Вы находитесь на странице: 1из 13

KONSEP DIRI

PADA LANSIA

NORMA, M.Kes
DEFENISI
• Stuart dan Sundeen (1995)
mengatakan bahwa konsep diri
adalah semua ide, pikiran,
kepercayaan, dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya
dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain.
• Beck, William dan Rawlin (1994),
konsep diri adalah cara individu
memandang dirinya secara utuh
fisikal, emosional intelektual,
social, dan spiritual.
• Konsep diri adalah keseluruhan 
pikiran dan perasaan dari individu
tentang dirinya sendiri sebagai
suatu obyek (Rosenberg cit. Fuller,
2000).
Menurut Yani (1998) bahwa konsep diri dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:

1. Predisposisi
Berbagai factor penunjang terjadinya perubahan
konsep diri seseorang . Faktor ini dapat dibagi sebagai
berikut:
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri yang meliputi:
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang
tidak realistic.
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran  adalah
stereotipik peran seks, tuntutan peran kerja dan
harapan peran cultural.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok
sebaya, dan perubahan dari struktur social.
2. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh
situasi yang dihadapi individu dan individu tidak
mampu menyesuaikan. Situasi ataut stressor dapat
mempengaruhi konsep diri dan komponennya.
BODY IMAGE
• Merupakan kumpulan dari sikap individu yang disadari atau tidak
disadari oleh tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan
sekarang serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan
potensi yang berkesinambungan dimodifikasi persepsi dan
pengalaman baru.

• Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara


sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan
tentang ukuran dan bentuk fungsi, penampilan dan potensi
tubuh saat ini dan masa lalu  (Stuart dan Sundeen, 1995).

• Gambaran tubuh seseorang adalah penilaian dari individu


tentang keadaan fisiknya termasuk dalam bagian tubuhnya yang
sehat dan sakit, apakah dapat berfungsi secara normal (Driever
cit. Mary, 1996). Gambaran tubuh berhubungan erat dengan 
kepribadian, cara memandang individu terhadap dirinya yang
mempunyai dampak yang sangat penting pada aspek
psikologisnya, pandangan yang realistik terhadap dirinya,
menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberikan rasa
aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan
harga diri bagi individu yang stabil.
IDEAL DIRI
• Ideal diri adalah persepsi individu
tentang bagaimana ia harus
berperilaku sesuai dengan standar 
pribadi ((Stuart dan Sundeen,
1995).
• Ideal diri merupakan bagaimana ia
harus berperilaku sesuai dengan
standar, aspirasi, tujuan atau nilai
personal tertentu. Standar dapat
berhubungan dengan tipe orang 
yang diinginkan atau sejumlah
aspirasi, cita-cita, nilai yang ingin
dicapai.
Menurut Keliat (1994) ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi ideal diri adalah:

a) Kecenderungan individu menetapkan ideal


diri pada batas kemampuannya.
b)Faktor budaya akan mempengaruhi individu
menetapkan ideal diri, kemudian standar ini
dibandingkan dengan standar kelompok
teman.
c) Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan
berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan
untuk menghindari kegagalan, perasaan
cemas dan rendah diri.
IDENTITAS DIRI
• Identitas diri adalah kesadaran akan
dirinya sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian, yang
merupakan sintesa dari semua aspek
konsep diri sebagai satu kesatuan
yan utuh (Stuart dan Sundeen, 1995).
• Pengorganisasian prinsip dari
kepribadian yang bertangung jawab
terhadaP kesatuan, kesinambungan,
konsistensi, dan keunikan individu,
mempunyai konotasi otonomi dan
meliputi persepsi seksualitas
seseorang.
Meier (cit. Stuart dan Sundeen,
1995) mengidentifikasi lima ciri
identitas ego, yaitu:
1. Mengenal diri sendiri sebagai
organisme yang utuh dan terpisah
dari orang lain.
2. Mengakui jenis kelamin sendiri
3. Memandang berbagai aspek dalam
dirinya sebagai suatu keselarasan.
4. Menilai diri sendiri sesuai dengan
nilai masyarakat
5. Mempunyai tujuan yang bernilai
yang dapat direalisasikan.
PENAMPILAN & PERAN
• Penampilan diri merupakan serangkaian pola perilaku
yang diharapkan oleh lingkungan berhubungan
dengan fungsi individu di berbagai kelompok social.
Peran yang ditetapkan adalah peran dimana
seseorang tidak mempunyai pilihan lain. Peran yang
diterima adalah peran terpilih dan dipilih oleh
individu. Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan
tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat (Beck. Cit. Keliat, 1994).
• Setiap orang termasuk usia lanjut selalu disibukan
dengan perannya  yang berhubungan dengan posisi
pada setiap waktu  sepanjang kehidupan, Misalnya
peran sebagai kakek-nenek, orang tua, anggota
masyarakat, suami-istri  dan lain-laian. Peran-peran
tersebut sangat dibutuhkan untuk mencapai
aktualisasi diri seseorang.
Adapun stressor dari peran meliputi:
a)   Konflik peran
Konfllik peran ini dialami jika peran yang diminta
konflik dengan system individu atau dua peran yang
konflik satu sama lainnya.
b)   Peran yang tidak jelas.
Peran yang tidak jelas bisa terjadi jika individu
diberikan peran yang tidak jelas dalam hal perilaku
dan penampilan yang diharapkan.
c)   Peran yang tidak sesuai
Peran yang tidak sesuai bisa terjadi jika individu
dalam proses transisi merubah nilai dan sikap 
contoh orang tua yang ditunjuk sebagai tokoh
masyarakat (RT atau RW) yang belum pernah
dialaminya.
d)   Peran berlebihan
Peran ini bisa muncul apabila terjadi jika seseorang
individu menerima peran sebagai kakek, tokoh
masyarakat, orang tua, ketua organisasi social dll.
Dimana peran-peran tersebut tidak bisa dijalankan 
dengan baik karena kondisi fisiknya.
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi individu dalam menyesuaikan
terhadap peran, yaitu:

1. Kejelasan perilaku dan pengetahuan


yang sesuai dengan peran
2. Konsistensi respon orang yang
berarti terhadap peran yang
dilakukan.
3. Kesesuaian dan keseimbangan
antara peran yang diembannya.
4. Keselerasan budaya dan harapan
individu terhadap perilaku peran.
5. Pemisahan situasi yang akan
menciptakan ketidaksesuaian
perilaku peran.
Sepanjang kehidupan seseorang sering
mengalami transisi peran. Keliat (1994)
mengidentifikasi  tiga kategori transisi peran,
yaitu:
1. Transisi perkembangan
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada
identitas. Setiap perkembangan harus dilalui individu
dengan meyelesaikan tugas yang berbeda-beda. Hal ini
dapat merupakan stressor bagi konsep diri.
2. Transisi situasi
Transisi situasi terjadi sepanjan daur kehidupan seperti
kelahiran dan kematian, dari sendiri kemudian menjadi
berdua dengan pasangannya, atau ditinggal mati
pasangannya. Perubahan-perubahan status menyebabkan
perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan
peran, peran yang tidak jelas atau yang berlebihan.
3. Transisi sehat-sakit
Stressor pada tubuh dapat meyebabkan gangguan
gmbaran diri dan berakibat perubahan konsep diri.
Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri, yaitu gambaran diri, ideal diri, identitas diri,
penampilan peran, dan harga diri.
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться