RETROSINTESIS DAN DISKONEKSI

Disusun Oleh :
Nama : Rahmat Nur Fitryanto
Stambuk : 15020150040
Definisi
• Analisis Retrosintetis : proses “menguraikan”
molekul target melalui serangkaian tahap reaksi
hingga didapat bahan awal yang sederhana
atau bahan awal yang dapat diperoleh dengan
mudah

• Yang dilakukan dengan cara pemutusan ikatan

imajiner (diskoneksi) dan konversi satu gugus
fungsi ke gugus fungsi yang lain melalui reaksi
kimia yang efisien (interkonversi gugus
fungsi/tukar gugus fungsi).
 3

Sinton dan Ekuivalen Sintetik

• Sinton adalah fragmen yang dihasilkan dari proses
diskoneksi ikatan pada molekul target. Ada sinton
positif (+) dan sinton negatif (-), sinton juga harus
memiliki kepolaran laten yang sama dengan ekuivalen
sintetik.
•
 4

Retrosintesis
• Sintesis molekul merupakan bagian yang
sangat penting dari kimia organik modern,
tidak hanya senyawa – senyawa komplek hasil
alam saja yang dapat di sintesis, namun
molekul yang mengandung sepuluh atom
karbon atau kurang juga dapat di sintesis.
 5

• Senyawa yang disintesis mungkin memiliki kerangka karbon kecil seperti

vanili (1.5) (aroma vanila) atau mungkin memiliki kerangka karbon yang
lebih kompleks sebagai penicillin G (1.6) (antibiotik) dan taksol (1.7)
(digunakan untuk pengobatan beberapa jenis kanker). Namun, ada tiga
tantangan yang harus dipenuhi dalam merancang sebuah sintesis untuk
senyawa tertentu: (1) kerangka atom karbon atau kerangka yang ditemukan
di kompleks yang diinginkan harus dirakit (disusun); (2) gugus fungsional
yang menjadi ciri senyawa yang diinginkan harus diperkenalkan atau
dirubah (difranformasikan) dari gugus lain pada posisi yang tepat, dan (3)
jika pusat stereogenik muncul, mereka harus diperbaiki dengan cara yang
tepat.
 6

• Namun kenyataannya sejumlah besar reaksi

kimia dalam sintesis senyawa organik umumnya
melibatkan perubahan gugus fungsi. Perubahan
gugus fungsi merupakan transformasi dari satu
gugus fungsi menjadi gugus fungsi yang lainnya,
• Contohnya yaitu transformasi gugus fungsi
adalah mengubah alkohol yaitu 2 – pentanol
(2.3) menjadi karbonil yaitu 2 – pentanon (2.4).
 7

Reaksi Pembentukan Ikatan Karbon

• Reaksi pembentukan ikatan karbon atau biasa
di sebut perubahan gugus fungsi (fuctional
groups interconversions) melibatkan proses
saling melekatnya dua fragmen atau dua bagian
yang reaktif untuk membentuk ikatan karbon –
karbon yang baru. Reaksi pembentukan ikatan
karbon umumnya bergantung pada gugus fungsi
yang harus dihasilkan dari reaksi pembentukan
ikatan karbon sebelumnya.
 8

Transformasi
• Transformasi sering didefinisikan sebagai pengubahan yang tepat dari suatu
reaksi sintesis. Contoihnya aldol kondensasi yaitu reaksi konvefrsi butanal (2.5)
menjadi aldehida (2.6).

• Transformasi ini menujukkan bahwa 2.6 berasal dari 2.5 yang ditulis sebagai
2.6 2.5. bila diamati, senyawa 2.6 yang berasal dari 2.5 menytakan bahwa
pemutusan ikatan pada kedudukan a pada senyawa 2.6 akan menuju
penyederhanaan strukutr target, dan proses ini dinamakan kunci
transformasi.
 9

Diskoneksi dengan Penomoran

• Pada diskoneksi dan penomoran terdapat 2
permasalahan pokok yang dihadapi dalam
pelajaran kimia organik, yang pertama yaitu :
bahan awal dan molekul target telah di
tentukan, dan yang kedua hanya senyawa target
yang diketahui dan bahan dasarnya harus di
tentukan.
 10

• Contoh persoalan pertama di tunjukkan pada diagram

2.20 2.21, pada diagram ini memiliki arti bahwa
molekul target 2.20 dibuat dari bahan awal yang telah
di tentukan yaitu 2-metilpropana 2.21, sehingga empat
karbon pada gugus 2.21 harus teridentifikasi pada
gugus 2.20, karena akan menentukan karbon mana
yang harus didiskoneksi pada retrosintesis.
 11

• Ada 2 kemungkinan kedudukan untuk 4 karbon yang

terdapat pada diagram 2.22 dan 2.23. pada struktur
2.23 ikatan 2 adalah ikatan yang harus didiskoneksi.
• Pada pada pendiskoneksian ikatan 2 pada diagram
akan menghasilkan fragmen 2.26 dan 2.27, begitu
pula pada pendiskoneksian ikatan 1 pada 2.22 akan
menghasilkan dua fragmen yaitu 2.24 dan 2.25
 12

• Untuk menyelesaikan masalah sintesis dari setiap hasil

diskoneksi akan dikonversikan menjadi fragmen ionik,
atau yang biasa dikenal dengan konsep – konsep tentang
atom yang bersifat sebagai nukleofil dan elektrofil dalam
spesies ionik dan intermediet terpolarisasi.
• Penulisan ikatan terpolarisasi 𝐶 𝛿− − 𝐵𝑟 𝛿− dan 𝐶 𝛿−
− 𝐿𝑖 𝛿+ umumnya digunakan untuk mengetahui reaktifitas
ikatan – ikatan tersebut. Polaribiritas berbagai atom dan
molekul dinyatakan juga dalam teori asam/basa
kuat/lemah atau biasa disebut HSAB (hard/soft
acid/base).
 13

• Kedudukan yang ditandai dengan huruf d pada grafik 2.28

menyatakan kedudukan atom-atom donor, atau nukleofil.
Kedudukan yang diberi tanda dengan huruf a merupakan
kedudukan akseptor dan sesuai dengan atom-atom
elektrofil. Jika X adlah oksigen atau nitrogen, maka donasi
dua electron dari atom-atom nukleofilik tersebut (𝑋 − atau
𝑋 𝛿− ) ke karbon elektrofilik (kation atau 𝐶 𝛿+ ) akan
menghasilkan ikatan C-X.