Вы находитесь на странице: 1из 30

MANAJEMEN ANESTESI UMUM

PADA OPERASI EKSISI TUMOR MAMMAE

Nama : Dewi Sartika Muliadi


NIM : 11 16 777 14 120
Pembimbing Klinik : dr. Ferry Lumintang,Sp. An
PENDAHULUAN

 Anestesiologi adalah
cabang ilmu kedokteran
yang mendasari berbagai
tindakan meliputi  Pembedahan berperan
pemberian anestesi, dalam diagnosis dan terapi  Anestesi umum
penjagaan keselamatan tumor jinak. (General Anesthesia)
penderita yang mengalami Tumor payudara adalah
 disebut juga Narkose
pembedahan, pemberian benjolan tidak normal Umum (NU). Anastesi
bantuan hidup dasar, akibat pertumbuhan sel Umum adalah tindakan
pengobatan intensif yang terjadi secara meniadakan nyeri
pasien gawat, terapi terus menerus. secara sentral disertai
inhalasi dan
hilangnya kesadaran
penanggulangan nyeri
dan bersifat reversible.
menahun
BAB II
LAPORAN KASUS
 A. IDENTITAS

Nama : Nn. Rizky Ayu


Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 22 tahun
Alamat : Mutiara Wani II
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 22 November 2017
Tanggal Operasi : 23 November 2017
Berat badan : 40 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Rumah Sakit : RSU Anutapura Palu
A. Keluhan utama :
Benjolan pada payudara
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk RSU Anutapura dengan keluhan

ANAMNESIS benjolan pada payudara sejak ± 2 bulan yang lalu,


dapat digerakkan dan tidak terasa nyeri. Awalnya
pasien hanya merasakan benjolan kecil dan lama
kelamaan menjadi besar. Demam disangkal, sakit
kepala disangkal. Sesak nafas tidak ada, mual tidak
ada, muntah tidak ada. Riwayat hipertensi(-),
diabetes(-), alergi(-), asma(-), riwayat operasi
sebelumnya (-).
Pemeriksaan Fisik
SLIDE 6

Breath Blood Brain

Airway paten, nafas spontan, reguler, Akral hangat, nadi reguler kuat angkat Kesadaran compos mentis, GCS 15
simetris, RR 20x/m, pernapasan cuping 88 x/m, CRT 2 detik , ictus cordis (E4V5M6), refleks cahaya +/+, pupil
hidung (-), snoring (-), stridor (-), buka teraba di SIC 5, S1-S2 reguler, murmur isokor 3mm/3mm. Mallampati score
mulut lebih 3 jari, Auskultasi : Suara (-), gallop (-). class I
napas bronchovesiculer, rhonki (-/-),
wheezing (-/-).

The Power of PowerPoint - thepopp.com


SLIDE 7

Blader Bowel Back & Bone

BAK lancar, produksi kesan normal, warna Keluhan mual (-), muntah (-). Abdomen : krepitasi (-), ekstremitas deformitas (-),
kuning jernih, frekuensi 5-6 kali sehari, inspeksi tampak cekung, kesan normal. edema (-).
masalah pada sistem renal/endokrin (-). Auskultasi peristaltik (+), kesan normal.
Palpasi nyeri takan (-), massa (-). Perkusi
tympani (+) pada seluruh lapang abdomen.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Darah Rutin :
SLIDE 8 WBC : 5,9 x 103 μL
RBC : 4,5 x 106 μL
HB : 12,6 g/dl
PLT : 255 x 103 μL
HCT : 39,3 %

Pem. CT : 7”
BT : 3”
HbsAG : non reaktif

Penunjang Glukosa sewaktu : 124 mg/dl


Kreatinin
Ureum
: 0,6 mg/dl
: 20 mg/dl
SGOT : 13 u/l
SGPT :16 u/l
 Kesimpulan
 Diagnosis pre operatif : Tumor mammae sinistra
 Status Operatif : ASA I, Mallampati I
 Jenis Operasi : Eksisi tumor mammae
sinistra
 Jenis Anastesi : General Anastesi dengan
Teknik Laryngeal Mask Airway
LAPORAN ANASTESI
140

120

100

80
sistolik
nadi
diastolik
60
Midazolam 40mg
Fentanyl 60 mcg
Ranitidin 50mg
Ondancentron
40 4mg Ketorolac 30 mg

Propofol 100 mg
20
Propofol 100 mg

0
09.20 09.25 09.30 09.35 09.40 09.45 09.50 09.55 10.00 10.05 10.10
Jam Tindakan Tekanan Darah Nadi (x/menit) Saturasi O2 (%)
(mmHg)

09.20  Pasien masuk ke kamar operasi, 130/70 80 100


dan dipindahkan ke meja operasi
 Pemasangan monitoring tekanan
darah, nadi, saturasi O2
 Infus RL terpasang pada tangan
kanan
 Premedikasi : Midazolam 2 mg,
Fentanyl 60 mcg, ranitidin 50
mg dan Ondancentrone 4 mg
09.25  Obat induksi dimasukkan secara 90/60 71 100
iv:
o Propofol 100 mg
 Kemudian mengecek apakah
refleks bulu mata masih ada atau
sudah hilang.
 Jika tidak ada, lalu dilakukan
tindakan face mask dengan
sungkup No.3, dan diberikan:
o O2 : 3 L
o Sevoflurane : 4 vol%
09.25  Dilakukan tindakan pemasangan 100/70 64 100
Laryngeal Mask Airway No. 4
 Pernafasan spontan
09.35  Kondisi terkontrol 120/70 68 100

09.40  Kondisi terkontrol 140/90 65 100

09.45  Kondisi terkontrol 120/70 63 100


 Tumor payudara berhasil
dikeluarkan

09.50  Kondisi terkontrol 110/80 60 100

09.55  Kondisi terkontrol 100/70 64 100


10.00  Kondisi terkontrol 100/60 68 100

10.05  Kondisi terkontrol 110/70 70 100


 Diberikan ketorolac 30mg

11.10  Operasi selesai 130/90 78 100


 Pelepasan LMA
 Pelepasan alat monitoring
(saturasi dan tensimeter).
 Pasien dipindahkan ke ruang
recovery room. Selanjutnya
dilakukan pemasangan alat
monitoring di recovery room
 Pasien dapat dibangunkan dan
memonitoring keadaan pasien.
POST OPERASI
• Pasien masuk ruang pemulihan dan setelah itu dibawa ke Bangsal
Nifas Atas
• Observasi tanda- tanda vital dalam batas normal
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 78x/min
Saturasi : 100%
 BAB IV PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis
tumor mammae sinistra dengan ASA I, yakni pasien dengan penyakit bedah tanpa disertai penyakit
sistemik. Pasien dianjurkan untuk melakukan operasi eksisi tumor mammae sinistra. Menjelang
operasi pasien tampak sakit ringan, tenang, kesadaran kompos mentis. Pasien sudah dipuasakan
selama kurang lebih dari 8 jam. Jenis anestesi yang dilakukan yaitu anestesi general dengan teknik
Laryngeal Mask Airway no.4.
Ondansetron merupakan antagonis Ranitidine mengurangi volume dan
reseptor serotonin 5-HT3 selektif yang kadar ion hydrogen cairan lambung.
dapat menekan mual dan muntah. Penurunan sekresi asam lambung
Mekanisme kerja obat ini diduga mengakibatkan perubahan pepsinogen
Pada pasien diberikan premedikasi dengan mengantagonisasi reseptor 5- menjadi pepsin menurun. Ranitidin
yaitu ondansetron 4 mg dan ranitidin HT yang terdapat pada chemoreceptor merupakan golongan H2 receptors
50 mg. trigger zone di area postrema otak yang blockers yang meningkatkan pH cairan
merupakan pusat muntah dan pada lambung melalui penurunan produksi
aferen vagal saluran cerna. asam lambung
Pada pasien ini juga diberikan premedikasi Selain itu, pada pasien juga diberikan
yaitu Midazolam 2 mg. Midazolam fentanyl 100 μg (dosis 1-2μg/kgbb).
merupakan benzodiazepine yang larut air Fentanyl merupakan zat narkotik sintetik
dengan struktur cincin imidazole yang dan memiliki potensi 1000x lebih kuat
stabil dalam larutan dan metabolisme dibandingkan petidin dan 50-100x lebih
yang cepat. Obat ini memiliki potensi 2-3 kuat dari morfin. Mulai kerjanya cepat dan
kali lebih kuat terhadap reseptor GABA masa kerjanya pendek.Efek analgesik kira-
dibandingkan diazepam.. kira hanya berlangsung 30 menit.
Pada pasien ini, dilakukan induksi dengan menggunakan propofol 100 mg (dosis induksi 2-2,5mg/kgBB).
Pada pasien ini diberikan propofol sebanyak 2 kali, pada pemberian pertama propofol 100 mg saat
dilakukan induksi dan pemberian kedua propofol 100 mg pada saat awal pembedahan dikarenakan pasien
masih terlihat gelisah. Propofol merupakan derivat fenol dengan nama kimia di-iso profilfenol yang
bersifat hipnotik murni dan tidak memiliki efek analgetik. Obat ini digunakan sebagai induksi anestesi.
Obat ini mempunyai onset 40 - 60 detik dan mempunyai efek menurunkan tekanan darah kira-kira 30%
yang disebabkan oleh vasodilatasi perifer pembuluh darah. Efek propofol pada sistem pernapasan yakni
mengakibatkan depresi pernapasan sampai apneu selama 30 detik.
Untuk maintenance selama operasi berlangsung diberikan juga beberapa gas inhalasi
berupa, O2 3L, dan sevoflurane 3 vol% melalui mesin anestesi. Sevofluran merupakan
isomer dari enfluran. Induksi dan masa pulih anestesia dengan sevoflurane cepat. Efek
terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal sehingga banyak digemari untuk
anestesi teknik hipotensi.
Selama operasi berlangsung dilakukan pemantauan tanda vital berupa tekanan darah, nadi , dan
saturasi oksigen setiap 5 menit secara efisien dan terus menerus, dan pemberian cairan
intravena berupa RL. Cairan yang diberikan adalah RL (Ringer Laktat) karena merupakan
kristaloid dengan komposisinya yang lengkap (Na+, K+, Cl-, Ca++, dan laktat) yang
mengandung elektrolit untuk menggantikan kehilangan cairan selama operasi, juga untuk
mencegah efek hipotensi akibat pemberian obat-obatan intravena dan gas inhalasi yang
mempunyai efek vasodilatasi.
Kebutuhan Cairan Basal (M) :
Kebutuhan cairan basal (rutin, rumatan) ialah : Pembedahan akan menyebabkan cairan pindah ke
4ml/kgBB/jam tambahkan untuk berat badan 10 ruang peritoneum, ruang ketiga, atau ke luar
Dalam terapi cairan, jumlah cairan yang masuk kg pertama tubuh. Untuk menggantinya tergantung pada
adalah 1000 cc dari preoperatif (RL 500 cc) dan besarkecilnya pembedahan, 6-8 ml/kg untuk
2ml/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg kedua operasi besar, 4-6 ml/kg untuk operasisedang,
durante operatif (RL 500) dan jumlah cairan
keluar adalah 50 cc berupa perdarahan yaitu dari 1ml/kgBB/jam tambahkan untuk sisa berat dan 2-4 ml/kg untuk operasi kecil.
kasa 4x4 5 buah (5 x 10 = 50 cc). badan Pada pasien ini diperoleh kebutuhan cairan
Pada pasien ini diperoleh kebutuhan cairan operasinya adalah sebagai berikut : Operasi kecil
basalnya adalah sebagai berikut : x Berat badan : 4 x 40 kg = 160 cc
(4x 10 kg) + (2x10 kg) + (1x 20 kg) = 80 cc
Total kebutuhan cairan selama
2 jam operasi : Keseimbangan kebutuhan:
Defisit cairan pengganti puasa
(Cairan maintenance x 1) + = Cairan masuk – cairan
:
Defisit cairan pengganti puasa dibutuhkan
Lama puasa x maintenance = + Stres operasi + perdarahan = 1000 ml – 930 ml
8 jamx 80 = 640 ml
(80 x 1) + 640 + 160 + 50 = 70 ml
= 930 ml
Pada saat operasi hampir selesai, Ketorolac 30 mg diberikan sebagai analgetik non opioid. Sifat
analgentik ketorolac setara dengan opioid (30mg ketorolac = 100 mg petidin = 12 mg morfin),
sedangkan sifat antipiretik dan anti inflamasinya rendah. Cara kerja ketorolac adalah
menghambat sintesis prostaglandin di perifer tanpa mengganggu reseptor opioid di sistem saraf
pusat. Selama operasi keadaan pasien stabil.
Setelah operasi selesai, observasi dilanjutkan pada pasien di recovery room, dimana dilakukan
pemantauan tanda vital meliputi tekanan darah, nadi, respirasi dan saturasi oksigen dan
menghitung aldrete score.Pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang pemulihan
jika nilai pengkajian post anestesi adalah >8. Lama tinggal di ruang pulih tergantung dari
teknik anestesi yang digunakan. Pasien dikirim ke ICU (Intensive Care Unit) apabila
hemodinaik tak stabil perlu support inotropik dan membutuhkan ventilator (mechanical
respiratory support). ). Pada pasien ini didapatkan aldrete score 10, yang berarti bahwa pasien
bisa dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang pemulihan.
 BAB IV KESIMPULAN
Anestesi umum (General anesthesia) disebut juga Narkose Umum
(NU) adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai
hilangnya kesadaran dan bersifat reversible berdasarkan trias
anesthesia yang ingin diperoleh yaitu hipnotik,analgesia, dan
relaksasi otot.

Prosedur anastesi umum dan monitoring pasien tidak hanya


dilakukan pada saatoperasi tetapi juga mencakap persiapan pra
anastesia (kunjungan dan premedikasi)dan pasca anastesia.

Pemilihan teknik intubasi pada anastesi umum didasarkan pada


jenis operasi yangakan dilakukan, usia, jenis kelamin, status
fisik pasien, keterampilan pelaksana anastesi, ketersediaan alat,
serta permintaan pasien.
Thank You! 
Any Questions?

 Jun Akizaki – The Power of PowerPoint


 Title Font: Dence Regular
 Text Font: Encode Sans Narrow Light (& Medium)

Вам также может понравиться

  • Diare
    Diare
    Документ105 страниц
    Diare
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Borang Ugd
    Borang Ugd
    Документ42 страницы
    Borang Ugd
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Borang
    Borang
    Документ14 страниц
    Borang
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Diare
    Diare
    Документ105 страниц
    Diare
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • 4.refleksi Kasus Bronkopneumonia DR - Eda
    4.refleksi Kasus Bronkopneumonia DR - Eda
    Документ24 страницы
    4.refleksi Kasus Bronkopneumonia DR - Eda
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • 9193 - F5. Prolanis
    9193 - F5. Prolanis
    Документ6 страниц
    9193 - F5. Prolanis
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Laporan Individu Diare Tika
    Laporan Individu Diare Tika
    Документ13 страниц
    Laporan Individu Diare Tika
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Borang
    Borang
    Документ8 страниц
    Borang
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Borang
    Borang
    Документ8 страниц
    Borang
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Refka Tifa Mammae
    Refka Tifa Mammae
    Документ19 страниц
    Refka Tifa Mammae
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Mekanisme Bilirubin
    Mekanisme Bilirubin
    Документ8 страниц
    Mekanisme Bilirubin
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Referat Hemorroid
    Referat Hemorroid
    Документ30 страниц
    Referat Hemorroid
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Referat Sindrom Kartagener
    Referat Sindrom Kartagener
    Документ21 страница
    Referat Sindrom Kartagener
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Presentasi Refka
    Presentasi Refka
    Документ30 страниц
    Presentasi Refka
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Facioloasis
    Facioloasis
    Документ13 страниц
    Facioloasis
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Referat Uveitis
    Referat Uveitis
    Документ33 страницы
    Referat Uveitis
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Referat Spondilitis TB
    Referat Spondilitis TB
    Документ13 страниц
    Referat Spondilitis TB
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Referat Sirosis Hepatis
    Referat Sirosis Hepatis
    Документ32 страницы
    Referat Sirosis Hepatis
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Iin
    Iin
    Документ5 страниц
    Iin
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Jurnal Anastesi Bab 12
    Jurnal Anastesi Bab 12
    Документ20 страниц
    Jurnal Anastesi Bab 12
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Referat Sindrom Kartagener
    Referat Sindrom Kartagener
    Документ27 страниц
    Referat Sindrom Kartagener
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
    Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
    Документ38 страниц
    Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Makalah Hemoroid 3
    Makalah Hemoroid 3
    Документ17 страниц
    Makalah Hemoroid 3
    ranipw
    Оценок пока нет
  • Referat Uveitis
    Referat Uveitis
    Документ33 страницы
    Referat Uveitis
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Gangguan Pramenstruasi
    Gangguan Pramenstruasi
    Документ14 страниц
    Gangguan Pramenstruasi
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Journal Reading ATONIA UTERI
    Journal Reading ATONIA UTERI
    Документ13 страниц
    Journal Reading ATONIA UTERI
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет
  • Jurnal Pemberian Oxiticinfix
    Jurnal Pemberian Oxiticinfix
    Документ16 страниц
    Jurnal Pemberian Oxiticinfix
    Whika Mhuliadhi Mustafa
    Оценок пока нет