Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KANKER SERVIKS
LESI PRA
KANKER
SERVIKS
DIAGNOSIS LESI PRAKANKER
(DETEKSI DINI)
• Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA)
Pemeriksaan paling sederhana
Dilakukan di daerah tanpa fasilitas pap smear
• Pap smear (Metode sitologi)
Dilakukan pada setiap wanita yang sudah menikah (paling lambat 3 tahun)
Dilakukan 1x/tahun atau sesuai hasil
• Tes DNA HPV (Hybrid Capture II)
Bila hasil pap smear ASCUS (atypical squamous cells- undetermined
significance)
atau bila px menghendaki
• Kolposkopi
Semua pap smear abnormal harus dilakukan kolposkopi
Program Skrining Oleh WHO
1. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
2. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55
tahun
3. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55
tahun
4. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita
usia 25-60 tahun.
5. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur
hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.
6. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+)
adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
IVA (INSPEKSI VISUAL DENGAN
ASAM ASETAT)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter/bidan/paramedis dengan mengamati leher
rahim yang telah diberi asam asetat/asam cuka 3-5% secara inspekulo dan dilihat
dengan penglihatan mata telanjang.
Keuntungan :
• Aman, tidak mahal, dan mudah dilakukan • Memberikan hasil segera sehingga dapat segera
• Akurasi tes tersebut sama dengan tes-tes diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya
yang lain yang digunakan untuk penapisan (pengobatan atau rujukan)
kanker leher rahim • Suplai sebagian besar peralatan dan bahan untuk
• Dapat dipelajari dan dilakukan oleh hampir pelayanan ini mudah didapat dan tersedia
semua tenaga kesehatan di semua jenjang • Pengobatan langsung dengan krioterapi
sistem kesehatan
WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker
(high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96%
dan spesifitas 64-98%.
Indikasi
Kegunaan
• Untuk menentuka sejauh mana, kedalaman dan tingkat
keparahan jaringan kanker dapat menentuka keputusan
pengobatan
• Untuk diagnosa penyebab perubahan sel abnormal dan
menghapus jaringan abnormal pada waktu bersamaan
INDIKASI “CONE BIOPSY” :
• Visualisasi zona transformasi dengan kolposkop tidak
memuaskan.
• Hasil ECC positif CIN II dan CIN III
• Ketidaksesuaian antara biopsi dengan hasil Pap Smear.
• Terapi untuk HGSIL.
• Biopsi menunjukkan adanya mikroinvasi untuk
menyingkirkan carcinoma invasif
Indikasi :
Terapi LGSIL atau HGSIL hanya bila
semua lesi terlihat melalui pemeriksaan
kolposkopi.
Sensivitas : lebih dari 90%
Komplikasi : keputihan , terapi HGSIL gagal. Spesifitas : 40%
KESIMPULAN
Metode deteksi dini yang dapat digunakan, tergantung dari
ketersediaan sumber daya. Metode deteksi dini yang baik
memiliki beberapa persyaratan, yaitu :
1. Akurat
2. Dapat diulang kembali (reproducible)
3. Murah
4. Mudah dikerjakan dan ditindak-lanjuti
5. Akseptabel
6. Aman
TERIMAKASIH