Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
Indrani Nur WP
Sayyidatun Nisa
Seafina Subagio
Teguh D. Wicaksono
Preseptor
dr. Muhammad Galih Irianto, Sp.F
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Pendahuluan
Sexual abuse is any form of sexual contact or
behavior that occurs without the explicit
consent of the recipient of the un wanted
sexual act (Ellison et all, 2008)
Journal review
• Forensic Sexual Assault Examination and Genital Injury
: is skin color a source of health disparity? (2008)
Jurnal 1
In Pouch TV
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
• Sebanyak 85% pasien sexual abuse dengan suspek STI sesuai
rekomedasi CDC adalah asimtomatik (tidak ditemukan adanya
dischage vaginal)
• Pemeriksaan IPTV memiliki sensitivitas 0,67x lebih tinggi dibanding
WM
• Hasil pemeriksaan menggunakan IPTV menyebutkan bahwa 7 dari 12
pasien (57%) pasien yang terdeteksi trichomoniasis mempunyai
manivestasi vaginal discharge
• Penulis percaya bahwa 33% (4/12) merupakan negatif palsu menurut
rekomendasi CDC terbaru untuk tes IPTV mensugesti bahwa tes yang
paling spesifik dan sensitif harusnya digunakan ketika mengevaluasi
anak untuk STD.
• Menunjukkan bahwa Trichomonas vaginalis merupakan 1 dari
kebanyakan STI yang ditemukan setelah kekerasan seksual.
• Penulis merekomendasikan penyedia layanan medis lebih memilih
menggunakan teknik culture-based seperti IPTV untuk standar kriteria
untuk diagnosis Trichomonas vaginalis dan untuk menggunakan
metode ini ketika mengevaluasi anak dan dewasa yang dicurigai
mengalami kekerasan seksual
Journal 3
Metode
▪Tempat
Rumah Sakit Policlinico University di Palermo
▪Waktu
Oktober 2006 – Desember 2016
▪Pengelompokkan :
- Kelompok studi adalah semua korban yang datang ke Rumah sakit
Policlinico University di Palermo dengan kondisi sebagai korban
pemerkosaan atau kekerasan seksual.
- Pasien dikelompokkan berdasarkan: usia, tempat SA (sexual
assault), jumlah dan tipe penyerang, sifat kekerasan seksual, ada
atau tidaknya cidera fisik atau alat genital.
▪Prosedur
a. Pasien yang datang ke bagian unit gawat darurat diterima di
ruang privat, masih menggunakan pakaian, minta untuk tidak
miksi atau defekasi, makan, minum, merokok untuk dilakukan
pemeriksaan forensik sesegera mungkin.
Metode
b. Mengumpulkan informasi mengenai riwayat SA pada pasien dengan
terus memerhatikan informed consent, termasuk untuk melaporkan
kriminalitas ke pihak berwenang, dokumentasi, pemeriksaan bukti,
tes kehamilan, pemeriksaan PMS dan pemberian profilaksis dan
kontrasepsi emergensi jika dibutuhkan.