Вы находитесь на странице: 1из 9

KEPERAWATAN HIV/AIDS

‘Konsep Dan Tatalaksana Gizi Hiv/Aids’

Rihma fadilla
Defenisi nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan
tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun
dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000).
Nutrisi Pada Pasien Dengan HIV

Status nutrisi yang jelek pada HIV/AIDS dapat


disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu asupan dan
absorbsi nutrisi yang tidak adekuat, perubahan
metabolik, hipermetabolisme atau gabungan dari
semuanya, perubahan di saluran cerna serta
interaksi antara obat dan nutrisi (Stambullian et
al., 2007).
Pentingnya nutrisi bagi pasien HIV

Kebutuhan tersebut akan meningkat lebih jauh seiring dengan gejala


HIV/AIDS yang semakin berkembang.
Penderita HIV/ AIDS biasanya tidak cukup nutrisi, karena:

•Obat-obatan yang diminum mengurangi nafsu makan, memodifikasi rasa


makanan dan mencegah tubuh menyerap nutrisi dengan sempurna.
•Gejala penyakit seperti mulut sakit, mual dan muntah membuat kesulitan
untuk makan.
•Kelelahan dan depresi mengurangi nafsu makan.
Prinsip pemberian nutrisi
Karena orang dengan HIV/AIDS sering mengalami masalah nutrisi, maka
sebaiknya mereka tidak berpantang makanan apapun, kecuali memang sangat
diperlukan. Bahkan untuk odha yang mengalami malnutrisi, apalagi wasting
syndrome, diberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein: susu, telur, daging,
ikan, sangat dianjurkan. Sebaiknya odha tidak perlu terlalu takut kelebihan
kalori apalagi protein, karena odha sangat memerlukannya. Sebuah studi pada
871 odha perempuan melaporkan bahwa odha yang memiliki indeks massa
tubuh yang lebih tinggi akan lebih lambat mengalami kadar CD4 di bawah 200
sel/mm3—salah satu kriteria AIDS—dibandingkan odha dengan indeks massa
tubuh yang lebih rendah. Selain itu, indeks massa tubuh yang tinggi atau
kenaikan indeks massa tubuh selama perjalanan penyakit, ternyata berkaitan
dengan lambatnya progresivitas HIV.
Bahan makanan yang dianjurkan
Berbagai bahan makanan yang banyak didpatakan di
Indonesia seperti tempe, kelapa, wortel, kembang kol,
sayuran dan kacang-kacangan, dapat diberikan dalam
penatalaksanaan gizi pada Odha.
•Tempe atau produknya mengandung protein dan Vitamin
B12
•Kelapa dan produknya dapat memenuhi kebutuhan lemak
sekaligus sebagai sumber energi karena mengandung MCT
(medium chain trigliseride) yang mudah diserap dan tidak
menyebabkan diare. MCT merupakan enersi yang dapat
digunakan untuk pembentukan sel.
•Wortel
•Kembang kol
•Sayuran hijau dan kacang-kacangan
•Buah alpukat
Nutrisi HIV obesitas
•Kebutuhan zat gizi dihitung sesuai dengan kebutuhan individu
•Mengkonsumsi protein yang berkualitas dari sumber hewani dan nabati seperti
daging, telur, ayam, ikan, kacang-kacangan dan produk olahannya
•Banyak makanan sayuran dan buah-buahan secara teratur, terutama sayuran
dan buah-buahan berwarna yang kaya vitamin A (beta-karoten), zat besi
•Minum susu setiap hari
•Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan yang beragi (tape, brem)
•Makanan bersih bebas dari pestisida dan zat-zat kimia
•Bila Odha mendapatkan obat antiretroviral, pemberian makanan disesuaikan
dengan jadwal minum obat di mana ada obat yang diberikan saat lambung
kosong, pada saat lambung harus penuh, atau diberikan bersama-sama dengan
makanan
•Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman (untuk mencegah
mual)
•Menghindari rokok, kafein dan alcohol
Nutrisi HIV dengan wasting sindrom

Kekurangan makan
Kekurangan penyerapan gizi

Perubahan metabolisme
Nutrisi HIV/AIDS dan anemia

Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa kejadian anemia dapat


ditimbulkan dari defisiensi nutrisi pada pasien, umumnya akibat
kekurangan zat besi (Fe), asam folat, atau vitamin B12. Penelitian lain juga
menunjukkan pasien HIV/AIDS dengan indeks massa tubuh (IMT) yang
rendah sebagai akibat dari kehilangan berat badan merupakan faktor
risiko terjadinya anemia.

Вам также может понравиться