kasus BCC
    Документ54 страницы
    Presentasi Kasus BCC
    alikanisa
    Оценок пока нет
  • Asma Ul Husna
    Asma Ul Husna
    Документ5 страниц
    Asma Ul Husna
    alikanisa
    Оценок пока нет
  • Presus HT
    Presus HT
    Документ42 страницы
    Presus HT
    alikanisa
    Оценок пока нет