Вы находитесь на странице: 1из 118

ENTREPRENEURSHIP

TKP 270214 – 2016/2017

BAB XIII. SOFT SKILL


A. SIKAP UTAMA

KULIAH KE 13 B. PENGERTIAN SOFT SKILL


C. KEPEMIMPINAN
D. ETIKA BISNIS
A. SIKAP UTAMA

Ihiih… Mampus lu !!! Aku kok dilawan….!!! ?

Ooee… Puaslah akuu…! Emangnya Gue Pikirin…?


 Kesan yang segera tampak pada manusia Indonesia sekarang, adalah
kemerosotan Kecakapan Hidup (Kecerdasan Hidup), dan terkoyaknya budaya
unggul dan martabat bangsa.
 Krisis bangsa ini telah menembus sendi-sendi kecerdasan hidup yang
dicirikam oleh, yaitu,
 Krisis Kecakapan Sosial kian meluas ditandai oleh kemerosotan
kesantunan, empati, dan sikap kooperatif.
 Bangsa ini juga mengalami krisis dasar-dasar Kecakapan Emosional, yang
ditandai oleh kecenderungan perilaku impulsif, tidak mampu mengontrol diri,
dan semau gue.
 Bangsa ini juga mengalami erosi Kecerdasan Personalnya, yang ditandai
oleh kurangnya keteguhan hati, ketekunan, sikap ingin tahu, disiplin pribadi,
kontrol diri, integritas, motivasi, dan sikap positif.
 Kecerdasan Sosio-civic juga merosot, ditandai dengan merebaknya sikap
cuek (seperti sering kita dengar “ah itu kan urusan pemerintah”), mau
menang sendiri, korupsi, dan penyerobotan hak orang lain.

Krisis Kecakapan hidup


 Soft skill
 Pendidikan
 Dunia pendidikan di Indonesia “dijebak” atau “terjebak” hanya pada lingkup
bidang keilmuannya saja, seolah-olah tidak memperhatikan masalah kecakapan
kehidupan, salah satunya terjadi dengan pendidikan “Soft Skill” atau ilmu
komunikasi antar individu yang sebenarnya dapat membantu komunikasi
ilmiah dan pengambilan keputusan.
 Diyakini bahwa, itu semua akibat Krisis Pendidikan berkepanjangan, namun,
meski sedemikian gamblangnya krisis kecakapan hidup, sejauh ini belum ada
tanda-tanda keseriusan pemerintah mengalamatkan tujuan pendidikan pada
pengembangan kecakapan hidup.
 Di negara-negara maju, pendidikan soft skill sudah merupakan pendidikan
perorangan dan masyarakat sejak dini, akan tetapi, pendidikan soft skill kurang
mendapat perhatian di Indonesia. Pendidikan dasar sarat dengan pengertian dan
proses-proses singkat, lurus, dan tidak banyak alternatif.
 Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, mahasiswa lebih banyak
dibekali dengan hard skill. Namun, ketika masuk ke dunia kerja, tidak hanya hard
skill saja yang dibutuhkan, melainkan juga soft skill. Soft skill menjadi salah satu
faktor yang menentukan kesuksesan karir seseorang dan dapat turut
meningkatkan kinerja organisasi.
 Indikator-indikator mutu manusia Indonesia yang kita kehendaki belum menjadi
acuan yang mantap untuk pendidikan di negeri ini.
 Pendidikan kita masih terus saja berkutat dengan Aspek Informasi (lalai aspek
formasi), dengan cara-cara usang, dan berorientasi “daya-serap”.
 Malahan, belakangan terasa Badan Standar Nasional Pendidikan membawa
kiblat pendidikan makin ke muara “daya-serap”, didukung makin totalitasnya
kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyokong rezim pencil-test.
 Ironi terbentang di depan mata. Pada saat apresiasi dan kebutuhan abad ini
terhadap kecakapan hidup sedang meningkat secara dramatik, tetapi fokus
pendidikan kita justru menjauh dari kecenderungan itu.
 Dunia kerja telah berubah, Kecakapan Sosial, Personal, dan Emosional
menempati posisi yang tinggi. Lebih dari 70% pekerjaan sekarang melibatkan
anggota dalam tim, dan kecenderungan akan terus meningkat.
 Peningkatan teknologi di tempat kerja dikaitkan dengan interdependensi, tidak
satu orang pun bekerja sendiri dalam mendesain sebuah komputer,
Employability skills menjadi premium.

JUJUR
 MARI KITA RENUNGKAN ....
 Dia Dokter yang PANDAI tetapi GALAK …
 Dia Arsitek yang TERAMPIL tetapi CULAS …
 Dia Pejabat yang HEBAT tetapi KORUPTOR …
 Dia Akuntan yang PANDAI tetapi TIDAK TELITI ….
 Dia Dosen yang CERDAS tetapi TIDAK BISA MENYENANGKAN …
 Dia Ibu yang BAIK HATI tetapi BODOH …
 Dan lain-lain
BEBERAPA KELUHAN PENGGUNA LULUSAN
 Terserang MUNTABER,
 Tidak dapat bekerjasama dalam tim,
 Tidak memiliki empati,
 Kurang mampu berkomunikasi,
 Kurang inisiatif dalam pekerjaan, termasuk kurang berinisiatif untuk bertanya,
 Kurang berani bermimpi (membuat Dreams), fokus pada kendala bukan pada
dreams.

TUJUAN PENDIDIKAN,
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN (PK)

PK = OH x (OP + ORg + ORS)


Berkomunikasi tertulis

Berfikir Analitis Bekerja dalam Tim

Ilmu Teknologi
Pengetahuan

Bekerja Mandiri Berfikir Logis

Berkomunikasi Lisan
KEMAMPUAN SESEORANG BISA DILIHAT DARI,

SIKAP
 KEJUJURAN,
 KOMITMEN,
 MINAT,
 NILAI,
 APRESIASI.

KETRAMPILAN PEMIKIRAN
 KETEPATAN,  BENAR – SALAH,
 KELANCARAN,  TAJAM – RUWET,
 KELUWESAN,  ANALITIS – INTUITIF,
 KECEPATAN.  PINTAR – ALOT.
 Dunia kerja percaya bahwa, sumberdaya manusia yang unggul adalah mereka
yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga dalam aspek soft
skill-nya.
 Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata
bahwa, kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan
dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola
diri dan orang lain (soft skill).
 Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh
hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.
 Merupakan suatu realita bahwa pendidikan di Indonesia memberikan porsi yang
lebih besar untuk kapasitas hard skill, bahkan boleh dikatakan lebih berorientasi
pada pembelajaran hard skill saja.
 Lalu seberapa besar semestinya muatan soft skill dalam kurikulum pendidikan?,
mengingat bahwa sebenarnya penentu kesuksesan seseorang itu lebih
disebabkan oleh unsur soft skill-nya.
 Jika berkaca pada realita tersebut, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan
penting dalam dunia pendidikan
 Namun untuk mengubah kurikulum juga bukanlah hal yang mudah. Hal-hal yang
dapat dengan mudah untuk dilakukan adalah memberikan muatan-muatan
pendidikan soft skill pada proses pembelajaran di sekolah-sekolah.
Sayangnya, tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya.
 Lalu siapa yang harus melakukannya? Pentingnya penerapan pendidikan soft
skill idealnya bukan saja hanya untuk anak didik saja, tetapi juga bagi pendidik.

COMPONENT OF SUCCESS

WE HIRE PEOPLE 20%

FOR THEIR
TECHNICAL 80%

SKILLS Technical Mindset

WE FIRE THEM FOR


OUR EDUCATION SYSTEM

BEHAVIORAL

10
Softskills

FAULTS

90
Hardskills

0 20 40 60 80 100
Contoh,
Dimensi Sumberdaya Manusia yang Baik,
Hard Skill (Kemampuan Teknis),
 Operasional,
 Manajemen,
 Keuangan.
Soft Skill digolongkan menjadi 2 jenis kualitas, yaitu,
1. Kualitas Personal, yang meliputi,
 Sikap dapat bertanggung jawab,
 Kepercayaan diri (berani mengambil keputusan),
 Mampu bersosialisasi (mengambil inisiatif),
 Self-management (mampu mengatur diri sendiri),
 Integritas, kejujuran, gigih.
2. Interpersonal Skill,yang terdiri dari,
 Leadership (kepemimpinan),
 Kemampuan bernegosiasi,
 Mampu bekerjasama dalam tim,
 Mau berbagi ilmu dengan orang lain,
 Serta dapat melayani klien/pelanggan.
Apa yang dapat membuat seseorang Sukses?
 IP 4 ...?
 TAMPANG KEREN ...?
 CALON MERTUA KAYA ...?

JAWABANNYA ...
 Izin Tuhan + Soft Skills,
 Berdoa & Bersikap
 Kemampuan Interaksi Sosial Seperti Komunikasi, Bekerja Sama
(perhatikan atribut soft skill).
1 KEMAMPUAN KOMUNIKASI 4.69 KUALITAS LULUSAN
2 KEJUJURAN/INTEGRITAS 4.59 PERGURUAN TINGGI YANG
3 KEMAMPUAN BEKERJA SAMA 4.54 DIHARAPKAN DUNIA KERJA
4 KEMAMPUAN INTERPERSONAL 4.5O (Skala 1 – 5)
5 BERETIKA 4.46
6 MOTIVASI/INISIATIF 4.42
7 KEMAMPUAN BERADAPTASI 4.41
8 DAYA ANALITIK 4.36
9 KEMAMPUAN KOMPUTER 4.21
KESIMPULAN,
10 KEMAMPUAN BERORGANISASI 4.05
11 BERORIENTASI PADA DETAIL 4.00
SOFT SKILLS (KEMAMPUAN
INTERAKSI SOSIAL) DIBUTUHKAN
12 KEPEMIMPINAN 3.97
UNTUK SUKSES!
13 KEPERCAYAAN DIRI 3.95
14 RAMAH 3.85
15 SOPAN 3.82
16 BIJAKSANA 3.75
17 INDEKS PRESTASI (>=3.0) 3.68 Diterbitkan Oleh National
18 KREATIF 3.59 Association Of Colleges And
19 HUMORIS 3.25 Employers, Usa, 2002 (Disurvei Dari
20 KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA 3.23 457 Pimpinan)
JADIKAN KULIAH SEBAGAI INVESTASI
 Soft skills dapat dilatih sejak sebelum lulus kuliah
 Untuk mengasah soft skills, seimbangkan aktivitas akademik & non
akademik
 Jangan hanya lulus dengan gelar saja.
OPINI
 “Peran ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kuliah adalah sangat
penting, terutama pada awal karir seseorang.
 Pada tahap selanjutnya, baru soft skills yang sangat menonjol
kebutuhannya.
 Semakin tinggi posisi seseorang, semakin canggih soft skills yang
dibutuhkan.”
B. PENGERTIAN SOFT SKILL
 Dalam menghadapi persaingan Perguruan Tinggi yang makin beragam,
pengajaran ilmu pengetahuan di kampus dan perguruan tinggi saja tak cukup
untuk menjawab tuntutan dunia kerja terlebih harus berkontribusi pada
pembangunan nasional.
 Menurut Prof. Dr. Haryoto Kusnoputranto, Perguruan Tinggi mutlak
memberikan dan menyiapkan para mahasiswanya berupa, yaitu,
 Kemampuan pendukung agar bisa beradaptasi di dunia kerja, seperti yaitu,
 Soft Skill,
 Leadhership
 Kemampuan berpikir, seperti yaitu,
 Kemampuan verbal (logis dan analisis)
 Kemampuan berkomunikasi (bahasa asing).
 Keterampilan dan sikap yang baik dan benar, karena kemampuan iptek
yang tinggi tidak akan bermanfaat jika tidak dibekali dengan sikap dan etika
soft skill yang baik.
 Pendidikan Soft skill biasanya selalu dikaitkan atau berhubungan dengan, yaitu,
 Kecerdasan Intelektual (IQ) yang merupakan fungsi dari Pikiran,
 Kecerdasan Emosional (EQ) yang merupakan fungsi Perasaan.
 Daniell Golleman (buku Emotional Intelligence, 1994) berdasarkan hasil
penelitian para neurolog dan psikolog berkesimpulan bahwa setiap manusia
memiliki dua potensi pikiran, yaitu,
 Pikiran Rasional digerakkan oleh Kemampuan Intelektual (IQ), kontribusi IQ
bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20%,
 Pikiran Emosional digerakkan oleh Kemampuan Emosi (EQ), kontribusi EQ
bagi keberhasilan seseoran sebesar sisanya yang 80%.
 Intelligence Quotient atau IQ (David Wechsler),
Adalah, Skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan, merupakan
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional,
dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
 Inti kecerdasan intelektual ialah aktivitas otak, yang merupakan organ luar
biasa dalam diri kita yang beratnya hanya sekitar 1,5 kg atau kurang lebih 5%
dari total berat badan.
 Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ,
memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar.
 Kecerdasan emosional (EQ),
Adalah, Kemampuan untuk ‘menjinakkan’ emosi dan mengarahkannya
kepada hal-hal yang lebih positif.
 Seorang yang mampu mensinergikan potensi intelektual dan potensi
emosionalnya berpeluang menjadi manusia-manusia utama dilihat dari
berbagai segi.
 Hubungan antara otak dan emosi mempunyai kaitan yang sangat erat secara
fungsional, antara satu dengan lainnya saling menentukan. Otak berfikir
harus tumbuh dari wilayah otak emosional.
 Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kecerdasan emosional hanya
bisa aktif di dalam diri yang memiliki kecerdasan intelektual.
 Golleman, 1999, Kecerdasan Emosional (EQ),
Adalah, Kemampuan individu untuk mengenal emosi diri sendiri, emosi orang
lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola dengan baik emosi pada
diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain.
 Manusia dengan EQ yang baik, mampu mengerjakan segala sesuatunya
dengan lebih baik, seperti,
 Mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab penuh pada pekerjaan,
 Mudah bersosialisasi,
 Mampu membuat keputusan yang manusiawi, dan
 Berpegang pada komitmen.
 Kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas, kejujuran, komitmen, visi,
kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan dan penguasaan diri, jadi
pengajaran EQ dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu,
 Bagaimana manusia bersikap terhadap dirinya (Intra Personal) seperti
self awareness (percaya diri), self motivation (memotivasi diri), self regulation
(mengatur diri),
 Bagaimana manusia bersikap terhadap orang lain (Inter Personal),
seperti empaty, kemampuan memahami orang lain dan social skill yang
memungkinkan setiap orang dapat mengelola konflik dengan orang lain
secara baik.
 Danah Zohar dan Ian Marshall (buku berjudul ‘Spiritual Intelligence, The
Ultimate Intellegence, 2000), mengklaim bahwa selain IQ dan EQ, ada juga yang
disebut Kecerdasan Spiritual (SQ = Spiritual Quotiens) yang merupakan inti
dari segala intelejensia, kecerdasan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah
kaidah dan nilai-nilai spiritual.
 Kecerdasan spiritual (SQ),
Adalah, merupakan kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai
perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan
dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan.
 Kecerdasan spiritual bukanlah kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh
kepentingan-kepentingan manusia yang sudah menjadi “terkapling-terkapling”
sedemikian rupa.
 Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang ber-
SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif
pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan
memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dalam
melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.
 Jadi ..., Pengertian Soft Skills adalah,
 Ketrampilan non teknis
 Ketrampilan yang dapat melengkapi kemampuan akademik
 Membentuk generic dan transferable skills
SOFT SKILL ... ?
 Inter-personal Skills,
Adalah, Ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
dan
 Intra-personal skills,
Adalah, Ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri
 Soft Skill inilah yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.

APAKAH BEDA HARD SKILL & SOFT SKILL ... ?


HARD SKILL
 Yaitu, Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi & ketrampilan teknis yang
berhubungan dengan bidang ilmunya.
 Contoh,
 Insinyur mesin seharusnya menguasai ilmu dan teknik permesinan,
 Dokter harus mumpuni bidang ilmu kedokteran,
 Pemain sepak bola mempunyai ketrampilan teknik menggiring bola,
 Kesimpulan,
 Setiap profesi dituntut mempunyai Hard Skill yang khusus, tetapi Soft Sskills
bisa merupakan kemampuan yang harus dimiliki di setiap profesi.
SOFT SKILL
Ketrampilan seseorang dalam dan Ketrampilan dalam mengatur
berhubungan dengan orang lain dirinya sendiri
(INTER-PERSONAL SKILL) (INTRA-PERSONAL SKILL)

yang mampu
mengembangkan unjuk
kerja secara maksimal.
CONTOH,
 Pemain Bola Kaki,
 Hard Skills (Kemampuan Teknis),
 Berlari,
 Menendang,
 Berebut bola.
 Soft Skills (Kemampuan Non-teknis),
 Kemampuan bekerjasama,
 Mengambil inisiatif,
 Keberanian mengambil keputusan,
 Gigih.
 Sarjana, Kompetensi yang harus dimiliki adalah,
 Hard Skill,
 Knowledge (ilmu pengetahuan),
 Skill atau ketrampilan (teknologi).
 Soft Skill, KOMPETEN
 Intrapersonal, SARJANA
 Interpersonal,
 Ekstrapersonal.
CONTOH,
 Inter Personal Skill,
 Motivation Skills
 Leadership Skills
 Negotiation Skills
 Presentation Skills
 Communication Skill
 Relationship Building
 Public Speaking Skills
 Self-marketing Skills
 Intra Personal Skill
 Time Management
 Stress Management
 Change Management
 Transforming Beliefs
 Transforming Character
 Creative Thinking Processes
 Goal Setting And Life Purpose
 Accelerated Learning Technicques
(sebuah usaha mencari kesepadanan arti)

Learning to know Learning to be

KEMAMPUAN
KOGNITIF
KEMAMPUAN
AFEKTIF
KEMAMPUAN
PSIKOMOTOR

Learning to
Learning to do live together

HARD SKILL SOFT SKILL


PROFIL LULUSAN (LEVEL OF COMPETENCE) KBK
DITETAPKAN OLEH PROGRAM STUDI SENDIRI HASIL KESEPAKATAN PROGRAM STUDI SEJENIS

SPIRITUAL KOGNITIF

Suatu bidang
kemampuan

AFEKTIF PSIKOMOTOR

SOFT SKILL HARD SKILL endro.its


 KOGNITIF (Hard Skill),
 Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak),
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif.
Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu,
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
 Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
 Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan
tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan
sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
RANAH KOGNITIF BLOOM
(Revisi oleh ANDERSON dkk, 2001)

CREATE
EVALUATE
ANALYZE
APPLY
UNDERSTAND

REMEMBER
+
 PSIKOMOTORIK (Hard Skill)
 Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu.
 Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).
 Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari,
melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
 Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui,
1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama
proses pembelajaran praktik berlangsung,
2. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes
kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
sikap,
3. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam
lingkungan kerjanya.
TINGKAT KEMAMPUAN
RANAH PSIKOMOTOR (HARROW)

NATURALIZATION

ARTICULATION Spontan
dan
PRECISION Akurat otomatis
dan
MANIPULATION Lancar cepat
dan
IMITATION Tanpa contoh tepat
Visual
Meniru dapat meniru
dengan
contoh
 AFEKTIF (Soft Skill),
 Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
emosi, dan nilai.
 Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
 Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku.
 Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu,
1. Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3. Valuing (menilai atau menghargai)
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu
nilai atau komplek nilai)
TINGKATAN KEMAMPUAN
RANAH AFEKTIF (SIKAP DAN NILAI - KRATHWOHL)

SOFT
SKILLS

ORGANIZATION CHARACTERIZATION
VALUING
RESPONDING MENGATUR DIRI MENJADIKAN POLA HIDUP
RECEIVING
MENGHARGAI
MENANGGAPI
MENERIMA
Contoh,
Kemampuan soft skills yang dikehendaki dalam dunia kerja adalah,
 Kejujuran,
 Tanggung jawab,
 Berlaku adil,
 Kemampuan berkomunikasi,
 Kemampuan bekerja sama,
 Kemampuan beradaptasi,
 Toleran,
 Hormat terhadap sesama,
 Kemampuan mengambil keputusan,
 Kemampuan memecahkan masalah.
KAITAN MACAM KETRAMPILAN DAN TINGKAT
KEPEMIMPINAN TERHADAP KESUKSESAN

tinggi
CONCEPTUAL SKILL

HUMAN SKILL
(CEO)

PROBLEM SOLVING SKILL VISI & MISI


Tingkat kepemimpinan

TECHNICAL SKILL MEMOTIVASI

MEMBERDAYAKAN
(TUKANG)

FUNCTIONAL SKILL

(TUKANG) (CEO)
banyak
Jumlah keterampilan
DESKRIPSI PERSYARATAN KERJA

1 PENGUASAAN PENGETAHUAN & KETRAMPILAN :

 Analisis dan sintesis.


 Menguasai IT/computting.
 Managed ambiguity.
 Communication.
 2 nd language.
2 ATTITUDE :

 Kepemimpinan.
 Teamworking.
 Can work crossculturally.

3 PENGENALAN SIFAT PEKERJAAN TERKAIT :

 Terlatih dalam etika kerja


 Memahami makna globalisasi
 Fleksibel terhadap pilihan pekerjaan.
Mitshubishi Research Institute, 2002.
HASIL 23 ATRIBUT SOFT SKILLS YANG DOMINAN
SURVEY DIBUTUHKAN DI LAPANGAN KERJA
DI
AMERIKA,
CANADA, 1. INISIATIF 11. KEMAMPUAN ANALITIS
DAN 12. DAPAT MENGATASI STRESS
2. ETIKA/ INTEGRITAS
INGGRIS. 13. MENEJEMEN DIRI
3. BERFIKIR KRITIS
14. MENYELESAIKAN PERSOALAN
4. KEMAUAN BELAJAR 15. DAPAT MERINGKAS
5. KOMITMEN 16. BERKOOPERASI
6. MOTIVASI 17. FLEKSIBEL
18. KERJA DALAM TIM
7. BERSEMANGAT
19. MANDIRI
8. DAPAT DIANDALKAN 20. MENDENGARKAN
9. KOMUNIKASI LISAN 21. TANGGUH
10. KREATIF. 22. BERARGUMEN LOGIS
23. MENEJEMEN WAKTU.

Sumber : (center for enterpreuneurship education and development,


Halifax, nova scotia, 2004).
 Patrick O’Brien (bukunya Making College Count) terdapat 7 Area Soft
Skill yaitu,

 Langkah pertama sebelum mengasah soft skill adalah Menentukan Tujuan


yang merupakan definisi sukses yang ingin anda capai dan susun langkah-
langkah apa yang harus anda lakukan untuk mencapi keinginan atau tujuan
tersebut.
LANGKAH PERTAMA SEBELUM MENGASAH
SOFT SKILLS ADALAH
MENENTUKAN TUJUAN
SETELAH LULUS, LALU APA ... ?
TUKANG BECAK : “MAU KE MANA?”
PENUMPANG : “AH ...,
TERSERAH DEH KE MANA AJA”

Apa yang
selanjutnya terjadi ?

 KEMUNGKINAN 1 : DIBAWA BERPUTAR-PUTAR LALU


KEMBALI KE TEMPAT SEMULA,
 KEMUNGKINAN 2 : DIBAWA KE SEMBARANG TEMPAT, DAN
MUNGKIN ANDA AKAN TERSESAT
LANGKAH-LANGKAH APA YANG HARUS
ANDA LAKUKAN UNTUK MENCAPAI
KEINGINAN-KEINGINAN TERSEBUT ...?
 MENGEJAR TUJUAN AKHIR,
 Hitung besar pengorbanan, karena mengejar cita-cita tidak selalu mudah ...!,
 Tuliskanlah ...,
 Laksanakan,
 Evaluasi,
 Masuk ke lingkungan kondusif.
 OPINI,
 “Apapun yang kita mau, harus disadari resource kita terbatas. Jadi, kita harus
me-manage; bagaimana mengatur waktu, tenaga, uang dan segala macam.
 Ingat ..., menentukan tujuan ke mana kita pergi, adalah hal pertama yang
harus dilakukan”.
 REFLEKSI & LATIHAN MENGEJAR TUJUAN AKHIR,
 Seperti apakah hidup Anda inginkan 5 tahun lagi dan 10 tahun lagi ?,
 Kalau ada sebatang baja di antara dua gedung pencakar langit, demi apakah
Anda bersedia menyeberanginya ? (Berarti itu hal terpenting bagi Anda),
 Siapakah orang yang paling Anda kagumi ? Kualitas apakah yang ingin Anda
tiru darinya ?,
 Apakah kelebihan & kekurangan Anda ?,
 Tentukan 3 keterampilan yang Anda butuhkan untuk sukses dalam karir yang
Anda inginkan.
1. LIVE WITH INTEGRITY,
2. DEVELOP A WINNING STRATEGY,
3. BUILD A GREAT MANAGEMENT TEAM,
4. INSPIRE EMPLOYEES,
5. CREATE A FLEXIBLE ORGANIZATION,
6. IMPLEMENT RELEVANT SYSTEMS.
 Citputra (seorang entrepreneur yang sudah berpengalaman mendirikan banyak
bahkan ratusan mendirikan Perusahaan dan Yayasan) mengatakan bahwa,
 “Entrepreneur adalah ilmu kehidupan dari manusia. Ia bukan murni sains,
bukan juga murni seni. Ia adalah gabungan dari semua unsur kemampuan
manusia”.
 Manusia Indonesia dalam dirinya penting harus menguasai 3 unsur berikut,
 Integritas,
 Profesionalisme,
 Entrepreneurship.
1. COMMUNICATION SKILL

 Communication skill (Kemampuan Berkomunikasi),


Adalah, Kemampuan Berkomunikasi Lisan maupun Kemampuan
Berkomunikasi Tulisan.
 Kemampuan Berkomunikasi Lisan,
Adalah, Kemampuan berkomunikasi kepada orang lain apa yang kita maksud
dan orang lain bisa menangkap apa yang kita maksud tersebut
dengan baik, begitu pula sebaliknya, kita juga harus bisa memahami
atau menangkap apa yang orang sampaikan pada kita,
 Persepsi dan asumsi bisa mempangaruhi interaksi. maka diperlukan
Komunikasi Efektif untuk menghindari salah paham, jika ada yang tidak
dimengerti, ajukan pertanyaan yang tepat untuk menghasilkan informasi yang
berguna.
 Beberapa tips yangdiperlukan untuk untuk komunikasi secata efektif antara
lain, yaitu,
 Komunikasi satu lawan satu, hal harus diperhatikan adalah,
o Catat poin-poin penting dan sampaikan rangkuman,
o Gunakan alat bantu,
o Bertanya untuk memastikan dan jangan mengajukan pertanyaan yang
ambigu.
 Untuk presentasi, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah,
o Persiapan matang,
o Pembukaan yang menarik,
o Tekankan poin-poin penting,
o Gunakan fakta,
o Gunakan alat bantu,
o Libatkan peserta,
o Kontak mata,
o Perhatikan bahasa tubuh dan intonasi,
o Perhatikan komentar-komentar dan pertanyaan dari peserta yang
hadir.
 Untuk diskusi grup, hal yang harus diperhatikan adalah,
o Ungkapkan ide,
o Fokus,
o Menghargai orang lain,
o Catat poin penting,
o Ikuti hasil yang telah disepakati bersama.
 Kemampuan Berkomunikasi Tulisan,
Adalah, Kemampuan mencari dan memahami informasi, menulis draft awal
dan yang terakhir merevisi draft.
 Kemudian hal-hal yang harus diperhatikan saat anda membuat tulisan
diantaranya,
 Buat tulisan yang padat dan jelas,
 Tidak perlu “bertele tele”,
 Hilangkan ketidaksukaan,
 Gunakan bentuk poin dan penekanan,
 Jadilah editor mandiri dan biasakanlah dengan teknologi.
2. ORGANIZATION SKILL

 Organization Skill,
 Adalah, Kemampuan dalam Manajeman Waktu, Meningkatkan Motivasi
serta Menjaga Kesehatan dan Penampilan.
 Biasanya orang yang melihat orang lain Bekerja Lembur, beranggapan bahwa
orang yang bekerja lembur itu rajin dan punya loyalitas tinggi. Belum tentu
lembur bisa berarti anda tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang
diberikan.
 Bekerja Lembur bisa terjadi karena dua kemungkinan, yaitu,
 Pekerjaan yang overload,
 Kerja kita kurang efisien.
Manajemen Waktu
 Dalam bekerja harus ada penjadwalan agar kita bisa menyelesaikan tugas kita
tepat waktu. Terdapat beberapa strategi penjadwalan yaitu,
 Buat daftar kegiatan,
 Buat skala prioritas,
 Perkirakan kebutuhan waktu,
 Alokasikan waktu,
 Lakukan evaluasi.
 Dalam Menejemen Waktu ada beberapa Tips yang bisa membantu,
 “Doing tomorrow’s things”, mengerjakan sesegera mungkin apa yang bisa
dikerjakan,
 Lakukan trik lima menit, jadi saat kita malas mengerjakan pekerjaan kita,
katakanlah pada diri sendiri “kerjakan 5 menit saja”, biasanya kita akan
menegerjakan dan itu lebih dari lima menit.
Meningkatkan Motivasi
 Kadang kadang kita merasa tidak bersemangat atau kehilangan motivasi ketika
mengerjakan sesuatu.
 Hal-hal yang bisa menyebabkan kita kehilangan motivasi adalah,
 Merasa beban terlalu berat,
 Telah berulang kali gagal,
 Mengalami konflik berat yang menghilangkan konsentrasi,
 Jenuh,
 Lingkungan yang pesimis,
 Terpengaruh lingkungan atau teman.
 Motivasi penting bagi kita karena dengan adanya motivasi berarti kita
mempunyai emosi positif yang bisa meningkatkan kemampuan otak dan
membantu kita untuk berhasil sehingga martabat atau harga diri kita akan
terangkat dengan keberhasilan kita tersebut.
 Saat kita hendak mengerjakan sesuatu sebaiknya kita tahu apa manfaatnya jika
kita melakukan pekerjaan tersebut, sehingga timbul motivasi dalam diri kita.
 Beberapa hal yang bisa membantu kita agar tetap termotivasi adalah,
 Bagi tugas yang besar manjadi potongan-potongan tugas agar tarasa lebih
ringan,
 Tetapkan sasaran dari setiap kegiatan,
 Gunakan aturan lima menit,
 Cari bantuan bila sudah merasa kewalahan,
 Beri penghargaan pada diri sendiri jika telah berhasil menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Menjaga Kesehatan dan Penampilan,
 Penampilan penting karena dalam tiga sampai tiga puluh detik pertama
berjumpa, orang akan menilai tentang anda, yaitu,
 Orang akan berpersepsi melalui penampilan anda tentang status sosio-
ekonomik anda,
 Tingkat keterpelajaran,
 Menyenangkan atau tidakkah anda.
 Jadi saat berpenampilan, hendaknya kita bisa menarik perhatian orang, dengan
cara memilih pakaian dan aksesoris yang tepat dan sesuai dengan kondisi.
3. LEADERSHIP (Kepemimpinan)

 Kita tidak harus menjadi pemimpin untuk membuat perubahan, yang terpenting
adalah partisipasi aktif dimanapun kita berada.
 Kepemimpinan (Wikipedia),
Adalah, Proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu
maupun masyarakat, atau dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang
lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi.
 John C. Maxwell mengatakan bahwa, inti kepemimpinan adalah mempengaruhi
atau mendapatkan pengikut.
 Panji Anogara mangatakan bahwa, Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan
memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
TUGAS SEORANG PEMIMPIN ADALAH,
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain,
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain,
atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang
diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung-jawabkan
(akontabilitas),
 Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas, menjalankan
tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.
 Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas,
 Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun
tugas dengan mendahulukan prioritas.
 Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan
tugas-tugasnya kepada staf.
 Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual,
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual,
dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat, dapat menguraikan seluruh
pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah seorang mediator,
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat,
 Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.
 Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau
organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit,
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
4. LOGIC
 Logic skill,
Adalah, Kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kreatif.
 Thomas D’Zurilla & Arthur Nezu, seorang Psikolog, berdasarkan hasil
penelitiannya menyatakan bahwa, Melatih seseorang untuk menyelesaikan
masalah dengan baik dapat berpengaruh pada kemampuan mereka dalam
menghadapi masalah di segala lini kehidupan, baik mengenai keluarga,
pekerjaan dan lain sebagainya.
 Langkah-langkah dalam memecahkan masalah, yaitu,
 Rumuskan masalah,
 Cari alternatif-alternatif solusi yang bisa di lakukan,
 Analisa tiap alternatif solusi tersebut,
 Lihatlah permasalahan dari berbagai sudut pandang,
 Lihat kemungkinan-kemungkinan jika memilih suatu solusi.
 Pilih salah satu alternatif yang terbaik,
 Laksanakan solusi yang dipilih,
 Lakukan evaluasi.
 Jika melakukan kesalahan, belajarlah dari kesalahan tersebut, jangan hanya
mengeluh dan meratapi kesalahan yang dilakukan.
 Berpikir kreatif,
Adalah, Berpikir di luar kebiasaan dalam proses menemukan jalan keluar dari
suatu masalah.
 Beberapa penghalang yang membuat tidak bisa berpikir kreatif diantaranya,
 Tidak adanya kemauan untuk mengubah sudut pandang,
 Enggan menerima perubahan,
 Merasa tidak berdaya,
 Adanya ketakutan dicemooh atau di tertawakan orang.
 Prof. Isaac Asimov (bukunya “The Brain”) hasil penelitiannya mengatakan
bahwa, otak manusia itu terdiri dari 200 milyar sel yang mana dapat digunakan
untuk menyimpan dan mengingat seratus milyar bit informasi atau sama dengan
lima ratus ensiklopedia. Jadi kemampuan otak kita itu sangat luar biasa,
sehingga bukan hal yang sulit apalagi mustahil bagi kita untuk berpikir kreatif.
 Beberapa metode yang bisa membantu agar dapat berpikir kreatif, yaitu,
 Metode Evolusi, artinya perlu pembaharuan sedikit demi sedikit ide yang kita
miliki,
 Metode Sintesa, artinya belajarlah mengkombinasikan dua atau lebih ide
menjadi satu ide,
 Metode Revolusi, yaitu mengemukakan ide yang benar-benar baru,
 Metode Replikasi, yaitu melihat sesuatu yang sudah ada dengan sudut
pandang baru dan berbeda,
 Metode Insight, artinya mengubah cara pandang pada masalah.
5. EFFORT

 Effort,
 Adalah, ketahanan menghadapi Tekanan, Asertif, Kemauan dan
Kemampuan belajar.
Ketahanan Menghadapi Tekanan
 Banyak orang yang membuat kesalahan–kesalahan yang tidak perlu ketika
dalam keadaan tegang, hal itu tentu sangatlah merugikan, oleh karenanya perlu
ketahanan dalam menghadapi stress (tekanan).
 Dalam menghadapi Tekanan tanamkan perasaan, yaitu,
 Rasa optimisme,
 Tetap Semangat yang membuat keyakinan dapat mengahdapi apapun.
 Hadapi dengan proporsional,
 Pahami bahwa, tekanan ini bukan akhir dari segalanya jadi saat menghadapi
masalah jangan membuat masalah tersebut terasa lebih berat.
 Kendalikan kedaaan, jangan menganggap diri kita adalah korban karena
hidup adalah pilihan. Hidup seimbang, jadi agar kita tidak terpusat pada satu
hal saja.
Asertif,
 Pengertian dari asertif adalah sikap antara pasif dan agresif, artinya tidak
terlalu pasif tapi juga tidak agresif, berani menyatakan pendapat akan tetapi
masih peka terhadap lingkungan sekitar.
 Tujuan dari sikap asertif ini adalah untuk mewujudkan win-win solution.
 Dalam sikap asertif ini terdapat tiga komponen utama, yaitu,
 Kemampuan dalam memgungkapkan perasaan,
 Kemampuan mengungkapkan pemikiran secara terbuka,
 Kemampuan untuk mempertahankan hak pribadi.
 Beberapa cara agar kita bisa menjadi seorang yang asertif antara lain,
 Kenali diri,
 Analisis keadaan,
 Manfaatkan kesempatan,
 Kendalikan emosi,
 Berlatih.
Kemauan & Kemampuan Belajar,
 Semakin kita tahu semakin kita merasa tidak tahu apa-apa.
 Ada peribahasa yang menyebutkan demikian, “ya, pengetahuan di dunia ini
sangat luas, jadi jangan pernah merasa bahwa kita sudah pandai, tahu dan
bisa dalam segala hal.”
 Walaupun kita tidak selalu suka dengan apa yang kita pelajari, kendalikanlah diri
kita secara professional.
6. GROUP SKILLS (Kemampuan Kerja Sama)

 William G. Mcgowan (MCI Group) mengatakan bahwa, kesukaran kita adalah


berganung pada orang lain kecuali kita bercita-cita menjadi pemain bola tunggal.
 Beberapa hambatan saat melakukan kerja sama atau kerja tim diantaranya,
 Tidak tahu dan tidak berusaha untuk tahu,
 Ada sebagian yang berkelompok dalam kelompok dan tidak mau membuka
diri
 Adanya prasangka buruk sehingga menyebabkan kerja sama yang dilakukan
tidak sepenuh hati.
 Dalam bekerja sama diperlukan adanya “sinergi” yaitu memanfaatkan
perbedaan, saling melengkapi dalam bekerja, keterbukaan pikiran,
mengemukakan cara-cara baru yang lebih baik dan bukan malah cuek atau tidak
peduli dengan perbedaan, bekerja masing-masing secara mandiri, berpikir diri
selalu benar dan pasrah menerima seadannya.
 Langkah-langkah agar bisa bersinergi yaitu,
 Definisikan masalah dan peluang,
 Sampaikan pendapat,
 Dengarkan saran atau pendapat orang lain,
 Berdiskusi dan berembug untuk mencari solusi yang terbaik.
7. ETHICS

 D.P. Beach, 1982, berdasarkan hasil studinya menyatakan bahwa, 82 % orang


kehilangan pekerjaanya atau macet karirnya karena tidak adanya etika kerja
yang baik.
 Etika kerja.
Adalah, Belajar membedakan yang salah dan yang benar dan kemudian
melakukan yang benar.
 Etika kerja mempengaruhi citra kita, yang nantinya mempengaruhi apakah orang
mau bekerja sama dengan kita atau tidak. Etika terbentuk sesaat atau sebelum
bekerja.
 Karakter seseorang yang dikatakan beretika adalah dapat dipercaya, hormat,
bertanggung jawab, perhatian, adil dan taat peraturan.
 Jan Hendrik Rapar (1996) dan Hasbullah Bakry (1970) mengatakan Istilah
etika berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos.
 Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan, tempat yang biasa.
 Ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan baik.
 Etika sebagai cabang filsafat membahas baik, buruk, atau benar-tidaknya tingkah
laku dan tindakan manusia serta membahas kewajiban-kewajiban manusia untuk
bersikap atau berbuat baik di dalam masyarakat.
 Etika mempersoalkan bagaimana manusia seharusnya berbuat atau bertindak.
C. KEPEMIMPINAN
 Kata Kepemimpinan seringkali diartikan sebagai citra diri dari orang yang
bertanggung jawab atau mereka yang duduk di bagian atas suatu organisasi.
 Ir Buchori Nasution menyatakan bahwa, Kepemimpinan (leadership)
merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari oleh setiap orang melalui
pembelajaran lalu mengamalkannya.
 Setiap orang dapat menjadi pemimpin bila disertai kemampuan dan keterampilan
memimpin.
 Cara terbaik untuk belajar memupuk jiwa kepemimpinan adalah dengan
menempatkan diri dalam situasi yang sangat membutuhkan tindakan dari
pemimpin karena pemimpin adalah seorang yang memiliki dorongan untuk
berusaha menolong orang lain, mengembangkan keterampilannya, dan mau
berbagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain.
 Setiap orang pada dasarnya memiliki jiwa kepemimpinan sejak lahir, namun ini
akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat tumbuhnya.
 Sebelum menjadi seorang pemimpin, seseorang harus mengetahui terlebih
dahulu mengenai dirinya sendiri, mengeksplorasi diri, agar mudah membentuk
konsep diri, seperti mengetahui siapa dirinya dan apa yang ia ingin lakukan
kepada lingkungannya.
Paradigma & Etos Kerja Pemimpin
 Paradigma Pemimpin,
Adalah, Sikap yang berlandaskan cara pandang dan cara kerja yang efisien,
nyaman dan efektif.
Kumpulan anggapan yang disepakati bersama untuk digunakan
sebagai pola pikir dan pola kerja untuk menyusun strategi.
 Etos Kerja Pemimpin,
 Etos Kerja berasal dari bahasa Yunani yang berarti adat dan kebiasaan kerja.
 Etos merupakan kunci dan pondasi keberhasilan suatu masyarakat atau
bangsa diterima secara aklamasi.
 Etos merupakan syarat utama bagi semua upaya peningkatan kualitas
tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia (SDM), baik pada level individual,
organisasional, maupun sosial.
 Pembangunan integritas bangsa harus dilakukan secara fokus dan serius,
membawa misi perbaikan dalam proses yang berkesinambungan, sebab
 Kerja adalah anugerah, oleh karenanya anugerah yang didapatkan
harusnya dapat membahagiakan kehidupan kita dalam menjalaninya.
 Kerja itu adalah amanah, maka senantiasalah menjaga kerja sebagai
suatu titipan yang akan dipertanggungjawabkan nanti di akhirat. Oleh
karena itu menyia-nyiakan kerja adalah perbuatan dosa.
 Kerja adalah ibadah, maka senantiasalah memperbanyak produktifitas
agar kerja sebagai ibadah mempunyai hasil yang tinggi.
Kepemimpinan Entrepreneur,
Adalah, Modal yang sama pentingnya dengan Kepercayaan & Kreativitias.
Kreativitas yang tinggi membuat Anda inovatif dan adaptif, kaya
dengan pembaruan dan tidak mudah dihambat oleh kejadian-kejadian
dari luar, namun tanpa Kepercayaan, kreativitas yang hebat tidak
mempunyai nilai pasar, tidak dapat diterima di mana–mana.
Kepemimpinan menggabungkan kreativitas & kepercayaan menjadi
sebuah usaha yang efektif yang berpengaruh luas dan hidup.
 Seorang Entrepreneur tanpa jiwa Kepemimpinan yang kuat, maka usaha yang
dibangun akan menghasilkan, yaitu,
 Hanya akan menjadi usaha kecil yang stagnant (tidak berkembang), anda
hanya mampun memimpin sedikit orang dari usaha kecil dan tidak ada
pertumbuhan usaha.
 Tidak ada orang hebat yang bekerja pada Anda, karyawan Anda tidak
betah bekerja sama dengan Anda dan pengetahuan atau pengalaman yang
sudah Anda tanam akan hilang bersama kepindahan mereka.
 Tidak ada visi besar yang dapat dibangun menjadi sebuah usaha besar,
hanya orang-orang yang tak bisa ke mana-mana yang bertahan bekerja pada
Anda.
 Seorang Entrepreneur dengan jiwa Kepemimpinan yang kuat, maka usaha
yang dibangun akan menghasilkan, yaitu,
 Terbentuk usaha Anda menjadi besar,
 Banyak orang yang mau bekerja dengan Anda,
 Ada visi yang besar.
 Kepemimpinan dibentuk bertahap sejalan dengan tumbuhnya usaha, tahapan
proses pembentukan jiwa kepemimpinan adalah,
 Kombinasi pengetahuan,
 Pengalaman,
 Keterampilan,
 Cara mengarahkan,
 Cara penerimaan.
Kewirausahaan dengan Kepemimpinan
 Ciri-ciri seseorang yang memiliki jiwa Kewirausahaan, antara lain,
 Dapat membangun dan membuat usahanya sukses,
 Mampu membangun sistem yang efisien,
 Dapat membaca kondisi dan keinginan pasar,
 Memiliki kegigihan,
 menyukai apa yang mereka inginkan,
 Ahli dalam bidangnya,
 Mampu melayani pelanggan.
 Mampu meningkatkan keuntungan dan memangkas biaya operasional,
 Cerdik mengorganisasi usahanya.
 Seorang yang memiliki jiwa Entrepreneur, pada akhirnya omzetnya segitu-segitu
saja, sementara pendatang-pendatang baru yang meniru semakin banyak, jika
tanpa kepemimpinan. maka akhirnya usaha itu mengalami kemunduran. Itulah
kepemimpinan. Tanpa kepemimpinan, entrepreneurship akan terhenti, stagnant.
Dengan kepemimpinan, usaha akan tumbuh menjadi besar dan luas.
 Maxwell (1993) mengatakan bahwa, dedikasi suci (hasrat inti atau Impian) bisa
membuat Anda sukses, tetapi rendahnya kemampuan leadership mengakibatkan
efektivitas usaha Anda terbatas, jadi tanpa kepemimpinan, sukses dan
entrepreneurship akan membatasi mimpi-mimpi Anda.
Manajer & Pemimpin
 Apakah seorang Manajer sama dengan seorang Pemimpin?.
 Manajer menduduki jabatannya karena ditunjuk, kemampuan mereka untuk
memengaruhi didasarkan pada wewenang formal yang melekat dalam posisi-
posisi yang mereka duduki.
 Pemimpin dapat ditunjuk dan dapat juga muncul dari dalam kelompok
dengan sendirinya, pemimpin dapat memengaruhi banyak orang untuk
bekerja dan mampu melebihi tindakan-tindakan yang diperintahkan oleh
wewenang formal.
 Haruskah semua menajer menjadi pemimpin? atau Sebaliknya, haruskah semua
pemimpin itu manajer?,
 Idealnya seorang manajer haruslah seorang pemimpin,
 Pada kenyataanya tidak semua pemimpin otomatis mempunyai kemampuan
atau keterampilan sebagai manajer.
 Definisi Pemimpin adalah orang yang mampu memengaruhi orang lain
sekaligus memiliki wewenang manajerial, to lead adalah sama dengan to
influence, lalu kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi kelompok
(team, staff, karyawan, atau semua stakeholders) menuju tercapainya suatu
tujuan.
Teori Kepemimpinan,
Teori Kepemimpinan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu,
1. Teori Karakteristik, fokus pembahasannya pada ciri-ciri atau karakter pemimpin,
2. Teori Perilaku, fokus pembahasannya bagaimana cara pemimpin itu berinteraksi
dengan anggota kelompoknya
Teori Karakteristik,
Ciri-ciri (karakter) pemimpin yang digunakan untuk membedakan pemimpin
dengan non–pemimpin, ditemukan setidaknya ada enam karakter yang terkait
dengan kepemimpinan yang efektif, yaitu,
1. Dorongan,
Pemimpin adalah orang–orang yang memiliki tingkat usaha (dorongan) yang
tinggi, mereka mempunyai ciri-ciri, yaitu,
 kehendak yang kuat untuk pencapaian prestasi,
 Memiliki ambisi positif,
 Memiliki energi yang berlimpah,
 Tak kenal lelah dalam berkegiatan,
 Menunjukkan inisiatif dalam banyak hal.
2. Kehendak untuk Memimpin,
Pemimpin adalah orang yang mempunyai karakter dan kehendak yang kuat
untuk memengaruhi dan memimpin orang lain, mereka menunjukkan kemauan
dalam mengemban tanggung jawab, meskipun pekerjaan atau tugas yang
diembannya berbahaya atau berisiko.
3. Kejujuran dan Integritas,
Pemimpin mempunyai keinginan untuk membangun hubungan saling
memercayai dan dengan memberi teladan dan menunjukkan konsistensi yang
tinggi antara perkataan dan perbuatan.
4. Kepercayaan Diri.
Para pengikut melihat pemimpinnya tidak ragu–ragu dalam bertindak, pemimpin
perlu menunjukkan kepercayaan dirinya untuk menyakinkan para pengikutnya
tentang kebenaran sasaran dan keputusannya.
5. Kecerdasan,
Pemimpin adalah orang yang cerdas dan berpengetahuan untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menafsirkan informasi. mereka harus mampu menciptakan
visi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang tepat
6. Pengetahuan yang Terkait dengan pekerjaan,
Pemimpin yang efektif mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi tentang
banyak hal, mulai dari perusahaan, industry, dan hal-hal teknis, pengetahuan
yang luas membuat pemimpin dapat membuat keputusan yang cermat.
Teori Perilaku,
 Teori perilaku menjelaskan efektivitas perlikau yang membedakan seorang
pemimpin yang efektif dengan orang–orang lain yang tidak efektif.
 Ada studi empat perilaku utama pemimpin yang perlu diketahui, yaitu,
1. Studi Leadership dari Universitas Iowa,
DIMENSI PERILAKU KESIMPULAN
 Gaya Demokratis, Melibatkan bawahan, mendelegasikan
wewenang, dan menolong partisipasi.
 Gaya otokratis, Mendiktekan metode kerja, memusatkan Kepemimpinan yang paling efektif adalah
pengambilalihan keputusan, dan membatas partisipasi. kepemimpinan dengan Gaya Demokratis.
 Gaya Laissez faire,Memberikan kebebasan pada kelompok untuk
membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan.

2. Studi Leadership dari Ohio State,


DIMENSI PERILAKU KESIMPULAN
Pemimpin tinggi–tinggi (tinggi dalam
 Pertimbangan, Mempertimbangkan ide dan perasaan para
pertimbangan dan tinggi dalam pengadaan
pengikutnya.
struktur) mencapai kinerja dan kepuasan
 Mengadakan struktur, Menyusun tugas dan hubungan kerja
bawahan yang tinggi, tapi tidak dalam semua
untuk memenuhi tujuan pekerjaan.
situasi.
3. Studi Leadership dari Universitas Michigan,
DIMENSI PERILAKU KESIMPULAN

 Berorientasi Karyawan, menekankan hubungan antar-pribadi


Pemimpin yang berorientasi karyawan terkait
dan memerhatikan kebutuhan karyawan.
dengan produktivitas kelompok yang tinggi dan
 Berorientasi Produksi , menekankan aspek teknis atau tugas
kepuasan kerja yang lebih tinggi.
dari pekerjaan.

4. Kisi–Kisi Manajerial
DIMENSI PERILAKU KESIMPULAN

 Memerhatikan Manusia, mengukur perhatian pemimpin


terhadap bawahan pada skala 1-9 (rendah sampai tinggi) Pemimpin berkinerja sangat baik jika gayanya
 Perhatikan Akan Produksi, mengukur perhatian pemimpin 9,9 (perhatian yang tinggi atas produksi dan
untuk menyelesaikan pekerjaan pada skala 1 – 9 (rendah perhatian yang tinggi atas manusia /bawahan).
sampai tinggi)
 Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah, tetapi juga bukan tidak
mungkin kalau Anda menyadari maju–mundurnya usaha yang Anda bangun
sangat bergantung pada kekuatan kepemimpinan, maka mau tak mau Anda
harus mengembangkannya.
 Pemimpin (Leaders) mempunyai ciri–ciri yang berbeda dengan seorang
Pengikut (follower), perbedaan antara Leaders dengan Follower antara lain,

FOLLOWERS LEADERS
 Beraksi (reaktif),  Berinisiatif,
 Listen (menunggu),  Lead (angkat telepon),
 Membuang–buang waktu (Reaching to  Gunakan waktu dengan perencanaan dan
problems), antisipasi masalah,
 Spend time with people,  Invest time with people,
 Kalender diisi dengan jadwal yang sudah  Mengisi kalender dengan prioritas–prioritas ke
diperintahkan, depan (action),
 Perbedaan antara Pemimpin dengan manajer antara lain,
PEMIMPIN MANAJER

 Memperbarui/menciptakan sistem baru,  Memelihara dan bekerja dengan sistem yang ada,

 Bebas, merdeka, kreatif, berani melakukan  Patuh, disiplin, tidak memberi ruang bagi
kesalahan, tetapi tetap displin, kesalahan,
 Berani mengahadapi tantangan,  Menghindari risiko,
 Orientasi ke masa depan di suatu tempat yang  Orientasi di sini, hari ini (here & now), learning
berbeda, imaginative (be somewhere one day, from the past,
 Dasarnya adalah kreativitas dan karakter,  Menciptakan pengikut dan “bawahan”,
 Tak terlal memikirkan posisi, lebih pada manfaat,  Dasarnya adalah kompetensi dan
nilai, dan tanggung jawab, profesionalisme,

 White (2007) menyatakan bahwa, Seorang Entrepreneur yang memiliki jiwa


kepemimpinan dicirikan oleh yaitu,
 Dalam bertindak selalu melibatkan kepala (pikiran) dan hati (penciptaan
suasana dan menjaga perasaan).
 Memiliki kemampuan analisis dan kekuatan interpersonal sekaligus.
 White (2007) menyatakan bahwa, Seorang Entrepreneur memiliki kepemimpinan
yang gayanya berdeba-beda yang dicirikan oleh yaitu,
 Pemimpin dalam bertindak selalu melibatkan kepala (pikiran) dan hati
(penciptaan suasana dan menjaga perasaan).
 Pemimpin memiliki kemampuan analisis dan kekuatan interpersonal,
 Pemimpin memiliki kemampuan berpikir rasional dan berani mengambil
keputusan dengan cepat,
 Pemimpin menaburkan kasih sayang dan kepengasuhan kepada anak
buahnya, serta memainkan kartu–kartu personalnya.
 Pemimpin harus berpikir lebih jauh dari yang lain sehingga mampu membawa
usahanya ke tempat yang baru, terkini, dan terbebas dari terpaan badai
tsunami yang menghancurkan, atau mampu bertahan walaupun dihajar para
pendatang baru yang lebih fresh dan agresif.
 Pemimpin yang besar (Great Leader) artinya Pemimpin harus siap melakukan
perubahan, yaitu perubahan yang terjadi secara bertahap dan membuat
usahanya adaptif dalam menghadapi segala situasi yang berubah-ubah.
 Ingatlah, ada perbedaan mendasar antara management dengan leadership.
 Management pada dasarnya adalah menyangkut soal keteraturan (penataan)
dan pengendalian (control),
 Leadership menyangkut soal pencapaian tujuan (achieving goals) dan
membuat perubahan.
 John C Maxwell (1982) menyimpulkan bahwa, Leadership is influence, yaitu
kemampuan seseorang untuk menciptakan pengaruh yang luar biasa, dengan
kekuatan itulah, seseorang mengajak kaumnya, bangsanya, atau karyawan–
karyawannya keluar dari belenggu tradisi atau kebiasaan–kebiasaan lama
(habits). Termasuk keluar dari belenggu keenakan berbisnis dengan produk–
produk lama atau cara–cara yang sudah ketinggalan zaman, terlalu lamban,
terlihat tua, dan seterusnya.
TIGA JENIS KEPEMIMPINAN,
1. Kepemimpinan Transformasional (Transaksional),
2. Kepemimpinan Karismatik (Visioner),
3. Kepemimpinan Tim.
1. Kepemimpinan Transformasional & Kepemimpinan Transaksional,
 Pemimpin Transaksional,
adalah, Pemimpin yang membimbing atau memotivasi pengikutnya menuju
sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas peran atau
persyaratan tugas.
 Pemimpin Transformasional.
Adalah, Pemimpin yang memberi inspirasi pengikutnya untuk bertindak
melebihi kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi,
Pemimpin ini mampu menumbuhkan dampak yang dalam pada para
pengikutnya.
 Kepemimpinan transformasional dibangun di atas kepemimpinan
transaksional. Ia menghasilkan usaha dan kinerja karyawan jauh melampaui
apa yang dihasilkan oleh pendekatan transaksional.
 Kepemimpinan transformasional memimpin lebih dari sekadar Karisma. Ia
menanamkan kemampuan bertanya kepada para pengikutnya, termasuk
mempertanyakan hal-hal yang sudah mapan dan rutin untuk diperbarui.
2. Kepemimpinan Karismatik dan Kepemimpinan Visioner,
 Pemimpin karismatik,
Adalah, Pemimpin yang basisnya antusiasme dan memiliki rasa percaya diri
yang kuat, serta tindakannya dapat memengaruhi banyak orang
untuk berperilaku dengan cara tertentu.
 Ada lima karakteristik pemimpin karismatik, yaitu,
 Mempunyai visi,
 Mampu menyampaikan visi tersebut dengan jelas dan mudah dipahami,
 Berani mengambil risiko untuk mencapai visi itu,
 Sensitif terhadap kendala lingkungan dan kebutuhan pengikutnya,
 Menunjukkan perilaku di luar kebiasaan.
 Pemimpin karismatik kemungkinan besar muncul dalam bidang politik dan
agama, atau muncul pada waktu yang sulit, seperti perang, ketika sebuah
bisnis baru mulai berdiri, atau saat menghadapi krisis yang mengancam
kehidupannya.
 Contoh,
 F.D. Roosevelt adalah pemimpin yang dianggap menggunakan
karismanya saat dia menawarkan visi untuk membawa Amerika Serikat
keluar dari depresi besar;
 Martin Luther King Jr. adalah contoh lainnya. Dia tidak mau menyerah
saat melawan tradisi perbedaan warna kulit (segregasi) di Amerika
Serikat.
 Kepemimpinan Visioner,
Adalah, Pemimpin yang kemampuannya melampaui pemimpin karisma
dalam hal menciptakan dan menyatakan visi yang realistis, layak
dipercaya, dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit
organisasi yang tumbuh untuk memperbaiki situasi sekarang.
 Ketrampilan (tiga sifat) Pemimpin Visioner, yaitu.
 Kemampuan dalam menjelaskan visinya kepada orang lain melalui
pidato-pidato yang memukau dan memancing orang untuk bergabung.
 Visi yang paling baik pun tidak akan berhasil apabila pemimpinnya
bukan seorang komunikator yang kuat.
 Contoh, Herb Kelleher (CEO Southwest Airlines), yang berkomitmen
penuh pada pelayanan pelanggan, dia tidak segan-segan ikut bekerja,
bila perlu membantu dalam proses administrasi kedatangan
penumpang, mengangkat koper, atau melakukan apa saja untuk
membuat pelanggan lebih nyaman.
 Kemampuannya mengungkapkan visi, bukan hanya secara verbal
melainkan juga melalui perilaku (pemimpin karismatik hanya
mengungkapan secara verbal saja).
 Kemampuan untuk memperluas dan menerapkan visi dalam berbagai
konteks yang berbeda-beda. Visi itu harus sama maknanya bagi orang di
bagian akuntansi dengan bagian produksi, dan bagi karyawan yang
ditempatkan di kantor-kantor cabang mupun kantor pusat.
3. Kepemimpinan Tim.
 Kepemimpinan tim,
 Adalah, Pemimpin yang berperan sebagai penghubung, penyelesai masalah,
manajer komplik dan sebagai pembina dalam organisasinay.
 Peran sebagai penghubung dengan pihak luar.
Pihak luar dapat mencakup manajemen yang lebih atas, tim internal lain,
pelanggan, atau pemasok. Pemimpin mewakili tim tersebut menghadapi
konstituen lain, mendapatkan sumber daya yang diperlukan, memperjelas
pengharapan orang lain terhadap tim itu, mengumpulkan informasil dari luar,
dan menyampaikan informasi itu kepada anggota-anggota tim.
 Peran sebagai penyelesaian masalah.
Apabila tim itu menghadapi masalah dan membutuhkan bantuan, pemimpin
tim selalu bersedia dan siap membantu memecahkan masalah itu.
 Peran sebagai manajer konflik.
Apabila muncul pertikaian, pemimpin membantu memproses konflik itu.
 Peran sebagai seorang pembina.
Mereka memperjelas harapan dan peran, mengajarkan, menawarkan
dukungan, memberi semangat, dan melakukan apa saja yang perlu untuk
membantu para anggota tim mempertahankan tingkat kinerja mereka yang
tinggi.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai Pemimpin yang efektip dalam
Entrepreneur, yaitu,
 Ciptakan tatanan nilai dan keyakinan untuk para karyawan dan buatlah agar
mereka bergairah mengejarnya.
 Karyawan selalu mengacu pada pemimpinnya.
 Para pemimpin harus secara terus-menerus memancarkan sinar yang
berpedoman pada prinsip, nilai-nilai, dan keyakinan yang mereka miliki dalam
membangun perusahaan mereka.
 Hargai dan dukung hal-hal positif yang dicapai para karyawan.
Untuk mendapatkan penghargaan dari para karyawan, para pemimpin harus
lebih dulu menghargai mereka yang bekerja untuknya.
 Berikan contoh.
Tindakan seorang pemimpin haruslah selalu sesuai dengan apa yang
dikatakannya. Apabila dia bersikap mendua, bukan tidak mungkin karyawan akan
meninggalkan dan tidak respect kepadanya.
 Fokuskan upaya para karyawan terhadap tujuan yang menantang dan terus
arahkan mereka pada tujuan tersebut.
Para pemimpin yang efektif mempunyai visi yang jelas tentang ke mana mereka
akan membawa perusahaan. Dia mampu mengomunikasikan visinya kepada
para pengikutnya.
 Sediakan sumber daya yang dibuthkan karyawan untuk mencapai tujuan.
Pemimpin tidak hanya menyediakan sumber daya fisik, tetapi juga sumber daya
yang tak terlihat, seperti pendidikan, pelatihan, dan nasihat-nasihat.
 Berkomunikasilah dengan para karyawan.
Pemimpin menciptakan komunikasi dua arah dengan anak buahnya untuk
memberikan dan mendengarkan umpan balik dari pengikut-pengikutnya.
 Hargai keragaman para pekerja.
Pemimpin usaha yang cerdik mengenali dan mampu memanfaatkan perbedaan-
perbedaan (keberagaman) para pekerja mereka, seperti keterampilan,
kemampuan, latar belakang, dan minat.
 Rayakan setiap keberhasilan bersama para pekerja.
Pemimpin memberikan penghargaan kepada karyawan-karyawannya yang
menampilkan kinerja terbaik, penghargaan tidak selalu dalam bentuk uang, tapi
dapat berupa ucapan dengan tulisan tangan. Lakukan secara tertulis dan
rayakan bersama-sama.
 Doronglah kreativitas di antara para pekerja.
Pemimpin yang efektif mau menerima kegagalan sebagai bagian dari inovasi dan
kreativitas. Mereka mengetahui bahwa perilaku inovatif merupakan kunci
keberhasilan masa depan dan mengerjakan segala yang mereka bisa untuk
mendorong kreativitas para pekerjanya.
 Pertahankan selera humor.
Salah satu alat terpenting yang dimiliki pemimpin adalah selera humor.
Tanpanya, pekerjaan dapat membosankan dan tidak menyenangkan bagi setiap
orang.
 Tataplah terus masa depan.
Pemimpin yang efektif tidak pernah puas dengan apa yang telah terjadi hari ini.
Mereka tahu bahwa keberhasilan kemarin tidak cukup untuk menopang
perusahaan dalam jangka waktu tak terbatas. Mereka melihat kepentingan untuk
mendirikan dan mempertahankan semangat yang cukup untuk mengantarkan
perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi.
FUNGSI PEMIMPIN
Dalam upaya mencapai tujuan-tujuan organisasinya, Pemimpin mempunyai tiga
fungsi utama yang saling berhubungan satu sama lainnya, yaitu Pencapaian
Tujuan, Membangun & Memelihara Tim, serta Mengembangkan Kemampuan
Individu.
1. Pencapaian Tujuan,
Dalam pencapaian tujuan, seorang pemimpin bertugas sebagai,
 Visioner.
 Seorang pemimpin adalah seorang yang harus mempunyai visi.
 Visi berasal dari Bahasa Latin “visum” yang berarti “melihat”, artinya,
pemimpinlah yang tahu organisasinya akan dibawa ke mana, tujuan di
masa yang akan datang seperti apa, dan target-target apa yang harus
dicapai.
 Visi adalah gambaran masa depan, tanpa visi, arah organisasi tidak akan
jelas dan bisa membingungkan anak buah dalam memberi kontribusi
masing-masing secara nyata kepada organisasi,
 Perencanaan Taktis dan Strategis.
 Visi saja tidak cukup, pemimpin harus memperjelasnya dan harus
dituangkan dalam suatu rencana atau sasaran strategis.
 Kemudian dibuat tahapan-tahapan perencanaan dalam pencapaian tujuan
strategis tersebut, yaitu dibuat rencana tahunan dan membuat
prioritasnya karena bagaimanapun selalu ada keterbatasan sumber-
sumber dari segala segi.
 Dalam implementasi setiap rencana, perlu dipikirkan pula taktik dalam
pencapaian sasaran jangka pendek. Dengan demikian semua anak buah
mempersiapkan dirinya agar dapat dilibatkan dalam suatu sinergi dan
masing-masing dapat memberikan kontribusi secara optimal sesuai
dengan perannya di dalam organisasi yang dipimpinya.
 Koordinator dan Evaluator.
 Melakukan koordinasi terhadap seluruh jajaran dalam organisasi dengan
sebaik-baiknya adalah suatu hal yang sangat penting, sehingga meskipun
jumlah bawahan banyak tetapi tetap sinkron, dapat dikendalikan, dan
dimonitor.
 Melakukan evaluasi terhadap kerja anak buah agar tidak melenceng dari
sasaran yang sudah ditentukan baik terhadap kinerja, prestasi, target,
atau jadwal kegiatan, apakah sesuai dengan rencana atau tidak.
 Melakukan pengawasan terhadap hasil suatu kegiatan yang tidak sesuai
rencana atau adanya deviasi-deviasi akan cepat terdeteksi dan dapat
segera dilakukan evaluasi untuk dilakukan koreksi dan penyesuaian
dengan rencana dan tujuan organisasi.
“Tak seorang pun ingin punya pemimpin besar yang ingin mengerjakan
segalanya sendiri atau mendapatkan pengakuan terhadap apa yang
dikerjakan.” – Andrew Carnegie
 Pembuat Keputusan,
 Seorang pemimpin merupakan penanggung jawab organisasi, ia harus
dapat membuat keputusan-keputusan yang tepat, dalam keadaan apapun
pemimpin selalu dapat memberikan keputusan-keputusan yang cepat dan
tepat.
 Dalam beberapa hal, keputusan yang akan diambil sebaiknya diketahui
dan mendapat persetujuan atau usulan-usulan dari bawahan (bottom-up)
terlebih dahulu agar kelak menjadi komitmen bersama, karena keputusan
yang dibuat sebetulnya merupakan keputusan bersama yang hendaknya
dijalankan dengan sebaik-baiknya, hingga dengan demikian nantinya
tidak menimbulkan pro dan kontra, atau dikerjakan tidak sepenuh hati
oleh bawahan, yang dapat memunculkan kontraproduktivitas.
 Tanggung Jawab,
Tanggung jawab itu ada dua macam, yaitu,
 Responsibility adalah tanggung jawab yang dikarenakan posisi dan
jabatannya,
 Accountability adalah tanggung jawab yang disebabkan oleh keahliannya
dalam bidang profesi.
 Dengan demikian, seorang pemimpin hendaknya tahu di mana ia harus
responsible, dan di mana ia harus accountable.
2. Membangun & Memelihara Tim,
 Membangun Semangat Tim Sebagai Winning Team,
Seorang pemimpin sebaiknya selalu menjadi inspirasi bagi anak buahnya dan
selalu memberikan semangat kepada anak buahnya.
 Membangun motivasi tim agar selalu berpartisipasi & tetap berprestasi,
Dalam bekerja, manusia sebaiknya selalu dikondisikan agar tetap memiliki
motivasi sebagai penggerak utama dalam melaksanakan tugasnya.
 Memelihara kekompakan tim agar tetap timbul sinergi,
Tugas pemimpinlah untuk selalu mengingatkan seluruh jajaran anak buahnya
agar tetap kompak, solid, harmonis, saling membantu, dan bersatu padu agar
timbul sinergi yang memudahkan organisasi mencapai tujuannya.
 Memberikan ganjaran dan hukuman pada anak buahnya,
Seorang pemimpin dituntut untuk bertindak adil dan tegas, meraka yang
menunjukan loyalitas, berprestasi dan berkelakuan baik diberikan
penghargaan, sedangkan yang tidak diberikan hukuman.
 Menumbuhkan kebanggaan sebagai anggota tim,
Kebanggaan harus ditunjukan dengan cara berprestasi sehingga dihargai
oleh berbagai pihak, hal ini akan menimbulkan kebanggan sebagai anggota
tim.
3. Mengembangkan Kemampuan Individu,
 Sebagai motivator bagi setiap individu,
Seorang pemimpin harus bisa bertindak sebagai motivator bila ada anggota
organisasi kurang berprestasi, dengan cara memberikan motivasi-motivasi
agar semangat kerjanya muncul. Bagaimana mungkin individunya akan
memiliki prestasi kalau motivasinya rendah?
 Sebagai guru, orang tua, atau coach bagi anak buahnya,
 Status seorang pemimpin ada di atas para anggota organisasi sehingga
mereka akan selalu melihat pemimpinnya.
 Seorang pemimpin harus mampu menempatkan dirinya dengan cara
melakukan hubungan atau pendekatan kemanusiaan secara informal
dengan para anak buahnya.
 Salah satu yang bisa dilakukan seorang pemimpin yang baik, yaitu
memposisikan dirinya seperti guru, artinya, ia bisa memberikan wawasan,
ilmu, keterampilan, pelatihan, dalam rangka memajukan anak buahnya.
 Pemimpin kadang perlu juga untuk mampu memposisikan dirinya seperti
orang tua dengan memberikan wejangan-wejangan yang bermanfaat bagi
anak buah.
 Sebaliknya, anak buah pun bisa dan mau mengungkapkan isi hatinya
kepada pemimpinnya untuk masalah-masalah yang menyangkut pribadi
maupun pekerjaan.
 Kemudian, pemimpin hendaknya mampu pula berperan sebagai coach
bagi anak buah sebagai satu tim dengan cara memberikan pelatihan-
pelatihan, semangat-semangat, agar bisa bekerja lebih baik lagi, kompak,
dan berprestasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
 Memberikan penghargaan terhadap prestasi anak buah,
 Meskipun anak buah belum tentu menuntut penghargaan dari
pemimpinnya, tetapi alangkah baiknya jika seorang pemimpin selalu
dapat memberikan penghargaan pada para anak buahnya dalam
berbagai bentuk, dalam rangka memotivasi serta memacu prestasi kerja
anak buah.
 Jangan dilupakan bahwa senyum, tegur sapa, ucapan terima kasih,
pujian-pujian, merupakan salah satu bentuk penghargaan juga.
 Membina anak buah agar menjadi calon “pemimpin” (leader create
leader) di masa yang akan datang,
 Setiap organisasi tentu ingin tetap bisa eksis dalam jangka panjang.
Dengan demikian, anggota organisasi akan selalu berganti karena faktor
usia dengan adanya regenerasi.
 Demikian pula, akan terjadi regenerasi di jajaran pemimpinnya. Untuk
itulah jiwa kepemimpinan ini juga perlu diterapkan pada para anak buah.
 Diharapkan nantinya akan muncul calon-calon pemimpin baru yang lebih
berkualitas agar organisasi tetap dapat dipimpin oleh orang-orang yang
mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dan berkualitas.
 Memberikan keteladanan sehingga pemimpin menjadi panutan anak
buah,
 Manusia Indonesia masih kental dengan sifat paternalistik, artinya selalu
mencari dan memerlukan keteladanan dari pihak lain, terutama dari
pemimpinnya.
 Dalam organisasi, yang diharapkan menjadi teladan oleh anak buah
sudah tentu adalah pemimpinnya sendiri.
 Keteladanan ini maksudnya untuk hal-hal yang positif. Oleh karena itu,
jadilah pemimpin yang dapat menjadi panutan anak buah dengan
memberikan keteladanan-keteladanan yang terpuji. Dengan demikian,
dapat pula menumbuhkan individu-individu yang terpuji di dalam
organisasi.
PROSES BELAJAR MENJADI PEMIMPIN
Menjadi pemimpin tidak dapat dicapai melalui pendidikan formal di sekolah, tetapi
harus melalui latihan dengan memanfaatkan wahana-wahana atau organisasi
sebagai tempat berlatih dalam kegiatan ekstrakurikuler di dalam kampus atau di luar
kampus.
Bagaimana cara melatih diri dalam kepemimpinan?
 Bakat bawaan atau tidak berbakat, bukan menjadi suatu kendala. Yang penting
punya kemampuan, niat, tekad, dan segera berbuat.
 Berinteraksi dengan lingkungan melalui cara bergaul untuk hal-hal yang positif
dan produktif.
 Masuk dalam organisasi dan menjadi anggota aktif. Jadilah anak buah yang
baik sebelum menjadi pemimpin yang baik, kemudian berusaha untuk menjadi
pengurus organisasi. Di kampus banyak aktivitas ekstra kurikuler yang dapat
dimanfaatkan, baik dalam bidang olahraga, seni, bahasa, jurnalistik, Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan lain-lain
 Memanfaatkan setiap peluang untuk mendapatkan pengalaman dalam
memimpin dimulai dari hal-hal terkecil, di antaranya,
 Mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya,,
 Mampu bekerja sama baik secara vertikal maupun horizontal
 Berani serta mau berinisiatif dan kreatif,
 Berani berkorban,
 Sedikit bicara, banyak bekerja,
 Belajar berdiskusi, bertanya, mengemukakan pendapat, dll
 Belajar menghargai hasil karya orang lain,
 Mengembangkan kesetiakawanan,
 Mengembangkan personal network,
 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi,
 Mengembangkan kemampuan membuat gagasan, konsep, atau proposal
dalam bentuk tulisan,
 Membuat laporan pertanggungjawaban,
 Menjadi pengurus organisasi secara aktif dan belajar bertanggung jawab, bahkan
kalau bisa menjadi pimpinan organisasi,
 Belajar mempunyai visi.
 Saran,
 Banyak orang yang berhasil di masyarakat, baik dalam karir, politik, maupun
bisnis, adalah mereka yang dulunya sangat aktif dalam berorganisasi dan
kegiatan ekstra kurikuler sewaktu menjadi mahasiswa.
 Jadilah mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi dan ekstra kurikuler
serta pandai bergaul tanpa mengabaikan tugas-tugas intrakurikuler supaya
tidak kena DO, agar suatu saat kalau sudah menjadi sarjana dan
berkecimpung di masyarakat sudah terbiasa memimpin
BEKAL MENJADI SEORANG PEMIMPIN
1. Mempunyai Visi,
Artinya seorang pemimpin harus sudah mempunyai gambaran tentang
organisasinya di masa yang akan datang dan dituntut untuk selalu berpikitan
jauh ke depan.
2. Bergairah,
Kegairahan dapat dilihat dari tindak tunduknya yang enerjik, gesit, raut wajahnya
yang selalu optimis dalam keadaan bagaimanapun dan berpenampilan yang
selalu keren.
3. Integritas,
Seorang pemimpin yang mempunyai kejujuran, terbuka, harga diri, bijak, tegas,
tidak munafik, konsisten, bersikap hormat, adil, arif dan bijaksana.
4. Rasa ingin tahu dan Keberanian,
Seorang pemimpin mau belajar sebanyak mungkin, berani mangambil risiko,
berani bereksperimen dan mencoba hal-hal baru.
Dengan bekal ini seorang pemimpin akan mempunyai wibawa dan kharisma,
yang merupakan hasil proses dan pengakuan yang tulus dari anak buah.
Ketika anda berhenti belajar, anda berhenti menjadi Pemimpin (Rick Warren).
Orang yang paling menyedihkan di dunia adalah orang yang punya pandangan
tetapi tidak punya Visi (Hellen Keller).
PRMIMPIN IDEAL
Pemimpin ideal dilihat dari sudut pandang pengikut mempunyai ciri-ciri, yaitu.
1. Sebagai Panutan,
Seorang pemimpin harus memberikan contoh dalam segala hal dengan keadaan
lahir & batin, jujur, tidak munafik dan tidak serakah
2. Sebagai Pengayom,
Pemimpin harus dapat memberikan rasa aman lahir dan batin bagi para
pengikutnya dengan sikap yang adil, bijaksana, dan amanah, tetapi tegas dan
lugas.
3. Bersikap Tut Wuri Handayani,
Janganlah menjadi pemimpin yang oteriter , serta mau pintar dan menang
sendiri, kembangkan potensi pengikut dengan memotivasi dan mengajar agar
pengikut dapat mengeluarkan ide, saran, pendapat atau gagasan untuk
perkembangan organisasi.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menciptakan calon-calon
pemimpin di masa depan, jangan menciptakn pembebek, oportunis dan
besikap ABS serta provokator.
LIMA HAL YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN PEMIMPIN,
1. Serakah,
Haus materi, mau menang sendiri dan tidak mau memberikan kesempatan pada
para pengikut.
2. Munafik,
Perkataan tidak menyatu dengan perbuatan
3. Tebal muka,
Tidak punya rasa mau terhadap kesalahan yang diperbuatnya.
4. Tega,
Tidak punya rasa belas kasihan terhadap sesama manusia.
4. Tidak senang pengikut maju.
Maunya menang sendiri dan sukses sendiri.
Kebangkrutan yang terbesar di dunia adalah orang yang kehilangan
semangatnya (HW Arnold).
Pengembangan kepemimpinan adalah perjalanan sepanjang hidup, bukan
bepergian singkat (John C Maxwell).
FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN SEORANG PEMIMPIN,
1. Menempatkan diri sebagai Pimpinan bukan Pemimpin,
Memimpin mengandalkan kekuasaan formal saja tanpa memperhatikan
hubungan antar manusia.
2. Tidak mampu membangun Teamwork,
Tidak bisa mengarahkan pengikut dalam suatu kesatuan (sinergi) untuk
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
3. Hanya ingin dilayani,
Pemimpin sebaiknya mau melayani bukan dilayani oleh pengikutnya.
4. Tidak mau menanggung risiko,
Selalu mengorbankan pengikut jika terjadi suatu kesalahan.
5. Tidak mampu memberikan motivasi,
6. Tidak loyal pada pengikut,
7. Kehilangan Objektivitas,
8. Tidak bisa dijadikan panutan,
9. Menganggap menjadi pemimpin adalah seumur hidup,
10. Tidak mau belajar (tidak pintar),
TIPS PRAKTIS
Untuk memupuk jiwa kepemimpinan yang efektip lakukan hal-hal sebagai
berikut,
 Bangunlah Pengetahuan, Rajinlah Membaca,
Pepatah lama mengatakan to lead tomorrow, learn today. Kenalilah cara belajar
Anda yang efektif. Jangan musuhi sekolah, membenci teori atau terburu-buru
mengatakan sesuatu itu terlalu teoretis. Pemimpin membutuhkan fondasi teori
karena mereka yang punya teori bisa melihat lebih jauh dari yang kasat mata.
Rajinlah ke kampus, kejar ilmu, belilah dan bacalah buku-buku bermutu, jangan
selalu membaca buku-buku yang mudah saja. Namun, janganlah ragu menguji
teori-teori itu dengan realita dan cek apakah itu benar-benar valid.
 Bukalah Jendela Sel-selmu
Kahlil Gibran mengatakan, “Kita semua terpenjara. Yang membedakan kita
adalah sebagian tinggal dalam sel-sel berjendela dan yang lainnya tak
berjendela.” Pemimpin adalah orang yang mendiami sel-sel berjendela dan
membuat pintu agar dia bisa mengunjung sel-sel lainnya. Seorang pemimpin
mengenal keberagaman dan berani menghadapi perbedaan.
 Disiplin Diri
Pemimpin bekerja dengan disiplin yang dimulai dari dirinya sendiri. Ingatlah,
perjalanan panjang pengembaraan dirimu dimulai dari pengembaraan di dalam
dirimu. Saat engaku bodoh, engkau pasti ingin menguasai orang lain. Namun,
saat engkau meraih kebijaksanaan, engkai ingin mengendalikan dirimu sendiri.
 Bekerjalah dengan Prioritas,
Dalam action oriented, Anda akan bertemu dengan konsep prioritas. Pemimpin
tahu bagaimana mendahulukan hal-hal yang utama. Kalau seseorang terlalu
sibuk dengan segala hal dan menganggap semua urusan itu penting, maka itu
pertanda bahwa orang itu belu bekerja dengan prioritas.
 Kerjakan atau Delegasikan
Kalau bisa dikerjakan, segeralah diselesaikan. Terapkanlah 3D berikut ini: Do it,
Delegate it, or Dump it, jangan ditunda-tunda. Masalah sekali dianggap masalah
akan tetap menjadi masalah sampai Anda memecahkannya. Kalau sesuatu Anda
tunda, iyu akan menjadi masalah di kemudian hari.
 Bangunlah Kepercayaan dan Respek
Kepercayaan dan respek didapat karena Anda layak dihormati, berpengetahuan,
dan tidak berperilaku sesuka hati. Anda menjada komitmen dan peduli terhadap
orang lain.
 Jaga Kestabilan Emosi
Kenali betul kondisi emosi Anda dan kendalikanlah. Gunakan emosi untuk
menunjukkan komitmen. Salah satu cara menjaga kestabilan emosi dengan
hidup seimbang, vertikal maupun horizontal, tidur yang teratur dan mejauhi
pemakaian obat-obatan perangsang atau dopping.
 Latihlah Diri Berkomunikasi dan Mumpuni
Berinisiatiflah terlibat dalam kegiatan-kegiatan kampus sedari Anda muda.
Belajarlah memimpin, menghadapi konflik, mengenal perbedaan pandangan, dan
mengatur orang. Tanpa kejelasan komunikasi, tak ada orang yang akan
mengikutimu.
 Belajarlah Menulis
Pemimpin harus bisa menulis dengan logika yang jelas. Belajarlah menulis dan
buatlah tulisan-tulisan Anda hidup.
 Gunakan Manajemen
Manajemen adalah ilmu yang mengajarkan Anda mencapai tujuan melalui orang
lain. Pelajarilah bagaimana merumuskan strategi dan menggerakkan operasional
usaha Anda dalam satu kesatuan.
PROFESIONALISME
Pengertian Profesi, Profesional dan Profesionalisme di dalam Entrepreneur
 Profesi,
Adalah, Pekerjaan yang dilakukan seseorang sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian atau keterampilan dari pelakunya.
 Profesional,
Adalah, Seseorang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang
dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi, berupa
tenaga, waktu dan pikirannya yang dijual kepada pihak lain atau orang
lain untuk mendapatkan imbalan yang terukur, biasanya berupa uang
untuk memenuhi nafkah hidupnya dengan segala risiko yang
diperhitungkan.
Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau performance
seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
“Professional” mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan
tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang
penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn
profesinya. Penyandangan dan penampilan “professional” ini telah
mendapat pengakuan, baik segara formal maupun informal.
 Profesionalisme,
Adalah, Komitmen para profesional terhadap profesinya.
Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai
tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan
kemampuan profesional, dst.
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.
 Profesionalisasi,
Adalah, Suatu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi
dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
 Profesionalitas,
Adalah, Suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi
terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang
mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.
Profesionalitas merupakan sikap para anggota profesi benar2
menguasai, sungguh2 kepada profesinya.
Sikap anda, bukan bakat anda, akan menentukan derajat anda
(Zig Ziglar).
Para amatir berharap para profesional menjadikannya nyata
(Garson Kaurin).
HIERARKI KEBUTUHAN MANUSIA (Abraham Maslow),
 Manusia di dalam bermasyarakat memerlukan kebutuhan, yaitu,
 Status Sosial (manusia adalah makhluk sosial),
Yaitu, Suatu kedudukan atau pengakuan terhadap seseorang di masyarakat,
karena prestasi atau bisa juga karena faktor keturunan.
 Status Ekonomi (Manusia merupakan makhluk ekonomi),
Yaitu, Merupakan ciri utama manusia mampu menghasilkan atau membuat
sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya, dari mulai yang mendasar
misalnya untuk pangan dan sandang.
 Manusia tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri, maka ada
semacam spesialisasi dalam masyarakat dalam membuat atau menghasilkan
suatu barang keperluan manusia lainnya.
 Dengan adanya saling membutuhkan barang-barang yang dihasilkan tadi, maka
akan terjadi tukar-menukar (barter) sampai pada jual-beli dengan menggunakan
“media uang”. Lama-kelamaan, dengan berkembangnya peradaban manusia,
kebutuhan itu berkembang dan beragam dalam hal penyediaannya, menjadi
bukan hanya barang tetapi juga dalam bentuk jasa, oleh sebab itu pertumbuhan
masyarakat ekonomi dan manusia disebut Makhluk Ekonomi.
 Berkembang dan berpadunya unsur manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk ekonomi (socio-economy) menumbuhkembangkan keinginan manusia
akan pemenuhan hasratnya.
 Korelasi dan gabungan antara kebutuhan sosial dan ekonomi ini diuraikan
oleh Abraham Maslow yang terkenal dengan istilah Piramida atau Hierarki
Kebutuhan Maslow.
 Abraham Maslow, 1908, menjelaskan bahwa, Manusia tidak hanya cukup
sampai pemenuhan kebutuhan hidup yang mendasarn Primer), tetapi akan
berkembang terus untuk mewujudkan aktualisasi dirinya (sekunder) seperti yang
diuraikan dalam Piramida Maslow atau Hierarki Kebutuhan Maslow.
 Pendekatan Abraham Maslow terkait dengan motivasi yang diterima secara
luas, Maslow membuat hipotesis bahwa dalam diri setiap manusia terdapat lima
kebutuhan, yaitu,
1. Kebutuhan Fisiologis (Fisik),
2. Kebutuhan rasa aman (keamanan),
3. Kebutuhan sosial,
4. Kebutuhan penghargaan (Harga diri),
5. Kebutuhan aktualisasi diri,
TEORI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW
 Kebutuhan Fisiologis (Fisik).
Kebutuhan fisiologis berhubungan dengan fungsi normal tubuh, termasuk
kebutuhan akan air, istirahat, udara , dan kebutuhan biologis. Hingga kebutuhan
tersebut bisa terpenuhi, bagian penting dari perilaku manusia ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan tersebut.
 Kebutuhan Keamanan (rasa aman).
Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan individu untuk menjauhkan diri mereka
dari bahaya. Bahaya tersebut termasuk juga menghindari kecelakaan tubuh dan
bencana ekonomi. Manajemen mungkin akan membantu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan melalui gaji yang dibayarkan.
 Kebutuhan Sosial.
Kebutuhan sosial termasuk juga keinginan untuk disayangi, kemitraan, dan
persahabatan. Secara keseluruhan, kebutuhan tersebut mencerminkan
keinginan individu untuk diterima oleh orang lain. Ketika kebutuhan tersebut
terpebuhi, perilaku dialihkan pada pemenuhan kebutuhan penghargaan.
 Kebutuhan Harga Diri (Penghargaan).
Kebutuhan penghargaan adalah keinginan individu untuk mendapat
penghormatan dan biasanya dibagi menjadi dua kategori : (1) penghargaan diri
dan (2) penghargaan pada orang lain. Sampai kebutuhan penghargaan
terpenuhi, individu-individu akan terus termotivasi untuk berperilaku yang
berhubungan.
 Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Kebutuhan untuk mengakatualisasi diri adalah keinginan untuk memaksimumkan
potensi yang dimiliki oleh individu. Contohnya, Kepala Sekolah yang mencoba
memuaskan kebutuhan aktualisasi diri akan bekerja keras menjadi kepala
sekolah yang baik.

Saya kira tiap orang bisa memiliki segala sesuatunya jika mereka mau
bekerja, bekerja dan bekerja (Estee Lauder).
EMPAT HAL YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADI SEORANG PROFESIONAL
Seseorang professional tidak dapat hanya berkiprah di masyarakat untuk mencari
nafkah tetapi juga harus membekali dirinya terus-menerus dan selalu memperbaiki
diri agar kompetensinya dapat diakui serta mampu berkompetisi dengan pihak-pihak
lain, terutama dalam bidang profesi sejenis. Adapun bekal yang diperlukan oleh
profesional adalah
1. Ilmu Pengetahuan dalam bidang Profesi,
 Seseorang profesional harus mempunyai ilmu dan pengetahuan, baik yang
spesifik maupun umum.
 Pengetahuan dan ilmu ini tidak cukup hanya diperoleh dari sekolah, harus
ditambah terus-menerus, terutama melalui pengembangan diri.
 Semakin banyak pengetahuan yang diketahui, maka semakin luas wawasan
yang dimiliki.
2. Keterampilan,
 Pengetahuan teoritis saja tidak cukup, untuk itu perlu dipraktikkan dalam
segala kesempatan terutama pada waktu menjalankan tugas kerja, yang
akan menjadi pengalaman.
 Ilmu dan pengetahuan, ditambah pengalaman akan menjadi keterampilan,
yakni kemampuan untuk mempraktikkan pengetahuan.
 Keterampilan tidak cukup pada hal-hal yang berhubungan dengan latar
pendidikan tetapi harus ditambah pula dengan beberapa keterampilan
penunjang lainnya (soft skill), seperti,
 Kemampuan berkomunikasi,
 Kemampuan bersosialisasi,
 Kemampuan bernegosiasi,
 Kemampuan menganalisis,
 Kemampuan perencanaan,
 Kesehatan dan kebugaran fisik yang prima.
3. Sikap & Mental,
 Dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan, tidak cukup keterampilan saja
yang dikembangkan, tetapi harus dibarengi dengan pengembangan dalam
menerapkan mental dan sikap seorang profesional.
 Mental adalah suatu perwujudan dari sikap batin seserang yang akan
mendorong tingkah lakunya dalam menghadapi kenyataan, misalnya sikap
berani, tahan uji, ulet dan lain-lain.
 Sikap adalah bagaimana cara kita menghadapi kenyataan atau cara
pandang (Sikap metal yang positip).
 Atribut Sikap dapat berupa,
 Berpikiran positif,
 Selalu optimis,
 Mampu menghadai resiko apapun,
 Selalu ingin mengembangkan diri,
 Mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pencapaian prestasi.
 Atribut sikap seorang entrepreneur dapat berupa, yaitu,
 Percaya diri,
 Kreatif,
 Ulet, gigih, tekun, sabar, cerdik, dan tahan banting,
 Mudah beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan baru,
 Kepemimpinan,
 Mampu menemukan dan mengembangkan sesuatu yang bermanfaat dan
berinovasi,
 Manpu melihat dan menangkap peluang,
 Mampu menghadapi dan mengelola resiko.
4. Integritas.
 Seorang Entrepeneur profesional bertindak dan melakukan tugas-tugasnya
secara benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan
pada orang lain (Memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara
nyata mengerjakan berarti memiliki integritas).
 Integritas adalah suatu kualitas yang membuat orang percaya pada anda,
kepercayaan merupakan dasar suatu hubungan yang kuat, tanpa adanya
kepercayaan, tidak akan ada suatu hubungan, dan sudah pasti tidak akan
berjalan. Kemanusiaan yang asli adalah sebagaimana adanya.
 Memang tidak mudah menerangkan masalah integritas secara singkat, tetapi
pada intinya ciri-ciri orang yang mempunyai integritas adalah orang
yang mempunyai integritas itu dapat dipercaya atau amanah, bukan
pembohong, tidak munafik, selalu menepati janji, konsisten, tidak plin-
plan.

Ilmu & Pengetahuan + Pengalaman = Keterampilan.


Keterampilan + Sikap Mental yang Baik + Integritas = Profesionalisme.
Profesionalisme + Perbaikan Diri Terus-menerus = Seni.

Jika Anda dengan sengaja merencanakan mengurangi kemampuan Anda,


maka saya peringatkan Anda bahwa Anda tidak akan bahagia selama sisa
hidup anda (Abraham Maslow).
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH SEORANG PROFESIONAL
1. Mengetahui Hak & Kewajiban seorang Profesional dalam menjalankan
tugas profesinya, yaitu,
 Norma-norma
 Perjanjian lisan
 Kode etik profesi dan moral
 Perjanjian tertulis (kontrak kerja atau peraturan pegawai perusahaan),
 Undang-Undang (UU) dan Peraturan-Peraturan (PP) Negara.
2. Seorang profesional harus mengerti dan paham, terhadap Tujuan, Keinginan
dan Maksud dari pihak pemberi pekerjaan,
3. Sikap Seorang Profesional,
a. Sempurna dan tepat,
Artinya apa saja yang ditugaskan kepadanya akan dilakukan dengan sebaik-
naiknya tidak asal-asalan seperti kerja seorang pekerja.
b. Disiplin,
Kedisiplinan dan kegigihan dapat meningkatkan kompetensi seorang
profesional.
c. Tepat Janji,
Seorang profesional harus memenuhi kewajibannya secara sadar dan penuh
tanggung jawab dan menunjukkan dedikasi penuh pada pekerjaannya.
d. Perbaikan diri,
Cara memperbaiki diri dilakukan melalui proses belajar secara terus-
menerus, proses belajar tersebut dapt diperoleh melalui berbagai cara,
seperti melalui buku, seminar ataupun audio.
e. Santun dalam pergaulan,
Salah satu hal yang sangat membantu seorang profesional unutk menaikkan
citranya dalam bergaul adalah sikap sopan santun. Sukses di masyarakat
terletak dalam sikap ramah dan simpati.
f. Pengembangan sikap Propesionalisme secara terus-menerus,
Profesionalisme ini harus dikembangkan sedini mungkin sejak seseorang
mulai bekerja.
g. Menerima imbalan,
Imbalan uang itu janganlah dianggap sekadar materi, tetapi harus diartikan
memiliki makna lain yang sangat penting.
Setelah menerima Imbalan, lakukanlah ....
 Syuhkurilah,
 Bagilah,
 Manfaatkanlah secara benar.
 Dalam proses belajar, aktivis menulis, membaca, berbicara, dan
mendengarkan, umumnya mempunyai perbandingan sebagai berikut
 Menulis 10%
 Membaca 15%
 Berbicara 30%
 Mendengarkan 45%
 Para pendidik telah menemukan bahwa manusia belajar melalui,
 1,0 % melalui perasaan
 2,5 % melalui sentuhan
 3,5 % melalui penciuman
 11,0 % melalui pendengaran
 83,0 % melalui penglihatan

Membaca membuat seorang manusia menjadi berisi, diskusi membuatnya


menjadi siap, dan menulis membuatnya menjadi jelas dan pasti (Francis
Bacon).
Jangan biarkan diri Anda diasosiasikan dalam pekerjaan, jika pekerjaan gagal,
Anda tidak (Gordon Van Sauter).
Seorang paar di bidang apa saja dulunya seorang pemula (Jackson Brown).
HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN & DIHINDARI SEORANG PROFESIONAL
 Hal-hal yang harus Dilakukan seorang Profesional, yaitu,
 Pahami hak dan kewajiban,
 Kerjakan setiap tugas dengan sempurna dan tepat,
 Dapat bekerja sama dengan team work sehingga timbul sinergi,
 Perbaikan diri dengan terus-menerus belajar,
 Berkompetisi dengan sehat dan positif,
 Kembangkan kemampuan untuk menjadi pemimpin dan dipimpin,
 Perkuat kemampuan bahasa asing terutama bahasa Inggris,
 Berani membuat keputusan dan bertanggung jawab atas hasilnya,
 Berusaha terus mengukir prestasi dalam bekerja,
 Ulet, jujur, disiplin, cerdik,
 Mengembangkan citra perusahaan atau organisasi sebaik-baiknya.
 Hal-hal yang Tidak boleh Dilakukan seorang Profesional, yaitu,
 Meminta melebihi hak yang telah ditentukan,
 Mengurangi kewajiban yang telah ditentukan,
 Bekerja dengan prinsip asal-asalan atau berjiwa kuli,
 Individualistis, egois dan Cepat puas.,
 Menjelekkan orang lain, karena tidak etis,
 Melemparkan tanggung jawab pada orang lain bila ada kesalahan,
 Bekerja hanya untuk tujuan prestise.
D. ETIKA BISNIS
 Etika Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat, yang dapat berbentuk Nilai-nilai, Norma dan Perilaku karyawan
serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan atau mitra kerja, pemegang saham, dan masyarakat.
 Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
 Pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu,
 Utilitarian Approach,
Setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang
tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
 Individual Rights Approach,
Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus
dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
 Justice Approach,
Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
 Penerapam Etika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional,
yaitu,
 Sebutkan nama lengkap,
 Berdirilah saat memperkenalkan diri,
 Ucapkan terima kasih secukupnya,
 Kirim ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis,
 Jangan duduk sambil menyilang kaki,
 Tuan rumah yang harus membayar
 Definisi Etika Bisnis,
 Etika, berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang memiliki arti sikap,
perasaan, akhlak, kebiasaan, watak (beberapa ahli mengatakan bahwa Etika
merupakan suatu ilmu yang harus dan dapat dipelajari).
 Bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha.
 Etika Bisnis adalah suatu tata cara yang dapat dijadikan sebagai acuan
dalam menjalankan kegiatan berbisnis, dimana dalam tata cara tersebut
mencakup segala macam aspek, baik dari individu, institusi, kebijakan, serta
perilaku berbisnis.
 Tujuan Etika Bisnis,
 Untuk menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil mungkin serta
menyesuaikan hukum yang sudah dibuat.
 Untuk menghilangkan ketergantungan pada sebuah kedudukan individu
maupun perusahaan.
 Etika bisnis ini tingkatannya lebih luas jika dibanding dengan ketentuan yang
sudah diatur berdasarkan hukum yang berlaku,
 bahkan jika dibandingkan dengan standar minimal dari ketentuan hukum
maka etika bisnis menjadi standar atau ukuran yang lebih tinggi. Hal ini
dikarenakan, dalam kegiatan berbisnis tidak jarang kita jumpai adanya bagian
abu-abu dan tidak diatur berdasarkan ketentuan hukum.
Lima Kekuatan Bahasa Tubuh dalam Berkomunikasi
 Secara ilmiah, bahasa tubuh (body language) dapat menunjukan beberapa hal,
antara lain,
 Proses komunikasi tersebut berperan atau berdampak penting (93 %),
 Tingkat kejujuran bila dibandingkan dengan bahasa lisan (80 %),
 Menguasai kekuatan dalam proses sebuah berkomunikasi, sebab ukuran
keberhasilan komunikasi adalah pemahaman, artinya jika dengan beberapa
gerakan saja mitra bicara sudah paham, maka tidak perlu banyak kata
terucap, sehingga dengan demikian tugas komunikasi sudah terlaksana.
 Kesuksesan dalam berkomunikasi dapat ditentukan oleh 5 bahasa tubuh berikut,
yaitu,
1. Gerakan Tubuh (Kenesis),
Maksudnya gerakan anggota tubuh (tangan) saat sedang berbicara atau
berhadapan dengan lawan bicaranya, gerakan ini merefleksikan tingkat
kejujuran seseorang (maksud sebenarnya) meskipun faktanya berbeda
dengan apa yang diucapkan, misalnya,
 Memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana,
 Bersendekap,
 Menutup sebagian mulut,
 Memegang dagu,
 Memegang dahi.
2. Postur Tubuh,
Maksudnya kecendrungan posisi, gambaran atau arah postur tubuh
seseorang ketika sedang berkomunikasi dengan lawan bicaranya, misalnya,
 Menjauh dari mitra bicara,
 Tiba-tiba dia bersandar ke kursi,
 Cenderung condong ke arah mitra bicara.
3. Kontak Mata dan Gerakan Bola Mata,
Maksudnya adalah kontak mata atau gerakan bola mata seseorang ketika
sedang berbicara dengan mitranya, misalnya,
 Menatap ke arah mata mitra bicaranya,
 Tidak menatap ke arah mata mitra bicaranga,
 Gerakan bola mata ke kiri, mengindikasikan orang itu sedang merekayasa
sesuatu hal,
 Gerakan bola mata ke kanan, menunjukkan orang itu sedang
menganalisa suatu hal,
 Gerakan bola mata ke atas,
 Gerakan bola mata ke bawah.
4. Intonasi Suara dan Kecepatan Bicara.
Maksudnya adalah Intonasi (tinggi rendahnya suara) dan kecepatan bicara
seseorang saat sedang berbicara dengan mitranya, kondisi ini sangat mudah
untuk ditangkap dan dikenali sehingga bisa digunakan sebagai indikator awal
memahami maksud dan tujuan mitra bicara, misalnya,
 Intonasi suara atau nada bicara yang tinggi dan keras, menunjukan
ekspresi kemarahan atau emosi (cenderung negatif atau kasar),
 Intonasi suara datar maknanya sekedar memanggil,
5. Jarak (proxemics),
Maksudnya adalah seberapa jauh atau seberapa dekat jarak yang terjadi
ketika seseorang sedang melakukan komunikasi atau berbicara, misalnya,
 Jarak 1-2 meter (jarak sosial), artinya ketika seseorang berbicara dengan
jarak tersebut menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan yang
umum sebagai antar manusia,
 Jarak 50 Cm (jarak personal), artinya mereka atau salah satu dari orang
yang sedang berkomunikasi memiliki ketertarikan atau keperluan khusus,
 Jarak kurang dari 50 cm (jarak intim), artinya mereka memiliki hubungan
yang sangat dekat dan spesial, sehingga meskpun mereka berdua
menyangkal dengan kalimat bahwa mereka hanya berteman, namun jarak
tubuh yang ditunjukkan menyatakan yang berbeda.

Вам также может понравиться