Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
tindakan Laparotomy“
Jaringan (40%)
Cairan
Tubuh (100%) Intraselular
Cairan Tubuh (40%) 60 Plasma darah
(60%) 100 Cairan (5 %) 10
Ekstraselular
(20%) 40 Cairan Interstitial
(15 %) 30
Distribusi Cairan Tubuh
Jenis-jenis Cairan
Cairan Kristaloid Cairan Koloid
• Cairan dengan berat molekul rendah ( < • Cairan dengan berat molekul tinggi ( >
8000 Dalton ) dengan atau tanpa glukosa, 8000 Dalton ), mempunyai tekanan
mempunyai tekanan onkotik rendah, onkotik tinggi, sehingga sebagian besar
seimbang perdarahan
Bisa mengakibatkan udem
Tidak ada resiko alergi
Mengakibatkan TOP
Tidak mempengaruhi
berkurang.
hemostasis
Hypothermia
Mengakibatkan Lama kerja + 90 menit
terjadinya diuresis NaCl 0.9% : asidosis
Murah hiperchloremia
Koloid
Keuntungan
Tetap berada dalam volume
intravaskular
Kebutuhan sama dengan
jumlah darah yang hilang
Meningkatkan TOP, mobilitas
interstiiel ke intravaskuler.
Resiko udem minimal
Meningkatkan aliran darah
microvaskular
Transfusi Darah
• Komponen transfusi darah diberikan utk memperbaiki
oksigenasi dan mengurangi perdarahan.
Catatan :
< 2 tanda di kolom B dan C : Tanpa dehidrasi
>2 tanda di kolom B : Dehidrasi ringan –sedang
≥ 2 tanda di kolom c : Dehidrasi berat
Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama : Tn. T
Umur : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 55 kg
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ds. Dampal-Sirenja
No. Rekam Medik : 814457
Tanggal Operasi : 29 Agustus 2017
Laporan Kasus
S-O-A-P
SUBJECTIVE :
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama : Sakit perut kiri bawah
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien MRS dengan keluhan sakit perut bagian kiri bawah. Sakit perut hanya terdapat pada perut
bagian kiri bawah. Sakit perut dirasakan sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu. Sakit yang dirasakan
makin lama makin sering dirasakan. Sekarang sakit yang dirasakan disertai perut kembung dan
terasa tegang pada perut. Beberapa hari yang lalu pasien mengeluhkan BAB bercampur dengan
darah dan lendir serta kebiasaan BAB yang berubah-ubah, terkadang feses encer dan kadang-kadang
susah BAB. Pasien mengalami muntah > 5 kali dan diare 4 kali sehari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien sebelumnya sudah periksa ke puskesmas, dan disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut
dengan dokter spesialis bedah. Deman, pusing dan mual disangkal.
Laporan Kasus
OBJEKTIVE :
PEMERIKSAAN FISIK : (B1-B6)
B1 (Breath) : Airway :
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : Vokal Fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor kiri sama dengan kanan
Auskultasi :Bunyi napas vesikuler (+/+), Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-)
RR : 24 x/menit.
B2 (Blood) :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula (S)
Laporan Kasus
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : S1 dan S2 murni regular, bising (-)
ASSESMENT
Status fisik ASA II
Observasi urin dan TTV
Acc. Anestesi
Diagnosis pra-bedah : Tumor colon
PLAN
Jenis anestesi : General Anestesi (GA)
Teknik anestesi : Semiclose (ETT no.7,5)
Jenis pembedahan : Laparotomi
Monitoring Anestesi
160
140
120
100
80
60
40
20
Keterangan:
: Mulai anestesi
: Mulai operasi
: Operasi selesai
: Anestesi selesai (sign out
LAPORAN ANESTESI
Diagnosis pra-bedah : Tumor colon
Diagnosis post-bedah : Post tindakan laparotomi
Jenis pembedahan : Laparotomi
Persiapan anestesi : Informed consent
Puasa 17 jam sebelum operasi
Jenis anestesi : General Anestesi (GA)
Teknik anestesi : Semiclose (ETT no.7,5)
Premedikasi anestesi : Sedacum 2,5 mg
Fentanyl 60 mg
Medikasi tambahan : Propofol 100 mg,
Tramus 25 mg,
Ephedrin 10 mg,
Ketorolac 30 mg
Maintenance : Sevoflurane dengan flow rate O2 4 lpm.
Posisi : Supinasi
Respirasi : Spontan
Anestesi mulai : 13.15 WITA
Operasi mulai : 13.40 WITA
Lama operasi : 2 jam 2 menit
Lama anestesi : 2 jam 40 menit
Pembahasan
Pasien pada kasus ini, dilakukan tindakan bedah berupa laparatomi explorasi.
Sebelum dilakukan tindakan operasi, dilakukan pemeriksaan pre-op yang meliputi
anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan status
fisik ASA dan risiko operasi. Pada pasien ini termasuk ASA II, karena pasien dengan
umur ekstrim (geriatri) tanpa penyakit sistemik.
Jenis anestesi yang dipilih adalah general anestesi teknik semiclose (ETT no.7.5). Hal
ini dipilih karena pasien akan dilakukan laparotomi yang akan membutuhkan waktu
yang lama, melihat kondisi pasien yang cemas dan tidak tenang. Teknik intubasi
dipilihuntuk memudahkan dalam menjaga patensi jalan napas dan mencegah
terjadinya aspirasi dibandingkan dengan teknik masker yang harus memperhatikan
posisi kepala dan juga kemungkinan terjadi aspirasi saat operasi berlangsung.
Pembahasan
Penatalaksanaan Preoperatif
Pada pasien ini terjadi dehidrasi akibat perubahan volume yang diakibatkan muntah
yang dialami > 5 kali sebelum masuk rumah sakit dan diare 4 kali sehari. Pada pasien
ini, kitadapat menentukan kategori dehidrasinya berdasarkan gejala klinis yang
muncul dan bukan berdasarkan kadar elektrolit karena pada kasus ini tidak dilakukan
pemeriksaan elektrolit. Gejala klinis yang muncul pada pasien yaitu lemas, capillary
refill time 3 detik, mukosa membran kering, mata cekung, dan output urin menurun,
sehingga dapat dikategorikan sebagai dehidrasi derajat sedang.
Rehidrasi cairan (dehidrasi derajat sedang): 6% x BB = 6% x 55 kg = 3,3 L (3300 ml).
Pemberian cairan ini dibagi dalam 8 jam pertama sebanyak 1650 ml dan 16 jam
berkutnya sebanyak 1650 ml. Pada kasus ini sebelum operasi telah dimasukkan cairan
sebanyak 700 selama kurang lebih 8 jam. Sehingga masih tersisa 2600 cc untuk
pemberian 16 jam berikutnya, yang akan ditambahkan pada cairan pasca operasi.
Pembahasan
Durante Operatif
Pemberian cairan durante operasi awalnya diberikan cairan rehidrasi yang belum
diberikan sebelum operasi dimulai. Diberikan secara cepat dengan memberikan cairan
sebanyak 20 ml/kg BB/30 menit. Hal ini diulangi sebanyak satu kali sehingga jumlah
cairan yang diberikan pada saat resusitasi cepat sebanyak 2200 ml. Setelah pemberian ini
cairan untuk rehidrasi lebih sebanyak 400 ml yang akan diberikan post-operatif. Berikut
perhitungan pada saat operasi:
Cairan maintenance: 10 kg pertama : 10 kg x 4 cc = 40 cc
10 kg kedua : 10 kg x 2 cc = 20 cc
Sisa berat badan : 35 kg x 1 cc = 35 cc +
Total 95 ml/jam (2280 ml/24 jam)
Pembahasan
Durante Operasi
Penggantian Puasa
Lama jam puasa (17 jam) x Maintenace (95 ml) = 1615 ml
Saat mulai puasa sampai pasien akan diberikan cairan rehidrasi, pasien mendapatkan
cairan 1000 ml dan ini dianggap sebagai pengganti puasa sehingga sisa cairan untuk
pengganti puasa 615 ml.
Pembahasan
Durante Operasi
Stress operasi
Untuk pengganti cairan sequestra diberikan sesuai derajat operasi. Pada kasus ini termasuk operasi besar karena
merupakan operasi laparotomi.
Operasi kecil : 4 ml x kg BB
Operasi sedang : 6 ml x kg BB
Operasi besar : 8 ml x kg BB
Jadi, 8 cc x 55 kg = 440 ml