Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Affan A (P278381147040)
Aulia Hapsari (P278381147043)
Muhlis L (P278381147041)
Rico Piliang S. (P278381147046)
Aji N. (P278381147049)
DEFIBRILATOR
SEJARAH DEFIBRILATOR
Pertama kali dikenalkan pada tahun 1899 oleh Jean-Louis Prevost
dan Frédéric Batelli, dua ahli fisiologi dari University of Geneva,
Swiss. Mereka menemukan bahwa sengatan listrik kecil bisa
menyebabkan fibrilasi ventrikel pada anjing, dan biaya yang lebih
besar akan membalikkan kondisi.Pada tahun 1933, Dr Albert
Hyman, spesialis jantung di Rumah Sakit Beth Davis dari New York
city dan C. Henry Hyman, seorang insinyur listrik, mencari alternatif
untuk menyuntikkan obat kuat langsung ke jantung, datang dengan
sebuah penemuan yang menggunakan listrik kejutan di tempat
suntikan narkoba. Penemuan ini disebut OTor Hyman mana jarum
berongga digunakan untuk melewati kawat terisolasi ke daerah
jantung untuk memberikan kejutan listrik. Jarum besi hollow
bertindak sebagai salah satu ujung rangkaian dan ujung kawat
terisolasi ujung lainnya. Entah kesuksesan Hyman OTor masih
belum.
Kemudian Penggunaan pertama pada manusia
adalah pada tahun 1947 oleh Claude Beck, profesor
bedah di Case Western Reserve University. Teori Beck
adalah bahwa fibrilasi ventrikel sering terjadi dalam
jantung yang dasarnya sehat, dalam istilah nya
“Jantung yang terlalu bagus untuk mati”, dan bahwa
harus ada cara untuk menyelamatkan mereka.
defibrillator ini merupakan awal menggunakan
arus bolak-balik dari soket listrik, berubah dari 110-240
volt, hingga antara 300 dan 1000 volt, ke jantung
menggunakan ‘paddle’ jenis elektroda.
(https://lindathemerchgirl.tumblr.com/post/1425042
19228/pengertian-alat-defibrillator-dan-sejarahnya)
Jenis – jenis
Defibrilator(https://sentralalkes.com/blog/fungsi-defibrillator/)
Jenis Defibrillator Berdasarkan Jenis Gelombangnya
Ada dua macam defibrillator bila kita lihat dari jenis gelombangnya. Yaitu satu arah
(Monophasic) dan dua arah (Biphasic), biarpun demikian namun fungsi defibrillator
tetap sama yaitu sebagai alat kejut jantung.
1. Defibrillator Monophasic
Di awal pertama penemuan alat ini di dunia modern, defibrillator hanya
menggunakan kejutan listrik hanya dari satu sisi saja. Arus lisstrik dari elektroda
yang satu ke elektroda yang lain hanya berjalan sekali. Inilah yang dinamakan
monophasic, karena hanya berjalan satu kali. Sekarang ini sudah jarang ditemui
jenis defibrillator monophasic kecuali hanya beberapa merk saja.
2. Defibrillator Biphasic
Seiring perkembangan teknologi dan pengembangan penelitian tentang efektifitas
fungsi defibrillator, ditemukanlah defibrillator dengan menggunakan gelombang
biphasic. Perbedaannya adalah pada arus listrik yang mengalir. Sekarang pada
biphasic arus listrik mengalir dua kali. Pertama dari paddle defibrillator pertama ke
elektroda yang lain kemudian kembali lagi. Dan ternyata jenis defibrillator biphasic
inilah yang memiliki tingkat efisiensi dan keberhasilan tinggi.
Jenis Defibrillator Berdasarkan fitur
Kerjanya
Apabila kita meligat dipasaran ada dua jenis defibrillator yang bisa kita bedakan berdasarkan fitur dan
spesifikasi penggunaannya yaitu defibrillator manual dan otomatis.
1. Defibrillator Manual
Sekali lagi, walaupun memiliki beberapa jenis, namun fungsi defibrillator tetap sama. Defibrillator yang
satu ini disebut manual karena kita bisa melakukan seting energi yang akan dilepaskan secara manual. Ciri
defibrillator manual biasanya dilengkapi dengan monitor ECG, dengan monitor ini dapat dideteksi dan
dianalisa berapa energi yang akan diberikan.
2. Defibrillator Otomatis (AED)
Berbeda dengan defibrillator manual AED (Automated External Defibrillator) merupakan defibrillator
otomatis dimana analisa ritma jantung pasien sudah otomatis dilakukan oleh alat sehingga AED itu sendiri
yang akan menentukan berapa energi yang akan dilepaskan. Fungsi automated external defibrillator
biasanya digunakan untuk kinerja lapangan karena selain bentuknya yang kecil, juga ringan dan mudah
dibawa.
Ada beberapa perbedaan diantara dua jenis defibrillator ini, dan yang paling mencolok adalah pada AED
tidak terdapat menu seting energi secara manual. Namun pada defibrillator manual umumnya bisa diatur
menjadi fungsi AED dengan mode otomatis. Dan tidak terdapat monitor pada AED sedangkan pada
defibrillator manual terdapat fitur monitor pasien.
Adakah yang masih belum jelas mengenai fungsi defibrillator, pengertian, prinsip kerja serta jenis –
jenisnya ? Memang pembahasan ini bukan dikemas dengan bahasa ilmiah serta diambil dari sumber –
sumber penelitian tertentu. Hanya sekedar sharing untuk anda yang ingin mengetahui apa itu defibrillator,
fungsi dan bagaimana cara kerjanya.
Ada hal penting dan ini menjadi bahasan terakhir dalam kesempatan kali ini yaitu siapakah yang bisa
menggunakan alat defibrillator ini dan apakah aman digunakan atau tidak ? Defibrillator merupakan alat
unit medis khusus yang tidak diperjual belikan secara bebas. Yang menggunakannya pun harus merupakan
petugas yang terlatih, sehingga tidak sembarang orang menggunakannya. Apalagi yang sama sekali tidak
berpengalaman dalam hal ini.
Metode defibrilator :
• Asinkron
Pemberian shock listrik jika jantung sudah tidak
berkontraksi lagi, secara manual setelah pulsa R.
• Sinkron
Pemberian shock listrik harus disinkornkan
dengan signal ECG dalam keadaan berfibrasi, jadi
bila tombol discharge ditekan kapanpun maka
akan membuang setelah pulsa R secara otomatis.
Perbedaan Defibrilator dan AED
• 1. AED adalah tipe defibrillator yang lebih baru dibandingkan dengan defibrillator konvensional.
2. AED adalah tipe defibrilator spesifik. Ada banyak subtipe defibrillator yang digunakan saat ini.
3. AED adalah versi yang lebih portabel dari defibrillator konvensional.
4. AED jauh lebih sederhana dan otomatis.
5. AED mampu menilai kebutuhan defibrilasi tidak seperti defibrillator biasa
Baca lebih lanjut: Perbedaan Antara AED dan Defibrillator | Perbedaan Antara
http://www.differencebetween.net/science/health/difference-between-aed-and-
defibrillator/#ixzz5GtRvyu00
•
BAGIAN BAGIAN UNIT DEFIBRILATOR
(EX : LIFEPAK 15 MONITOR DEFIBRILATOR)
Ket :
Ket :
Ket :
BLOK DIAGRAM
CARA KERJA:
• Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa suplay tegangan yang mencatu
rangkaian dari batery charge yang discharge oleh rangkaian charge yang khusus
dibuat untuk pesawat ini. Setelah itu terdapat saklar charge untuk mengisi
kapasitor. Tombol charge ini sebenarnya merupakan penghubung suplay tegangan
dari battery ke rangkaian oscilator yang menghasilakan pulsa sinusoidal pengganti
signal ac yang mensuplay transformator.
• Untuk membangkitkan signal tegangan tinggi, setelah out put dari transformator
tegangan tersebut dimasukkan kerangkaian voltage multiplier dengan system
cascade. Kemudian out put tegangan tinggi ini diisikan kekapasitor. Besar dosis
yang diinginkan dapat dilihat pada meter patunjuk. Selama besar muatan belum
tercapai saklar charge dapat terus ditekan.
(http://kurniasciences.blogspot.co.id/2009/01/defibrilasi-kejut-
jantung.html)
4. Battery : kerusakan battery sering terjadi
karena battery dalam keadaan charge terus –
menerus tanpa dilepas
5. Pembuangan energy perlu dilakukan setiap
pagi/hari oleh user(daily maintenancde)
PEMELIHARAAN
• Cek keseluruhan fungsi alat :
• Cek & bersihkan tombol switch (perbaiki bila ada kerusakan)
• Cek seluruh fungsi indikator
• Cek system catu daya
– Cek pengaturan Energi selektor, Timer, Indikator lamp, Tombol
Discharge, switch Synchronous.
– Lakukan pengamatan visual pada komponen pendukung missal poser
card, fuse, elektroda, ground kabel.
– Lakukan pembersihan fisik.
– Lakukan uji kinerja alat
– Isi kartu pemeliharaan. Catat bila ada kerusakan atau penggantian
sparepart.
• Buat laporan hasil pekerjaan kepada Petugas Ruangan
Troubleshooting(EX : LIFEPAK 15 MONITOR DEFIBRILATOR)
TAHAPAN KALIBRASI
1. Lakukan pendataan administrasi meliputi pemilik, alamat, data alat medik, tanggal
dan uangan/lokasi pengujian.
2. LakukanPengukuranKondisiLingkunganmeliputi :SuhudanKelembaban
lingkungan. Data diambil pada ruang pengujian. Pada awal dan akhir pengukuran alat.
3. Pemeriksaan Fisikdan Fungsi alat
a. Periksa kondisi fisik dari Defibrillator meliputi : selungkup alat, kontrol, indicator
dan kabel pasien.
b. Catat kondisi kondisi tersebut pada lembar kerja.
4. Pengukuran keselamatan listrik meliputi :
a. Tegangan jala-jala
b. Arus maksimum
c. Tahanan pembumian
d. Kebocoran arus selungkup.
e. Kebocoran arus elektroda.
5. Kinerja
a. Pengukuran energi. dengan 300 Joule.
i. Tentukantitikpengukuran 5, 10, 20, vi. Ulangi langkah 5.a s.d 5.e agar
30, 50, 100, 150, 200, 300 Joule. diperoleh 3 set data pengujian.
ii. Lakukan pengisian energi padaposisi
5 Joule, tunggu sampai penuh
iii. Letakkan paddle defibrillator pada
contact electrode plate sesuai gambar
iv. Lakukan discharge, baca hasil
penunjukan energi pada display
defibrillator
analyzer, catat pada lembar kerja.
v. Lakukan langkah 5.b s.d 5.d untuk
titik pengukuran selanjutnya sampai
b. Pengukuran energi maksimum
i. Tentukan besar energi pada 200 joule.
ii. Lakukan pengisian, kemudian discharge
iii. Ulangisampai 10 x
iv. Ambil nilai yang terbesar sebagai nilai energy maksimum, catat dalam lembar
kerja.
c. Pengukuran waktu pengisians.d 300 joule
i. Tentukan energi pada 300 joule
ii. Lakukan pengisian.
iii. Hitung waktu pengisian sampai penuh, catat dalam lembar kerja
Ambang Batas
1. Output energy (Joule) ± 15% atau 4 Joule
2. Energi maksimum 10 x ± 15 %
3. Waktu pengisian sampai dengan maksimum15 second
• TRIMAKASIH