Вы находитесь на странице: 1из 40

Journal Review

Oleh
Indrani Nur WP
Sayyidatun Nisa
Seafina Subagio
Teguh D. Wicaksono
Preseptor
dr. Muhammad Galih Irianto, Sp.F
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Pendahuluan
Sexual abuse is any form of sexual contact or
behavior that occurs without the explicit
consent of the recipient of the un wanted
sexual act (Ellison et all, 2008)
Journal review
• Forensic Sexual Assault Examination and Genital Injury
: is skin color a source of health disparity? (2008)
Jurnal 1

• Diagnosis of Trichomonas vaginalis in Female Children


and Adolescent Evaluated for Possible Sexual Abuse: A
comparison of the InPouch TV Culture Methode and
Jurnal 2 Wet Mount Microscopy (2009)

• Medico Legal Procedures related to Sexual Assault :


10-year retrospective experience of a Daphne Protocol
Jurnal 3 Application (2018)
• (1) memperkirakan frekuensi, prevalensi, jenis, dan lokasi
Tujuan cedera anogenital pada wanita kulit hitam dan kulit putih
dan (2) menyelidiki peran warna kulit dalam deteksi cedera
Jurnal 1 selama pemeriksaan kekerasan seksual forensik.

• Untuk membandingkan peforma wet mount microscopy


dan InPouch TV kultur untuk mendiagnosis Trichomonas
vaginalis pada perempuan anak-anak dan dewasa yang
Jurnal 2 mengalami pelehan sexual

• Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis data yang


didapat dari 10 tahun pengalaman pemanfaatan Protokol
Jurnal 3 Daphne untuk manajemen korban seksual
Journal 1
Metode
▪Metode
• Penelitian cross-sectional dengan design deskriptif
▪Sampel
120 wanita usia diatas sampai dengan 21 tahun
▪Partisipan :
- Partisipan orang yang sehat, berbahasa inggris, yang
merasa sebagai hitam atau putih.
- Kriteria eklusi meliputi cidera genital yang diterapi oleh
dokter dalam 1 bulan terakhir, hamil, histerektomi, pap
smear/IMS dalam 6 bulan terakhir, memiliki abnormal
kolposkopi
▪Prosedur
a. Dua pemeriksan memeriksa dengan menggunakan
klasifikasi TEARS (Tear, Ekimosis, abrasion,
redneess dan swelling
b. Pemeriksan tidak diinformasikan bahwa warna
kult dijadikan variable agar hasil tidak bias
c. Pemeriksaan berupa inspeksi langsung dan
kolposkopi dengan gambar digital maupun dengan
menggunakan toluidine kontras biru
d. Penilaian warna kulit meliputi epidermis vulva
(warna kulit), membran mukosa genital luar
(warna membran mukus), membran mukosa
dalam vagina (warna vagina) Warna kulit dinilai
dengan analisis colometric dengan nilai L* untuk
terang/gelap, a* merah/hijau, b* kuning/biru
TEARS
• Tear didefinisikan jaringan yang robek
ataupun laserasi,
• Ekimosis didefinisikan memar pada kulit
ataupun membran mukosa,
• Abrasi yaitu eksoriasi dimana hilangnya
lapisan epidermis,
• Redness yaitu kemerahan yang timbul akibat
inflamasi karena iritasi atau cidera dan
• Swelling yaitu edema jaringan
Nilai Pravelansi meewakili 1 cedera pada setiap partisipan
Nilai frekuensi menunjukan total cidera yang dihitung dari regio anogenital dan tipe cideranya
dari seluruh sampel
55% sampel terobservasi memiliki setidaknya
1 cidera anogenital setelah hubungan
konsensual

Presentase yang antara partisipan kulit putih


(68%) dengan partisipan kulit hitam (33%)
Perbedaan letak cidera antara partisipan kulit putih dan kulit
hitam hanya terlihat signifikan pada genitalia externa saja
(P=0.03) tidak pada genitalia interna (P=0.2) ataupun anus
(P=0.99)
Hasil
• Warna kulit dari epidermis genital exkterna
(bukan dari dinding vagina maupun mukosa
genital) memiliki hubungan yang signifikan
terhadap pravelensi dan frekuensi cidera genital
• Dimana nilai L* menunjukan hasil yang signfikan
antara kulit putih (L*: M = 75.31, SD, 6.42; a*: M
= 19.86, SD, 6.35) dan kulit hitam (L*: M = 51.90,
SD, 12.09; a*: M = 17.72, SD, 5.44) dimana
semakin tinggi nilai L* semakin tinggi juga
pravelensi dan frekuensi cidera genital
Diskusi
• Penelitian ini penting untuk penilaian klinis
dan pengambilan keputusan pada proses
peradilan. Wanita kulit hitam mungkin tidak
dilayani sama seperti wanita kulit putih dalam
identifikasi dan dokumentasi.
• Pada penelitian ini wanita kulit hitam memiliki
nilai L* lebih rendah dari kulit putih, tapi kulit
hitam memilki range nilai *L yang lebih luas
dibandingkan kulit putih.
Diskusi
• Penilitian ini mengira perbedaaan pravalensi cidera
yang terjadi karena kesulitan deteksi pada cidera
pada kulit hitam yaitu semakin rendah nilai L*
semakin rendah juga prevalensi dan frequensi
cidera. Teori mengatakan bahwa kulit orang hitam
lebih elastis sehingga kurang mudah untuk menjadi
cidera dibanding kulit putih.
• Tetapi tidak ada penilitian yang membuktikan ini,
sehingga penelitian ini memberi tahu bahwa
perbedaan pravalensi tsb dikarenakan karena
sulitnya deteksi cidera pada orang kulit hitam
Implikasi peradilan
• prevalensi cidera ini relevan untuk dua alasan
dalam perspektif peradilan pemerkosaan, yaitu
1. selama 10 tahun terakhir the annual National
Crime Victimization Survey melaporkan bahwa
wanita kulit hitam lebih sering diperkosa
dibanding kulit putih
2. national victimization surveys melaporkan bahwa
korban pemerkosaan tidak melaporkan ke polisi
karena kurangnya bukti
Dokumentasi forensik dari cidera anogenital ini
sangat berpengaruh dalam pengambilan
keputusan peradilan.
Journal 2

• Untuk membandingkan peforma


wet mount microscopy dan InPouch
Tujuan TV kultur untuk mendiagnosis
Trichomonas vaginalis pada
Penelitian perempuan anak-anak dan dewasa
yang mengalami pelehan sexual
• Prospective study
Design penelitian
Metode
• Tempat : Klinik Rawat Jalan RS Nashville
Tempat dan waktu beraviliasi dengan Universitas Venderbilt
Medical Center
penelitian • Waktu : April 2003 s/d Mei 2007

• Perempuan (271) usia 10-17 tahun yang sudah di


screering masuk ke dalam kriteria menderita PMS
Populasi berdasarkan rekomendasi CDC dan bukti yang
ditemukan sekurang-kurangnya estrogenisasi himen
parsial.

• Wanita berusia 10-17 tahun yang membutuhkan


tes STI menurut rekomendasi CDC dan paling
Kriteria Inklusi tidak adanya estrogenisasi himen partial

• Pasien yang tidak memiliki wali


Kriteria Eksklusi • Tidak bisa bebahasa Ingrris
Metode pengumpulan data :
Metode • Pasien akan mengalami pemeriksaan
fisik dan psikologi
• Anamnesis juga diambil dari
Aloanamnesis
• Adanya keluhan di daerah
anogenital, aktivitas seksual
berpasangan dan adanya
kemungkinan pelechena seksual
• Kemudian pasien akan menjadlani
pemeriksaan termasuk pemeriksaan
fisik tes STI sesuai indikasi dan
anogenital dengan pemeriksaan
colposcopy
• Sampel yang digunakan untuk WM
dan IP TV adalah sampel yang
diambil dari swab vagina
Wet Mount Microscopy

In Pouch TV
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
• Sebanyak 85% pasien sexual abuse dengan suspek STI sesuai
rekomedasi CDC adalah asimtomatik (tidak ditemukan adanya
dischage vaginal)
• Pemeriksaan IPTV memiliki sensitivitas 0,67x lebih tinggi dibanding
WM
• Hasil pemeriksaan menggunakan IPTV menyebutkan bahwa 7 dari 12
pasien (57%) pasien yang terdeteksi trichomoniasis mempunyai
manivestasi vaginal discharge
• Penulis percaya bahwa 33% (4/12) merupakan negatif palsu menurut
rekomendasi CDC terbaru untuk tes IPTV mensugesti bahwa tes yang
paling spesifik dan sensitif harusnya digunakan ketika mengevaluasi
anak untuk STD.
• Menunjukkan bahwa Trichomonas vaginalis merupakan 1 dari
kebanyakan STI yang ditemukan setelah kekerasan seksual.
• Penulis merekomendasikan penyedia layanan medis lebih memilih
menggunakan teknik culture-based seperti IPTV untuk standar kriteria
untuk diagnosis Trichomonas vaginalis dan untuk menggunakan
metode ini ketika mengevaluasi anak dan dewasa yang dicurigai
mengalami kekerasan seksual
Journal 3
Metode
▪Tempat
Rumah Sakit Policlinico University di Palermo
▪Waktu
Oktober 2006 – Desember 2016
▪Pengelompokkan :
- Kelompok studi adalah semua korban yang datang ke Rumah sakit
Policlinico University di Palermo dengan kondisi sebagai korban
pemerkosaan atau kekerasan seksual.
- Pasien dikelompokkan berdasarkan: usia, tempat SA (sexual
assault), jumlah dan tipe penyerang, sifat kekerasan seksual, ada
atau tidaknya cidera fisik atau alat genital.
▪Prosedur
a. Pasien yang datang ke bagian unit gawat darurat diterima di
ruang privat, masih menggunakan pakaian, minta untuk tidak
miksi atau defekasi, makan, minum, merokok untuk dilakukan
pemeriksaan forensik sesegera mungkin.
Metode
b. Mengumpulkan informasi mengenai riwayat SA pada pasien dengan
terus memerhatikan informed consent, termasuk untuk melaporkan
kriminalitas ke pihak berwenang, dokumentasi, pemeriksaan bukti,
tes kehamilan, pemeriksaan PMS dan pemberian profilaksis dan
kontrasepsi emergensi jika dibutuhkan.

b. Pengumpulan data-data mengenai inforamsi demografis,


srkumtansi sekitar tempat SA (tanggal, tempat, identitas penyerang
jika diketahui, frekuensi SA jika berulang, tipe SA, gangguan
kesadaran saat SA, kecurigaan SA yang dipengaruhi penggunaan
obat-obatan, sampel toksikologi
Karakteristik Korban
Dari 90 korban, 88 orang perempuan (97%), sisanya 2 orang laki-laki (3%)
68% orang Italia (75,5%), 22 orang luar negeri (24,5%)
Pada saat kejadian, 38 orang berusia dibawah 16 tahun (42%), dalam 11 kasus, usia
korban tidak ditunjukkan. hanya dalam 60 kasus (66%), korban diperiksa dalam waktu 72
jam dari peristiwa.
• Penyerang merupakan kenalan korban pada 65%
kasus (pada 73% kasus, penyerang adalah
anggota keluarga)
• Pada 26 kasus (28%), penyerangan terjadi di
dalam ruangan, 44 kasus di luar ruangan, 20
kasus tidak ada data.
• 3 orang korban (8%) mengalami kelainan psikis
dan mental.
• 8% dari keseluruhan korban dilaporkan mengalami
gangguan kesadaran saat kejadian. Dari mereka,
4 pasien tampak tanda klinis dibawah pengaruh
obat-obatan.
Pemeriksaan Klinis
Bukti fisik kekerasan pada tubuh berupa abrasi, memar, laserasi ditemuk
an pada 38 kasus (42%)
Tipe cidera lain berupa trauma genital (14 kasus, 15%), trauma genital d
an tubuh (49 kasus, 54%).
Pada 24 kasus (26%), tidak ditemukan cidera.
Pada genital trauma, dibedakan lesi vulvovaginal (68,5%) dan lesi anal (
31,5%).
Klasifikasi minor menggunakan Adam’s classification yang berdasarkan
pada penemuan anogenital pada anak yang dicurigai mengalami k
ekerasan seksual.
Berdasarkan klasifikasi Adam tahun 2004, 24 korban menunjukkan
penemuan tidak pasti, 21 tanda mengarah ke penyerangan dan 5
menunjukkan bukti jelas adanya trauma pemaksaan penetrasi benda
tumpul ke arah hymen atau melewatinya.

Berdasarkan klasifikasi Adam tahun 2015, 24 korban tidak terdapat


penemuan pasti, 26 ditemukan bukti diagnostik trauma atau kontak
seksual, 20 dengan tanda mengarah ke penyerangan seksual.
Usia 12 – 34 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi
korban penyerangan seksual dan kejadian tersebut memenga
ruhi hubungan korban dengan keluarga, teman, dan teman
kerja.

Identifikasi, diagnosis dan manajemen korban SA harus


memenuhi pendekatan multidisiplin dan menggunakan
standar prosedur.

Diagnosis SA sulit dan jarang dapat dikonfirmasi bukti


berdasarkan pemeriksaan atau inspeksi ginekologikal
sehingga tidak hanya membutuhkan pengetahuan anatomi kli
nis, tetapi juga kemampuan forensik medis untuk mengump
ulkan bukti fisik SA.

Hanya sedikit penelitian yang mendeskripsikan identifikasi faktor


yang berhubungan dengan SA, kebanyakan hanya
membahas deskripsi objektif lesi dan bukti biologis untuk kepe
ntingan hukum.
Kesimpulan Jurnal Review
• Berdasarkan 3 jurnal yang ada didapatkan karakteristik pasien yang
mengalami Sexual Abuse adalah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-
laki, usia yang tersering terkena pelecehan seksual adalah kurang dari 16 thn.
Berdasarkan sirkumtansi kejadian paling banyak pelaku adadalah kenalan
korban (keluarga, teman). Tempat kejadian yan terbanyak adalah di luar rumah
• Metode pemeriksaan genitalia yang terbanyak didapatka adalah abrasi ,
memar pada vulvo vaginal (pada perempuan) dan anal (pada laki-laki)
• Protokol dan alur dalam menangani pasien kekerasan seksual
• Hasil pemeriksaan dapat menggunakan klasifikasi Adam’s untuk menentukkan
pasien mengalami kekerasan seksual
• Terdapat cara khusus untuk membedakan lesi genitalia pada orang dengan
kulit putih dan kulit hitam
• Selain pemeriksaan fisik pemeriksaan laboraturium juga diperlukan untuk
menunjang diagnosis pelecehan seksual. Walaupun 80% korban tidak
menimbulkan gejala vaginal discharge namun 7 dari 12 pasien (58%) pasien
yang mengalami penyakit Trichomoniasis memiliki gejala discharge vagina.
Terima Kasih

Вам также может понравиться

  • KD Pedoman
    KD Pedoman
    Документ23 страницы
    KD Pedoman
    Valencia Jane
    Оценок пока нет
  • Cover CR
    Cover CR
    Документ1 страница
    Cover CR
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Cover Luar Tugas Mini Project
    Cover Luar Tugas Mini Project
    Документ1 страница
    Cover Luar Tugas Mini Project
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Referat Quality Assurance
    Referat Quality Assurance
    Документ23 страницы
    Referat Quality Assurance
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Abstrak B Indo
    Abstrak B Indo
    Документ1 страница
    Abstrak B Indo
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Berkas Keluarga: Family Folder
    Berkas Keluarga: Family Folder
    Документ2 страницы
    Berkas Keluarga: Family Folder
    nisa esther
    Оценок пока нет
  • CR Jiwa Tata-Abi
    CR Jiwa Tata-Abi
    Документ25 страниц
    CR Jiwa Tata-Abi
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Bab V DK Satelit
    Bab V DK Satelit
    Документ15 страниц
    Bab V DK Satelit
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Kenang-Kenangan dr. Nisa Fakultas Kedokteran
    Kenang-Kenangan dr. Nisa Fakultas Kedokteran
    Документ12 страниц
    Kenang-Kenangan dr. Nisa Fakultas Kedokteran
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • CR Jiwa
    CR Jiwa
    Документ24 страницы
    CR Jiwa
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Standar Kualitas Klinik
    Standar Kualitas Klinik
    Документ24 страницы
    Standar Kualitas Klinik
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Lampiran Ujian
    Lampiran Ujian
    Документ1 страница
    Lampiran Ujian
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Gangguan Cemas
    Gangguan Cemas
    Документ38 страниц
    Gangguan Cemas
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Agora Fobia
    Agora Fobia
    Документ7 страниц
    Agora Fobia
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Imunisasi Dasar Pada Bayi
    Imunisasi Dasar Pada Bayi
    Документ19 страниц
    Imunisasi Dasar Pada Bayi
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Review 3 MAJORITY Sayyidatun Nisa-1
    Review 3 MAJORITY Sayyidatun Nisa-1
    Документ8 страниц
    Review 3 MAJORITY Sayyidatun Nisa-1
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • CR Status Satria 11
    CR Status Satria 11
    Документ35 страниц
    CR Status Satria 11
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Cara Menggunakan Grafik Pertumbuhan Who
    Cara Menggunakan Grafik Pertumbuhan Who
    Документ1 страница
    Cara Menggunakan Grafik Pertumbuhan Who
    Ratu Qurroh Ain
    100% (1)
  • Agora Fobia
    Agora Fobia
    Документ7 страниц
    Agora Fobia
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Gangguan Cemas
    Gangguan Cemas
    Документ38 страниц
    Gangguan Cemas
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • ISONIAZID
    ISONIAZID
    Документ4 страницы
    ISONIAZID
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • RTA
    RTA
    Документ17 страниц
    RTA
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет
  • Efusi Pleura Ganas
    Efusi Pleura Ganas
    Документ18 страниц
    Efusi Pleura Ganas
    Najwa
    Оценок пока нет
  • CR Jiwa Tata-Abi
    CR Jiwa Tata-Abi
    Документ25 страниц
    CR Jiwa Tata-Abi
    Sayyidatun Nisa
    Оценок пока нет