Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
JUJUR
MARI KITA RENUNGKAN ....
Dia Dokter yang PANDAI tetapi GALAK …
Dia Arsitek yang TERAMPIL tetapi CULAS …
Dia Pejabat yang HEBAT tetapi KORUPTOR …
Dia Akuntan yang PANDAI tetapi TIDAK TELITI ….
Dia Dosen yang CERDAS tetapi TIDAK BISA MENYENANGKAN …
Dia Ibu yang BAIK HATI tetapi BODOH …
Dan lain-lain
BEBERAPA KELUHAN PENGGUNA LULUSAN
Terserang MUNTABER,
Tidak dapat bekerjasama dalam tim,
Tidak memiliki empati,
Kurang mampu berkomunikasi,
Kurang inisiatif dalam pekerjaan, termasuk kurang berinisiatif untuk bertanya,
Kurang berani bermimpi (membuat Dreams), fokus pada kendala bukan pada
dreams.
TUJUAN PENDIDIKAN,
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN (PK)
Ilmu Teknologi
Pengetahuan
Berkomunikasi Lisan
KEMAMPUAN SESEORANG BISA DILIHAT DARI,
SIKAP
KEJUJURAN,
KOMITMEN,
MINAT,
NILAI,
APRESIASI.
KETRAMPILAN PEMIKIRAN
KETEPATAN, BENAR – SALAH,
KELANCARAN, TAJAM – RUWET,
KELUWESAN, ANALITIS – INTUITIF,
KECEPATAN. PINTAR – ALOT.
Dunia kerja percaya bahwa, sumberdaya manusia yang unggul adalah mereka
yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga dalam aspek soft
skill-nya.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata
bahwa, kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan
dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola
diri dan orang lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh
hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.
Merupakan suatu realita bahwa pendidikan di Indonesia memberikan porsi yang
lebih besar untuk kapasitas hard skill, bahkan boleh dikatakan lebih berorientasi
pada pembelajaran hard skill saja.
Lalu seberapa besar semestinya muatan soft skill dalam kurikulum pendidikan?,
mengingat bahwa sebenarnya penentu kesuksesan seseorang itu lebih
disebabkan oleh unsur soft skill-nya.
Jika berkaca pada realita tersebut, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan
penting dalam dunia pendidikan
Namun untuk mengubah kurikulum juga bukanlah hal yang mudah. Hal-hal yang
dapat dengan mudah untuk dilakukan adalah memberikan muatan-muatan
pendidikan soft skill pada proses pembelajaran di sekolah-sekolah.
Sayangnya, tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya.
Lalu siapa yang harus melakukannya? Pentingnya penerapan pendidikan soft
skill idealnya bukan saja hanya untuk anak didik saja, tetapi juga bagi pendidik.
COMPONENT OF SUCCESS
FOR THEIR
TECHNICAL 80%
BEHAVIORAL
10
Softskills
FAULTS
90
Hardskills
0 20 40 60 80 100
Contoh,
Dimensi Sumberdaya Manusia yang Baik,
Hard Skill (Kemampuan Teknis),
Operasional,
Manajemen,
Keuangan.
Soft Skill digolongkan menjadi 2 jenis kualitas, yaitu,
1. Kualitas Personal, yang meliputi,
Sikap dapat bertanggung jawab,
Kepercayaan diri (berani mengambil keputusan),
Mampu bersosialisasi (mengambil inisiatif),
Self-management (mampu mengatur diri sendiri),
Integritas, kejujuran, gigih.
2. Interpersonal Skill,yang terdiri dari,
Leadership (kepemimpinan),
Kemampuan bernegosiasi,
Mampu bekerjasama dalam tim,
Mau berbagi ilmu dengan orang lain,
Serta dapat melayani klien/pelanggan.
Apa yang dapat membuat seseorang Sukses?
IP 4 ...?
TAMPANG KEREN ...?
CALON MERTUA KAYA ...?
JAWABANNYA ...
Izin Tuhan + Soft Skills,
Berdoa & Bersikap
Kemampuan Interaksi Sosial Seperti Komunikasi, Bekerja Sama
(perhatikan atribut soft skill).
1 KEMAMPUAN KOMUNIKASI 4.69 KUALITAS LULUSAN
2 KEJUJURAN/INTEGRITAS 4.59 PERGURUAN TINGGI YANG
3 KEMAMPUAN BEKERJA SAMA 4.54 DIHARAPKAN DUNIA KERJA
4 KEMAMPUAN INTERPERSONAL 4.5O (Skala 1 – 5)
5 BERETIKA 4.46
6 MOTIVASI/INISIATIF 4.42
7 KEMAMPUAN BERADAPTASI 4.41
8 DAYA ANALITIK 4.36
9 KEMAMPUAN KOMPUTER 4.21
KESIMPULAN,
10 KEMAMPUAN BERORGANISASI 4.05
11 BERORIENTASI PADA DETAIL 4.00
SOFT SKILLS (KEMAMPUAN
INTERAKSI SOSIAL) DIBUTUHKAN
12 KEPEMIMPINAN 3.97
UNTUK SUKSES!
13 KEPERCAYAAN DIRI 3.95
14 RAMAH 3.85
15 SOPAN 3.82
16 BIJAKSANA 3.75
17 INDEKS PRESTASI (>=3.0) 3.68 Diterbitkan Oleh National
18 KREATIF 3.59 Association Of Colleges And
19 HUMORIS 3.25 Employers, Usa, 2002 (Disurvei Dari
20 KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA 3.23 457 Pimpinan)
JADIKAN KULIAH SEBAGAI INVESTASI
Soft skills dapat dilatih sejak sebelum lulus kuliah
Untuk mengasah soft skills, seimbangkan aktivitas akademik & non
akademik
Jangan hanya lulus dengan gelar saja.
OPINI
“Peran ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kuliah adalah sangat
penting, terutama pada awal karir seseorang.
Pada tahap selanjutnya, baru soft skills yang sangat menonjol
kebutuhannya.
Semakin tinggi posisi seseorang, semakin canggih soft skills yang
dibutuhkan.”
B. PENGERTIAN SOFT SKILL
Dalam menghadapi persaingan Perguruan Tinggi yang makin beragam,
pengajaran ilmu pengetahuan di kampus dan perguruan tinggi saja tak cukup
untuk menjawab tuntutan dunia kerja terlebih harus berkontribusi pada
pembangunan nasional.
Menurut Prof. Dr. Haryoto Kusnoputranto, Perguruan Tinggi mutlak
memberikan dan menyiapkan para mahasiswanya berupa, yaitu,
Kemampuan pendukung agar bisa beradaptasi di dunia kerja, seperti yaitu,
Soft Skill,
Leadhership
Kemampuan berpikir, seperti yaitu,
Kemampuan verbal (logis dan analisis)
Kemampuan berkomunikasi (bahasa asing).
Keterampilan dan sikap yang baik dan benar, karena kemampuan iptek
yang tinggi tidak akan bermanfaat jika tidak dibekali dengan sikap dan etika
soft skill yang baik.
Pendidikan Soft skill biasanya selalu dikaitkan atau berhubungan dengan, yaitu,
Kecerdasan Intelektual (IQ) yang merupakan fungsi dari Pikiran,
Kecerdasan Emosional (EQ) yang merupakan fungsi Perasaan.
Daniell Golleman (buku Emotional Intelligence, 1994) berdasarkan hasil
penelitian para neurolog dan psikolog berkesimpulan bahwa setiap manusia
memiliki dua potensi pikiran, yaitu,
Pikiran Rasional digerakkan oleh Kemampuan Intelektual (IQ), kontribusi IQ
bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20%,
Pikiran Emosional digerakkan oleh Kemampuan Emosi (EQ), kontribusi EQ
bagi keberhasilan seseoran sebesar sisanya yang 80%.
Intelligence Quotient atau IQ (David Wechsler),
Adalah, Skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan, merupakan
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional,
dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
Inti kecerdasan intelektual ialah aktivitas otak, yang merupakan organ luar
biasa dalam diri kita yang beratnya hanya sekitar 1,5 kg atau kurang lebih 5%
dari total berat badan.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ,
memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar.
Kecerdasan emosional (EQ),
Adalah, Kemampuan untuk ‘menjinakkan’ emosi dan mengarahkannya
kepada hal-hal yang lebih positif.
Seorang yang mampu mensinergikan potensi intelektual dan potensi
emosionalnya berpeluang menjadi manusia-manusia utama dilihat dari
berbagai segi.
Hubungan antara otak dan emosi mempunyai kaitan yang sangat erat secara
fungsional, antara satu dengan lainnya saling menentukan. Otak berfikir
harus tumbuh dari wilayah otak emosional.
Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kecerdasan emosional hanya
bisa aktif di dalam diri yang memiliki kecerdasan intelektual.
Golleman, 1999, Kecerdasan Emosional (EQ),
Adalah, Kemampuan individu untuk mengenal emosi diri sendiri, emosi orang
lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola dengan baik emosi pada
diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain.
Manusia dengan EQ yang baik, mampu mengerjakan segala sesuatunya
dengan lebih baik, seperti,
Mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab penuh pada pekerjaan,
Mudah bersosialisasi,
Mampu membuat keputusan yang manusiawi, dan
Berpegang pada komitmen.
Kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas, kejujuran, komitmen, visi,
kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan dan penguasaan diri, jadi
pengajaran EQ dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu,
Bagaimana manusia bersikap terhadap dirinya (Intra Personal) seperti
self awareness (percaya diri), self motivation (memotivasi diri), self regulation
(mengatur diri),
Bagaimana manusia bersikap terhadap orang lain (Inter Personal),
seperti empaty, kemampuan memahami orang lain dan social skill yang
memungkinkan setiap orang dapat mengelola konflik dengan orang lain
secara baik.
Danah Zohar dan Ian Marshall (buku berjudul ‘Spiritual Intelligence, The
Ultimate Intellegence, 2000), mengklaim bahwa selain IQ dan EQ, ada juga yang
disebut Kecerdasan Spiritual (SQ = Spiritual Quotiens) yang merupakan inti
dari segala intelejensia, kecerdasan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah
kaidah dan nilai-nilai spiritual.
Kecerdasan spiritual (SQ),
Adalah, merupakan kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai
perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan
dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan.
Kecerdasan spiritual bukanlah kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh
kepentingan-kepentingan manusia yang sudah menjadi “terkapling-terkapling”
sedemikian rupa.
Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang ber-
SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif
pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan
memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dalam
melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.
Jadi ..., Pengertian Soft Skills adalah,
Ketrampilan non teknis
Ketrampilan yang dapat melengkapi kemampuan akademik
Membentuk generic dan transferable skills
SOFT SKILL ... ?
Inter-personal Skills,
Adalah, Ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
dan
Intra-personal skills,
Adalah, Ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri
Soft Skill inilah yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.
yang mampu
mengembangkan unjuk
kerja secara maksimal.
CONTOH,
Pemain Bola Kaki,
Hard Skills (Kemampuan Teknis),
Berlari,
Menendang,
Berebut bola.
Soft Skills (Kemampuan Non-teknis),
Kemampuan bekerjasama,
Mengambil inisiatif,
Keberanian mengambil keputusan,
Gigih.
Sarjana, Kompetensi yang harus dimiliki adalah,
Hard Skill,
Knowledge (ilmu pengetahuan),
Skill atau ketrampilan (teknologi).
Soft Skill, KOMPETEN
Intrapersonal, SARJANA
Interpersonal,
Ekstrapersonal.
CONTOH,
Inter Personal Skill,
Motivation Skills
Leadership Skills
Negotiation Skills
Presentation Skills
Communication Skill
Relationship Building
Public Speaking Skills
Self-marketing Skills
Intra Personal Skill
Time Management
Stress Management
Change Management
Transforming Beliefs
Transforming Character
Creative Thinking Processes
Goal Setting And Life Purpose
Accelerated Learning Technicques
(sebuah usaha mencari kesepadanan arti)
KEMAMPUAN
KOGNITIF
KEMAMPUAN
AFEKTIF
KEMAMPUAN
PSIKOMOTOR
Learning to
Learning to do live together
SPIRITUAL KOGNITIF
Suatu bidang
kemampuan
AFEKTIF PSIKOMOTOR
CREATE
EVALUATE
ANALYZE
APPLY
UNDERSTAND
REMEMBER
+
PSIKOMOTORIK (Hard Skill)
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).
Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari,
melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui,
1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama
proses pembelajaran praktik berlangsung,
2. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes
kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
sikap,
3. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam
lingkungan kerjanya.
TINGKAT KEMAMPUAN
RANAH PSIKOMOTOR (HARROW)
NATURALIZATION
ARTICULATION Spontan
dan
PRECISION Akurat otomatis
dan
MANIPULATION Lancar cepat
dan
IMITATION Tanpa contoh tepat
Visual
Meniru dapat meniru
dengan
contoh
AFEKTIF (Soft Skill),
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu,
1. Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3. Valuing (menilai atau menghargai)
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu
nilai atau komplek nilai)
TINGKATAN KEMAMPUAN
RANAH AFEKTIF (SIKAP DAN NILAI - KRATHWOHL)
SOFT
SKILLS
ORGANIZATION CHARACTERIZATION
VALUING
RESPONDING MENGATUR DIRI MENJADIKAN POLA HIDUP
RECEIVING
MENGHARGAI
MENANGGAPI
MENERIMA
Contoh,
Kemampuan soft skills yang dikehendaki dalam dunia kerja adalah,
Kejujuran,
Tanggung jawab,
Berlaku adil,
Kemampuan berkomunikasi,
Kemampuan bekerja sama,
Kemampuan beradaptasi,
Toleran,
Hormat terhadap sesama,
Kemampuan mengambil keputusan,
Kemampuan memecahkan masalah.
KAITAN MACAM KETRAMPILAN DAN TINGKAT
KEPEMIMPINAN TERHADAP KESUKSESAN
tinggi
CONCEPTUAL SKILL
HUMAN SKILL
(CEO)
MEMBERDAYAKAN
(TUKANG)
FUNCTIONAL SKILL
(TUKANG) (CEO)
banyak
Jumlah keterampilan
DESKRIPSI PERSYARATAN KERJA
Kepemimpinan.
Teamworking.
Can work crossculturally.
Apa yang
selanjutnya terjadi ?
Organization Skill,
Adalah, Kemampuan dalam Manajeman Waktu, Meningkatkan Motivasi
serta Menjaga Kesehatan dan Penampilan.
Biasanya orang yang melihat orang lain Bekerja Lembur, beranggapan bahwa
orang yang bekerja lembur itu rajin dan punya loyalitas tinggi. Belum tentu
lembur bisa berarti anda tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang
diberikan.
Bekerja Lembur bisa terjadi karena dua kemungkinan, yaitu,
Pekerjaan yang overload,
Kerja kita kurang efisien.
Manajemen Waktu
Dalam bekerja harus ada penjadwalan agar kita bisa menyelesaikan tugas kita
tepat waktu. Terdapat beberapa strategi penjadwalan yaitu,
Buat daftar kegiatan,
Buat skala prioritas,
Perkirakan kebutuhan waktu,
Alokasikan waktu,
Lakukan evaluasi.
Dalam Menejemen Waktu ada beberapa Tips yang bisa membantu,
“Doing tomorrow’s things”, mengerjakan sesegera mungkin apa yang bisa
dikerjakan,
Lakukan trik lima menit, jadi saat kita malas mengerjakan pekerjaan kita,
katakanlah pada diri sendiri “kerjakan 5 menit saja”, biasanya kita akan
menegerjakan dan itu lebih dari lima menit.
Meningkatkan Motivasi
Kadang kadang kita merasa tidak bersemangat atau kehilangan motivasi ketika
mengerjakan sesuatu.
Hal-hal yang bisa menyebabkan kita kehilangan motivasi adalah,
Merasa beban terlalu berat,
Telah berulang kali gagal,
Mengalami konflik berat yang menghilangkan konsentrasi,
Jenuh,
Lingkungan yang pesimis,
Terpengaruh lingkungan atau teman.
Motivasi penting bagi kita karena dengan adanya motivasi berarti kita
mempunyai emosi positif yang bisa meningkatkan kemampuan otak dan
membantu kita untuk berhasil sehingga martabat atau harga diri kita akan
terangkat dengan keberhasilan kita tersebut.
Saat kita hendak mengerjakan sesuatu sebaiknya kita tahu apa manfaatnya jika
kita melakukan pekerjaan tersebut, sehingga timbul motivasi dalam diri kita.
Beberapa hal yang bisa membantu kita agar tetap termotivasi adalah,
Bagi tugas yang besar manjadi potongan-potongan tugas agar tarasa lebih
ringan,
Tetapkan sasaran dari setiap kegiatan,
Gunakan aturan lima menit,
Cari bantuan bila sudah merasa kewalahan,
Beri penghargaan pada diri sendiri jika telah berhasil menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Menjaga Kesehatan dan Penampilan,
Penampilan penting karena dalam tiga sampai tiga puluh detik pertama
berjumpa, orang akan menilai tentang anda, yaitu,
Orang akan berpersepsi melalui penampilan anda tentang status sosio-
ekonomik anda,
Tingkat keterpelajaran,
Menyenangkan atau tidakkah anda.
Jadi saat berpenampilan, hendaknya kita bisa menarik perhatian orang, dengan
cara memilih pakaian dan aksesoris yang tepat dan sesuai dengan kondisi.
3. LEADERSHIP (Kepemimpinan)
Kita tidak harus menjadi pemimpin untuk membuat perubahan, yang terpenting
adalah partisipasi aktif dimanapun kita berada.
Kepemimpinan (Wikipedia),
Adalah, Proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu
maupun masyarakat, atau dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang
lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi.
John C. Maxwell mengatakan bahwa, inti kepemimpinan adalah mempengaruhi
atau mendapatkan pengikut.
Panji Anogara mangatakan bahwa, Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan
memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
TUGAS SEORANG PEMIMPIN ADALAH,
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain,
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain,
atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang
diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung-jawabkan
(akontabilitas),
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas, menjalankan
tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.
Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas,
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun
tugas dengan mendahulukan prioritas.
Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan
tugas-tugasnya kepada staf.
Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual,
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual,
dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat, dapat menguraikan seluruh
pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah seorang mediator,
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat,
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.
Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau
organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit,
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
4. LOGIC
Logic skill,
Adalah, Kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kreatif.
Thomas D’Zurilla & Arthur Nezu, seorang Psikolog, berdasarkan hasil
penelitiannya menyatakan bahwa, Melatih seseorang untuk menyelesaikan
masalah dengan baik dapat berpengaruh pada kemampuan mereka dalam
menghadapi masalah di segala lini kehidupan, baik mengenai keluarga,
pekerjaan dan lain sebagainya.
Langkah-langkah dalam memecahkan masalah, yaitu,
Rumuskan masalah,
Cari alternatif-alternatif solusi yang bisa di lakukan,
Analisa tiap alternatif solusi tersebut,
Lihatlah permasalahan dari berbagai sudut pandang,
Lihat kemungkinan-kemungkinan jika memilih suatu solusi.
Pilih salah satu alternatif yang terbaik,
Laksanakan solusi yang dipilih,
Lakukan evaluasi.
Jika melakukan kesalahan, belajarlah dari kesalahan tersebut, jangan hanya
mengeluh dan meratapi kesalahan yang dilakukan.
Berpikir kreatif,
Adalah, Berpikir di luar kebiasaan dalam proses menemukan jalan keluar dari
suatu masalah.
Beberapa penghalang yang membuat tidak bisa berpikir kreatif diantaranya,
Tidak adanya kemauan untuk mengubah sudut pandang,
Enggan menerima perubahan,
Merasa tidak berdaya,
Adanya ketakutan dicemooh atau di tertawakan orang.
Prof. Isaac Asimov (bukunya “The Brain”) hasil penelitiannya mengatakan
bahwa, otak manusia itu terdiri dari 200 milyar sel yang mana dapat digunakan
untuk menyimpan dan mengingat seratus milyar bit informasi atau sama dengan
lima ratus ensiklopedia. Jadi kemampuan otak kita itu sangat luar biasa,
sehingga bukan hal yang sulit apalagi mustahil bagi kita untuk berpikir kreatif.
Beberapa metode yang bisa membantu agar dapat berpikir kreatif, yaitu,
Metode Evolusi, artinya perlu pembaharuan sedikit demi sedikit ide yang kita
miliki,
Metode Sintesa, artinya belajarlah mengkombinasikan dua atau lebih ide
menjadi satu ide,
Metode Revolusi, yaitu mengemukakan ide yang benar-benar baru,
Metode Replikasi, yaitu melihat sesuatu yang sudah ada dengan sudut
pandang baru dan berbeda,
Metode Insight, artinya mengubah cara pandang pada masalah.
5. EFFORT
Effort,
Adalah, ketahanan menghadapi Tekanan, Asertif, Kemauan dan
Kemampuan belajar.
Ketahanan Menghadapi Tekanan
Banyak orang yang membuat kesalahan–kesalahan yang tidak perlu ketika
dalam keadaan tegang, hal itu tentu sangatlah merugikan, oleh karenanya perlu
ketahanan dalam menghadapi stress (tekanan).
Dalam menghadapi Tekanan tanamkan perasaan, yaitu,
Rasa optimisme,
Tetap Semangat yang membuat keyakinan dapat mengahdapi apapun.
Hadapi dengan proporsional,
Pahami bahwa, tekanan ini bukan akhir dari segalanya jadi saat menghadapi
masalah jangan membuat masalah tersebut terasa lebih berat.
Kendalikan kedaaan, jangan menganggap diri kita adalah korban karena
hidup adalah pilihan. Hidup seimbang, jadi agar kita tidak terpusat pada satu
hal saja.
Asertif,
Pengertian dari asertif adalah sikap antara pasif dan agresif, artinya tidak
terlalu pasif tapi juga tidak agresif, berani menyatakan pendapat akan tetapi
masih peka terhadap lingkungan sekitar.
Tujuan dari sikap asertif ini adalah untuk mewujudkan win-win solution.
Dalam sikap asertif ini terdapat tiga komponen utama, yaitu,
Kemampuan dalam memgungkapkan perasaan,
Kemampuan mengungkapkan pemikiran secara terbuka,
Kemampuan untuk mempertahankan hak pribadi.
Beberapa cara agar kita bisa menjadi seorang yang asertif antara lain,
Kenali diri,
Analisis keadaan,
Manfaatkan kesempatan,
Kendalikan emosi,
Berlatih.
Kemauan & Kemampuan Belajar,
Semakin kita tahu semakin kita merasa tidak tahu apa-apa.
Ada peribahasa yang menyebutkan demikian, “ya, pengetahuan di dunia ini
sangat luas, jadi jangan pernah merasa bahwa kita sudah pandai, tahu dan
bisa dalam segala hal.”
Walaupun kita tidak selalu suka dengan apa yang kita pelajari, kendalikanlah diri
kita secara professional.
6. GROUP SKILLS (Kemampuan Kerja Sama)
4. Kisi–Kisi Manajerial
DIMENSI PERILAKU KESIMPULAN
FOLLOWERS LEADERS
Beraksi (reaktif), Berinisiatif,
Listen (menunggu), Lead (angkat telepon),
Membuang–buang waktu (Reaching to Gunakan waktu dengan perencanaan dan
problems), antisipasi masalah,
Spend time with people, Invest time with people,
Kalender diisi dengan jadwal yang sudah Mengisi kalender dengan prioritas–prioritas ke
diperintahkan, depan (action),
Perbedaan antara Pemimpin dengan manajer antara lain,
PEMIMPIN MANAJER
Memperbarui/menciptakan sistem baru, Memelihara dan bekerja dengan sistem yang ada,
Bebas, merdeka, kreatif, berani melakukan Patuh, disiplin, tidak memberi ruang bagi
kesalahan, tetapi tetap displin, kesalahan,
Berani mengahadapi tantangan, Menghindari risiko,
Orientasi ke masa depan di suatu tempat yang Orientasi di sini, hari ini (here & now), learning
berbeda, imaginative (be somewhere one day, from the past,
Dasarnya adalah kreativitas dan karakter, Menciptakan pengikut dan “bawahan”,
Tak terlal memikirkan posisi, lebih pada manfaat, Dasarnya adalah kompetensi dan
nilai, dan tanggung jawab, profesionalisme,
Saya kira tiap orang bisa memiliki segala sesuatunya jika mereka mau
bekerja, bekerja dan bekerja (Estee Lauder).
EMPAT HAL YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADI SEORANG PROFESIONAL
Seseorang professional tidak dapat hanya berkiprah di masyarakat untuk mencari
nafkah tetapi juga harus membekali dirinya terus-menerus dan selalu memperbaiki
diri agar kompetensinya dapat diakui serta mampu berkompetisi dengan pihak-pihak
lain, terutama dalam bidang profesi sejenis. Adapun bekal yang diperlukan oleh
profesional adalah
1. Ilmu Pengetahuan dalam bidang Profesi,
Seseorang profesional harus mempunyai ilmu dan pengetahuan, baik yang
spesifik maupun umum.
Pengetahuan dan ilmu ini tidak cukup hanya diperoleh dari sekolah, harus
ditambah terus-menerus, terutama melalui pengembangan diri.
Semakin banyak pengetahuan yang diketahui, maka semakin luas wawasan
yang dimiliki.
2. Keterampilan,
Pengetahuan teoritis saja tidak cukup, untuk itu perlu dipraktikkan dalam
segala kesempatan terutama pada waktu menjalankan tugas kerja, yang
akan menjadi pengalaman.
Ilmu dan pengetahuan, ditambah pengalaman akan menjadi keterampilan,
yakni kemampuan untuk mempraktikkan pengetahuan.
Keterampilan tidak cukup pada hal-hal yang berhubungan dengan latar
pendidikan tetapi harus ditambah pula dengan beberapa keterampilan
penunjang lainnya (soft skill), seperti,
Kemampuan berkomunikasi,
Kemampuan bersosialisasi,
Kemampuan bernegosiasi,
Kemampuan menganalisis,
Kemampuan perencanaan,
Kesehatan dan kebugaran fisik yang prima.
3. Sikap & Mental,
Dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan, tidak cukup keterampilan saja
yang dikembangkan, tetapi harus dibarengi dengan pengembangan dalam
menerapkan mental dan sikap seorang profesional.
Mental adalah suatu perwujudan dari sikap batin seserang yang akan
mendorong tingkah lakunya dalam menghadapi kenyataan, misalnya sikap
berani, tahan uji, ulet dan lain-lain.
Sikap adalah bagaimana cara kita menghadapi kenyataan atau cara
pandang (Sikap metal yang positip).
Atribut Sikap dapat berupa,
Berpikiran positif,
Selalu optimis,
Mampu menghadai resiko apapun,
Selalu ingin mengembangkan diri,
Mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pencapaian prestasi.
Atribut sikap seorang entrepreneur dapat berupa, yaitu,
Percaya diri,
Kreatif,
Ulet, gigih, tekun, sabar, cerdik, dan tahan banting,
Mudah beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan baru,
Kepemimpinan,
Mampu menemukan dan mengembangkan sesuatu yang bermanfaat dan
berinovasi,
Manpu melihat dan menangkap peluang,
Mampu menghadapi dan mengelola resiko.
4. Integritas.
Seorang Entrepeneur profesional bertindak dan melakukan tugas-tugasnya
secara benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan
pada orang lain (Memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara
nyata mengerjakan berarti memiliki integritas).
Integritas adalah suatu kualitas yang membuat orang percaya pada anda,
kepercayaan merupakan dasar suatu hubungan yang kuat, tanpa adanya
kepercayaan, tidak akan ada suatu hubungan, dan sudah pasti tidak akan
berjalan. Kemanusiaan yang asli adalah sebagaimana adanya.
Memang tidak mudah menerangkan masalah integritas secara singkat, tetapi
pada intinya ciri-ciri orang yang mempunyai integritas adalah orang
yang mempunyai integritas itu dapat dipercaya atau amanah, bukan
pembohong, tidak munafik, selalu menepati janji, konsisten, tidak plin-
plan.