Вы находитесь на странице: 1из 36

“Manajemen Cairan pada Pasien dengan

tindakan Laparotomy“

Imelda Friska Ta’uro


N111 17 032

PEMBIMBING KLINIK : dr. Faridnan Sp.An


PENDAHULUAN
• Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan
komposisi elektrolit di dalamnya tetap stabil adalah penting bagi
homeostatis. Beberapa masalah klinis timbul akibat adanya
abnormalitas dalam hal tersebut.Untuk bertahan, kita harus menjaga
volume dan komposisi cairan tubuh, baik ekstraseluler (CES) maupun
cairan intraseluler (CIS) dalam batas normal.

• Jumlah asupan air dan elektrolit melalui makan dan minum


akan dikeluarkan dalam jumlah relatif sama. Ketika terjadi
gangguan homeostasis dimana jumlah yang masuk dan keluar
tidak seimbang, harus segera diberikan terapi untuk
mengembalikan keseimbangan tersebut.
Tinjauan pustaka
• Terapi cairan ialah tindakan untuk
memelihara, mengganti cairan tubuh
dalam batas-batas fisiologis dengan
cairan infus kristaloid (elektrolit) atau
koloid (plasma ekspander) secara
intervena.

• Keseimbangan cairan merupakan sebuah istilah dalam


mendeskripsikan keseimbangan input dan output dari carian di
dalam tubuh untuk menjalankan fungsi proses metabolik secara
benar.
Tinjauan pustaka
• Tujuan utama terapi cairan perioperatif
adalah untuk mengganti defisit pra bedah,
selama pembedahan dan pasca bedah dimana
saluran pencernaan belum berfungsi secara
optimal disamping untuk pemenuhan kebutuhan
normal harian. Terapi dinilai berhasil apabila
pada penderita tidak ditemukan tanda-tanda
hipovolemik dan hipoperfusi atau tanda-tanda
kelebihan cairan berupa edema paru dan gagal
nafas.
Distribusi Cairan Tubuh

Jaringan (40%)
Cairan
Tubuh (100%) Intraselular
Cairan Tubuh (40%) 60 Plasma darah
(60%) 100 Cairan (5 %) 10
Ekstraselular
(20%) 40 Cairan Interstitial
(15 %) 30
Distribusi Cairan Tubuh
Jenis-jenis Cairan
Cairan Kristaloid Cairan Koloid
• Cairan dengan berat molekul rendah ( < • Cairan dengan berat molekul tinggi ( >
8000 Dalton ) dengan atau tanpa glukosa, 8000 Dalton ), mempunyai tekanan
mempunyai tekanan onkotik rendah, onkotik tinggi, sehingga sebagian besar

sehingga cepat terdistribusi ke seluruh akan tetap tinggal di ruang


intravaskuler. Termasuk golongan ini:
ruang ekstraseluler, dan mengandung
Albumin, Plasma protein fraction:
elektrolit: Ringer lactate, Ringer’s solution,
Plasmanat, produk darah: sel darah
NaCl 0,9%, Tidak mengandung elektrolit:
merah, koloid sintetik: Dekstran,
Dekstrosa 5%. Cairan ini rata-rata memiliki
Hydroxyethyl starch.
tingkat osmolaritas yang lebih rendah
dengan osmolaritas plasma.
Kristaloid
Keuntungan Kerugian
 Komposisi elektrolit  Perlu 3-4 x jumlah

seimbang perdarahan
 Bisa mengakibatkan udem
 Tidak ada resiko alergi
 Mengakibatkan TOP
 Tidak mempengaruhi
berkurang.
hemostasis
 Hypothermia
 Mengakibatkan  Lama kerja + 90 menit
terjadinya diuresis  NaCl 0.9% : asidosis
 Murah hiperchloremia
Koloid
Keuntungan
 Tetap berada dalam volume
intravaskular
 Kebutuhan sama dengan
jumlah darah yang hilang
 Meningkatkan TOP, mobilitas
interstiiel ke intravaskuler.
 Resiko udem minimal
 Meningkatkan aliran darah
microvaskular
Transfusi Darah
• Komponen transfusi darah diberikan utk memperbaiki
oksigenasi dan mengurangi perdarahan.

• Gejala merugikan : transmisi infeksi, hemolitik dan non


hemolitik rx transfusi, imunosupresi.

• Pengganti drh kurang aktivitas koagulasi, tidak dapat


mempertahankan volume intravaskuler.
Penanganan Medis Terhadap terapi cairan
Restriksi cairan preoperative
• Selama periode 6 jam restriksi cairan, pasien dewasa yang
sehat kehilangan cairan sekitar 300-500 mL. Kehilangan cairan
dapat meningkat jika pasien menderita demam atau adanya
kehilangan abnormal cairan.
• Defisit cairan yang telah ada sebelumnya Harus dikoreksi
sebelum operasi untuk meminimalkan efek dari anestesi.
Penanganan Medis Terhadap terapi cairan
Faktor-faktor intraoperative
• 1. Induksi anestesi. Dapat menyebabkan terjadinya hipotensi pada
pasien dengan hipovolemia preoperatif karena hilangnya
mekanisme kompensasi seperti takikardia dan vasokonstriksi.
• 2. Kehilangan darah yang abnormal
• 3. Kehilangan abnormal cairan ekstraselular ke third space
(contohnya kehilangan cairan ekstraselular ke dinding dan lumen
usus saat operasi)
• 4. Kehilangan cairan akibat evaporasi dari luka operasi (biasanya
pada luka operasi yang besar dan prosedur operasi yang
berkepanjangan)
Penanganan Medis Terhadap terapi cairan
Faktor-faktor postoperative
• 1. Stres akibat operasi dan nyeri pasca operasi
• 2. Peningkatan katabolisme jaringan
• 3. Penurunan volume sirkulasi yang efektif
• 4. Risiko atau adanya ileus postoperati
Dehidrasi
• Dehidrasi didefinisikan sebagai suatu kondisi kehilangan cairan dan elektrolit
tubuh. Diare merupakan penyebab tersering dehidrasi dan usia balita adalah
kelompok yang paling rentan mengalami kondisi dehidrasi. Dehidrasi juga
dapat terjadi karena peningkatan kebutuhan cairan tubuh, seperti demam, shu
lingkungan yang tinggi, dan akrivitas ekstrim.
• Jika tidak segera ditangani dehidrasi berat dapat berdampak pada kejadian
syok. Syok merupakan kegagalan sirkulasi dan perfusi jaringan yang
disebabkan oleh kehilangan volume cairan intravaskuler yang ditandai dengan
takikardi dan hipotensi.
Dehidrasi
• Penatalaksanaan dehidrasi harus disesuaikan dengan derajat dan
tanda klinis dehidrasi, sehingga dapat diberikan
penatalaksanaan/terapi yang tepat. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) telah mengeluarkan interpretasi untuk mengukur derajat
dehidrasi dengan penilaian pada keadaan umum, kondisi mata,
mulut dan turgor kulit. Berikut cara menilai derajat dehidrasi dan
gejala klinis dehidrasi.
Dehidrasi
. Derajat Dehidrasi Berdasarkan Presentasi Kehilangan Air
dari Berat Badan.

Derajat dehidrasi Dewasa Bayi dan Anak

Dehidrasi Ringan 4% dari BB 5% dari BB


Dehidrasi Sedang 6% dari BB 10% dari BB
Dehidrasi Berat 8 % dari BB 15% dari BB
Dehidrasi
Derajat dehidrasi Berdasarkan Skor WHO
Yang dinilai Skor
A B C
Keadaan umum Baik Lesu/haus Gelisah,
cemas,mengantuk,
hingga syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Turgor kulit Baik Kurang Jelek
Dehidrasi
Derajat dehidrasi Berdasarkan Skor WHO

Catatan :
< 2 tanda di kolom B dan C : Tanpa dehidrasi
>2 tanda di kolom B : Dehidrasi ringan –sedang
≥ 2 tanda di kolom c : Dehidrasi berat
Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama : Tn. T
Umur : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 55 kg
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ds. Dampal-Sirenja
No. Rekam Medik : 814457
Tanggal Operasi : 29 Agustus 2017
Laporan Kasus
S-O-A-P
SUBJECTIVE :
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama : Sakit perut kiri bawah
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien MRS dengan keluhan sakit perut bagian kiri bawah. Sakit perut hanya terdapat pada perut
bagian kiri bawah. Sakit perut dirasakan sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu. Sakit yang dirasakan
makin lama makin sering dirasakan. Sekarang sakit yang dirasakan disertai perut kembung dan
terasa tegang pada perut. Beberapa hari yang lalu pasien mengeluhkan BAB bercampur dengan
darah dan lendir serta kebiasaan BAB yang berubah-ubah, terkadang feses encer dan kadang-kadang
susah BAB. Pasien mengalami muntah > 5 kali dan diare 4 kali sehari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien sebelumnya sudah periksa ke puskesmas, dan disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut
dengan dokter spesialis bedah. Deman, pusing dan mual disangkal.
Laporan Kasus
OBJEKTIVE :
PEMERIKSAAN FISIK : (B1-B6)

B1 (Breath) : Airway :
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : Vokal Fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor kiri sama dengan kanan
Auskultasi :Bunyi napas vesikuler (+/+), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-)
RR : 24 x/menit.

B2 (Blood) :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula (S)
Laporan Kasus
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : S1 dan S2 murni regular, bising (-)

B3 (Brain) : kesadaran : CM ( Compos Mentis )


Mata : Mata cekung (-/-),Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor diameter ± 3 mm.
Telinga : Discharge (-)
Hidung : Discharge (-), epistaksis (-)
Mulut : Sianosis (-) bibir kering (+), mukosa membran kering (+),
pembesaran tonsil (-), skor Mallampati 2.
Pemeriksaan leher : simetris, tidak ada deviasi trakea, pembesaran
kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).

B4 (Bladder) : BAK via kateter (+), warna : Kuning muda


Laporan Kasus
B5 (bowel)

Inspeksi : Cembung, tidak terdapat jejas


Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : Bunyi : Timpani
Asites : (-)
Palpasi : Nyeri tekan kuadran kiri bawah abdomen
(+), hepatomegali (-), splenomegali (-).

B6 Back & Bone : tidak ada batasan aktivitas.


Ekstremitas : akral hangat, pucat (-), edema (-), turgor < 3 detik, CRT 3 detik.
Hasil Pemeriksaan Lab
Hasil Rujukan Satuan Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI Kimia Darah
Hemoglobin 13.0 L: 13-17, P: 11-15 g/dl GDS 114 74 – 100 mg/dl
Leukosit 5.9 4.000-10.000 /mm3 Ureum 20.7 18.0 – 55.0 mg/dl
Eritrosit 4.28 L: 4.5-6.5 P: 3.9-5.6 Juta/ul Creatinin 0.93 0.70 – 1.30 mg/dl
Hematokrit 37.6 L: 40-54 P: 35-47 % SGPT 7.2 0.0 – 41.0 U/L
Trombosit 246.000 150.000-500.000 /mm3 SGOT 12.2 0.0 - 37.0 U/L
Waktu Hasil Rujukan
3’00” 1-6 m.det
perdarahan/CT Seroimmunolog
Waktu i
7’45” 4-10 m.det
perdarahan/BT HbsAg Non-reaktif Non-reaktif
Laporan Kasus
PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAF
Synus rhythm, Heart rate 100 x/menit, gelombang P normal, axis normal, PR interval
0,16 detik, LVH (-)

ASSESMENT
Status fisik ASA II
Observasi urin dan TTV
Acc. Anestesi
Diagnosis pra-bedah : Tumor colon

PLAN
Jenis anestesi : General Anestesi (GA)
Teknik anestesi : Semiclose (ETT no.7,5)
Jenis pembedahan : Laparotomi
Monitoring Anestesi

160

140

120

100

80

60

40

20

Sistolik Nadi Diastolik

Keterangan:
: Mulai anestesi
: Mulai operasi
: Operasi selesai
: Anestesi selesai (sign out
LAPORAN ANESTESI
Diagnosis pra-bedah : Tumor colon
Diagnosis post-bedah : Post tindakan laparotomi
Jenis pembedahan : Laparotomi
Persiapan anestesi : Informed consent
Puasa 17 jam sebelum operasi
Jenis anestesi : General Anestesi (GA)
Teknik anestesi : Semiclose (ETT no.7,5)
Premedikasi anestesi : Sedacum 2,5 mg
Fentanyl 60 mg
Medikasi tambahan : Propofol 100 mg,
Tramus 25 mg,
Ephedrin 10 mg,
Ketorolac 30 mg
Maintenance : Sevoflurane dengan flow rate O2 4 lpm.
Posisi : Supinasi
Respirasi : Spontan
Anestesi mulai : 13.15 WITA
Operasi mulai : 13.40 WITA
Lama operasi : 2 jam 2 menit
Lama anestesi : 2 jam 40 menit
Pembahasan
 Pasien pada kasus ini, dilakukan tindakan bedah berupa laparatomi explorasi.
Sebelum dilakukan tindakan operasi, dilakukan pemeriksaan pre-op yang meliputi
anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan status
fisik ASA dan risiko operasi. Pada pasien ini termasuk ASA II, karena pasien dengan
umur ekstrim (geriatri) tanpa penyakit sistemik.
 Jenis anestesi yang dipilih adalah general anestesi teknik semiclose (ETT no.7.5). Hal
ini dipilih karena pasien akan dilakukan laparotomi yang akan membutuhkan waktu
yang lama, melihat kondisi pasien yang cemas dan tidak tenang. Teknik intubasi
dipilihuntuk memudahkan dalam menjaga patensi jalan napas dan mencegah
terjadinya aspirasi dibandingkan dengan teknik masker yang harus memperhatikan
posisi kepala dan juga kemungkinan terjadi aspirasi saat operasi berlangsung.
Pembahasan
Penatalaksanaan Preoperatif
 Pada pasien ini terjadi dehidrasi akibat perubahan volume yang diakibatkan muntah
yang dialami > 5 kali sebelum masuk rumah sakit dan diare 4 kali sehari. Pada pasien
ini, kitadapat menentukan kategori dehidrasinya berdasarkan gejala klinis yang
muncul dan bukan berdasarkan kadar elektrolit karena pada kasus ini tidak dilakukan
pemeriksaan elektrolit. Gejala klinis yang muncul pada pasien yaitu lemas, capillary
refill time 3 detik, mukosa membran kering, mata cekung, dan output urin menurun,
sehingga dapat dikategorikan sebagai dehidrasi derajat sedang.
 Rehidrasi cairan (dehidrasi derajat sedang): 6% x BB = 6% x 55 kg = 3,3 L (3300 ml).
Pemberian cairan ini dibagi dalam 8 jam pertama sebanyak 1650 ml dan 16 jam
berkutnya sebanyak 1650 ml. Pada kasus ini sebelum operasi telah dimasukkan cairan
sebanyak 700 selama kurang lebih 8 jam. Sehingga masih tersisa 2600 cc untuk
pemberian 16 jam berikutnya, yang akan ditambahkan pada cairan pasca operasi.
Pembahasan
Durante Operatif
Pemberian cairan durante operasi awalnya diberikan cairan rehidrasi yang belum
diberikan sebelum operasi dimulai. Diberikan secara cepat dengan memberikan cairan
sebanyak 20 ml/kg BB/30 menit. Hal ini diulangi sebanyak satu kali sehingga jumlah
cairan yang diberikan pada saat resusitasi cepat sebanyak 2200 ml. Setelah pemberian ini
cairan untuk rehidrasi lebih sebanyak 400 ml yang akan diberikan post-operatif. Berikut
perhitungan pada saat operasi:
Cairan maintenance: 10 kg pertama : 10 kg x 4 cc = 40 cc
10 kg kedua : 10 kg x 2 cc = 20 cc
Sisa berat badan : 35 kg x 1 cc = 35 cc +
Total 95 ml/jam (2280 ml/24 jam)
Pembahasan
Durante Operasi
Penggantian Puasa
Lama jam puasa (17 jam) x Maintenace (95 ml) = 1615 ml
Saat mulai puasa sampai pasien akan diberikan cairan rehidrasi, pasien mendapatkan
cairan 1000 ml dan ini dianggap sebagai pengganti puasa sehingga sisa cairan untuk
pengganti puasa 615 ml.
Pembahasan
Durante Operasi
Stress operasi
Untuk pengganti cairan sequestra diberikan sesuai derajat operasi. Pada kasus ini termasuk operasi besar karena
merupakan operasi laparotomi.
Operasi kecil : 4 ml x kg BB
Operasi sedang : 6 ml x kg BB
Operasi besar : 8 ml x kg BB
Jadi, 8 cc x 55 kg = 440 ml

Kebutuhan cairan menggunakan rumus:


Jam I : M + O + ½ P  95 + 615 + 220 = 930 cc
Jam II : M + O + ¼ P  95 + 615 + ¼ (440) = 820 cc
Jadi total cairan yang harus diberikan durante operasi jam I dan II yaitu 1750 ml. Pada saat durante operasi, jumlah
cairan yang diberikan adalah sejumlah 1650 ml, sehingga sisa cairan yang akan diberikan pada post operatif yaitu 100
ml
Pembahasan
Durante Operasi
Perdarahan
Jumlah perdarahan pada pasien ini sebanyak 550 cc. Pada pasien ini tidak diberikan
darah sebagai pengganti, sehingga diberikan cairan kristaloid dengan perbandingan 3:1.
Jadi total cairan kristaloid yang diberikan adalah 1650 ml.
EBV laki-laki dewasa: 75cc/kg BB = 75 x 55 = 4125 cc
Sehingga didapatkan % jumlah perdarahan (%EBV) :
%EBV = 550/4125 x 100% = 13%
Menurut perhitungan, perdarahan yang lebih dari 20% EBV haru dilakukan transfusi
darah. Pada kasus ini tidak diberikan pemberian penggantian cairan dengan darah karena
perkiraan perdarahan sekitar 550 cc, dimana EBVnya adalah 4125 cc jumlah perdarahan
(%EBV) adalah 13% sehingga tidak diperlukan transfusi darah.
Pembahasan
Terapi Cairan Post-operatif
 Pemenuhan kebutuhan dasar/harian air, elektrolit dan kalori/nutrisi. Kebutuhan air
untuk penderita di daerah tropis dalam keadaan basal sekitar kurang lebih 50
ml/kgBB/24jam. Sehingga kebutuhan air untuk pasien ini adalah: 50 cc/kgBB/24 jam
= 2750cc/24jam
 Resusitasi cairan yang diberikan pasca bedah merupakan sisa jumlah cairan yang
belum diberikan baik preoperatif maupun perioperatif serta kebutuhan cairan untuk
pasien dalam 24 jam. Sehingga kebutuhan cairan untuk kurang lebih 24 jam kedepan
adalah kebutuhan cairan pasca operasi + sisa cairan rehidrasi + sisa cairan perioperatif
+ jumlah pengganti perdarahan, jadi di dapatkan 5515 cc yang merupakan suatu
jumlah yang banyak. Karena pasien masih dipuasakan setelah operasi maka cairan
sisa akan dimasukkan secara parenteral.
Kesimpulan
 Untuk mengoreksi terhadap gangguan keseimbangan yang disebabkan terapi cairan
tersebut. Monitoring organ-organ vital dilanjutkan secara seksama meliputi tekanan
darah, frekuensi napas, suhu tubuh dan warna kulit.
 Pemberian cairan postoperatif yang tidak sesuai jumlah sebenarnya, sudah dapat
membuat pasien teresusitasi dengan baik sehingga pada pemberian terapi cairan tidak
harus sepenuhnya sesuai dengan jumlah yang sebenarnya karena tubuh setiap orang
memiliki perbedaan dalam melakukan kompensasi terhadap gangguan cairan yang
terjadi. Respon tubuh tergantung status fisik, umur dan lain sebagainya. Tetapi kita
harus memonitoring tanda vital dan tanda yang lainnya agar dapat menentukan apakah
resusitasi cairan sudah dapat dihentikan atau tidak untuk mencegah edema paru yang
akan terjadi jika cairan berlebih diberikan.
Terima Kasih

Вам также может понравиться