Вы находитесь на странице: 1из 21

GEDE ANGGA JANARDANA

1871121008
Sepsis, sindroma sepsis maupun syok
septik merupakan salah satu penyebab
kematian yang sering terjadi di rumah sakit
Istilah-istilah yang sering digunakan dari
sepsis adalah bacteremia, septicemia, dan
keracunan darah
Definisi
SEPSIS  kumpulan gejala klinis sebagai respon
inflamasi secara sistemik ( systemic inflamatory
response syndrome/ SIRS) akibat adanya infeksi
oleh bakteri,virus, jamur, protozoa.
•1. Suhu tubuh > 38 C atau < 36 SEPSIS • sepsis yang
C
2. Denyut jantung > 90x / menit
•INFEKSI + SIRS dihubungkan
3. Pernafasan > 20 X / menit
4. Leukosit darah > 12.000 / dengan disfungsi
mm3 atau < 4000 mm3 atau 10 %
dalam bentuk immature
organ

SEVERE
SIRS
SEPSIS
Jenis Sepsis Sumber Infeksi
Urosepsis Sepsis yang berasal dari infeksi saluran kencing

Wound Sepsis Sepsis yang berasal dari infeksi luka

Neonatal Sepsis Sepsis yang terjadi pada bayi baru lahir (biasanya 4 minggu
setelah kelahiran)
Sepsis Abortion Aborsi yang disebabkan oleh infeksi dengan sepsis pada
ibu
VRE Sepsis Sepsis yang disebabkan oleh jenis bakteri Enterococcus
yang resisten terhadap vancomycin
MRSA Sepsis Sepsis yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus yang resisten terhadap methicillin
 Penyebab tersering sepsis adalah infeksi bakteri, beberapa
disebabkan oleh infeksi jamur, dan sangat jarang
disebabkan oleh penyebab lain (virus dan protozoa)

Bakteri Gram +
• Staphylococcus aureus, S epidermidis, S
pneumoniae,. Candida albicans penyebab
utama sepsis di rumah sakit.
Bakteri Gram -
• E. Coli, klebsiella spp, seratia spp,
enterobacter spp, proteus spp.
Infeksi bakteri (gram -, gram +)

Respon eliminasi agen infeksius

Aktivasi sel mononuklear fagosit

Aktivasi TNF-α dan IL-1

Aktivasi toxic downstream mediator


(prostaglandin, platelet activating factor)

Neutrofil teraktivasi  NO (Nitrat


Oksida)

Vasodilatasi endotel  neutrofil +


cairan keluar ke ekstravaskuler
Dikatakan atau dicurigai menderita sepsis
bila terdapat gejala dan tanda minimal dua
dari kriteria berikut ini :
Denyut jantung
meningkat Demam atau
RR meningkat
(tachycardia) saat hipotermia
istirahat

Kadang mual dan


Leukositosis
muntah
SIRS SEPSIS SEVERE SEPSIS
denyut jantung >90  kultur, pemeriksaan  adanya disfungsi organ,
detak per menit waktu warna, atau PCR  Adanya hipoperfusi
istirahat (Polymerase Chain dan hipotensi
 temperatur tubuh Reaction),
tinggi (>38o C) atau  pemeriksaan WBCs di
hipotermia (<36o C) dalam cairan normal
 RR >20 napas per tubuh,
menit atau PaCO2 <32  rontgen abdominal
mm Hg yang abnormal atau
 WBC (>12000 sel/µL CT scan,
atau <4000 sel/µL atau  rontgen dada
>10% bands abnormal
1. Menetapkan pathogen
2. Eliminasi sumber infeksi
3. Inisiasi awal dari terapi antimikrobial
yang agresif
4. Menghentikan kemungkinan terjadinya
shock sepsis
5. Menghindari kegagalan organ
Eliminasi
Dukungan
Sumber Resusistasi
Hemodinamik
Infeksi

Terapi
Antibiotika
Suportif
1. Eliminasi Sumber Infeksi
Tujuan: menghilangkan patogen penyebab
- sumber infeksi harus dicari dengan teliti
- bila sumber teridentifikasi, dilakukan :
a. Drainase sumber infeksi
b. Melepaskan obstruksi

2. DUKUNGAN HEMODINAMIK
Tujuan: memberikan oksigenasi dan substrat yang
adekuat ke dalam jaringan terutama pada keadaan syok
- Vasopressor/ inotropik dan Transfusi bila diperlukan
- Target : CVP 8-12 mmHg, MAP > 65 mmHg, urine
output > 0,5 ml/KgBB/jam atau >30 ml/jam
3. RESUSITASI
 Terutama pada pasien sepsis berat dengan
hipertensi atau shock
 Dilakukan secepat mungkin, secara intensif :
1. Airway, breathing circulation
2. Oksigenasi
3. Terapi cairan
4. Transfusi darah bila diperlukan Anemia sering
terjadi pada pasien sepsis
4. ANTIBIOTIKA

 First line agen terapi sepsis antibiotik spektrum luas β lactam


karena tempat infeksi dan mikroorganisme biasanya belum
diketahui awalnya.
 Pemilihan antibiotika berdasarkan:
 jenis organisme penyebab dengan sensitivitasnya di
rumah sakit.
 sumber infeksi.
 infeksi didapat di luar rumah sakit atau di rumah sakit.
 Antibiotika yang diberikan harus dapat mencapai sumber
infeksi dan diberikan dosis optimal.
4. Antibiotik
Terapi Empiris Terapi Kombinasi
 Untuk sumber infeksi tak jelas : 1. Memperluas spektrum
cefotaxim 3 g iv/6jam atau 2. Mengatasi jenis bakteri resisten yang
ceftazidime 2 g/ 8 jam + Gentamycin/ muncul setelah bakteri sensitif mati
Tobramycin 1,5 mg/Kg/BB/8 jam selama pengobatan
 Urosepsis : ampicilin-sulbaktam,
karbapenem, fluorokuinolon
 Sistem epidermidis : Klindamisin,
sefalosporin generasi III
 Infeksi intra abdomen: karbapenem,
fluorokuinolon dengan kombinasi
metronidazole untuk anaerob
5. Terapi Suportif
Mencegah dan mengatasi komplikasi akibat sepsis sehingga
kondisi pasien dapat dipertahankan atau diperbaiki sebelum
antimikroba bekerja.

Jenisnya:
a.Oksigenasi 
untuk mengatasi hipoksia dengan upaya meningkatkan
saturasi oksigen darah, meningkatkan transport oksigen dan
memperbaiki oksigen di jaringan.
b. Terapi cairan
 Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan
venous return, dehidrasi, pendarahan dan
kebocoran plasma  mengganggu transpor
oksigen dan nutrisi dan dapat
mengakibatkan syok.
 Hipovolemia diatasi dengan pemberian
cairan baik kristaloid (NaCl 0,9% atau RL)
maupun koloid.
c. Vasopressor / inotropik
 Diberikan setelah hipovolemik teratasi namun
masih terjadi hipotensi.
 Hipotensi tersebut timbul karena vasodilatasi
atau disfungsi miokard.
 Pilihan vasopresor: dopamin mulai 8 mcg/kg/
menit, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/ menit.
 Pilihan inotropik : dobutamin 2-28 mcg/kg/
menit, dopamin 3-8 mcg/kg/ menit, epinefrin
0,1-0,5 mcg/kg/ menit atau fosfodiesterase
inhibitor (amrinon & milrinon).
d. Bikarbonat
 Mengoreksi asidemia pada sepsis.
 Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum bikarbonat
< 9 meq/L.
 Disertai upaya memperbaiki hemodinamik

e. Nutrisi
 Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori,
protein (asam amino ), asam lemak, cairan
vitamin dan mineral perlu diberikan sedini
mungkin.
 Diutamakan pemberian enteral, bila perlu
parenteral.
 Perlu pengendalian kadar gula darah.
Panduan Ringkas Penatalaksanaan Sepsis
Berdasarkan Surviving Sepsis Campaign
Dalam 3 jam pertama
 Mengukur kadar laktat
 Kultur darah untuk menentukan antibiotik yang sensitif
 Pemberian antibiotik spektrum luas
 Pemberian 30 cc/kgBB cairan kristaloid pada keadaan
hipotensi atau laktat ≥ 4 mmol/L

Dalam 6 jam pertama


 Pemberian vasopresor apabila resusitasi gagal mencapai
MAP ≥ 65 mmHg
 Dalam keadaan hipotensi persisten atau kadar laktat yang
tinggi, lakukan pengukuran CVP dan SCVO2
 Pemantauan kembali

Вам также может понравиться